Anda di halaman 1dari 23

MENINGIOMA

CRS
*Joni Kurniawan
*Pembimbing dr. Husny E. Taufik, Sp.Rad
PENDAHULUAN

Meningioma adalah tumor pada meningens, yang merupakan selaput pelindung


yang melindungi otak dan medulla spinalis.
Kebanyakan meningioma bersifat jinak (benign).
Meningioma merupakan neoplasma intrakranial nomor 2 dalam urutan frekuensi
yakni mencapai angka 30% dari keseluruhan tumor intrakranial, dengan angka
kejadian 4-5 dari 100,000 penduduk.
Meningioma paling sering menyerang wanita, dengan ratio wanita banding pria
adalah 2:1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Ngadila
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
ANAMNESIS (alloanamnesis dengan ibunya)
Keluhan Utama
Tidak bisa melihat sejak 6 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
- Tidak bisa melihat sejak 6 bulan SMRS.
- Mengeluhkan telinga susah mendengar dan bicara kadang tidak nyambung. 2
tahun belakangan ini
- Sering merasakan sakit kepala, sakit dirasakan semakin hari semakin hebat,
- Sering muntah-muntah dan kejang-kejang tiba-tiba tanpa didahului suatu
penyebab. Os juga mengeluhkan sering merasakan mati rasa dan lemas di
tangan dan kaki sejak 1 tahun SMRS.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Darah Tinggi disangkal
Riwayat Trauma kepala disangkal
Riwayat mengalami sakit yang sama sebelumnya disangkal
Riwayat Operasi sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita hal yang sama dengan pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang.
Kesadaran : GCS: 11, E:4, M:4, V:3
Tanda Vital : TD = 110/80
N = 124 kali /menit
RR= 30 kali /menit
T= 36,5C
Kulit
Warna : sawo matang
Eflorensensi : (-)
Pigmentasi : hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-).
Jaringan parut/ koloid : (-)
Pertumbuhan rambut : normal
Lembab kering : keringat (+)
Turgor : < 2 detik (baik)
Kepala dan leher Thoraks
Rambut: Warna hitam, lurus, tidak mudah Paru
dicabut,.
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, pergerakan
Kepala: Bentuk simetris, tidak ada trauma dada simetris, retraksi (-), sikatriks (-)
maupun memar
Palpasi : Fremitus dada kanan = kiri
Mata : Anisokor kanan dan kiri, Konjungtiva
anemis (-/-), Skera ikterik (-/-), Pupil midriasis (+), Perkusi : Sonor pada kedua paru
edema pelpebra (-/-), reflek cahaya (+/+)
melemah, visus tidak dpt dinilai Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-), epistaksis (-),
deviasi (-) Jantung
Mulut : Bentuk normal, bibir sianosis (-), Mukosa Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
lembab
Palpasi : Iktus kordis teraba
Telinga: Bentuk normal, deformitas (-), sekret (-),
pendengaran tidak dapat dinilai Perkusi :
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-) Batas atas jantung ICS II linea parasternal sinistra
Batas jantung kanan linea parasternal dekstra
Batas jantung kiri ICS V linea midclavicula
sinistra
Pinggang jantung ICS III linea parasternal sinistra
Auskultasi : BJ1-BJ2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Laboratorium
Inspeksi : distensi (-), jaringan Permeriksaan Darah Rutin :
parut (-), striae (-)
WBC: 5 x 109 /L (4,0-10.0)
Palpasi : nyeri tekan (-), asites
(-), hepatomegali (-), RBC : 3,63 x 1012 /L (3,50-5,50)
splenomegali (-)
HGB : 11,7 g/dl (11,0-16,0)
Perkusi : Timpani
HCT : 34 % (36,0-48,0)
Auskultasi : Bising usus (+)
PLT : 266 x 109 /L (150- 400)

Ekstremitas
Superior : Akral hangat, edema (-/-),
capillary refill time 2 detik,
kekuatan otot (3/3)
Inferior : Akral hangat, edema (-/-),
kekuatan otot (3/3)
Tanggal pemeriksaan 12-07-2017
Hasil CT-Scan :
Telah dilakukan CT-scan kepala potongan axial, sagital,
dan coronal tanpa kontras dan dengan kontras
Sulci dan gyri normal, sistem ventrikel dan cysterna
tak menyempit
Tak tampak midline shift/ efek masa
Tampak lesi hiperdens dengan edema cerebri pada
regio frontal-basal cerebri ukuran 7,7x6,1x5,8 cm2
dengan batas tegas. Pada pemberian kontras tampak
penyangatan homogen supra tentorium.
CPA dan cerebellum normal
Tulang2 kepala tak tampak kelainan
Sinus ethmoidalis, frontalis, dan sfenoidalis tak
tampak kelainan
Kesan : Meningioma Intra Cerebral Intra Axial regio
Frontal-basal
DIAGNOSIS
Meningioma Intra Cerebral Intra Axial regio Frontal-basal
PENATALAKSANAAN
Manitol 3x100 cc
Piracetam syr 3x1
IVFD RL 200 tpm
Inj Cefotaxim 2x1 gr
Inj Dexamethason 3x5 mg
Inj Citicholin 3x5 mg
Rencana Craniotomi
Anatomi
Meningioma
Definisi Meningioma
Meningioma adala tumor otak jinak yang berasal
dari sel-sel yang terdapat pada lapisan meningen serta
derivat-derivatnya. Di antara sel-sel meningen itu belum
dapat dipastikan sel mana yang membentuk tumor tetapi
terdapat hubungan erat antara tumor ini dengan villi
arachnoid. Tumbuhnva meningioma kebanvakan di tempat
ditemukan banyak villi arachnoid. Cushing, 1922
menamakannya meningioma karena tumor ini yang
berdekatan dengan meningen.4
Epidemiologi Meningioma
Meningioma dapat dijumpai pada semua umur, namun paling banyak dijumpai
pada usia pertengahan. Meningioma intrakranial merupakan 15-20% dari semua
tumor primer di regio ini. Meningioma juga bisa timbul di sepanjang kanalis spinalis,
Di intracranial, meningioma banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (2 : 1),
sedangkan pada kanalis spinalis lebih tinggi lagi (4 : 1). Meningioma pada bayi lebih
banyak pada pria.
Meningioma intrakranial merupakan tumor kedua yang tersering disamping Glioma,
merupakan 1320% dari tumor susunan saraf pusat. Meningioma dapat terjadi
pada semua usia namun jarang didapatkan pada bayi dan anak-anak. Angka
tertinggi penderita meningioma adalah pada usia 50-60 tahun.
ETIOLOGI
Penyebab meningioma sampai sekarang belum
diketahui secara pasti, namun beberapa teori telah
diteliti dan sebagian besar menyetujui bahwa kromoson
yang jelek yang meyebabkan timbulnya meningioma.
Faktor-faktor terpenting sebagai penyebab meningioma
adalah genetik, radiasi, trauma, hormon seks,
kehamilan, dan virus. Dilaporkan juga bahwa
meningioma ini sering timbul pada akhir kehamilan,
mungkin hal ini dapat dijelaskan atas dasar adanya
hidrasi otak yang meningkat pada saat itu.
Manifestasi klinis
Gejala-gejala yang paling sering didapatkan adalah sakit kepala. Gejala klinis
lain yang paling sering adalah berturut-turut sebagai berikut :
kejang-kejang (48%)
gangguan visus ( 29%)
gangguan mental ( 13%)
gangguan fokal ( 10%)
Klasifikasi Grade II

Grade I Meningioma atypical, dimana tumbuh lebih


cepat dibanding grade I dan tingkat
Meningioma tumbuh dengan lambat dan kekambuhan lebih tinggi. Penatalaksanaan
menimbulkan gejala jika tumor semakin dengan pembedahan dilanjutkan dengan
radiasi.
berkembang. Penatalaksaan dengan
tindakan bedah dan observasi yang Atypical Meningioma
berlanjut. Clear Cell Meningioma
Meningothelial Meningioma Chordoid Meningioma
Fibrous Meningioma
Transitional Meningioma Grade III

Psammomatous Meningioma Meningioma berkembang dengan sangat


agresif. penatalaksanaan dengan
Angimatous Meningioma pembedahan, radiasi dan kemoterapi.

Mycrocystic Meningioma Rhabdoid Meningioma


Papillary Meningioma
Lymphoplasmacyte-rich
Anaplatic Meningioma
Radiologi Penatalaksanaan

Foto polos Tengkorak


Operatif
CT scan
Radioterapi
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Kemoterapi
Angiografi
CT-Scan Meningioma
lesi hiperdens yang homogen atau berbintik-
bintik, bentuknya reguler dan berbatas tegas.
psammomatous calcifications
Kadang-kadang hipodens yang prominen apabila
disertai dengan komponen kistik, nekrosis,
degenerasi lipomatous atau rongga-rongga.
CT dengan kontras : Semua meningioma
memperlihatkan enhancement kontras yang nyata
kecuali lesi-lesi dengan perkapuran.
Di sekitar lesi yang menunjukkan enhancement,
bisa disertai gambaran hypodense semilunar
collar atau berbentuk cincin.
Analisa Kasus
Anamesis
Tidak bisa melihat, telinga susah mendengar dan bicara kadang tidak
nyambung, sakit kepala, muntah-muntah, mati rasa dan lemas di tangan dan kakinya,
Keluhan dirasakan semakin hari semakin hebat.
Gejala-gejala diatas mengindikasikan adanya tumor intracranial, keluhan dirasakan
secara perlahan-lahan menandakan adanya proses kronik yang bisa dikaitkan dengan
perkembangan tumor.
Pemeriksaan CT-scan
Tampak lesi hiperdens dengan edema cerebri pada regio frontal-basal cerebri
ukuran 7,7x6,1x5,8 cm2 dengan batas tegas. Pada pemberian kontras tampak
penyangatan homogen supra tentorium. Gambaran ini identik dengan gambaran yang
menunjukan meningioma cerebri.
Pasien Ny. Ngadila umur 54 tahun datang dengan keluhan tidak bisa
melihat 6 bulan yang lalu yang terjadi secara perlahan-lahan disertai
dengan keluhan sulit mendengar, bicara kadang tidak nyambung, sakit
kepala, muntah-muntah, mati rasa dan lemas pada ekstremitas menunjukan
adanya masa intracranial. Untuk memastikannya maka dilakukan
pemeriksaan CT-Scan dan didapatkan gambaran Meningioma Intra Cerebral
intra Axial regio Frontal-basal.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai