Anda di halaman 1dari 23

OBAT ANESTESI INTRAVENA

1
BARBITURAT

Mekanisme aksi:

mendepresi sistem aktivasi retikuler di batang otak dimana sistem ini mengkontrol fungsi
vital yang salah satunya adalah kesadaran. Berikatan dengan reseptor GABA yang
meningkatkan durasi dari pembukaan chloride ion channel

Farmakokinetik:

Durasi obat tidur ditentukan dari redistribusi, bukan metabolisme ataupun eliminasi obat.
Biasanya pasien mengalami penurunan kesadaran dalam waktu 30 detik dan bangun setelah
2
20 menit. Pada lansia, dosis perlu diturunkan karena redistribusi lebih lambat
AGENT USE ROUTE CONCENTRATION (%) DOSE (MG/KG)
Thiopental, Induksi Intravena 2,5 3-6
thiamylal
Methohexital Induksi Intravena 1 1-2
Sedasi Intravena 1 0,2-0,4
Induksi Rektal (anak) 10 25

Secobarbital Premedikasi Oral 5 2-4*


Pentobarbital Intramuscular 2-4*
Rektal 3

3
Keterangan :
 Dosis maksimum 150mg
EFEK TERHADAP ORGAN
Kardiovaskular :

• penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung

• Depresi dari pusat vasomotor di medulla sehingga menghasilkan efek vasodilatasi pembuluh darah kapiler
dan aliran darah perifer meningkat sehingga menghasilkan efek yang mirip dengan penurunan cardiac
output

• Cardiac output dipertahankan dengan meningkatkan denyut jantung dan kontraksi miokardium yang
merupakan kompensasi dari refleks baroreseptor

• Pasien dengan hipertensi tidak terkontrol berisiko mengalami wide swing pada tekanan darah selama
4
induksi
Respirasi

• Depresi pusat ventilator di medulla dengan menurunkan respon ventilator terhadap


hiperkapnea dan hipoksia

• Sedasi yang dalam dapat menyebabkan obstruksi saluran napas atas, apnea biasanya
terjadi setelah dosis induksi

• Dapat terjadi bronkospasme dan langirospasme pada pasien asma akibat dari
ketidakmampuan untuk menekan respon refleks saluran napas dengan pemasangan
laringoskop dan intubasi
5
Otak

• Konstriksi pembuluh darah di otak sehingga aliran darah, volume darah dan tekanan intrakranial
berkurang

• Dapat melindungi dari episode transien iskemik fokal (emboli otak) tetapi tidak dapat melindungi
dari iskemik global (cardiac arrest)

• Toleransi akut dan ketergantungan fisiologi terhadap efek sedatif dapat berkembang dengan cepat

Ginjal

• Mengurangi aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus akibat tekanan darah yang menurun

6
Hepar

• Aliran darah di hepar berkurang

• Induksi enzim hepar meningkatkan metabolisme dari beberapa obat

• Ikatan barbiturate dengan cytochrome P-450 mengganggu biotransformasi dari obat lain (trisiklik
antidepressan)

• Merangsang sintesis asam aminolevulinik sehingga terjadi pembentukan porfirin, dapat


menyebabkan porfiria intermitten akut

7
BENZODIAZEPINE

Mekanisme aksi:

• Berikatan dengan reseptor yang sama seperti barbiturate namun di sisi yang
berlainan

• Berikatan dengan GABA dan meningkatkan pembukaan chloride ion channel

• Dapat di reverse dengan Flumazenil (imadobenzodiazepine) yang meupakan


antagonis reseptor yang efektif mengembalikan efek sistem saraf pusat akibat
8
pemberian golongan benzodiazepine
Farmakokinetik

• Digunakan untuk efek sedasi atau induksi anestesi umum

• Diazepam dan lorazepam diabsorpsi baik melalui GI dengan peak plasma level setelah 1-2 jam

• Midazolam intranasal (0,2mg/kg), bukal (0,07mg/kg), sublingual (0,1mg/kg) memberikan efek sedasi
preoperatif yang efektif

• Midazolam dan Lorazepam diabsorpsi dengan baik setelah pemberian melalui injeksi I.M dengan peak
plasma level 30-90menit

• Diekskresikan melalui urin, gagal ginjal dapat menyebabkan efek obat semakin panjang

9
Agent Use Route Dose (mg/kg)

Diazepam Premedikasi Oral 0,2-0,5


Sedasi Intravena 0,04-0,2

Midazolam Premedikasi Intramuskular 0,07-0,15


Sedasi Intravena 0,01-0,1
Induksi Intravena 0,1-0,4

Lorazepam Premedikasi Oral 0,05


10
EFEK TERHADAP ORGAN
Kardiovaskular

• Depresi minimal pada kardiovaskular walaupun diberikan dengan dosis anestesi umum

• Menurunkan tekanan darah, kardiak output dan tekanan darah perifer secara ringan, kadang meningkatkan
denyut jantung

Respirasi

• Depresi respon ventilator terhadap CO2, tidak singnifikan kecuali dikombinasi dengan depresan respirator yang
lain
11

• Apnea jarang terjadi


Otak

• Mengurangi asupan oksigen di otak

• Aliran dara otak dan TIK berkurang namun tidak sehebat barbiturate

• Sedasi oral dapat menyebabkan amnesia retrograde

• Muscle relaxant yang bersifat ringan jika diberikan melalui spinal, bukan pada neuromuscular
junction

• Tidak memiliki efek analgetik

12
KETAMINE
Mekanisme aksi:

• Menghambat refleks polisinaptik pada spinal cord dan efek eksitator neurotransmitter pada area tertentu
di otak

• Mendisosiasikan thalamus dan korteks limbik (tampak sadar namun tidak dapat memproses respon
terhadap input sensori)

Farmakokinetik

• Diberikan secara IV atau IM.

• Efek didapatkan setelah 10-15menit pemberian IM


13

• Dikeluarkan melalui urin


Agent Use Route Dose

Ketamine Induksi Intravena 1-2mg/kg

Intramuskular 3-5mg/kg

Sedasi Intravena 2,5-15 mcg/kg/min

14
EFEK TERHADAP ORGAN

Kardiovaskular

• Meningkatkan tekanan pembuluh darah, nadi dan cardiak output setelah pemberian bolus cepat

• Efek kardiovaskular yang indirek ini merupakan efek dari stimulasi sistem saraf simpatis dan
inhibisi dari reuptake norepinefrin setelah dilepas dari saraf terminal.

• Dosis tinggi dapat menyebabkan depresan secara langsung terhadap miokardium yang
kemungkinan disebabkan dari inhibisi calcium transient

15
Respirasi

• Racemic ketamine adalah bronkodilator yang poten sehingga baik untuk induksi pasien asma

• Dapat terjadi obstruksi saluran napas parsial dan berisiko mengalami aspirasi pneumonia (jika isi perut
penuh)

• Harus diintubasi apabila diberikan anestesi umum menggunakan ketamine

Otak

• Meningkatkan asupan oksigen di otak, aliran darah otak dan TIK

• Tidak berhubungan dengan TIK apabila dikombinasikan dengan benzodiazepine

• Dapat memberikan efek analgesic, amnesia dan penurunan kesadaran


16
ETOMIDATE
Mekanisme aksi:

• Mendepresi sistem aktivasi retikuler dan mirip dengan efek GABA inhibitor

• Dapat bersifat nyeri pada injeksi dan dapat dikurangi dengan pemberian lidokain terlebih daulu

Farmakokinetik

• Diberikan melalui IV dan digunakan untuk induksi anestesi umum (0,2-0,5mg/kg)

• Kadang digunakan untuk sedasi dalam (blok retrobullbar)

• Onset cepat
17
• Ekskresi melalui urin
EFEK TERHADAP ORGAN

Kardiovaskular

• Efek minimal

• Reduksi ringan pada resistensi vascular perifer menurunkan sedikit tekanan darah

• Dosis tinggi hanya memberikan efek anestesi ringan untuk laringoskop

• ditandai dengan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah saat depth unuk intubasi.

18
Respirasi

• Tidak menyebabkan apnea kecuali dikombinasi dengan golongan opiad

Otak

• Mengurangi metabolism otak, aliran darah otak dan TIK

• Efek kardiovaskular minimal

• Cerebral perfusion pressure dapat dipertahankan

• Mual dan muntah pada post-operatif merupakan hal yang wajar

• Tidak memberikan efek analgetik


19
PROPOFOL
Mekanisme aksi
• Menghambat neurotransmisi yang diperantarai oleh ikatan reseptor GABA
• Pembukaan chloride ion channel
• Tidak dapat di reverse dengan Flumazenil

Farmakokinetik
• Diberikan secara IV untuk induksi anestesi umum, sedasi ringan dan dalam
• Onset cepat
• Jika diberikan bolus tunggal, pasien dapat bangun setelah 2-8 menit
• Turunkan dosis pada pasien lansia
20
• Gagal ginjal kronik tidak mempengaruhi efek obat
Agent Use Route Dose

Propofol Induksi Intravena 1-2,5mg/kg

Maintenance (infus) Intravena 50-200mcg/kg/min

Sedasi (infus) Intravena 25-100mcg/kg/min

21
EFEK TERHADAP ORGAN
Kardiovaskular

• Tekanan darah menurun akbiat hambatan aktivitas vasokonstriktor simpatetik, preload dan kontraksi kariak

• Pemberian dosis tinggi pada lansia dapat menyebabkan propofol induced hypotention

Respirasi

• Apnea jika diberikan dengan dosis induksi

• Menghambat hypoxic ventilator drive dan respon normal terhadap hypercarbia

• Walaupun menyebabkan pelepasan histamine, namun tidak menyebabkan wheezing pada pasien asma dan non asma ketimbang

barbiturate atau etomidate 22


TERIMA KASIH

23

Anda mungkin juga menyukai