farmakologi
q Obat : dosis layak dapat
menyembuhkan ,meringankan, atau
mencegah penyakit berikut gejalanya.
qterapi kausal
qterapi simtomatik
qterapi substitusi
Efek samping
• Segala sesuatu khasiat obat yang tidak
diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksud
pada dosis yang dianjurkan
Efek toksis
• ialah aksi tambahan dari obat yang lebih berat
dibanding efek samping dan merupakan efek
yang tidak diinginkan. Tergantung besarnya
dosis obat, dapat diperoleh efek terapi atau
efek toksis.
Fotosensitasi
• ialah efek kepekaan yang berlebihan terhadap
cahaya yang timbul akibat penggunaan obat.
Contoh ialah akibat penggunaan Bithionol
sebagai antiseptika lokal.
Efek teratogen
• Menyebabkan timbulnya defek fisik pada
embrio yang sedang berkembang
Idiosinkrasi
• Peristiwa di mana suatu obat memberikan
efek yang secara kwalitatif total berlainan dari
efek normalnya. Umumnya hal ini disebabkan
oleh kelainan genetika pada pasien
bersangkutan.
Efek-efek obat
vDipandang dari segi luasnya area ; efek obat
dapat dibagi menjadi dua:
1. Efek sistemik
2. Efek lokal
Cara-cara penggunaan obat yang
memberi efek sistemik ialah :
• Oral
• Sublingual.
• Bukal
• Injeksi atau parenteral.
• Implantasi subkutan
• Rektal.
Cara penggunaan obat yang
memberi efek lokal, ialah :
• Inhalasi : diberikan melalui jalur nasal atau
oral respiratorik
• Penggunaan obat pada mukosa seperti mata,
telinga, hidung, vagina, dan sebagainya
dengan obat tetes, busa dan sebagainya.
• Penggunaan pada kulit dengan salep,
krim,losion dan sebagainya.
Efek Penggunaan Obat Campuran
• Sinergisme
• Antagonis
• Interaksi obat
Sinergisme
q kerja sama antara dua obat dan dikenal dua
jenis:
• adisi = efek kombinasi adalah sama dengan
jumlah kegiatan dari masing-masing obat,
misalnya kombinasi asetosal dan parasetamol.
• potensiasi = kedua obat saling memperkuat
khasiatnya, sehingga terjadi efek yang
melebihi jumlah matematis dari a+b. Kedua
obat kombinasi dapat memiliki kegiatan yang
sama seperti sulfametoksazol dan trimetoprim
Antagonis
q campuran obat atau obat yang diberikan
bersama-sama pada pasien yang
menimbulkan efek berlawanan aksi dari salah
satu obat, mengurangi efek dari obat yang
lain.
Interaksi obat
• Berat badan
• Umur
• Jenis kelamin
• Kondisi patologi pasien
Berat badan
• mg/kg bb/hari
Umur :
27
28
Faktor yang mempengaruhi dosis :
• Faktor obat;
sifat fisika,sifat kimia, toksisitas, bentuk sediaan
• Cara pemberian obat;
oral, parenteral, rektal, vaginal, uretral,topikal,dll
• Faktor penderita;
umur, BB, jenis kelamin, ras, toleransi, dll
• Interaksi Obat;
fisik, kimia, farmakologi
- efek positif : memperpanjang efek kerja obat
- efek negatif : mengganggu penyerapan obat yg lain
DOSIS
• DOSIS DEWASA
• DOSIS ANAK :
üperbdgn dosis dewasa :
- perbandingan usia (20-24 thn)
- perbandingan BB (70 kg)
- perbandingan LPT (1,73 m2)
überdasarkan ukuran fisik individual
- BB anak dlm kg
- LPT anak (m2)
- Rumus R.O. Mosteller
LPT = (cm) xBB(kg )
360
30
DOSIS
DOSIS ANAK :
- dinyatakan dalam sekian mg per kg BB
per hari
-dosis per kali, dgn membagi dosis per hari
tdk melewati DM
31
DOSIS
• DOSIS OBESITAS
üBB 20% diatas BB ideal
üPerbedaan antar obat (daya larut lemak)
dan distribusi obat dlm jar.lemak dan air
üDeviasi besar dari komposisi tubuh
• DOSIS GERIATRI
üPerubahan fisiologis dan patologis tubuh
- konsentrasi obat; ADME
- kecepatan absorpsi menurun
- perubahan mukosa GIT
32
DOSIS
33
CARA PERHITUNGAN DOSIS
• Pemilihan dan penetapan dosis memang tidak
mudah karena harus memperhatikan
– Faktor penderita; meliputi umur, bobot badan,
jenis kelamin,LPT,toleransi,habituasi,adiksi,dan
sensitifitas serta kondisi pasien
– Faktor obat;sifat fisika kimia obat,sifat
farmakokinetik
– Faktor penyakit;meliputi sifat dan jenis penyakit
serta kasus penyakit
34
Penggolongan Obat Tradisional
Pemanfaatan tanaman obat di
Indonesia
• Pemanfaatan tanaman obat di Indonesia pada saat ini semakin
meningkat baik dipergunakan langsung oleh masyarakat,
industri kecil maupun besar.
• Ketersediaan bahan baku obat (simplisia) yang melimpah ini
sangat mendukung pengembangan Industri Kecil Obat
Tradisional (IKOT) d e n g a n m e m formulasikannya menjadi
obat tradisional maupun kosmetik tradisional dalam bentuk
kemasan yang aman dan terstandarisasi berdasarkan peraturan
dan perundangan yang berlaku di Indonesia.
Eksplorasi bahan aktif tanaman obat tradisional dapat dilakukan dengan cara :
1.Aman
2.Klaim khasiat secara ilmiah, melalui uji pra-klinik dan klinik
3.Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
4.Telah dilakukan standardisasi bahan baku yang digunakan
dalam produk jadi
Logo pada Obat Tradisional
Cabang ilmu toksikologi yang mempelajari efek toksik dari agen yang
bertujuan untuk mengobati, memperbaiki, memodifikasi atau mencegah
suatu keadaan penyakit atau efek obat pada satu waktu tertentu
TOKSIKOLOGI KLINIK
Agen terapetik Agen non terapetik
Efek toksik dari obat-obatan Efek toksik dari bahan kimia non obat
§ Barbiturat § zat kimia yg mempengaruhi lingkungan (logam)
§Benzodiazepin §obat”an yg mempengaruhi perilaku seseorang (alkohol,
§Antikolinergik penyalahgunaan obat)
§Steroid §produk kimia dari industri (gas, hidrokarbon, radiasi)
§bhn kimia pertanian (pestisida, herbisida, insektisida)
Monitoring efek merugikan dari
obat (Advers Drug Reactions/ADRs)
Efek Samping
KEGAGALAN TERAPI
Monitoring pengobatan oleh dokter & Pasien hrs waspada jika tjd efek
tenaga kesehatan lainnya tdk menguntungkan dari obat2an
Dilakukan konseling
mengenai obat2an
Kepatuhan pasien dalam
meminum obat
PASIEN GERIATRI
Memberikan
konseling kpd Monitoring
Penyesuaian dosis Penggantian obat
pasien ttg cara pengobatan
minum obat
Kesalahan pengobatan
Adanya reaksi alergi
Penggunaan tdk
tepat/berlebihan
→TOKSISITAS
Efek yg tdk menguntungkan
dari obat2an / ADRs
reaksi yang berbahaya, tidak diinginkan dan terjadi pada dosis yang
biasanya digunakan oleh pasien untuk pencegahan atau pengobatan
penyakit
1. Stabilisasi pasien
2. Melakukan evaluasi klinik
3. Menghambat absorbsi zat beracun
4. Mempercepat eliminasi zat beracun
5. Pemberian antidotum
6. Melakukan perawatan secara intensive
1. Stabilisasi pasien
Ciri-ciri obat presipitan tersebut adalah pada proses distribusi (ikatan protein),
metabolisme dan ekskresi renal. Masih banyak obat-obat lain diluar ketiga ciri ini tadi
yang dapat bertindak sebagai obat presipitan dengan mekanisme yang berbeda-beda.
INTERAKSI OBAT – MAKANAN
• Umumnya interaksi obat-makanan berupa turunnya derajat
absorpsi melalui pembentukan kompleks, perubahan pH,
perubahan motilitas, perubahan fungsi mukosa dan perubahan
mekanisme transport.
• Pencegahan gunakan obat saat lambung kosong (kecuali obat
yang mengiritasi lambung gunakan saat lambung isi)
CONTOH INTERAKSI OBAT-MAKANAN
• Makanan mengandung tiramin (keju tua, ekstrak
yeast, daging asap, bir, alpukat, anggur merah,
minuman berkafein, yogurt, coklat, kecap)
berinteraksi dengan obat MAOI (mono amin
oksidase inhibitor).
Tiramin adalah asam amino yang ditemukan dalam
bermacam makanan di atas, yang merupakan
senyawa simpatomimetik tak langsung dapat
menyebabkan hipertensi pada pasien yang
menerima MAOI.
INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT LAIN
Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat
meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi efektifitas obat yang
berinteraksi, jadi terutama bila menyangkut obat dengan batas
keamanan yang sempit, misalnya glikosida jantung, antikoagulan, dan
obat-obat sitotastik. Demikian juga interaksi yang menyangkut obat-
obat yang biasa digunakan atau yang sering diberikan bersama tentu
lebih penting daripada obat yang dipakai sekali-kali.