HEAD INJURY
Hadaral Hudanul Qolbi
Via Afini Salsabila
Talitha Rahma Ayuningtyas
Tata Laksana
Craniotomy Evaluasi CITO
Prognosis
Ad Vitam : Dubia
Ad Functionam : Dubia Ad Malam
Ad Sanationam : Ad Bonam
PEMBAHASAN
DEFINISI
Trauma pada kepala yang menyebabkan kerusakan struktural atau fungsional
otak. Indikasi:
• Riwayat luka pada kepala
• Adanya laserasi
• Hematoma
• abnormal hasil radiologi
• tidak sadar
• Amnesia
• Defisit neurologis
• Kejang
Anatomi
Konten dari kepala terdiri dari :
1. Scalp.
2. Skull.
3. Meninges.
4. Brain.
5. Cerebrospinal fluid.
SCALP
Scalp
1. S : Skin (epidermis, dermis)
2. C : Loose connective tissue
3. A: Epicranial aponeurosis
(galea aponeurotica)
4. L: Loose areolar tissue
5. P: Pericranium (periosteum)
SKULL
Composed of:
• Cranial Vault
• Cranial Base
The floor of the cranial cavity is divided into 3 parts:
- Anterior fossa → frontal lobe
- Middle fossa → temporal lobe
- Posterior fossa → brain stem and cerebellum
MENINGES
• Dura mater
Subdural space merupakan potential space, dimana perdarahan dapat
terjadi.
• Arachnoid mater
Cerebrospinal fluid bersirkulasi diantara arachnoid dan pia matter
dalam subarachnid space.
• Pia mater
Pia mater berhubungan secara langsung terhadap parenkim
FISIOLOGIS
• Tekanan Intra Kranial (TIK)
Tekanan intrakranial yang tinggi gangguan fungsi otak dan
mempengaruhi kesembuhan penderita.
TIK normal :10 mmHg (136mmH2O) saat istirahat.
TIK tidak normal : >20 mmHg
TIK berat : >40mmHg
• Doktrin Monro-Kellie
Volume intrakranial selalu konstan, karena rongga kranium pada dasarnya
merupakan rongga yang tidak mungkin terekspansi.
• Tekanan Perfusi Otak (TPO)
TPO = MAP – TIK
mempertahankan tekanan darah yang adekuat pada penderita cedera
kepala adalah sangat penting, terutama pada keadaan TIK yang tinggi.
• Aliran Darah ke Otak (ADO)
Normal kira-kira 50 ml/100 gr jaringan otak/menit.
ADO 20-25ml/100 gr/menit aktivitas EEG akan hilang
ADO 5 ml/100 gr/menit sel-sel otak mengalami kematian dan terjadi
kerusakan menetap.
Bila terdapat TTIK, harus dikeluarkan sedini mungkin dan tekanan darah
yang adekuat tetap harus dipertahankan, perfusi otak dapat sangat
berkurang.
Keadaan Klinis
• Keadaan klinis dari pasien bervariasi. Glasgow Coma Scale (GCS) yang
dikembangkan oleh Jennet dan Teasdale digunakan untuk
menggambarkan tingkat kesadaran pasien trauma kepala.
• GCS dibagi menjadi 3 kategori, pembukaan mata (E), respon motorik
(M), dan respon Verbal (V).
• Jika belum dapat dilakukan pada primary survey, GCS dapat dilakukan
pada secondary survey.
Glasgow Coma Scale
• Menilai tingkat keparahan cedera kepala melalui GCS :
a.Cedera kepala ringan (kelompok risiko rendah)
- Skor GCS 15
- (-)kehilangan kesadaran
- (-)intoksikasi alkohol/obat terlarang
- Dapat mengeluh nyeri kepala/pusing
- Pasien menderita abrasi, Iaserasi, atau hematoma kulit
kepala
- Tidak ada kriteria cedera sedang-berat
Glasgow Coma Scale
b. Cedera kepala sedang, (kelompok risiko sedang)
- Skor GCS 9-14 (konfusi, letargi, atau stupor)
- Konklusi
- Amnesia pasca trauma
- Muntah
- Tanda kemungkinan fraktur kranium
- Kejang
Glasgow Coma Scale
c. Cedara kepala berat (kelompok
risiko berat)
- Skor GCS 3-8 (koma)
- Penurunan derajat kesadaran secara progresif
- Tanda neurologis fokal
- Cedera kepata penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium
Anamnesis
• I. Identifikasi pasien
• II. Keluhan utama, dapat berupa :
- Penurunan kesadaran
- Nyeri kepala
• III.Anamnesis tambahan :
- Kapan? ( untuk mengetahui onset)
- Bagaimana? (mekanisme kejadian, bagian tubuh apa saja yang
terkena, dan tingkat keparahan yang mungkin terjadi)
Berdasarkan mekanismenya, trauma dibagi menjadi :
#Cedera tumpul :
-kecepatan tinggi (tabrakan)
-kecepatan rendah (terjatuh atau terpukul)
#Cedera tembus (luka tembus peluru atau tusukan) adanya penetrasi
selaput dura menentukan apakah suatu cedera termasuk cedera
tembus atau cedera tumpul.
Komplikasi / Penyulit
• 1. Memakai helm atau tidak (untuk kasus KLL)
• 2. Pingsan atau tidak (untuk mengetahui apakah terjadi Lucid interval)
• 3. Ada sesak nafas, batuk-batuk
• 4. Muntah atau tidak
• 5. Keluar darah dari telinga, hidung atau mulut
Komplikasi / Penyulit
• 6. Adanya kejang atau tidak
• 7. Adanya trauma lain selain trauma kepala (trauma penyerta)
• 8. Adanya konsumsi alkohol atau obat terlarang lainnya
• 9.Adanya riwayat penyakit sebelumnya (Hipertensi, DM)
Pemeriksaan Fisik
PRIMARY SURVEY
•A : Airway, dengan kontrol servikal
• Jalan nafas
• Curiga fraktur servikal/ datang dengan multiple trauma : collar neck
•B : Breathing, dengan ventilasi yang adekuat
• Inspeksi : ekspansi pernafasan, RR, bentuk dan gerak dada
• Perkusi
• Auskultasi : apakah udara masuk ke dalam paru-paru
•C : Circulation, dengan kontrol perdarahan
• Nadi : normovolemi/hipovolemik
• Perdarahan eksternal : penekanan pada luka
•D : Disability
• Tingkat kesadaran, ukuran pupil, reaksi pupil terhadap cahaya, paresa
• Tingkat kesadaran : A(alert), V(verbal), P (Pain), U (Unresponsive)
•E : Exposure
Pemeriksaan Fisik
2. Secondary Survey
Adalah pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe,
examination), termasuk reevaluasi tanda vital.
• Pada bagian ini dilakukan pemeriksaan neurologis lengkap yaitu GCS
jika belum dilakukan pada primary survey
• Dilakukan X-ray foto pada bagian vang terkena trauma dan terlihat
ada jejas.
Trauma Kepala Khusus
• a. Patah Tulang Tengkorak
Patah tulang tengkorak merupakan suatu retakan pada tulang
tengkorak
• b. Gegar otak dan robekan otak
Gegar otak (kontusio serebri) merupakan memar pada otak, yang
biasanya disebabkan oleh pukulan langsung dan kuat ke kepala.
Robekan otak adalah robekan pada jaringan otak, yang seringkali
disertai oleh luka di kepala yang nyata dan patah tulang tengkorak.
Trauma Kepala Khusus
• c. Perdarahan Intrakranial
Perdarahan intrakranial (hematoma intrakranial) adalah penimbunan
darah di dalam otak atau diantara otak dengan tulang tengkorak
Klasifikasi
• Mekanisme : cedera tumpul : kecelakaan kendaraan
cedera tembus : peluru / tusukan
• Morfologi : Primer
Sekunder
Klasifikasi - Morfologi
Fraktur Linear
Fraktur Basis Kranii
• Clinical sign: - Periorbital ecchymosis (Raccoon eye)
- Retroauricular ecchymosis (Battle’s sign)
Kontusio serebri
• Breathing
Oksigenasi
• Circulation
IV line