Disusun Oleh :
Firman Fath Rachmadhan, drg
021918016302
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR........................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
2.1 Bola Mata...................................................................................................6
2.2 Kornea........................................................................................................7
2.3 Sklera.........................................................................................................9
2.4 Uvea............................................................................................................10
2.4.1. Iris..................................................................................................10
2.4.2 Badan Siller....................................................................................10
2.4.3 Koroid.............................................................................................10
2.5 Retina..........................................................................................................11
2.6 Kamera Okuli..............................................................................................12
2.7 Badan Kaca.................................................................................................13
2.8. Lensa .........................................................................................................14
2.9 Saraf Optik .................................................................................................15
2.10 Rongga Orbita...........................................................................................15
2.11 Palpebra....................................................................................................18
2.12 Konjungtiva..............................................................................................20
2.12 Perdarahan Retrobulbar............................................................................22
2.13 Orbita-Maxilla..........................................................................................24
2.13.1 Struktur Pada Tulang ORbita.......................................................25
2.13.2 Jalan Menuju Orbita.....................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................27
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Retina...................................................................................................12
Gambar 6. Palpebra...............................................................................................20
Gambar 7. Konjungtiva.........................................................................................21
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mata telah dijelaskan oleh Charles Darwin sebagai mata yang sempurna dan
kompleks. Ada beberapa variasi struktural dan fungsional dari 'mata' yang ada di
antara organisme, namun tidak benar untuk mengatakan bahwa yang satu lebih
unggul dari yang lain. Inilah kesempurnaan yang dilihat mata; setiap mata telah
berevolusi secara tepat agar sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. 'Mata' yang
paling sederhana, yang dikenal sebagai bintik mata, terdapat pada beberapa
dan pigmen untuk mendeteksi cahaya dari lingkungan sekitarnya dan merespons
Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-
kelainan dalam penglihatan. Dalam mengatasi penyakit atau kelainan mata atau
lingkungan mahluk hidup di lengkapi dengan organ yang dapat menerima impuls
Organ visual terdiri atas bola mata dengan berat 7,5 gram dan panjang 24
mm, adnexa atau alat-alat tambahan, serta otot-otot ekstraokular. Mata merupakan
5
organ perifer sistem penglihatan, karenanya perlindungan organ ini amat penting.
Untuk menciptakan suatu keadaan struktural yang mampu melindungi mata dari
jejas tanpa mengurangi dan bahkan mengoptimalkan fungsinya, maka bola mata
terletak di dalam suatu rongga skeletal yang disebut orbita. Di dalam rongga
skeletal yang memainkan fungsi proteksi tulang yang keras, terdapat kumpulan
yang mungin menciderai mata. Selain itu, sistem kavitas orbita ini juga
Bola mata terletak hampir terbenam di dalam lemak orbita. Namun bola
mata tak memiliki hubungan langsung dengan lemak ini karena keduanya
dipisahkan oleh suatu selubung berwujud fascia yang disebut sebagai kapsul
Tenon. Sementara itu, bola mata juga berhubungan dengan dunia luar melalui
celah yang terbentuk oleh tepi bawah kelopak mata atas dan tepi atas kelopak
mata bawah; celah ini disebut dengan rima palpebra. Walaupun demikian,
tertutupnya rima palpebra adalah suatu cara kelopak mata untuk memisahkan bola
mata dari dunia luar. Bola mata dapat dipandang sebagai organ akhir saraf optik
yang merupakan saraf sensoris. Mata menerima rangsang sinar dan mengubahnya
menjadi impuls saraf yang berjalan di sepanjang lintasan visual yang terdiri atas
retina, nervus optikus, khiasma optikum, traktus optikus, dan radiasio optika; yang
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bola mata dapat dipandang sebagai suatu sistem dua bola yang berlainan
volume, di mana bola yang lebih kecil terletak di dalam bola yang lebih besar,
sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut. Bagian depan dari bola kecil
membentuk segmen posterior mata. Segmen anterior dibatasi oleh kornea yang
segmen posterior terletak di belakang lensa. Segmen anterior sendiri terbagi dua,
yang terletak di antara lensa dan iris disebit sebagai kamera okuli posterior, dan
yang di antara iris dan kornea disebut kamera okuli anterior. Karena lebih
kecilnya jari-jari bola kecil, maka dapat dipahami bahwa kornea memiliki
kelengkungan yang lebih besar daripada sklera. Sifat ini amat menentukan status
refraksi suatu mata. Kelengkungan yang lebih besar dari normal akan membuat
indeks bias kornea meningkat sehingga bayangan benda yang dilihat jatuh di
kekaburan.
Sekali lagi dengan memandang bola mata sebagai bola (bumi), maka mata
memiliki dua kutub, anterior dan posterior. Kutub atau polus anterior adalah titik
tengah kornea dan polus posterior adalah titik tengah di sklera (posterior). Jika
7
dua kutub ini dihubungkan dengan garis imajiner, maka bola mata memiliki poros
yang terletak tepat memanjang dari depan ke belakang. Poros ini disebut juga axis
optis. Melalui axis optis inilah, cahaya yang melewati pertengahan kornea akan
kelengkungan bola mata, maka garis manapun itu disebut sebagai meridian.
Kemudian jika dibuat garis yang melingkari bola mata, yang jaraknya tepat di
tengah-tengah antara kutub anterior dan posterior, maka garis itu disebut sebagai
equator.
2.2 Kornea
Kornea merupakan dinding depan bola mata, berupa jaringan transparan dan
avaskular, dengan bentuk seperti kaca arloji. Bentuk kornea agak elips dengan
8
kelengkungan depan 7,84 mm dan jari-jari kelengkungan belakang 7 mm.
Sepertiga radius tengah disebut zona optik dan lebih cembung, sedangkan
tepiannya lebih datar. Tebal kornea bagian pusat 0,6 mm dan tebal bagian tepi 1
mm. Kornea melanjutkan diri sebagai sklera ke arah belakang, dan perbatasan
antara kornea dan sklera ini disebut limbus. Kornea merupakan suatu lensa
cembung dengan kekuatan refraksi (bias) sebesar +43 dioptri. Kalau kornea
mengalami sembab karena satu dan lain hal, maka kornea berubah sifat menjadi
seperti prisma yang dapat menguraikan cahaya sehingga penderita akan melihat
halo.
Kornea terdiri dari lima lapisan. Lapisan yang terluar adalah lapisan epitel
(kira-kira 6 lapis). Lapisan ini sangat halus dan tidak mengandung lapisan tanduk
sehingga sangat peka terhadap trauma walaupun kecil. Sebenarnya hal ini
berlawanan dengan nama “kornea“ yang berarti selaput tanduk. Namun penamaan
ini diberikan karena pada jenazah kornea ini putih, tidak jernih, dan karenanya
elastika anterior). Ini merupakan selaput tipis yang terbentuk dari jaringan ikat
fibrosa. Lapisan ketiga yang terletak di sebelah dalam membran Bowman adalah
9
stroma. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal, yang terdiri atas serabut
kolagen yang susunannya amat teratur dan padat. Susunan kolagen yang demikian
adalah membran Descemet, atau yang disebut sebagai lamina elastika posterior.
Lapisan terdalam kornea adalah lapisan endotel. Lapisan ini terdiri atas satu
lapis endotel yang sel-selnya tak bisa membelah. Kalau ada endotel yang rusak,
maka endotel di sekitarnya akan mengalami hipertrofi untuk menutup defek yang
ditinggalkan oleh endotel yang rusak tadi. Endotel berperan penting dalam
mengatur kadar air kornea dengan cara mengeluarkan air dari kornea ke kamera
2.3 Sklera
dinding bola mata yang paling keras. Sklera tersusun atas jaringan fibrosa yang
padat, yang terdiri dari kolagen tipe 1, proteoglikan, elastin, dan glikoprotein.
Berbeda dengan kornea, susunan jaringan fibrosa kornea relatif tidak teratur
dibandingkan kornea, sehingga ia tidak bening seperti kornea. Tebal sklera pada
Sklera memiliki dua lubang utama yaitu foramen skleralis anterior dan
perbatasan dengan kornea, dan merupakan tempat melekatnya kornea pada sklera
(bandingkan kornea dengan kaca arloji). Foramen skleralis posterior atau kanalis
skleralis merupakan pintu keluar saraf optik. Pada foramen ini terdapat lamina
10
kribrosa yang terdiri dari sejumlah membrane seperti saringan yang tersusun
2.4 Uvea
2.4.1 Iris
badan silier. Iris berarti pelangi dan disebut demikian karena warna iris berbeda-
beda sesuai etnik (ras) manusia. Warna iris menentukan warna mata. Mata biru
karena irisnya berwarna biru dan mata coklat karena irisnya berwarna coklat.
Di tengah iris terdapat pupil yang penting untuk mengatur jumlah sinar yang
masuk ke dalam mata. Secara normal tepi pupil bersentuhan dengan lensa, namun
tak melekat dengan lensa. Pada iris terdapat dua macam otot yang mengatur
besarnya pupil, yaitu musculus dilatator pupillae (yang melebarkan pupil) dan
Garis tengah pupil normal berkisar antara 3 hingga 4 mm. Lebar sempitnya
pupil dipengaruhi banyak faktor. Pupil relatif lebar pada orang muda dan relatif
sempit pada orang tua dan bayi. Pupil juga dipengaruhi oleh emosi, karena pupil
melebar pada perasaan senang, terkejut, tertarik pada sesuatu, dan menyempit
pada keadaan lelah. Secara normal pupil menyempit pada cahaya terang dan
Badan silier merupakan bagian uvea yang terletak di antara iris dan koroid.
11
pembuluh kapiler dan vena dan badan silier- lah yang menghasilkan humor
aquous.
2.4.3 Koroid
Koroid merupakan bagian uvea yang paling luas dan terletak antara retina
dan sklera, terdiri atas anyaman pembuluh darah. Lapisan koroid dari luar ke
membran Bruch. Karena koroid banyak mengandung pembuluh darah dan retina
itu jernih, maka koroid dapat dilihat dengan oftalmoskop dan tampak berwarna
2.5 Retina
Retina melapisi dua pertiga dinding bagian dalam bola mata. Retina
merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Lapisan mata dari luar ke dalam
berturut-turut adalah sklera (warna putih), lapisan koroid, dan yang paling dalam
retina. Retina merupakan 2/3 bagian dari dinding dalam bola mata, lapisannya
bening, berbentuk seperti jaring (karenanya disebut juga sebagai selaput jala), dan
12
metabolisme oksigen-nya sangat tinggi. Retina sebenarnya merupakan bagian dari
otak karena secara embriologis berasal ari penonjolan otak. Dengan demikian
nervus optikus sebenarnya merupakan suatu traktus dan bukan “nervus” yang
terdiri dari 3 macam sel saraf (neuron) yang berestafet dalam meneruskan impuls
penglihatan. Sel-sel tersebut adalah sel – sel fotoreseptor (konus dan basilus), sel
Gambar 4. Retina
Ada dua kamera okuli, yaitu camera okuli anterior (COA) dan camera okuli
posterior (COP), yang keduanya berisi humor aquous. Kedalaman COA adalah
13
3,4 mm dan volumenya adalah 0,3 mL. Pada mata miopik kamera ini dalam dan
pada mata hiperopik COA relatif dangkal. Pada tepi COA terdapat sudut
sebagai kanal kolektor. COP dilewati oleh zonula Zinnii seperti telah dijelaskan
sebelumnya. COA dan COP berhubungan lewat celah melingkar antara tepi pupil
dan lensa.
Cairan akuos diproduksi oleh badan silier, yaitu pada prosesus siliaris yang
Badan kaca merupakan bagian yang terbesar dari isi bola mata yaitu sebesar
4/5 dari isi bola mata. Badan kaca merupakan masa gelatinosa dengan volume 4,3
cc. Badan kaca bersifat transparan, tak berwarna, dengan konsistensi seperti
gelatin (agar- agar) dan avaskular. Badan kaca terdiri dari 99% air dan 1%
kombinasi kolagen dan asam hialuronat. Serabut kolagennya dapat mengikat air
hingga sebanyak 200 kali beratnya, sedangkan asam hialuronatnya dapat mengikat
14
Badan kaca dikelilingi oleh membran hyaloid. Membrana hyaloidea melekat
pada kapsul posterior lensa, zonula, pars plana, retina, dan papil nervus II. Badan
kaca berfungsi memberi bentuk bola mata dan merupakan salah satu media
refrakta (media bias). Pada bagian tengah badan kaca terdapat kanal hyaloid
Cloquet yang berjalan dari depan papil N II menuju tepi belakang lensa. Ukuran
kanal ini adalah 1 – 2 mm. Badan kaca berhubungan dengan retina dan hanya
terdapat perlekatan yang lemah. Namun demikian badan kaca ini mempunyai
2.8 Lensa
mengalami diferensiasi yang tinggi. Lensa terdiri dari 3 bagian yaitu: (a) kapsul,
yang bersifat elastis; (b) epitel, yang merupakan asal serabut lensa; dan (c)
substansi lensa yang lentur dan pada orang muda dapat berubah, tergantung
memiliki radius kurvatura lebih besar daripada permukaan anterior. Secara klinis
lensa terdiri dari kapsul, korteks, nukleus embrional, dan nukleus dewasa. Lensa
Lensa berfungsi sebagai media refrakta (alat dioptri). Media refrakta yang
lain adalah kornea, humor aquous, dan badan kaca. Lensa mata normal memiliki
indeks refraksi sebesar 1,4 di bagian sentral dan 1,36 di bagian tepi. Kekuatan bias
lensa kira-kira +20 D. Namun bila lensa ini diambil (misalnya pada ekstraksi
katarak) kemudian diberi kaca mata, maka penggantian kacamata ini tidak sebesar
15
+20 D, tetapi hanya +10 D, karena adanya perubahan letak atau jarak lensa ke
retina. Pada anak dan orang muda lensa dapat berubah kekuatan dioptrinya saat
melihat dekat agar mampu menempatkan bayangan tepat pada retina. Makin tua
penambahan dioptri ini akan hilang setelah usia 60 tahun. Kemampuan lensa
akomodasi
Lensa mengandung 65% air dan 35% protein (jaringan tubuh dengan kadar
protein paling tinggi), serta sejumlah kecil mineral terutama kalium. Komposisi
tersebut hampir tidak berubah dengan pertambahan usia. Aspek yang mungkin
keseimbangan cairan dan elektrolit, yang juga sangat penting terhadap kejernihan
kekeruhan pada lensa karena kejernihan lensa sangat tergantung pada komponen
Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis
serabut saraf, yaitu : saraf penglihat dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik
16
menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak
langsung terhadap saraf optik ataupun perbuatan toksik dan anoksik yang
Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang
yang membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan
dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang
Rongga orbita yang berbentuk pyramid ini terletak pada kedua sisi rongga
medialnya.
2.Lateral
3. Inferior
zigomatik, os. maksila, os. Palatin : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid Foramen
optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf optik, arteri, vena, dan
Fisura orbita superior di sudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf
lakrimal (V), saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf
nasosiliar (V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik. Fisura orbita inferior
terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf infra-orbita, zigomatik
17
dan arteri infra orbita. Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat
K. Otot Penggerak Mata Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan
untuk pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi
otot
eksiklotorsi.
2. Otot Oblik Superior Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala
parva tulang sfenoid di atas foramen optik, berjalan menuju troklea dan
dikatrol balik dan kemudian berjalan di atas otot rektus superior, yang
Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari
3. Otot Rektus Inferior Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn,
berjalan antara oblik inferior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di
belakang limbus yang pada persilangan dengan oblik inferior diikat kuat
- Depresi
18
4. Otot Rektus Lateral Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di
atas dan di bawah foramen optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI.
5. Otot Rektus Medius Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn
dan pembungkus dura saraf optik yang sering memberikan dan rasa sakit
belakang limbus. Rektus medius merupakan otot mata yang paling tebal
primer).
6. Otot Rektus Superior Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn
dekat fisura orbita superior beserta lapis dura saraf optik yang akan
memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis
lateral :
- Insiklotorsi
2.11 Palpebra
dengan palpebra. Fungsi palpebra antara lain untuk melindungi dari segala
trauma, mencegah penguapan air mata, menjaga kelembaban mata, dan sebagai
estetika. Palpebra adalah termasuk komponen eksternal mata yang berupa lipatan
19
jaringan yang mudah bergerak dan berperan melindungi bola mata dari depan.
tertentu. Pada tepi palpebra terdapat bulu mata (silia) yang berguna untuk proteksi
palpebra terdapat tarsus, yaitu jaringan ikat padat bersama dengan jaringan
elastik.
oleh saraf fasial (nervus facialis) dan parasimpatis. Muskulus levator palpebra
tarsalis superior (Mulleri) dan inferior yang berfungsi untuk memperlebar celah
dan merupakan lanjutan konjungtiva bulbi, yaitu konjungtiva yang melapisi sklera
bagian depan. Pada kelopak juga terdapat septum orbita. Kelopak mata berperan
kornea, adanya cahaya yang menyilaukan, maupun akibat adanya obyek yang
bergerak ke arah mata. Ia juga berperan pada saat tidur, karena saat tidur kontraksi
kornea mengalami kekeringan. Saat terjaga juga terjadi kedipan spontan untuk
menjaga kornea tetap licin dan meratakan air mata. Perlu diketahui bahwa pada
20
saat kelopak menutup secara volunter, masih terdapat cahaya yang masuk mata
Pada palpebra terdapat empat macam kelenjar, yaitu kelenjar Meibom, Zeis,
Moll, dan aksesoria. Kelenjar Meibom (glandula tarsalis) terdapat di dalam tarsus,
bermuara dalam tepi kelopak. Pada palpebra atas terdapat 25 buah kelenjar dan
(minyak) yang merupakan lapisan terluar air mata. Kelenjar Zeis berhubungan
dengan folikel rambut dan juga menghasilkan sebum. Kelenjar Moll merupakan
palpebra. Mereka menghasilkan komponen air yang merupakan lapisan tengah air
mata.
dan submaksilaris.
Gambar 6. Palpebra
2.12 Konjungtiva
21
Konjungtiva adalah selaput tipis dan bening yang menutupi bagian
permukaan depan mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Ini memiliki
dua segmen:
kelopak mata atas dan bawah. (Istilah lain untuk konjungtiva palpebra
Konjungtiva bulbar dan palpebra kontinu (lihat ilustrasi). Fitur ini membuat lensa
kontak (atau apa pun) tidak mungkin tersesat di belakang mata Anda.
• Menjaga agar permukaan bagian dalam kelopak mata tetap lembab dan
infeksi.
pada mata dan kelopak mata. Ini juga mengandung sel khusus yang mengeluarkan
komponen film air mata untuk membantu mencegah sindrom mata kering.
22
Gambar 7. Konjungtiva
dapat terjadi akibat hipoperfusi langsung ke saraf optik atau kompresi dan stasis
rekonstruktif. Pengenalan dini, diagnosis yang akurat, dan manajemen yang tepat
23
Gambar 8. Perdarahan Retrobulbar
Rongga orbital adalah ruang tertutup yang terikat oleh empat dinding tulang
yang kaku dan septum orbital anterior dan kelopak mata yang relatif tidak
ketika terjadi peningkatan volume yang cepat, diikuti oleh peningkatan tekanan
orbital yang akut. Mirip dengan sindrom kompartemen lainnya, dinamika tekanan
penglihatan. Selain itu, orbita tidak memiliki drainase limfatik; vena mayor seperti
dapat disebabkan oleh oklusi arteri retina sentral, neuropati optik tekan langsung
atau pembuluh darah, dan neuropati optik iskemik sebagai akibat dari peregangan
24
Penjelasan yang mungkin terdapat dalam literatur, teori ini
melalui bagian anterior fisura orbital inferior. Di lokasi yang lebih dalam, bagian
Salah satu jalur menyiratkan bahwa perdarahan dari cabang arteri alveolar
superior posterior selama atau setelah ekstraksi dapat ditarik ke superior melalui
orbital melalui fisura orbital inferior. Kemungkinan lain adalah bahwa pendarahan
dapat terjadi dari pleksus pterigoid atau pembuluh darah anak pleksus yang rapuh.
Perdarahan dari pleksus atau pembuluh darah anak sungai dapat mengalir melalui
2.14 Orbita-Maxilla
ke posterior dan alas terletak di anterior. Batas orbit dibentuk oleh tujuh tulang.
relevan secara klinis dalam penyebaran infeksi, dan dalam kasus trauma.
• Atap (dinding superior) - Dibentuk oleh tulang frontal dan sayap sphenoid
yang lebih rendah. Tulang frontal memisahkan orbit dari fossa kranial
anterior.
• Lantai (dinding inferior) - Dibentuk oleh tulang rahang atas, palatina, dan
25
zygomatik. Rahang atas memisahkan orbit dari sinus maksilaris yang
mendasarinya.
• Dinding medial - Dibentuk oleh tulang ethmoid, rahang atas, lakrimal, dan
• Dinding lateral - Dibentuk oleh tulang zygomatic dan sayap sphenoid yang
lebih besar.
• Dasar - Terbuka ke wajah, dan dibatasi oleh kelopak mata. Ia juga dikenal
• Otot ekstra okuler - Otot ini terpisah dari mata. Mereka bertanggung jawab
26
• Saraf: Beberapa saraf kranial memasok mata dan strukturnya; saraf optik,
(CN IV), okulomotor (CN III), nasosiliaris dan abducens (CN VI). Ini juga
27
Gambar 11. Akses Opening ke Orbita
DAFTAR PUSTAKA
Berry M, Bannister LH, Standring SM. 1996. Gray’s Anatomy: Nervous System.
CV Mosby Company, St. Louis.
Beyer EC, Ebihara L, Berthoud VM. 2013. Connexin Mutants and Cataracs.
Frontier in Pharmacology. April.Volume 4. Article 43
Eye7 Chaudhary Eye Center. 2020. Cornea Treatment Option in Delhi.
https://www.eye7.in/cornea/. Telah diakses 03 Desember 2020
Gary Heiting. 2017. The Retna : Where Visions Begins.
https://www.allaboutvision.com/resources/retina.htm. Telah diakses 03
Desember 2020
Neuroretina Eyecare Institute. 2016. Uvea Specialist Treatmnent in Hyderabad.
https://neoretina.com/education/uvea-treatment.html. Telah diakses 03
Desember 2020
Oliver J. 2019. The Bony Orbit. Teach Me Anatomy.
https://teachmeanatomy.info/head/organs/eye/bony-orbit/ . Telah diakses
05 Desember 2020
Rhoades W, Kump L, Margalit E. 2017. Anterior Chamber and Retina (Structure,
Fucntion, anad Immunology). Neuroimmune Pharmacology. Decmber.
pp.34-59
Suhaym O, Alghamdi O, Pompura J. 2020. Retrobulbar hemorrhage following
tooth extraction: Case report & anatomical correlation. Oral and
Maxillofacial Surgery Cases 6. 100142
Wormstone M, Wride MA. 2011. The ocular lens : a classic model for
development, physiology and disease. Philosophical Transaction of Royal
Society. 366, 1190–1192
Zhu J, Zhang E, Rio Tsonis KD. 2012. Eye Anatomy. In: eLS. John Wiley &
Sons, Ltd: Chichester. November
28
29