Anda di halaman 1dari 30

REFLEKSI KASUS

EDH
Tulus Sihotang
16/411617/KU/19981

RS Akademik UGM/FKKMK UGM


Pembimbing : Prof. Dr.

1
Identitas
• Nama :x
• Usia : 24 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Slema
• Pekerjaan : Mahasiswa
Primary Survey
• A : Bicara jelas (-), gurgling (-), snoring (-), terpasang OPA
clear
• B : nafas spontan, RR: 20 kpm, simetris (+), ketinggalan
gerak (-), sonor +/+ vesikuler +/+ normal,  clear
• C : TD: 128/79 mmHg, HR: 92 kpm, akral hangat, CRT<2
detik  clear
• D : GCS = E1VxM5, pupil anisokor 1mm/4mm

• Initial Assesment : potential life-threatening

3
Keluhan Utama

Gangguan kesadaran
Riwayat penyakit sekarang:

9 jam SMRS pasien mengalami kecelakaan motor dengan mekanisme kejadian tidak
diketahui. Oleh masyarakat os dibawa ke RSA UGM dalam keadaan pingsan, di IGD
pasien muntah (+) 3x, kejang (-), dilakukan CT Scan kepala.
Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat trauma (-)


Riwayat operasi (-)
Alergi (-), asma (-)
DM (-), HT (-), penyakit jantung (-), gangguan
pembekuan darah (-), kejang (-)
Riwayat penyakit keluarga

Riwayat gangguan pembekuan darah (-)


DM (-), HT (-), alergi (-), penyakit jantung (-)
Anamnesis Sistem
• Sistem Termoregulasi: demam (-)
• Sistem saraf: gangguan kesadaran (+), muntah (+), nyeri kepala (-
), kelemahan anggota gerak (-), gangguan penglihatan (-), kejang (-
)
• Sistem kardiovaskular: nyeri dada (-) pucat (-)
• Sistem respirasi: sesak napas (-), batuk (-)
• Sistem gastrointestinal: mual (-), muntah (+), nyeri perut (-)
• Sistem genitourinary: nyeri BAK (-)
• Sistem musculoskeletal: luka pada wajah (-) kelemahan anggota
gerak (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum: tampak lemah, E1V1M5
• Tanda vital:
- TD 128/79 mmHg
- HR 92x/menit, isi dan tegangan cukup, kuat,
teratur
- RR 20 x/menit, tipe thoracoabdominal
- T 36.5 C
- SpO2 98% NRM 10L
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kepala Leher
• Bentuk : normocephal, jejas (+)
• Mata : pupil anisokor 1mm/4mm, refleks cahaya (-/+), refleks
kornea (+/+), CA -/-, SI -/-, racoon eyes (-/-)
• Hidung : simetris, epistaksis (-), rhinorrhea (-/-), nafas cuping
hidung (-)
• Telinga : otorrhea (+) kiri, battle sign (-/-)
• Mulut : gusi berdarah (-), gusi bengkak (-), ulkus (-)
• Leher : posterior midline tenderness (-), ROM aktif (+), jejas (-)
Thorax
• Inspeksi: simetris, KG (-), jejas (-), deformitas (-) retraksi (-/-)
• Palpasi: taktil fremitus ka=ki, NT (-), krepitasi (-)
• Perkusi: : sonor (+/+)
• Auskultasi: vesikuler (+ /+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 LMCS
• Perkusi : cardiomegali (-)
• Auskultasi : S1 S2 reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi: jejas (-), distensi (-)
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi: : timpani
Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, limfa tidak teraba
Status Neurologis
• GCS: E1V1M5
• Nervus cranialis
– sdn
• Motorik
- Kesan hemiparese dextra
• Sensoris: sdn
+2 +2
• Refleks fisiologis +2 +2

- -
• Refleks patologis - -
• Clonus: -/-
Pemeriksaan Penunjang
MSCT Head 9/1/2019
Pemeriksaan Penunjang
MSCT Head 9/1/2019 Msct kepala tampilan axial coronal dan
sagital, bone windowing.
Tampak soft tissue swelling extracranial regio frontalis
sinistra.
Sistema tulang yang tervisualisasi intact.
Gyri dan sulci tak prominent.
Batas white matter dan grey matter tegas.
Tampak lesi hyperdens hu 40-60 menempel tabula
interna regio frontalis sinistra, volume 26.6 cc, bentuk
biconveks.
Sistema ventrikel tampak sempit.
Tak tampak deviasi midline.
Kesan MSCT Head
• Soft tissue swelling extracranial regio frontalis
sinistra.
• EDH regio frontalis sinistra.
• Edema cerebri.
Diagnosis
• EDH regio frontalis sinistra
• Edema cerebri
• Soft tissue swelling extracranial regio
frontalis sinistra
Plan
- RUJUK (Usul pro craniotomi dekompresi)
- O2 NRM 10lpm
- Head up 30’
- IVFD NaCl 0,9% 1800 cc/24 jam
- Inj. Ceftriaxon 1gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam
- Inj. Fenitoin 100 mg/8 jam
- Inj. Citicholin 500 mg/12 jam
- Inf. Manitol 200cc loading, 125 cc/6 jam tap off
PEMBAHASAN

CEDERA OTAK/KEPALA

18
ANATOMI
S SKIN

C CONNECTIVE TISSUE

A APONEUROSIS (GALEA APONEUROTIKA)

L LOOSE CONNECTIVE TISSUE

P PERIOSTEUM
MENINGES
Hematoma Epidural
• Definisi : terdapat perdarahan pada ruangan potensial
diantara duramater dan tulang.
• Epidemiologi :
– 1-4 % ditemukan pada traumatic head injury.
– Sering pada dewasa muda, 20-30 tahun.
– Fraktur pada tengkorak 75–95 %
– Pada orang dewasa, 85 % karena lesi pada arteri.
– EDH pada fossa cranialis anterior berkaitan dengan rupturnya
arteri meningeal anterior.
• Etiologi :
– Trauma kepala, akibat dari KLL, jatuh, kekerasan benda tumpul
/ tajam.
– Non trauma :
• Infeksi, koagulopati, kongenital anomaly, malformasi vascular duramater,
tumor.
• Komplikasi dar prosedur operasi bedah saraf.
• Abses epidural
• Kehamilan, sickle cell disease, SLE, pembedahan jantung, paget disease
pada tengkorak, hemodialysis.
Manifestasi klinis

– penurunan kesadaran - koma


– lucid interval
– Penurunan keadaan berupa nyeri kepala, mual, muntah,
kebingungan, aphasia, kejang, dan hemiparesis.
– Tanda peningkatan TIK  pupil terdilatasi ipsilateral,
atau cushing reflex.
CT Scan
• Evaluasi diagnostik :
– CT scan kepala, ditemukan biconvex
pattern dengan densitas tinggi
– ekspansi hematoma terbatas pada
perlekatan duramater terhadap sutura
kranial.
– Estimasi volume hematoma, menggunakan
formula ABC/2.
• Formula ABC/2 :
– A : diameter axial terbesar
hematoma pada CT slice dengan
ukuran hematoma terbesar.
– B : diameter terbesar pada slice
yang sama dan tegak lurus
dengan garis A.
– C : jumlah slice dengan
hematoma dikali sengan
ketebalan slice CT scan.
• Prognosis :
– Mortalitas pada EDH pada dewasa sekitar 10%.
– Pada studi retrospektif, 139 pasien dewasa, 46 %
sembuh dengan baik, 31 % disabilitas moderat, 10 %
disabilitas parah, 4 % vegetative, 9 % meninggal.
• Manajemen :
– Merupakan emergensi neurologis yang membutuhkan operasi
untuk mencegah kerusakan otak irreversible.
– Keputusan untuk pembedahan pada pasien EDH berdasar pada
status neurologis pasien, dinilai dengan GCS, pemeriksaan
neurologis, dan pencitraan otak.
– Pasien yang membutuhkan pembedahan, EDH dengan volume > 30
mL, ketebalan jendalan darah >15 mm, dan midline shift >5 mm.
– Pembedahan dilakukan 1 – 2 jam setelah trauma kepala, atau onset
dari munculnya tanda neurologis, pasien dengan kondisi koma
dengan EDH akut, dan tanda dari herniasi otak.
30
Terima Kasih
MOHON ASUPAN

33

Anda mungkin juga menyukai