Anda di halaman 1dari 3

F5 KUNJUNGAN RUMAH ODGJ

Latar Belakang

Untuk memajukan dan meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan jiwa pada masyarakat, maka perlu
ada nya kerjasama antara petugas kesehatan dan anggota keluarga pasien yang sedang menjalani
pengobatan, untuk itu perlu diikutsertakan dalam program perawatan pasien baik di rumah maupun
dirumah sakit. Hal ini sangat penting, bahwa pasien mengalami gangguan mental tidak selamanya
dirawat di rumah sakit jiwa. Dalam hal ini peran aktif keluarga dituntun guna mengoptimalkan pasien
untuk mandiri, memingkatkan pemenuhan kehidupan sehari-hari.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat 7,1
‰ rumah tangga yang memiliki penderita gangguan jiwa. Angka ini mengindikasikan terdapat 7
rumah tangga dengan penderita ODGJ di tiap 1.000 rumah tangga, sehingga jumlahnya diperkirakan
sekitar 450 ribu ODGJ berat. Dampak dari gangguan jiwa akan menimbulkan disabilitas dan bisa
menurunkan produktivitas masyarakat dan beban biaya cukup besar. Secara nasional terdapat 5.218
ODGJ berat yang di pasung pada tahun 2019. Seluruh Puskesmas di Provinsi Banten telah menangani
pasien jiwa. Berbagai kegiatan telah diupayakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang
dalam rangka mengatasi penanggulangan Gangguan Mental Emosional tersebut, yaitu
dengan Pembinaan, evaluasi dan monitoring cakupan deteksi dini gangguan mental
emosional dan dilakukan pada tiap pasien yang datang di BP Umum Puskesmas serta
kegiatan konseling kesehatan jiwa di Puskesmas seperti home care.

Permasalahan

Program perawatan ODGJ yang dilakukan di rumah memerlukan pengawasan dari tenaga Kesehatan
untuk mengoptimalkan pengobatan pasien dan membantu mendorong pasien untuk mandiri. Selain itu
home care perlu dilakukan sebagai dukungan pada keluarga yang merawat pasien.

Perancangan

Home care ODGJ akan dilaksanakan bergilir dengan memprioritaskan pasien yang tidak dapat dapat
untuk control ke Puskesmas. Home care akan dilaksanakan mendatangi rumah pasien untuk memantau
kondisi lingkungan dan dilakukan anamnesis serta pemeriksaan SRQ, dan pemeriksaan fisik. Setelah itu
akan ditentukan pengobatan yang akan diberikan dan nantinya akan diberikan ke keluarga.

Pelaksanaan

Kunjungan rumah ODGJ dilaksanakan pada Selasa, 25 Mei 2021 pada pukul 13.00-13.30.

 Nama : Tn. Nana


 No. RM : 03598808
 Umur : 53 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Status Pernikahan : Kawin
 Agama : Islam
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
 Diagnosis : Schizophrenia

Anamnesis: Pasien masih memiliki keluhan suka teriak teriak dan marah marah namun makin kesini
tdk teriak teriak dan sdh mulai berkomunikasi dan bisa bekerja. Keluhan melihat bayangan bayangan
dan mendengar suara suara disangkal. Keluhan melukai orang lain disangkal. Pasien dapat
beraktifitas sendiri. Keluarga mengatakan keluhan pada pasien mulai dirasakan sejak pasien ditinggal
meninggal oleh orang tua.

KU: kompos mentis

TD: 110/60mmHg

HR: 101 kali per menit

RR: 20 kali per menit

Suhu: 38.1 derajat Celsius

SpO2: 96% room air

Head to toe dalam batas normal

Tatalaksana: Risperidone 1x1/2 tab, Triheksifenidil 1x1/2 tab, Panadol 3x1

Monitoring dan Evaluasi

Keberhasil kunjungan rumah ODGJ memerlukan kerjasama antara kader, keluarga pasien, dan pihak
puskesmas. Monitoring akan dilakukan 1 bulan setelah home visit untuk melihat apakah ada keluhan
tambahan, kondisi pasien, dan compliance pengobatan. Keberhasilan terapi memerlukan dukungan
dari keluarga dan kader untuk terus mengingatkan pasien untuk mengonsumsi obat dan monitoring
tingkah laku pasien.

Anda mungkin juga menyukai