LAPORAN
KEGIATAN
JUNI 2020
TANTANGAN
MULTIDIMENSIONAL
PENANGANAN COVID-19
DI TANAH PAPUA
PENULIS DEPARTEMEN
AMELINDA BONITA LEONARD POLITIK DAN
VIDHYANDIKA D. PERKASA PERUBAHAN SOSIAL
TANTANGAN
MULTIDIMENSIONAL
PENANGANAN COVID-19
Kamis, 11 Juni 2020
DI TANAH PAPUA
Suggested Citation
The CSIS Event Report series presents
Leonard, Amelinda Bonita dan brief summaries and findings from events
Vidhyandika D. Perkasa. 2020. hosted by CSIS Indonesia to record key
"Tantangan Multidimensional insights and further encourage a robust
Penanganan COVID-19 di Tanah and civil exchange of policy ideas.
Papua". CSIS Event Report. Jakarta:
CSIS Indonesia. The author(s) welcome comments on the
present form of this Event Report. The
views expressed here are those of the
© 2020 CSIS Indonesia author(s) and are not intended to be
All rights reserved attributed to CSIS Indonesia.
Latar Belakang
Pandemi COVID-19 telah menyebar di seluruh dunia, termasuk di 34 Provinsi di Indonesia.
Berdasarkan data per 25 Juni 2020, sudah ada 50,187 kasus positif yang terkonfirmasi di mana
2.620 orang di antaranya meninggal dunia.1 Persoalan mengenai COVID-19 meliputi banyak
aspek, yaitu meliputi aspek fasilitas kesehatan, aspek pendidikan, aspek ekonomi (misalnya
pada sektor pariwisata, UMKM/Usaha Mikro Kecil Menengah dan Food & Beverages), aspek
distribusi bantuan sosial, aspek ketahanan pangan, aspek kebijakan dan inovasi pemerintah
daerah, aspek kepatuhan masyarakat serta aspek keamanan.
Keseluruhan aspek ini masih menjadi tantangan dalam penanganan COVID-19 baik secara
nasional maupun di tingkat daerah. Ironisnya, di tengah situasi yang belum menentu ini,
pemerintah memutuskan untuk membuka lagi beberapa sektor ekonomi khususnya di wilayah-
wilayah dengan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti di DKI Jakarta, Jawa
Barat dan Sumatera Barat. Kebijakan ini ada nuansa upaya ‘menyelamatkan perekonomian’ di
tengah situasi pandemi ini. Sebagai akibat dari pandemi COVID-19, pertumbuhan ekonomi
stagnan dan bahkan minus sehingga perekonomian negara terancam menuju resesi. Masa
transisi ini sering kali disebut juga the new normal. Walaupun Provinsi Papua tidak menerapkan
status PSBB dan hanya mengandalkan upaya pengendalian penyebaran COVID-19 melalui
kebijakan ‘pembatasan sosial yang diperluas’, Provinsi Papua juga sedang mempersiapkan
masa menuju the new normal.2
Per 25 Juni 2020, Provinsi Papua merupakan provinsi ke-8 dengan jumlah kasus terbanyak yaitu
sebanyak 1.613 kasus positif dan sebanyak 15 orang di antaranya meninggal dunia.3 Sejauh ini,
Provinsi Papua telah melaksanakan upaya preventif seperti menerapkan kebijakan physical
distancing, pemakaian masker, pemberlakuan jam malam dan penutupan akses keluar-masuk
seperti di pelabuhan dan bandara. Sama dengan daerah lainnya, Provinsi Papua juga
menghadapi isu-isu terkait distribusi bantuan sosial, kepatuhan masyarakat dan sinkronisasi
kebijakan antara pusat dan daerah. Namun mewabahnya COVID-19 ini tentunya akan
membawa sensitivitas dan kerentanannya tersendiri bagi Provinsi Papua.
Salah satu persoalan utamanya adalah minimnya fasilitas dan tenaga kesehatan di Papua.4
Selain itu, masyarakat Papua juga dihadapkan dengan belum terbentuknya situasi kondusif dari
aspek keamanan. Konflik terus berlanjut dan dapat dilihat sebagai suatu fenomena yang terjadi
hampir setiap hari yang telah memakan banyak korban. Masalah penting lainnya terkait
pembangunan ekonomi, keadilan dan kesejahteraan yang belum sepenuhnya terwujud meski
sudah menerima dana Otonomi Khusus yang sudah berjalan selama 19 tahun. Papua tetap
tergolong Provinsi dengan angka kemiskinan yang tertinggi terlepas dari upaya untuk
mendorong pembangunan infrastruktur yang bersifat massive. Ada juga permasalahan terkait
disparitas digital di Papua juga cukup tinggi. Akses terhadap internet dan platform untuk
pembelajaran secara daring atau e-learning masih sangat terbatas.
Adapun permasalahan lainnya meliputi isu-isu sosial-kultural tentang pemahaman masyarakat
terhadap COVID-19 dan sensitivitas antara orang asli Papua (OAP) dengan semakin banyaknya
arus pendatang ke provinsi tersebut.5 Rasisme dan diskriminasi juga merupakan isu penting di
• Dr Vidhyandika D. Perkasa
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial, CSIS Indonesia
• John Gobay
Sekretaris II Dewan Adat Papua
• Yanto Eluay
Tokoh Adat Papua
Kata penutup:
• Dr. J. Kristiadi
Peneliti senior, CSIS Indonesia
Kata Penutup
Sebagai penutup, Dr J. Kristiadi mengapresiasi kesediaan para pembicara untuk berpartisipasi
dalam Webinar ini. Secara keseluruhan, Webinar ini diharapkan menambah pemahaman
pembicara serta seluruh peserta yang hadir untuk semakin menyadari pentingnya persatuan
dan kesatuan dalam penanganan COVID-19. Pentingnya melawan virus dengan persatuan
sebagai musuh seluruh umat manusia, serta perlunya gotong royong dan bersatu untuk
memperkuat kohesi sosial. Dr Kristiadi juga menyebutkan diperlukannya semangat dan
optimisme dalam menghadapi tantangan virus COVID-19.
1
Data dari covid19.go.id per 25 Juni 2020.
2
Pengajuan status PSBB untuk Provinsi Papua dan Kabupaten Fakfak, Papua Barat ditolak oleh Kemenkes karena
tidak memenuhi persyaratan epidemiologi;
‘Belum Ajukan PSBB, Papua Gunakan 2 Langkah Lawan Corona’, Liputan 6
<https://www.liputan6.com/regional/read/4251442/belum-ajukan-psbb-papua-gunakan-2-langkah-lawan-
corona> 12 Mei 2020;
‘Strategi Dinkes Papua Hadapi New Normal’, Medcom.id,
<https://www.medcom.id/nasional/daerah/MkMGXgjN-strategi-dinkes-papua-hadapi-new-normal> 13 Juni
2020.
3
Data dari https://covid19.papua.go.id per 25 Juni 2020.
4
‘Virus Corona: Di Papua Barat dan Papua tenaga medis takutkan outbreak, ‘Kami tidak tahu siapa yang positif
COVID-19’, BBC Indonesia, 20 April 2020 <https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52300165>
5
Vidhyandika Perkasa, Menangani COVID-19 di Papua, CSIS Commentaries DMRU, 27 Maret 2020
<https://csis.or.id/publications/menangani-COVID-19-di-papua>
6
Tautan rekaman Webinar Publik melalui Youtube dapat diakses di sini.
7
Penulis berterima kasih atas kontribusi Salsabila Fitristanti sebagai notulen kegiatan Webinar
Pembicara :
Agenda
Jumlah Peserta
Zoom : 61
Youtube : 149 (selama live streaming berlangsung)