MATA KULIAH
ASWAJAH
Disusun oleh :
Dosen :
b. Rukun Puasa :
Rukun puasa ada tiga, dua diantaranya telah disepakati, yaitu waktu dan
menahan diri (imsak) dari perkara yang membatalkan, sedangkan rukun satu
lainnya masih diperselisihkan yaitu niat.
Waktu
Waktu dibagi menjadi dua, yaitu waktu wajibnya puasa yakni bulan
Ramadhan, dan Waktu menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan
puasa yaitu waktu-waktu siang hari bulan ramadhan. Bukan waktu-waktu
malamnya.
Menahan diri dari perkara yang membatalkan
Meninggalkan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar shidiq
hingga terbenam matahari.
Puasa sunnah diantaranya ialah berpuasa pada bulan Muharram. Yang lebih
utama adalah tanggal ke 9 dan ke 10 bulan tersebut.
- Puasa hari arafah
Disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 dari bulan Dzulhijjah, dan hari itu
disebut hari arafah. Disunnahkannya, pada hari itu bagi selain orang yang sedang
melaksanakan ibadah haji.
- Puasa hari senin dan kamis
Disunnahkan berpuasa pada hari senin dan kamis setiap minggu dan di dalam
melakukan puasa dua hari itu mengandung kebaikan pada tubuh. Hal demikian tak
ada keraguan lagi.
- Puasa 6 hari di bulan syawal
Disunnhakan berpuasa selama 6 hari dari bulan syawal secara mutlak dengan
tanpa syarat-syarat
- Puasa sehari dan berbuka sehari
Disunnahkan bagi oramg yang mampu agar berpuasa sehari dan tidak
berpuasa sehari. Diterangkan bahwa puasa semacam ini merupakan salah satu
macam puasa sunnah yang lebih utama.
- Puasa bulan rajab, syaban dan bulan-bulan mulia yang lain.
Disunnahkan berpuasa pada bulan rajab dan syaban menurut kesepakatan tiga
kalangan imam-imam madzhab. Adapun bulan-bulan mulia yaitu ada 4, dan yang
tiga berturut-turut yakni: Dzulqadah, dzulhijjah dan Muharram, dan yang satu
sendiri yakni bulan Rajab, maka berpuasa pada bulan-bulan tersebut memang
disunnahkan .
F. Halangan puasa
Beberapa uzur (halangan) yang membolehkan berbuka (tidak berpuasa)
Begitu juga tidak bisa mencukupi melakukan qadha pada bulan Ramadhan
yang sedang tiba saatnya. Sebab bulan tersebut ditentukan untuk menunaikan
kewajiban puasa secara khusus. Jadi tidak bisa untuk dibuat melakukan puasa
selainnya. Melakukan puasa qadha dianggap sah pada hari syak, karena pada hari
itu melakukan puasa sunnah dianggap sah. Ketentuan meng-qadha ialah dengan
cara mengikuti jumlah puasa yang terluput(tertinggal), bukan mengikuti hilal atau
tanggal bulan. Jadi kalau seseorang meninggalkan puasa selama 30 hari atau
sebulan penuh, maka ia harus meng-qadha(berpuasa) selama 30 hari juga. Jika
dalam bulan yang ia puasa tersebut ada 29 hari, maka ia harus menambah 1 hari
lagi.
Maksud Fidyah ialah satu cupak makanan asasi tempatan yang disedekahkan
kepada fakir miskin mewakilli satu hari yang tertinggal puasa Ramadhan padanya.
Makanan asasi masyarakat Malaysia adalah beras, maka wajib menyedekahkan
secupak beras kepada fakir miskin bagi mewakili sehari puasa. Ukuran secupak
beras secara lebih kurang sebanyak 670gram. Contohnya sipulan telah
meninggalkan puasanya sebanyak 5 hari, maka dia wajib membayar Fidyahnya
sebanyak 5 cupak beras kepada fakir miskin. Firman Allah yang bermaksud :
(Puasa Yang Diwajibkan itu ialah beberapa hari Yang tertentu; maka sesiapa
di antara kamu Yang sakit, atau Dalam musafir, (bolehlah ia berbuka), kemudian
wajiblah ia berpuasa sebanyak (hari Yang dibuka) itu pada hari-hari Yang lain; dan
wajib atas orang-orang Yang tidak terdaya berpuasa (kerana tua dan sebagainya)
membayar Fidyah Iaitu memberi makan orang miskin. maka sesiapa Yang Dengan
sukarela memberikan (bayaran Fidyah) lebih dari Yang ditentukan itu, maka itu
adalah suatu kebaikan baginya; dan (Walaupun demikian) berpuasa itu lebih baik
bagi kamu daripada memberi Fidyah), kalau kamu mengetahui. (Al-Baqarah :
184)
Fidyah dikenakan kepada orang yang tidak mampu berpuasa dan memang
tidak boleh berpuasa lagi. Maka dengan itu Islam telah memberikan keringanan
(rukshoh) kepada mereka yang tidak boleh berpuasa dengan cara membayar
Fidyah yaitu memberikan secupak beras kepada orang fakir miskin. Begitu juga
kepada orang yang meninggalkan puasa dan tidak menggantikan puasanya
sehingga menjelang puasa Ramadhan kembali (setahun), maka dengan itu mereka
dikehendaki berpuasa dan juga wajib memberikan secupak beras kepada fakir
miskin. Begitu juga pada tahun seterusnya. Fidyah akan naik setiap tahun selagi
mana orang tersebut tidak menggantikan puasanya.
I. Hikmah puasa
Puasa memiliki hikmah yang sangat besar terhadap manusia, baik terhadap
individu maupun social, terhadap ruhani maupun jasmani. Terhadap ruhani, puasa
juga berfungsi mendidik dan melatih manusia agar terbiasa mengendalikan hawa
nafsu yang ada dalam diri setiap individu. Puasa juga mampu melatih kepekaan
dan kepedulian social manusia dengan merasakan langsung rasa lapar yang sering
di derita oleh orang miskin dan di tuntunkan untuk membantu mereka dengan
memperbanyak shadaqah. Sedangkan terhadap jasmani, puasa bisa mempertinggi
kekuatan dan ketahanan jasmani kita, karena pertama, umumnya penyakit
bersumber dari makanan, dan kedua, sebenarnya Allah SWT menciptakan
makhluq-Nya termasuk manusia sudah ada kadarnya. Allah memberikan
kelebihan demikian pula keterbatasan pada manusia, termasuk keterbatasan pada
soal kadar makan-minumnya. Berikut ini hikmah yang kita dapatkan setelah
berjuang seharian sacara umum:
1. Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga
puluh hari kita dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun,
waktu makan kita makan, waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita
berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf, baca quran kita lakukan sesuai
waktunya. Bukankah itu disiplin waktu namanya? Ya kita dilatih dengan
sangat disiplin, kecuali orang tidak mau ikut latihan ini.
2. Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang
dalam hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah
amal-amal ibadah, dan amal-amal sunat.
3. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan
pentingnya arti persaudaraan, dan silaturahmi.
4. Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah.
5. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam
kehidupan.
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai
nilai ibadah. Setiap langkah kaki menuju masjid ibadah, menolong orang
ibadah, berbuat adil pada manusia ibadah, tersenyum pada saudara ibadah,
membuang duri di jalan ibadah, sampai tidurnya orang puasa ibadah,
sehingga segala sesuatu dapat dijadikan ibadah. Sehingga kita terbiasa
hidup dalam ibadah. Artinya semua dapat bernilai ibadah.
7. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap
perbuatan, terutama yang mengandung dosa.
8. Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan
dan rintangan.
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan
sederhana.
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita,
atas nikmat-nikmat yang diberikan pada kita.