Anda di halaman 1dari 39

Prosedur Anestesi Umum

Tanpa Intervensi Jalan Napas


Pembimbing: dr. Tommy Nugroho Tanumihardja, Sp.An

Apriliani Puspa D. 201806010061


Happy Hariani 201906010015
Clarisa Seravine 201906010019
Yuliana Yosephine 201906010057
Angeline Ekafentie 201906010104
Elizabeth Ameilia D. 201906010107
ANATOMI
JALAN NAPAS
MULUT &
FARING
HIDUNG
ANESTESI
UMUM
Indikasi
General Anesthesia → “ kehilangan kesadaran yang diinduksi oleh obat
di mana pasien tidak terangsang, bahkan oleh stimulasi yang menyakitkan
“ → American Society of Anesthesiologists (ASA)
Indikasi
● Preferensi pasien
● Pembedahan yang tidak dapat dibius secara adekuat dengan anestesi lokal
atau regional
● Operasi yang kemungkinan menyebabkan kehilangan darah yang
signifikan atau sistem pernapasan yang akan terganggu
● Pasien yang tidak kooperatif
● Prosuder bedah yang membutuhkan deep relaxation dalam jangka waktu
yang lama → cocok untuk dianestesi umum selama tidak ada
kontraiindikasi
Manfaat
● Pernapasan spontan: sederhana dan praktis, tidak mengiritasi trakea &
tidak butuh pelumpuh otot, mencegah redistribusi ventilasi,
meningkatkan curah jantung dengan menghindari efek negatif dari IPPV.
● Pola pernapasan lebih stabil, pernapasannya bervariasi secara spontan,
dan ini cukup untuk mencegah penurunan fungsi paru-paru.
● Pernapasan spontan memungkinkan pertukaran gas yang lebih baik
● Mengurangi kesadaran dan ingatan pasien intraoperatif
● Memungkinkan penggunaan relaksan otot
● Memfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan napas, pernapasan, dan
sirkulasi
Risiko & Komplikasi
● Respirasi: Pneumonia-aspirasi, bronkospasme, hipoventilasi dan atelektaksis
● Cardiovascular: Aritmia, miokard iskemik/infark dan cardiac arrest
● Transient confusion or memory loss, dizziness, retensi urine, vomiting, chills,
and sore throat
● Lansia dengan prosedur operasi yang rumit dan lama semakin tinggi risiko
komplikasi seperti: persistent confusion, memory loss, heart attack,
pneumonia, thromboembolism and cerebrovascular accident
● Mortalitas akibat anestesi umum jarang terjadi pada operasi elektif →
diperkirakan sekitar 1:150.000.
FISIOLOGIS STIMULUS
Depresi SSP
Terjadi penurunan fungsi excitatory neurotransmitter

Menaikan fungsi inhibitory neurotransmitter seperti GABA

Kedua hal ini menyebabkan inhibisi arousal pathway dan dan


potensiasi sleep pathway

Terjadi kehilangan kesadaran dan menurunnya respon pada


sensasi
Penghambatan SSP dan aliran sistem saraf
simpatis.
FARMAKOLOGI
ANESTESI UMUM
IV Total 3 cara pemberian

Propofol Ketamine IV Total (TIVA)

Fospropofol Etomidate Inhalasi Total

Barbiturat Benzodiazepine Anestesi Kombinasi

Dexmedetomidine

Inhalasi Total

Halothane Methoxyflurane

Enflurane Isoflurane

Sevoflurane & Desflurane


Ideal → tidak mempengaruhi fungsi pernapasan &
sirkulasi

“Balanced Anesthesia”
= beberapa jenis obat dengan dosis rendah

Kelebihan Indikasi
1. Dapat 1. Obat induksi anestesi umum
dikombinasikan 2. Obat anestesi tunggal diberikan pada
atau digunakan operasi dengan durasi singkat
terpisah 3. Merupakan tambahan untuk obat
2. Dapat dititrasi inhalasi yang kurang kuat
dengan dosis yang 4. Merupakan tambahan untuk obat
akurat anestesi regional
3. Tidak mengganggu 5. Dapat menghilangkan keadaan patologis
jalan napas akibat rangsangan SSP
4. Mudah dilakukan
IV Total
Propofol Fospropofol Barbiturat

Paling sering. Sedasi & anes Induction & Rapid IV induction, terapi ↑ICP,
durasi singkat selain di ruang maintenance +25% neuroprotektif dari iskemi
Penggunaan
op. Dosis ↓ pada lansia ↑ obes Conscious sedation serebral fokal. Tidak untuk
maintenance

Mengikat reseptor GABA Prodrug → butuh ● Meningkatkan kerja


→ hiperpolarisasi membran metabolisme terlebih sinaptik neurotransmiter
Mekanisme pada
saraf dahulu untuk menjadi inhibitor
Sistem Saraf Pusat
aktif seperti propofol ● Blokade neurotransmiter
eksitasi

Larut lemak Laruk lemak Tergantung proses redistribusi ke


Distribusi Onset cepat, durasi singkat kompartment perifer (↓plasma &
Perfusi ↑ke otak, ↓ke skeletal otak)

Biotransformasi Metabolisme cepat Dioksidasi di hepar

Ekskresi Ginjal Ginjal & feses (methohexital)


Benzodiazepine Ketamine Etomidate Dexmedetomidine

Obat preop, sedasi IV, induksi Khas : cataleptic state Hypnotic & non analgesic Sedasi short-term
IV, supresi aktivitas kejang “dissociative anesthesia” properties pasien intubasi &
Efek : anxyolisis & Multiple route Alternatik dari propofol & ventilasi mekanik
anterograde amnesia (IV,IM,oral,rectal,epidural) barbiturat

Mengikat reseptor GABA → ● Menghambat reseptor ● Depresi sistem aktivasi ● Highly


kanal ion Cl membuka NMDA retikuler selective 𝞪2-
(hiperpolarisasi) ● Menghambat ● Meniru efek inhibisi adrenergic
neurotransmiter GABA agonist
eksitasi di otak ● Inhibisi sistem saraf yang ● Aktivasi reseptor
mengontrol motorik CNS 𝞪2 →
ekstrapiramidal hypnosis

● Diazepam larut lemak Larut lemak Larut lemak Larut air


(BBB) Low protein binding Sangat terikat protein
● Midazolam larut air

Metabolisme di hepar Metabolisme di hepar Hidrolisis : enzim mikrosom Hepar conjugation, N-


(oksidasi mikrosom & hepar methylation,
glukoronide conjugation) hydroxylation

Urin Ginjal Ginjal


Inhalasi Total (Mechanism of Action)

GABA
MAC NO NMDA
A

Minimum Alveolar Nitric Oxide Inhibisi Kanal Cegah


Concentration Aktivasi descending Ion Depolarisasi
non-adrenergic
Supresi 50% pathway Hiperpolarisasi Blok fungsi eksitasi
pergerakan pasien → neuron (efluks K+) kanal ion → cegah
Inhibisi input melalui kanal ion influx Na+ melalui
nosiseptif potassium kanal ion sodium
Inhalasi Total
Sevoflurane &
Halothane Methoxyflurane Enflurane Isoflurane
Desflurane

● Tidak Nefrotoksik Aktivitas kejang ● Toksisitas ● Mahal &


mudah (hasil pada EEG (hasil lebih sulit
terbakar metabolisme metabolisme rendah disintesis
● Bau tidak obat) anorganik ● Onset
menyengat fluorida) anestesi &
● Toksisitas durasi
rendah anestesi
● Induksi lebih cepat
anestesi
lebih cepat
● Kerusakan
pada hati &
sensitisasi
aritmogenik
ANESTESI LOKAL
Administrasi Unionised form Bisa penetrasi membran sel Efektif (diabsorbsi tubuh)

Intradermal Ionised form Tidak bisa penetrasi membran sel Tidak Efektif
Subkutan

Intrathecal Weak base Unionised → acidic → ionised

Bekerja di serabut saraf aferen (lebih banyak di serabut kecil) → hambat sinyak nyeri ke otak

Nosiseptif > simpatetik > temperatur > serabut motorik

Efek Samping

Sakit kepala Depresi CNS

Dizziness Depresi aktivitas miokard

Confusion Vasodilatasi
Na+
Mechanism of Action
luar

K+
dalam
Potensial aksi Anestesi Lokal Blok Na

Un-ion hambat
impuls → dari
ionised dalam

Influx Natrium Berikatan dengan Na tidak bisa masuk


Membran sel positif kanal Na Tidak ada potensial aksi
ANESTESI LOKAL
Amino Esters

Procaine Tetracaine Chloroprocaine

Amino Amides

Lidocaine Mepivacaine Prilocaine Bupivacaine

Single Enantiomers

Stereochemistry Ropivacaine Levobupivacaine


OPIOID

3 Reseptor

Gamma (μ)

Delta (𝜹)

Kappa (𝜿)

Sistem mikrosom
Metabolisme
hati

Ekskresi Ginjal

Adverse
Depresi ventilasi
effect
Efek Terapi & Indikasi
Efek Terapi

Melemahkan kaskade nosiseptif

Mengubah respon afektif terhadap Indikasi


stimulasi nyeri
Anestesi post operasi dengan durasi panjang
μ-agonis efektif menangani sensasi
nyeri “second pain” dari serabut C, Mengurangi MAC
namun tidak efektif untuk serabut A &
nyeri neuropatik Mengurangi konsentrasi anestesi volatil ke titik
minimum
Peningkatan dosis μ-agonis dapat
menyebabkan rasa mengantuk Perlindungan pada jantung (bradikardia relatif)
Modalitas sensorik tidak terpengaruh

Efek anestesi kurang baik bila


digunakan sendiri

Menekan refleks batuk


OPIOID
Individual Opioids Opioid Agonist-Antagonist & Pure Antagonist

Codeine Tramadol

Morphine Buprenorphine

Fentanyl Nalbuphine

Alfentanil Naloxone/Naltrexone

Sufentanil

Remifentanil
FISIOLOGIS
RESPON TUBUH
Respirasi
Penurunan tonus otot pernapasan, penurunan compliance,
peningkatan resistensi pernapasan ⇒ penurunan kapasitas
residu fungsional ⇒ atelektasis ⇒ penurunan patensi jalan
napas ⇒ V/Q mismatch

Faktor pengaruh
● Pernapasan spontan
● Posisi tubuh intraoperatif
● Usia
● Obesitas
● Penyakit Komorbid Paru-paru
Kardiovaskuler
Mengganggu stabilitas hemodinamik
● Penghambatan kerja
saraf simpatis
Tr. Gastrointestinal
● Penurunan tonus sfingter esofagus
dan gerakan peristaltik hingga GI
Paralysis
○ Agen opioid → 5-HT3
antagonist; reseptor μ, κ opioid
○ Midazolam → GABA dan
reseptor GABA
○ Anestesi inhalasi → penurunan
aktivitas spontan GIT dan
perubahan oksigenasi jaringan
usus (dose-dependent)
Neuromuskuloskeletal

● Peningkatan kerja GABA pada reseptor


GABA ⇒ peningkatan kerja reseptor
GABA (influx Cl- meningkat) ⇒
hiperpolarisasi membran sel ⇒
penurunan rangsangan neuron
● Penurunan eksitasi neuron spontan pada
korteks serebri ⇒ penurunan aktivitas
kortikal
○ Imobilitas, unconsciousness,
memori, sedasi
Tr. Urinarius

Anestesi inhalasi ⇒ menghambat


kontrol dan refleks mikturisi pada
pontine micturition center;
menghambat kontraktilitas otot
vesica urinaria, kerja saraf simpatis
terhadap M. detrusor ⇒
Postoperative Urinary Retention
Endokrin
Secara umum, anestesi inhalasi memengaruhi beberapa hormon dengan mekanisme
yang berbeda-beda

● Pengurangan stimulasi ● Hiperglikemia → peningkatan


adrenokortikal yang disebabkan sekresi insulin
stres emosional preoperatif → ● Peningkatan TSH dan peningkatan
pengurangan kadar kortisol fT4
● Peningkatan kadar aldosteron ● Peningkatan ADH
postoperasi pada penggunaan ○ stimulasi osmoreseptor dan
beberapa anestesi inhalasi dan baroreseptor
kembali ke kadar preanestesi saat ● Penurunan testosteron
hari 7 POD ○ Akibat konsentrasi LH plasma
○ Penurunan kadar Na/K urin meningkat selama tindakan anestesi
dan peningkatan renin umum dan pembedahan
ASPEK PSIKOSOSIAL DAN
EDUKASI PASIEN
PSAC MODELS

Perceived
Performance
Inputs:
● Prior

Patient Expectation

Service Quality
Experiences

Anesthesia
● Co-morbid Patient Patient
Condition Pre-Operative Satisfacti
on
● Length of Emotions
Surgery
● Literacy
Provider Interaction
Needs
ANSIETAS
● Prosedur anestesi memicu ansietas ● Intervensi:
pada pasien selama masa pre- ○ Pemberian ansiolitik
operatif ○ Terapi distraksi
● Etiologi: ○ Memberikan informasi
○ Rasa takut terhadap tindakan adekuat mengenai tindakan
operasi yang akan dilakukan terhadap
○ Rasa takut terhadap tindakan pasien
anestesi
○ Rasa takut terhadap
komplikasi
○ Pengalaman yang buruk ↑ rasa percaya diri pasien
mengenai prosedur anestesi
↓ ansietas pasien
maupun operasi
○ Faktor kepribadian individu
yang berbeda
EDUKASI PASIEN
Penelitian menurut Brij Mohan, et al.:
● Intervensi yang diberikan melalui metode penampilan video atau
gambar ke pasien yang akan menjalani prosedur operasi mengenai
tindakan yang akan diberikan dokter kepada pasien
● Memberikan pasien sebuah gambaran mengenai apa yang akan
terjadi padanya selama dia berada di dalam ruang operasi,
memberikan informasi mengenai efek dari obat anestesi yang akan
diberikan dan efeknya terhadap tubuh pasien
● Diharapkan rasa ansietas pasien dapat berkurang
● Terbukti melalui penelitian ini bahwa dengan memberikan edukasi
ke pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan akan
menurunkan rasa ansietas pasien
Definisi Anestesi Umum
01 Penjelasan mengenai definisi, indikasi, dan
risiko prosedur anestesi umum
Tindakan yang Dilakukan Ahli
Anestesi
02 ●

Pre-operatif
Intra-operatif
● Post-operatif
Yang Perlu Disiapkan Pasien
03 ●

Pasien merokok
Waktu puasa
● Riwayat penyakit
● Riwayat pengobatan
Yang Dapat Diekspektasi
Pasien
04 ●

Pre-operatif
Intra-operatif
● Post-operatif
Referensi
1. https://www.aarh.org/patient-education/
2. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/anesthesia/about/pac-20384568
3. Saraswat V. Effects of anaesthesia techniques and drugs on pulmonary function. Indian Journal of Anaesthesia.
2015;59(9):557.
4. Iaizzo P. Handbook of cardiac anatomy, physiology, and devices. 1st ed. Totowa, N.J.: Humana Press; 2005.
5. Brown E, Lydic R, Schiff N. General Anesthesia, Sleep, and Coma. New England Journal of Medicine.
2010;363(27):2638-2650.
6. Stoeckel H, Oyama T, Hack G. Endocrinology in Anaesthesia and Surgery. 1st ed. Berlin, Heidelberg: Springer
Berlin Heidelberg; 1980.
7. Mohan, B., Kumar, R., Attri, J. P., Chatrath, V., & Bala, N. (2017). Anesthesiologist's role in relieving patient's
anxiety. Anesthesia, essays and researches, 11(2), 449.
8. Darlene Falco, D., & Rutledge, C. D. N. (2017). Patient satisfaction with anesthesia care: what do we know. AANA
J, 85(4), 287.
9. Smith G, Goldman J. General Anesthesia for Surgeons. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2020. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493199/
10. Drummond GB. Spontaneous breathing during anaesthesia: first, do no harm. Signa Vitae J Intesive Care Emerg
Med. 2007;2(2):6–9.
11. Miller, R. D. (2020). Miller's anesthesia (9th ed.). Philadelphia, PA: Churchill Livingstone/Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai