Anda di halaman 1dari 26

Nervus

Facialis
Dr. Marissa Sylvia Regina

Pembimbing:
Dr. H.A. Rachman Toyo, Sp.S.(K)
Dr. Andika Okparasta, Sp.S
Latar Belakang

Kelumpuhan (parese) saraf fasialis merupakan


kelumpuhan yang meliputi otot-otot wajah.
Kelumpuhan saraf fasialis dapat terjadi sentral dan
perifer.

Saraf fasial tidak hanya membawa impuls ke otot-otot


wajah tetapi juga ke glandula lakrimal, glandula
saliva, dan ke otot dekat tulang pendengaran (stapes)
serta menstransmisikan rasa dari bagian depan lidah..

Penyebabnya parese berupa kelanian congenital,


infeksi, trauma, tumor, idiopatik, dan penyakit-
penyakit tertentu seperti DM, hipertensi berat, dan
infeksi telinga tengah.
Definisi
 Kelumpuhan saraf fasialis (N VII) merupakan
kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien
tidak atau kurang dapat menggerakkan otot
wajah, sehingga wajah pasien tidak simetris.
 Hal ini tampak sekali ketika pasien diminta untuk
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi.
Epidemiologi
 Foester : kerusakan saraf fasialis sebanyak 120 dari
3907 kasus (3%) dari seluruh trauma kepala saat
Perang Dunia I.
 Friedman dan Merit: kerusakan saraf fasialis
sebanyak 7 dari 430 kasus trauma kepala.
 Kelumpuhan saraf fasialis yang tidak diketahui
penyebabnya (Bell’s Palsy) sekitar 20-30 kasus per
100.000 penduduk pertahun, sekitar 60-75% dari
semua kasus merupakan paralysis nervus fasialis
unilateral.
Insiden pada laki-laki dan perempuan sama, namun
rata-rata muncul pada usia 40 tahun meskipun
penyakit ini dapat timbul di semua umur.

Insiden terendah adalah pada anak di bawah 10


tahun, meningkat pada umur di atas 70 tahun.

Frekuensi kelumpuhan saraf fasialis kanan dan kiri


sama.
Anatomi Nervus Facialis

Saraf fasialis propius: yaitu saraf fasialis yang


murni untuk mempersarafi otot-otot ekspresi
wajah, otot platisma, stilohioid, digastrikus
bagian posterior dan stapedius di telinga
tengah.

Saraf intermediet (pars intermedius wisberg),


yaitu subdivisi saraf yang lebih tipis yang
membawa saraf aferen otonom, eferen
otonom, aferen somatis.
Saraf VII dibagi dalam 3 segmen,
Anatomi
yaitu : Nervus Facialis
• Segmen labirin,
• Segmen timpani dan
• Segmen mastoid.
Etiologi

kongenital
Infeksi

Tumor

Trauma
Etiologi
Gangguan Pembuluh Darah

Idiopatik ( Bell’s Palsy )

Penyakti-penyakit tertentu
PATOGENESIS
 Cedera akson  perubahan histologik dan
biokimiawi
 Tekanan pada saraf  hambatan aliran
aksoplasma
 Jika cedera terjadi pada kanalis akustikus internus
dengan akson yang terputus dapat mengakibatkan
kerusakan permanen lebih besar bila dibandingkan
bila cedera terjadi lebih ke distal dekat motor end
plate .
Gejala dan tanda klinik yang
berhubungan dengan lokasi lesi
Lesi di luar foramen stilomastoideus
Mulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat, makan terkumpul di antara pipi dan
gusi. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak ditutup
atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.

Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda timpani)


Gejala dan tanda klinik seperti pada (1), ditambah dengan hilangnya ketajaman
pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena
berkurang.

Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus stapedius)


Gejala dan tanda klinik seperti (1) dan (2) di tambah dengan hiperakusis.
Gejala dan tanda klinik yang
berhubungan dengan lokasi lesi
Lesi ditempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum)
Gejala dan tanda kilinik seperti pada (1),(2),(3) disertai dengan nyeri di
belakang dan didalam liang telinga, dan kegagalan lakrimal. Contohnya pada
kasus sindrom ramsay hunt.

Lesi di meatus akustikus internus


Gejala dan tanda klinik seperti diatas ditambah dengan tuli akibat terlibatnya
nervus akustikus.

Lesi ditempat keluarnya saraf fasialis dari pons.


Gejala dan tanda klinik sama dengan diatas, disertai gejala dan tanda
terlibatnya saraf trigeminus, saraf akustikus dan kadang – kadang juga saraf
abdusen, saraf aksesorius dan saraf hipoglossus.
Tabel 1. Klasifikasi House-Brackmann
Tabel 1. Klasifikasi House-Brackmann
MANIFESTASI KLINIS

 Kelumpuhan Jenis Sentral


1. Bagian wajah sekitar mata dan dahi yang
mendapat persarafan dari 2 sisi tidak lumpuh.
Penderita masih dapat mengangkat alis,
mengerutkan dahi, dan menutup mata.

2. Bagian bawah dari wajah lumpuh


kurang dapat mengangkat sudut mulut pada sisi
yang lumpuh.
Kelumpuhan Jenis Perifer
Kerutan dahi menghilang
Mata kurang dapat dipejamkan
Plika nasolabialis mendatar
Sudut mulut jadi lebih rendah
Kerusakan pada nervus petrosus
mayor dapat menyebabkan
kurangnya produksi air mata
Lesi di korda timpani dapat
menyebabkan kurangnya
produksi ludah
Diagnosis

Diagnosis ditegakkan :
melakukan pemeriksaan fungsi
nervus fasialis.
Tujuan pemeriksaan fungsi nervus
fasialis adalah untuk menentukan
letak lesi dan menentukan
derajat kelumpuhannya
Uji Diagnostik

1. Pemeriksaan Saraf motorik


Pemeriksaan terhadap 10 otot utama wajah
2. Pemeriksaan Tonus
Tonus otot menentukan kesempurnaan terhadap
mimik wajah
3. Gustatometri
Pemeriksaan fungsi pengecapan pada 2/3 anterior
lidah
4. Pemeriksaan Salivasi
Pemeriksaan sekresi saliva
5. Schimer test atau Naso-Lacrimal reflex
Pemeriksaan fungsi serabut-serabut
sensoris pada nervus fasial

6. Pemeriksaan reflex stapedius


Pemeriksaan dengan menggunakan alat
elektroakustik impedans meter.

7. Uji Audiologik
Uji hantaran udara, hantaran tulang, timpanometri,
reflek stapedeus
8. Memeriksa ada tidaknya
sinkinesis
komplikasi dari parese nervus
fasialis yang sering ditemui
9. Memeriksa ada tidaknya
hemispasme
Komplikasi pada
penyembuhan parese
Ekspresi Wajah Penderita Parese Nervus
Fasialis
Klasifikasi Parese nervus Fasialis

1. Grade I : normal
2. Grade II : disfungsi ringan
3. Grade III : disfungsi sedang
4. Grade IV : disfungsi sedang - berat
5. Grade V : disfungsi berat
6. Grade VI : total parese
Pemeriksaan Penunjang

EMG

Uji
stimulasi ENOG
maksimal
Penatalaksanaan Utama

1. Fisioterapi
2. Farmakoterapi
3. Pengobatan Psikofisikal
Penatalaksanaan Sekuele (gejala sisa)

1. Depresi
2. Nyeri
3. Perawatan Mata
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai