18 Mei 2017
Pembimbing:
2017
2
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
pursuit.. ........................................................................... 11
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
jaras eferen yang berkaitan dengan sistem visual adalah respon pupil,
Jaras visual eferen mencakup area yang luas dari sistem saraf
pusat dan banyak area di otak, yaitu; area korteks mengontrol pergerakan
enam otot ekstraokuler dan enam gerakan bola mata yang diatur oleh
menjadi satu obyek yang jelas, tegas dan menjadi binocular vision.1,5
7
Eferen.
1.2. Tujuan
dan memahami anatomi dan fisiologi jaras visual eferen serta cara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kontrol pergerakan bola mata. Sistem ini bertujuan agar bayangan yang
jatuh pada fovea menjadi satu obyek yang jelas, tegas dan binocular
vision.1
Sama seperti sistem eferen lainnya, sistem eferen pada jaras visual
terdiri dari area korteks frontal dan parietal, yang meliputi: cerebellum,
Jaras visual eferen meliputi segmen yang luas pada sistem saraf
jauh.
pursuit.
Nervus kranialis III, IV, dan VI: neuron yang memproyeksikan sinyal
kranialis okulomotor
nervus kranialis III dan IV untuk gerak smooth pursuit vertikal dan
manusia, yaitu;
dalam gerakan bola mata ke arah objek. Serta fiksasi visual, vertibular,
Pergerakan
Bola Mata
gerakan mata.
800/detik.1,4,9
serebral gerak sakadik, begitu juga dengan PEF dan area 7a korteks
impuls inhibisi ke SC. SNpr akan mengalirkan impuls inhibisi secara tonik
maka SC tidak akan dihambat. Impuls dari FEFsac dan ada juga yang
0,1-70 A/detik.1,3
bayangan agar tetap di fovea jika objek atau mata tersebut bergerak
neuron vestibular adalah membagi sinyal gerak smooth pursuit dan reflek
1,9,11
vestibulo-okuler reflek lalu menghantarkannya ke neuron motorik.
secara simultan. Jadi sistem ini untuk memfokus semua titik dari tempat
jauh tak tehingga. Pada saat melihat jauh terjadi divergensi dan saat
yang diduga terlibat gerak vergensi antara lain korteks visual primer (V1),
yang akan teraktivasi oleh sudut yang dibentuk oleh posisi mata vergens.
nukleus saraf ketiga. Selanjutnya gerakan bola mata yang diatur oleh
bayangan visual tetap stabil pada retina selama kepala berotasi singkat,
dengan frekuensi tinggi seperti yang sering terjadi saat berjalan, termasuk
yang sama dan arah yang berlawanan. Sebagai contoh, jika kepala subjek
bergerak sejauh 10° ke kanan, mata akan berotasi 10° ke kiri untuk
retina selama rotasi kepala yang singkat, seperti yang sering terjadi saat
berjalan.1,4
persisten.1,11,13
Fiksasi visual normal terdiri dari tiga komponen gerak mini fisiologis
tetap di fovea saat kepala tidak bergerak. Beberapa area korteks terikat
dalam fiksasi ini. Area 7 lobus parietal merupakan target yang terlibat
evoked sakadiks.4
antara lain area mata lobus parietal (lateral intraparietal area, LIP), V5
dan V5a (MT dan MTS), dan korteks prefrontal dorsolateral. Batang otak
mata. Nervus kranialis III juga mempersarafi otot levator palpebra, dan
sfingter pupil.1,4,13
yang memiliki fungsi tertentu. Pada bagian paling dorsal terdapat nukleus
ventral terdiri dari 3 subnukleus yang berperan terhadap fungsi otot rektus
inferior dan rektus medial serta pupil dan badan silier. Serat saraf dari
okuli.7,9
superior di atas dan lateral annulus zinn. CN IV masuk ke intra orbita lalu
Serabut-serabut nya berinduk pada sebuah inti kecil. Inti nervus abdusen
terdiri dari neuron multipolar besar dan kecil di dasar ventrikel ke empat,
ke sudut ujung tulang pertrosus dan melewati sinus petrosus inferior, lalu
kranialis III, IV, dan cabang pertama nervus kranialis V. Serabut saraf
sinus, dekat dengan arteri karotis interna. Oleh karenanya nervus kranialis
otot rektus medialis, otot rektus lateralis, otot rektus superior, otot rektus
inferior, otot oblikus superior, otot oblikus inferior. Otot-otot ini, kecuali otot
rektus medial memiliki massa otot terbesar, sedangkan otot oblikus inferior
anterior bola mata. Otot oblikus inferior berasal dari dinding orbita dan dan
berinsersi di setengah posterior bola mata, otot ini juga unik karena
tendon, tetapi otot-otot ini memiliki gambaran yang sama sebagai otot
ekstraokuler.1
BAB III
diminta untuk melihat jari telujuk pemeriksa yang digerakkan ke kanan dan
kiri pasien secara cepat. Hal yang dinilai pada gerakan sakadik horizontal
dalam batas normal apabila bisa menangkap satu sampai dua target
dalam suatu jarak atau seperti melihat jauh, sementara pemeriksa menilai
fiksasi yang tetap bertahan tanpa adanya nistagmus atau osilasi okuler
lainya. Sedikit pergerakan mata seperti square wave jerks yang kurang
untuk berdiri pada posisi badan dan kepala lurus, kemudian mengikuti
gerakan target secara perlahan melalui jalur horizontal dan vertikal. Target
bergerak relatif lambat tidak lebih cepat dari 30/detik (1/3 jarak dari posisi
utama ke titik jauh area pandang seseorang). Hal - hal yang dinilai adalah
kursi berputar dan diminta melihat fokus (fiksasi) pada satu jempolnya
jempol meskipun dalam gelap atau dalam keadaan mata tertutup. Karena
penderita yang tidak bisa melihat juga dapat mensupresi VOR maka
tekhnik ini dapat membantu membedakan antara defisit visual yang nyata
29
Penjajaran bola mata harus dinilai dengan prisma stimultan dan uji
tutup (untuk tropia) dan melalui uji tutup lainnya (untuk foria dan untuk
mengukur deviasi dasar). Uji tutup harus dilakukan dengan cara pasien
menilai apakah deviasi horizontal dalam keadaan baik, uji tutup harus
dilakukan setidaknya pada lima posisi kardinal pada pendangan jauh dan
Infranuklear.
menilai apakah mata pasien mampu bergerak secara refleksif pada arah
membran timpani.
30
kecuali pada fase akut (diaskhisis). Dengan lesi paranuklear, nuklear dan
ini harus dilakukan jika leher tidak stabil atau belum sembuh setelah
BAB IV
KESIMPULAN
mata, segmen intramedular saraf motorik mata, segmen perifer pada saraf
yang jatuh tepat ke retina menjadi satu obyek yang jelas, tegas, dan
DAFTAR PUSTAKA
2012.
Neuro-ophthalmology. 2015.
10. http://ses.library.usyd.edu.au/bitstream/2123/1665/3/03chapter02.pdf
13. Yanoff M et all. The Efferent Visual System. In: Ophtalmology. 3rd
Edition. 2008.
of Ophtalmology. 2011.
16. http://www.neuroexam.com/neuroexam/content.php?p=20