Anda di halaman 1dari 33

CASE REPORT

Departement of Otolaryngology RSD Mardi Waluyo

SINUSITIS MAKSILARIS
KRONIK
Oleh :
dr. Alma Palupi
Dokter Penanggung Jawab Pasien :
dr. Erie Trijono, Sp. THT
Dokter Pendamping :
dr. Herlin Ratnawati MPH

2016

Program Dokter Internship Indonesia

Identitas Pasien
NAMA
: Tn. Mn
UMUR
: 27 Tahun
ALAMAT
: Pongok-blitar
PEKERJAAN
: Tukang Kayu
AGAMA
: Islam
STATUS PERNIKAHAN : Menikah
Pendidikan Terakhir
: SMP

KELUHAN UTAMA
Pipi kiri bengkak dan nyeri

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Datang ke Poli THT
RSD Mardi Waluyo
dengan keluhan pipi kiri bengkak dan nyeri
sejak 5 bulan yang lalu. Awalnya pasien sering
merasakan hidung sebelah kiri tersumbat dan
pilek keluar cairan kental berwarna putih,
sering bersin dipagi hari, sakit kepala, dan
mata sebelah kiri terasa mengganjal dan
sering berair. Keluhan terjadi berulang-ulang
dan hilang timbul.

A
N
A
M
N
E
S
A

RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA

Riwayat hipertensi disangkal


Riwayat DM disangkal

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Terdapat sisa akar gigi yang menghitam pada gigi
geraham 1 kiri atas sudah sejak lama.

RIWAYAT PENGOBATAN
4 kali berobat ke dokter umum dengan keluhan yang
sama, setelah pengobatan gejala bekurang sejenak
namun sering timbul lagi.

RIWAYAT ALERGI
tidak ada alergi makanan, dan obat. Jika udara
sangat dingin kulit kemerahan.

RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien setiap hari merokok, sehari-hari bekerja
sebagai buruh penghalus kayu. Setiap kali melakukan
pekerjaannya tidak menggunakan masker.

ANAMNESIS SISTEM
TELINGA - TENGGOROK
Tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
Compos Mentis
Tanda Vital
Pernafasan
: 20x/menit,
teratur, normal
Suhu
: 36C
HR
: 88x/menit, teratur,
kuat angkat
Tekanan darah : 150/110mmHg

T
E
L
I
N
G
A

Pemeriksaan Fisik THT


Bau Busuk
: -/Sekret
: tak ada / sedikit / banyak
Granulasi / polip
: tak ada / sedikit / banyak
Dinding belakang atas : turun / tidak
Fistula
: -/Gejala intracranial : Gejala labirin
:Saraf fasialis / N.VII : Parese / Paralise : Udem / abses aurikularis : Fistel retro aurikularis : -

+ Utuh +
- Retraksi - Perforasi - Sekret - Patologi -

T
E
L
I
N
G
A

Pemeriksaan Fisik THT


TELINGA

KANAN

KIRI

Test bisik 1 meter

9/10

9/10

+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
+
+

Test garputala Frekuensi :


1024 Hz
952 Hz
512 Hz
426 Hz
341 Hz
286 Hz
Rinne
Schwabach
Weber lateralisasi ke

positive
Sama dengan pemeriksa
Tidak ada

Kesimpulan Test Bisik dan Garpu Tala: Normal

H idung

Keadaan luar : regio maksilaris sinistra edema (+)


hiperemis (+)

P
E
M
F
I
S
T
H
T

H idung
Rinoskopi anterior
Vestibulum nasi
: sekret (-/+) minimal
Dasar kavum nasi
: sekret (-/+) minimal
Meatus nasi inferior
: sekret mukopurulen
(sinistra)
Konka nasi inferior : hiperemis
Meatus nasi media : sekret mukopurulen (sinistra)
Konka nasi media
: hiperemis
Fisura olfaktoria : dbn
Septum nasi
: dbn
Benda asing
:-

P
E
M
F
I
S
T
H
T

H idung
Palpasi
- Sinus Frontalis : - / - Sinus Maksilaris : - /
Nyeri
Transiluminasi
- Sinus Frontalis : T/T
- Sinus Maksilaris : T/G
Gejala lain
:

P
E
M
F
I
S
T
H
T

TENGGOROKAN
Bibir
Mulut
Gusi
Lidah
Palatum
dbn
Palatum
dbn

: simetris
: dbn
: dbn
: dbn
durum :
mole :

Uvula
bentuk : dbn
posisi
: central
tumor : Arkus anterior
posisi
: dbn
Radang : tumor : Arkus posterior
posisi : dbn
radang : tumor : -

P
E
M
F
I
S
T
H
T

TENGGOROKAN
Tonsil
Kanan T 1
Kiri T 1
dbn
Besar
dbn
dbn
Warna
dbn
(-)
Udem
(+)
(-)
Kripte
(-)
(-)
Detritus
(-)
(-)
Membran (-)
(-)
Ulkus
(-)
(-)
Tumor
(-)
(+)
Mobilitas (+)

Faring
warna
: dbn
udem
:granula
:lateral band : secret
:reflex muntah : +

P
E
M
F
I
S
T
H
T

USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Foto Waters

DIAGNOSA UTAMA
Sinusitis Maksilaris Kronis Sinistra

DIAGNOSA SEKUNDER
Gangrene radix M1 sinistra superior
Hipertensi

DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Rhinitis alergi

PLAN TERAPI
- Antibiotik
: Clindamicin 3x300 mg
- Analgetik NSAID : Kalium Diclofenak 3x50 mg
- Antihistamin : Loratadin 1x1
- Roborantia
: vitamin B complex 3x1
-Konsul GIGI

Tinjauan Pustaka
SINUSITIS MAKSILARIS

SINUS PARANASAL

ANATOMI FISIOLOGI

Fungsi dari sinus


paranasal antara lain :
Sebagai pengatur kondisi
udara (air conditioning)
Penahan suhu (thermal
insulators)
Membantu keseimbangan
kepala
Membantu resonansi
suara
Sebagai peredam
perubahan tekanan udara
Membantu produksi
mukous.

Sinus Maksila
Sinus maksilaris atau Antrum Highmore,
merupakan sinus paranasal yang terbesar
Dinding anterior sinus ialah permukaan fasial
os maksila yang disebut fosa kanina, sedangkan
dinding posteriornya adalah permukaan
infratemporal maksila, dinding medialnya ialah
dinding lateral rongga hidung.
Dinding superiornya adalah dasar orbita dan
dinding inferiornya adalah prosesus alveolaris
serta palatum

DEFINISI SINUSITIS
Sinusitis adalah kondisi klinis yang karakteristiknya
adalah adanya radang pada mukosa sinus paranasalis.
Sinusitis maksilaris adalah peradangan atau inflamasi
pada mukosa sinus maksilaris.

ETIOLOGI SINUSITIS MAKSILARIS


INFEKSIUS

BAKTERIOLOGI SINUSITIS MAKSILARIS


virus
virus
Rhinovirus

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang kuman anaerob :


Kuman anaerob dapat dijumpai pada sinusitis maksilaris bentuk akut
maupun kronik.
Infeksi oleh kuman anaerob ditandai oleh adanya sekret yang berbau
busuk, biasanya pada tipe dentogen, oleh karena kuman-kuman
anaerob lebih sering pada abses apeks gigi dan granulasinya.
Bentuk infeksi kuman anaerob yang lebih berat, akan disertai dengan
osteomielitis

Etiologi :
Perluasan infeksi dari hidung (rinogen), gigi geraham (1,2,3)
atas (dentogen), faring maupun tenggorokkan (ex :
peradangan tonsil)

Patogenesis
Sinusistis

-Adanya sumbatan (obstruksi) di daerah rongga hidung (ex :


Polip, Tumor, Benda asing, hipertrofi konka, Deviasi septum)
- Alergi
-Trauma (fisik maupun tekanan/barotrauma)
-Infeksi virus
-Infeksi bakteri, Infeksi jamur
Rinogen

Dentogen
Penjalaran
infeksi sampai
akar gigi

Polip

Deviasi

Alergi

Trauma

Mengenai dasar
sinus maksila

Gg. Aliran udara di


dalam sinus

Silia kurang aktif


bergerak, secret
lebih purulen

Kerusakan silia
sinus

Mengganggu
aliran mukosa

Penurunan
muccosiliary
clearence

Kuman masuk ke
ostium sinus
maksila

Disfungsional
silia

Edema mukosa sinus

Gg. Dalam

Menurunkan
pergerakan silia,
ostium tersumbat

drainase sinus

Peningkatan tekanan
negative dalam rongga
sinus
Transudasi serous

Akumulasi sekret
>>

Media yang baik untuk multiplikasi


kuman
Sinus terinfeksi
SINUSITIS

STADIUM SINUSITIS MAKSILARIS


Sinusitis maksilaris akuta

: 1 minggu 3 minggu

Sinusitis maksilaris subakuta : >3 minggu 3 bulan


Sinusitis maksilaris kronika : 3 bulan atau lebih

PENEGAKAN DIAGNOSA SINUSITIS MAKSILARIS

Kriteria Subjektif (Anamnesa)

Didahului keluhan rinitis


akut (bersin- bersin, hidung
buntu, pilek encer)

Subfebris dan kadang febris

Sakit : Di daerah pipi (satu


sisi), di daerah kepala (pagi
minimal), dan untuk
mengunyah (geraham atas).

Sekret mukopurulen yang


hemoragis
Sekret mukopurulen yang
bau (foetor)
Obstruksi nasal

Kriteria Objektif
(Pemeriksaan Fisik)

Sedikit odema pada pipi

Sedikit hiperemi pada pipi


(jika kulit putih)
inspeksi

Pemeriksaan gigi,
terdapat karies dentis
atau sisa akar atau nyeri
ketok pada gigi rahang
atas sinus yang sakit.
Fossa kanina nyeri saat
penekanan

Rinoskopi anterior &


posterior

Kriteria Diagnosis Pada Sinusitis

Stadium Sinusitis Maksilaris pada foto waters:


Penebalan mukosa (stadium 1)
Perselubungan (stadium 2)
Air-fluid level (stadium 3)

Diagnosis Banding
Gejala

Komplikasi

Medikmentos
Antibiotik

Antihistamin
Decongestan
Analgetik

Non

medikamentosa

Pencabutan gigi penyebab infeksi (konsul gigi)


SWD (Short Wave Diathermy)
Irigasi sinus

Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF/FESS)

PROGNOSA

Prognosis tergantung dari ketepatan


serta cepatnya penanganan yang
diberikan.
Semakin cepat maka prognosis semakin
baik. Pemberian antibiotik serta obatobat simtomatis bersama dengan
penanganan faktor penyebab dapat
memberikan prognosis yang baik

DAFTAR PUSTAKA

Higler PA. Nose: Applied Anatomy dan Physiology. In: Adams GL, Boies LR, Higler
PA, editors. Boies Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. Philadelphia, PA: WB
Saunders Company; 1989. p.173-90
Rubin MA, Gonzales R, Sande MA. Infections of the Upper Respiratory Tract. In:
Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors.
Harrisons Principle of Internal Medicine. 16th ed. New York, NY: McGraw Hill; 2005.
p. 185-93
Mangunkusumo E, Rifki N. Sinusitis. Dalam: Supardi EA, Iskandar N, editor. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Ed 5. Jakarta: Balai
Penerbitan FKUI; 2001. p.120-4
Higler PA. Paranasal Sinuses Diseases. In: Adams GL, Boies LR, Higler PA, editors.
Boies Fundamentals of Otolaryngology. 6th ed. Philadelphia, PA: WB Saunders
Company; 1989. p.240-62
Siswantoro, dkk. 2005. Sinusitis Paranasal Kronik : Pedoman diagnosis dan terapi
Edisi III. BAG/SMF Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok RSU Dokter
Soetomo. Surabaya. Hal 34-34
White JA. Paranasal Sinus Infection. In : Ballenger JJ. Ed. Disease of Nose, Throat,
Ear, Head and Neck. 14th ed. Philadelphia, London: Lea & Febiger, 1991 : 184-202
Wilson WR, Montgomery WW. Infection Disease of the paranasal Sinuses. In:
Parapella NN, Shumrick DD, Stuckman JL, Meyerhoff WL, ed. Otolaryngology 3rd ed.
Vol. III, Head and Neck. Philadelpia, London, Toronto, WB Saunders, Co, 1991:
1843-61
Patel AM, Vaughan WC. 2005. Chronic Maxillary Sinusitis Surgical Treatment.
Available from: http://www.emedicine.com.

Anda mungkin juga menyukai