Oleh :
NIM. 1730912320031
Pembimbing :
BANJARMASIN
November, 2018
DAFTAR ISI
I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. K
Umur : 63 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
II. ANAMNESIS
serta tungkai kanan mendadak sejak ± 2hari sebelum masuk Rumah Sakit
terjatuh, pasien terlihat gelisah dan hanya mengerang “aduh.. aduh..”. Tetapi
keterbatasan dana. Tekanan darah pasien saat itu 170/90 mmHg tetapi
pasien tidak mendapatkan terapi apapun. Pada hari minggu pukul 10.00,
membaik. Tekanan darah saat itu 120/80 mmHg, kemudian pasien diberi
Pada hari senin sekitar pukul 7.00 pasien tidak bisa berbicara sama sekali
dan tidak ada membuka mata. Pasien juga tidak merespon ketika ditanya.
Sehingga pada pukul 14.00 pasien dibawa ke rumah sakit Ulin untuk
disangkal.
tapi tidak rutin minum obat anti hipertensi sejak 2 tahun yang lalu.Pasien
tidak ada riwayat kencing manis, kolesterol tinggi, sakit jantung, dan tidak
gelas perhari sejak 2 tahun yang lalu, tetapi pasien tidak memiliki kebiasaan
merokok.
dan minuman.
Riwayat Penyakit Keluarga : Ayah pasienmemiliki riwayat diabetes
anaknya. Rumah permanen, ventilasi rumah baik. Air minum dan MCK
berasal dari air ledeng. Jarak dengan rumah tetangga baik. Hubungan
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 37,1oC
Kepala/Leher :
Thoraks
Abdomen :supel, hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani, bising
ususnormal
-Ekstremitas : Edema Parese akral hangat
D S D S- D+ S+
- - +
- - + - + +
Psikomotor : normoaktif
V. NEUROLOGIS
A. Kesan Umum:
Monoton : (-)
Scanning : (-)
Sensorik : (-)
Anomik : (-)
Konduksi : (-)
Kepala:
Besar : Normal
Asimetri : (-)
Tortikolis : (-)
Muka:
Mask/topeng : (-)
Miophatik : (-)
Fullmooon : (-)
B. Pemeriksaan Khusus
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (-)/(-)
Bruzinski I : (-)
Bruzinski II : (-)/(-)
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Olfaktorius
Kanan Kiri
Eksopthalmus : - -
Pupil
Kanan Kiri
Cabang Motorik
Cabang Sensorik
N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
Waktu Gerak
Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (-)
Nystagmus : (-)
Cochlearis
Bagian Motorik:
Suara :-
Menelan : normal
Bagian Sensorik:
N. Accesorius
Kanan Kiri
N. Hypoglossus
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
Istirahat : normal
Lengan (Kanan/Kiri)
M. Deltoid : 3/5
M. Biceps :3/5
M. Triceps : 3/5
Tungkai (Kanan/Kiri)
Besar Otot :
Atrofi :-
Pseudohypertrofi :-
Palpasi Otot :
Nyeri :-
Kontraktur :-
Konsistensi : Normal
Tonus Otot :
Lengan Tungkai
Spastik - - - -
Rigid - - - -
Rebound - - - -
phenomen
Gerakan Involunter
Chorea : -/-
Athetose : -/-
Balismus : -/-
Fasikulasi : -/-
Myokimia : -/-
Koordinasi :
Telunjuk-hidung normal
Gait dan station : tdl
4. Sistem Sensorik
Kanan/kiri
Rasa Eksteroseptik
Rasa Proprioseptik
Rasa Enteroseptik
Fungsi luhur
5. Refleks-refleks
Reflek kulit
Refleks kulit dinding perut : normal
Refleks Patologis :
Tungkai
Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Snout (-)
Sucking (-)
Palmomental (-)
Salivasi : normal
7. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
Fleksi :normal
Ekstensi : normal
Rotasi : normal
8. Pemeriksaan Tambahan
1. ANAMNESIS:
Sejak ± 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengalami nyeri kepala.±
Sebelum masuk rumah sakit, pasien juga mulai tidak bisa bicara.Muntah,
2. PEMERIKSAAN
Interna
Respirasi : 20kali/menit
Suhu : 37,1oC
Status Neurologis
Pupil isokor, diameter 3/3mm refleks cahaya +/+, gerak mata simetris
Reflek fisiologis BPR : 3/2, TPR: 3/2, KPR : 3/2, APR : 3/2
3. DIAGNOSIS
4. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tts/menit
PEMBAHASAN
klasik, stroke diartikan sebagai defisit neurologis yang disebabkan oleh cedera
otak fokal yang akut, dan progresi cepat pada sistem saraf pusat yang disebabkan
ditandai gangguan fungsi otak secara fokal atau global yang terus berkembang,
berlangsung lebih dari 24 jam, dan dapat menyebabkan kematian yang disebabkan
bagian otak yang mengalami oklusi. Munculnya tanda dan gejalafokal atau global
darah di otak yang akan menghilang dalam waktu 24 jam. Diagnosa TIA
disebabkan embolisasi.
Gejala neurologik yeng timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama
dari 24 jam, tapi tidak lebih dari seminggu. Ini menggambarkan gejala yang
3. Stroke in evolution
Gejala klinis semakin lama semakin berat. Ini dikarenakan gangguan aliran
4. Completed Stroke
Gejala klinis sudah menetap. Kasus completed stroke ini ialah hemiplegi
dimana sudah memperlihatkan sesisi yang sudah tidak ada progresi lagi.
gerak kanan, tidak bisa berbicara tetapi masih mengerti isi pembicaraan.
Kelemahan anggota gerak kanan dikonfirmasi dengan pemeriksaan fisik, selain itu
juga didapatkan adanya paresis parese N VII. Parese N VII dextra ditandai dengan
lipatan nasolabialis sebelah kanan yang lebih rendah pada waktu diam dan saat
memperlihatkan gigi lipatan nasolabialis kiri terlihat lebih rendah dari sebelah
kanan.
teratur. Hipertensi merupakan faktor risiko yang paling banyak ditemukan pada
Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum diderita oleh
pasien stroke. Stroke iskemik terjadi sekitar 85% dari keseluruhan stroke yang
terjadi. Stroke iskemik terjadi karena arteri yang mensuplai darah ke otak
terhambat oleh adanya bekuan darah sehingga sel pada otak tidak mendapatkan
Dalam kasus ini etiologi dari stroke infark adalah hipertensi. Pasien
pembuluh darah kecil, terutama pada cabang-cabang arteri serebri media, yang
mensuplai ke dalam basal ganglia dan kapsula interna. Tekanan darah akan
berhubungan dengan perkembangan lesi pada otak. Perubahan tekanan darah yang
Usia lanjut juga memberikan peranan penting. Pada kasus, pasien berusia 69
tahun. Semakin meningkatnya usia, terjadi penurunan jumlah sinaps di otak dan
pengurangan isi gray matter sehingga akan menghambat pemulihan stroke dan
Gejala yang dominan muncul pada pasien ini adalah didapatkannya hemiparesis
kontralateral yang sesuai dengan hasil CT Scan dan tidak bisa berbicara. Lesi
didapatkan pada supraventrikuler lateral cornu anterior kiri dan diikuti dengan
Scan dan pungsi lumbal. Dimana untuk stroke hemoragik ketepatan diagnosis
klinik pada CT Scannya 65% sedangkan pada stroke non hemoragik 57%11.
pengobatan untuk12,13:
autoregulasi dari aliran darah otak akan terganggu baik karena hipertensi
pada dua kali pengukuran selang 30 menit, tekanan diastolik >120 mmHg
pada dua kali pengukuran selang 30 menit, tekanan darah arterial rata-rata
>130-140 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit atau disertai
tekanan darah.
seperti manitol tidak diberikan pada kasus ini, karena tidak ada tanda yang
3. Neuroprotektan
phosphatidylcholine
produksi asetilkolin.
neuron
4. Fisioterapi
Pada pasien ini diharuskan bed rest total sampai perbaikan keadaan umum
dapat dicapai. Untuk fase pasca akut, penderita disarankan untuk menjalani
penderita baik fisik maupun mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan
psikoterapi.
(ADL).
ditingkatkan secara bertahap dan rehabilitasi yang spesifik sesuai dengan defisit
yang ada.
Pasien diberikan terapi aspilets 8 mg 1×1 untuk mengatasi infark cerebri dan
ranitidin karena pada stroke, sering terjadi stress ulcer, tetapi pada hasil lab
11. Sidharta, Priguna dan Mahar Mardjono. 2000. Neurologi Klinis Dasar.
Jakarta. PT. Dian Rakyat.
12. Jauch E, Jeffrey L, Saver M, Harold P, Askiel B, et al. Guidelines for the
Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: A Guideline for
Healthcare Professionals From the American Heart Association/American
Stroke Association. Stroke 2013; 44: 870-947
13. PERDOSSI. Pedoman Penatalaksaan Stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (PERDOSSI). Jakarta, 2007.
14. Juurlink D, Tara G, Mamdi M, David J, Moira K. The Safety of Proton Pump
Inhibitors and Clopidogrel in Patients After Stroke. Stroke 2011;42:128-132