Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

Space Occupying Lesion


Disusun Oleh:
Dody Indra Atmaja, S.Ked
216100802004

Pembimbing :
dr. Marthin Tori, Sp.N
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
2022
1
IDENTITAS PASIEN

✘ Nama : Tn. M
✘ Umur : 02/03/1972 (50th)
✘ MR : 39.54.22
✘ Alamat : Bereng Bengkel
✘ Pekerjaan : Swasta
✘ Agama : Islam
✘ MRS : 2 Maret 2022
✘ Tgl Pemeriksaan : 4 Maret 2022
2
Keluhan Utama MRS
Tidak dapat bicara
ANAMNESIS (alloanamnesis : Anak pasien)

Pasien diantarkan keluarga karena tidak dapat bicara. Pasien sebelumnya, 4 hari
sebelum masuk rumah sakit di rawat di RS Bayangkara dengan diagnosis
hemiparie dextra e.c stroke non-hemoragik. Menurut anak,pasien sebelumnya
mengeluhkan kelemahan anggota gerak kanan dan dirawat inap di RS bayangkaya,
kemudian pasien lama kelamaan diketahui sulit untuk bicara sampai tidak bisa
bicara, intake oral (makan dan minum) bisa sampai tersedak. Muntah (+), mual(-),
sesak(-), kejang (-), demam (-), batuk (-), trauma (-). Saat ini pasien cuti bekerja
karena merasa badannya lemas.

Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit keluarga :


• Hipertensi (-) • Hipertensi (+), ibu
• DM (-) • DM (-)
4
• Stroke (+) 4 HSMRS • Stroke (+) ibu
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat

TANDA-TANDA VITAL
• Tekanan Darah : 159/70
• Respiration Rate : 20x/menit
• Hearth Rate : 92x/menit
• Temprature : 37,2°C
• SpO2 : 97%
5
Pemeriksaan Generalisata
Kepala : CA -/-, SI -/-, pupil Jantung : S1S2 reguler,
anisokor 4mm/2mm, murmur (-), gallop (-)
RC langsung dan tidak
langsung -/-, Abdomen : Supel, datar,
labium oris kering (+) BU (+)N, timpani,
NT (-), H/l tak teraba
Leher : Pembesaran kelenjar
getah bening (-) Ekstremitas : Akral hangat,
Pembesaran tiroid (-), rigiditas (-) CRT <2'',
JVP  (-) pitting oedema -/-,

Paru-paru : Simetris +/+ ;


Vesikuler +/+ ; Rhonki -/-,
Wheezing -/-
6
Status Neurologis 5/3/2022
Status Present Temuan
Kesadaran Apatis
GCS E3V4M5
Tingkah laku Tidak dapat dievaluasi
Perasaan hati Tidak dapat dievaluasi
Orientasi Tidak dapat dievaluasi
Jalan pikiran Tidak dapat dievaluasi
Kecerdasan Tidak dapat dievaluasi
Daya ingat kejadian Tidak dapat dievaluasi
Kemampuan bicara Tidak normal
Cara berjalan Tidak dapat dievaluasi
Gerakan abnormal Tidak ada
7
Status Neurologis 5/3/2022
Status Temuan
N. I Tidak dilakukan
N. II Tidak dilakukan
N. III, IV, Pupil isokor 3mm/3mm, horizontal
VI movement, Refleks cahaya +/+
Tidak dilakukan
N. V Tidak dilakukan
N. VII Tidak dilakukan
N. VIII Tidak dilakukan
N. IX, X Tidak dilakukan
N. XI Tidak dilakukan
N. XII
8
Status Neurologis
Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 3 5 3 5
Rangsang Meningeal - - - -
Refleks Patologis - - - -
Tremor - - - -
Refleks Hoffman- - - - -
Trommer
Refleks Babinsky - - - -

9
Laboratorium
Indikator Nilai Rujukan Hasil
Hb 11,0 - 16,0 g/dL 11,8 g/dL
Leukosit 4.000 - 10.000/μL 9.620/mL
Hematokrit 37-54% 34,3%
Trombosit 150.000 – 400.000/μL 400.000/μL
GDS <200 mg/dL 107 mg/dL
Ureum 21 – 53 mg/dL 53 mg/dL
Creatinin 0,7 – 1,5 mg/dL 0,78 mg/dL
Anti HIV Non-reaktif Non-reaktif
Natrium 135 – 145 mmol/L 133 mmol/L
Kalium 3,5 – 5,3 mmol/L 3,5 mmol/L
Calium 0,98-1,2 mmol/L 1,10 mmol/L

10
CT-Scan Tanpa
Kontras

11
CT-Scan Tanpa Kontras

• Tampak lesi massa hipodens pada temporo parietal kanan dan kiri,
• Edema cerebri
sehingga mengakibatkan penyempitan ventrikel dan pergeseran
midline ke kanan
12
CT-Scan Tanpa Kontras

• Tampak bercak infiltret pada


kedua lapang paru
• Jantung dalam batas normal

13
Diagnosis
Diagnosa Klinis Diagnosa Topik Diagnosa Kausal
✘ Susah bicara • Hemiparise dextra ✘ Space
✘ Kelemahan • Massa hipodens Occupaying
anggota gerak pada temporo Lesion
kanan parietal kanan dan ✘ Edema Cerebri
kiri ✘ Bronkopneumoni
• Hiponatremia a

14
TATALAKSANA dokter spesialis
✘ Farmakologi ✘ Rencana operatif 
 IVFD RL 16 tpm Craniotomi
 Inj. Dexamethasone 3x1 amp ✘ Non-Farmakologi
 Inj. Ondansentron 4 mg  Nasogastric Tube
 Inj. Citicolin 2x500mg  Urinary Cateter
 Inj. Mecobelamin 2x500mg
 Inj. Lanzoprazole 2x30mg
(K/P)
 PO: Sucralfate Syr 3x5ml

15
✘ Diketauhi pasien menolak di lakukan
operasi
✘ Pasien mengalami penurunan kesadaran
(E1V1M1)

16
PEMBAHASAN

17
1. Bagaimana Menegakkan Diagnosa
Pada Kasus?
Ananmnesi-Manifestasi Klinis :
• Nyeri Kepala
Space Occupying Lession (SOL)
• Peningkatan Tekanan Intrakranial
adalah lesi pada ruang Intrakranial
khususnya yang mengenai otak. • Kejang
Karena cranium merupakan tempat • Paresis saraf-saraf kranialis
yang kaku dengan volume yang • Perubahan mood, memori, atau kemampuan
terfiksasi maka lesi-lesi ini akan untuk berkonsentrasi
meningkatkan tekanan intrakranial. • Gangguan fungsi kognitif dan memori
Penyebab seperti : • Kelemahan
• Kontusio serebri
• Hematoma Pemeriksaan Fisik :
• Infark • Peningkatan Tekanan Intrakranial
• abses otak • Pemeriksaan Neurologis
• tumor intra kranial Pemeriksaan Penunjang :
• Nampak adanya lesi yang menyebabkan edema
18
cerebri
1. Bagaimana Menegakkan Diagnosa
Pada Kasus?
Pada Kasus ini ditemukan
• Dari anamnesis
• Kelemahan
• Afasia
• Muntah
Mengarah ke ⬆ TIK
• Penurunan Kasadaran

Berdasarkan pemeriksaan penunjang pada


pasien ditemukan adanya tampak lesi massa
hipodens pada temporo parietal kanan dan kiri,
sehingga mengakibatkan penyempitan
ventrikel dan pergeseran midline ke kanan
Dari pemeriksaan tersebut, dapat disingkirkan
bahwa lesi tersebut bukanlah abses. Karena
gambaran bukan berupa ring –like
enchancment.
19
1. Bagaimana Menegakkan Diagnosa
Pada Kasus?

Selain itu diagnosa infark dan Hematoma


tersingkir karena tidak ada riwayat trauma
ataupun faktor yang dapat menyebabkan infark
pada otak. Sehingga pada kasus ini mengarah
pada SOL dengan tumor intracranial.

20
KLASIFIKASI
✘ Tumor otak primer → tumor yang Menurut WHO (modifikasi dengan adaptasi
berasal dari sel-sel otak, selaput dari Escourolle), yaitu:
otak (meninges), saraf, atau 1. Tumor jaringan neuroepithel
kelenjar. 2. Tumor nervus kranial dan splinal
✘ Tumor otak sekunder → tumor
3. Tumor meningen
yang berasal dari tumor ganas
jaringan tubuh lain 4. Neoplasma hematopoietic
Pada pasien ini ditemukan faktor 5. Germ cell tumor
yang dapat menyebabkan adanya 6. Kista dan tumor-like lesion
SOL dari intrakranial (Tumor otak
7. Tumor regio sellar
primer)
8. Ekstensi lokal dari tumor regional
9. Tumor metastasis
3. Bagaimanakah Tatalaksananya?
• Pada Pasien ini di lakukan tatalaksana pembedahan.
• Tujuannya adalah menurunkan tekanan intrakranial serta keadaan
yang mengancam jiwa.
• Diberikan dexamethason dengan dosis maksimal 16mg yang
terbagi.
• Anti konvulsan Hanya jika kejang dan antinyeri
• Diberikan juga Ondansentron sebagai gastric protektor.
• Diberikan juga antibiotik karena berdasarkan pemeriksaan
ditemukan adanya infeksi paru.

22
KESIMPULAN

• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan


penunjang, afasia -> penurunan kesadaran pasien
mengarah kepada adanya Space occupying lesion yang
dicurigai sebagai tumor otak primer.
• Dilakukan operasi Cito karena kondisi pasien yang
membutuhkan penanganan segera
• Untuk mengetahui jenis tumor disarankan melakukan
biopsi untuk pemeriksaan histopatologi
• Pasien diberikan terapi sesuai indikasi dan
23
kebutuhannya.
TERIMA
KASIH

24

Anda mungkin juga menyukai