061811133019
B
Anastesi lokal adalah hilangnya rasa
sakit pada sebagian tubuh secara
sementara tanpa disertai hilang kesadaran
karena adanya hambatan konduksi impuls
pada saraf perifer dan bersifat reversibel
Tidak berakibat iritasi/alergi dan tidak merusak
secara permanen jaringan saraf, serta memiliki
toksisitas sistemik yang rendah.
Efektif dilakukan dengan suntikan karena Onset of
actionnya harus cepat dan Duration of actionnya
cukup lama.
Dapat dikombinasikan dengan vasokonstriktor
Zat anestesi lokal juga harus larut dalam air dan
menghasilkan larutan yang stabil, serta tahan
pemanasan bila disterilkan tanpa mengalami
perubahan.
Membran berpori dengan ion K sebagai
gerbang menutup saat fase istirahat.
Teori
Reseptor Spesifik : Berikatan
dengan reseptor spesifik pada kanal Na
blokade keluar masuknya Na+.
Diklasifikasikan menjadi dua kategori umum
sesuai dengan ikatan, yaitu :
ikatan golongan amida (-NHCO-)
ikatan golongan ester (-COO-).
Ekskresi
Melalui ginjal, sebagian berbentuk utuh dan
sebagian berbentuk metabolitnya.
Saraf perifer
• Hambatan terjadi pada saraf sensori
• Dosis terlalu besar hambatan terjadi pada
saraf motoris dan saraf otonom
Susunan saraf pusat
Bila terabsropsi masuk kedalam sirkulasi
darah menembus sawar otak:
• Stimulasi SSP : gelisah, tremor, konvulsi
• Depresi SSP : letargi, koma, depresi nafas
hingga kematian
Sistem kardiovaskuler
• Pada jantung : aktifitas pace maker
menurun sehingga eksitabilitas dan
konduksi menurun
• vasodilatasi pada pembuluh darah
perifer
Farmakodinamik :
• Menyebabkan euphoria (rasa enak dan
gembira), krn depresi pusat inhibisi
• Penggunaan berulang adiksi, toleran
• Pembuluh darah vasokonstriksi
• Jantung takhikardi
Farmakokinetik :
Absorpsi dr segala tempat termasuk selaput lendir
Detoksikasi di hepar
Eksresi melalui urine
Toksisitas :
Sering menyebabkan keracunan akut
Gejala : rangsangan SSP gelisah, bingung, suhu
naik, midriasis, penurunan kesadaran, depresi
pernafasan
Terapi:
Pemberian Diazepam & Barbiturat secara iv,
pernafasan buatan
Disintesa oleh Einhorn tahun 1904 tmsk Gol. Asam
para amino benzoat (PABA)
L.A. pertama pemberian secara suntikan
Farmakokinetik :
OOA lambat (3 – 5 menit)
DOA pendek, sebab :
• Menyebabkan vasodilatasi di tpt suntikan
• Ikatan proteinnya kecil
• Dihidrolisa oleh pseudocholinesterase
Metabolit PABA yang mempunyai sifat :
• Sering menimbulkan alergi
• Menghambat efek antibakteri dari obat Gol.
Sulfonamida
Farmakodinamik :
• Analgesia sistemik
• Potensi 1/4- 1/3
• Toksisitas lebih kurang dari Kokain
Penggunaan klinik :
untuk anestesi infiltrasi & anestesi blok
larutan 2% + vasokonstriktor
secara topical tidak efektif oleh karena
penyerapan melalui dinding mukosa sukar
Suatu amida dari derivat xylidin
Digunakan pertama tahun 1948 sebagai
pembanding anestetika local yang lainnya
Dibanding Prokain :
OOA lebih cepat
DOA lebih panjang dan lebih poten
Tetapi lebih toksik
Dapat digunakan dengan / tanpa di tambah
vasokonstriktor
Farmakokinetik :
• Absropsi : mudah (topical / suntikan)
• Metabolisme :
di Hepar : lebih lambat
di etilasi → dimonoethylglycine +
xylidin → dimetabolisme oleh enzim
amidase
kedua metabolit bersifat aktif, efek
anestesi & toksinitas 80% senyawa
induk
• Eksresi : melalui urine
Toksisitas:
lebih besar dari prokain karena :
• Dimetabolisme lebih lambat
• Toksik pada penderita gangguan hepar
• Hasil metabolit aktif
• Dapat menyebabkan mengantuk
• Efek vasodilatasi sedikit dan jarang
alergi
• Anestesi infiltrasi : 0,25% - 0,5%
• Anestesi tropical : mata (2%)
menyebabkan midrasis dan rongga
mulut, kerongkongan (1-4%)
• Mempunyai efek anti aritma dan anti
konvulsi