Facialis
Dr. Marissa Sylvia Regina
Pembimbing:
Dr. H.A. Rachman Toyo, Sp.S.(K)
Dr. Andika Okparasta, Sp.S
Latar Belakang
kongenital
Infeksi
Tumor
Trauma
Etiologi
Gangguan Pembuluh Darah
Penyakti-penyakit tertentu
PATOGENESIS
Cedera akson perubahan histologik dan
biokimiawi
Tekanan pada saraf hambatan aliran
aksoplasma
Jika cedera terjadi pada kanalis akustikus internus
dengan akson yang terputus dapat mengakibatkan
kerusakan permanen lebih besar bila dibandingkan
bila cedera terjadi lebih ke distal dekat motor end
plate .
Gejala dan tanda klinik yang
berhubungan dengan lokasi lesi
Lesi di luar foramen stilomastoideus
Mulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat, makan terkumpul di antara pipi dan
gusi. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak ditutup
atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.
Diagnosis ditegakkan :
melakukan pemeriksaan fungsi
nervus fasialis.
Tujuan pemeriksaan fungsi nervus
fasialis adalah untuk menentukan
letak lesi dan menentukan
derajat kelumpuhannya
Uji Diagnostik
7. Uji Audiologik
Uji hantaran udara, hantaran tulang, timpanometri,
reflek stapedeus
8. Memeriksa ada tidaknya
sinkinesis
komplikasi dari parese nervus
fasialis yang sering ditemui
9. Memeriksa ada tidaknya
hemispasme
Komplikasi pada
penyembuhan parese
Ekspresi Wajah Penderita Parese Nervus
Fasialis
Klasifikasi Parese nervus Fasialis
1. Grade I : normal
2. Grade II : disfungsi ringan
3. Grade III : disfungsi sedang
4. Grade IV : disfungsi sedang - berat
5. Grade V : disfungsi berat
6. Grade VI : total parese
Pemeriksaan Penunjang
EMG
Uji
stimulasi ENOG
maksimal
Penatalaksanaan Utama
1. Fisioterapi
2. Farmakoterapi
3. Pengobatan Psikofisikal
Penatalaksanaan Sekuele (gejala sisa)
1. Depresi
2. Nyeri
3. Perawatan Mata
TERIMA KASIH