Anda di halaman 1dari 18

COST OF ILLNESS

• Jenis analisis ekonomi yang lain adalah cost of illness analysis (COI)
yang mengkaitkan biaya penyakit ini terhadap kehidupan sosial;
misalnya outcome dan biaya yang dikeluarkan masyarakat terhadap
penyakit sakit pungung (back pain) disuatu negara. Jenis analisis ini
tidak membandingkan teknologi kesehatan, hanya menghitung total
biaya yang dikeluarkan masyarakat; juga tidak memberikan informasi
tentang opportunity cost sehingga sering dianggap bukan jenis
analisis ekonomi (Drummond et al. 1997). (Poulsen)
• Analisis Cost of Illness (COI) merupakan bentuk evaluasi ekonomi yang
paling awal di sector pelayanan kesehatan.
• Tujuan utama COI adalah untuk mngevaluasi beban ekonomi dari
suatu penyakit pada masyarakat, meliputi seluruh sumber daya
pelayanan kesehatan yang dikonsumsi.
• Studi COI dapat menggambarkan penyakit mana yang membutuhkan
peningkatan alokasi sumber daya untuk pencegahan atau terapi,
tetapi mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan bagaimana
sumber daya dialokasikan, karena tidak dilakukan pengukuran benefit.
• Studi COI mengukur beban ekonomi dari suatu penyakit dan memperkirakan nlai
maksimum yang dapat dihemat atau diperoleh jika penyakit dapat disembuhkan.
Pengetahuan COI dapat membantu pembuat kebijakan untuk memutuskan penyakit apa
yang diprioritaskan untuk ditentukan kebijakan pelayanan kesehatan dan
pencegahannya.
• Selain itu, studi ini dapat menjelaskan regimen terapi mana pada suatu penyakit yang
dapat menurunkan beban penyakit tersebut. Bagi pemegang kebijakan, studi COI dapat
menggambarkan pengaruh finansial dari suatu penyakit pada program kesehatan di
masyarakat.
• Bagi manajer, dapat diketahui penyakit apa yang mempunyai pengaruh besar pada
biaya. Studi COI menyediakan informasi yang penting untuk cost-effectiveness analysis
dan cost benefit analysis, memberikan kerangka kerja untuk perkiraan biayanya.
Biaya langsung dan Tidak langsung
COI yang komprehensif meliputi baik biaya langsung maupun tidak
langsung
• Biaya langsung mengukur opportunity cost dari sumber daya yang
digunakan untuk mengatasi penyakit tertentu,
• Sedangkan biaya tidak langsung mengukur nilai sumber daya yang
hilang karena penyakit tertentu.
Meskipun beberapa studi juga memasukkan intangible cost dari nyeri
atau sakit, biasanya pada pengukuran kualitas hidup, kategori biaya
tidak dihitung karena kesulitan menghitung biaya secara tepat.
Biaya Medik langsung
• Biaya medik langsung meliputi pengeluaran pelayanan kesehatan
untuk diagnosis, terapi, terapi pemeliharaan, dan rehabilitasi,
sedangkan biaya non-medik langsung adalah sumber daya sumber
daya yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kesehatan,
misalnya transportasi dari atau ke tempat pelayanan kesehatan,
pengeluaran untuk keluarga, dan waktu dari anggota keluarga untuk
merawat pasien.
Istilah biaya tidak langsung
• Istilah biaya tidak langsung digunakan untuk menilai produktivitas
yang hilang terkait dengan penyakit atau kematian. Istilah ini tidak
sama artinya jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Dalam
akuntasi, biaya tidak langsung mengacu pada aktivitas tambahan atau
pendukung yang dibutuhkan unit pengguna, oleh karena itu
disarankan untuk menggunakan istilah biaya produktivitas yang
terkait dengan mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan)
Tipe Cost of Illness
a. Pendekatan Prevalensi vs Insidensi
• Studi prevalensi mengacu pada jumlah total dari kasus pada periode
tertentu (biasanya dalam satu tahun), Pendekatan prevalensi
memperkirakan biaya penyakit atau kelompok penyakit pada semua
kasus yang terjadi dalam periode satu tahun, baik biaya langsung
maupun produktivitas yang hilang.
• sedangkan insidensi mengacu pada jumlah kasus baru yang muncul
dalam periode waktu tertentu. Pendekatan insidensi memperkirakan
biaya seumur hidup kasus baru dari suatu keadaan atau kelompok
keadaan dalam periode tertentu
Analisis COI yang didasarkan pada
prevalensi dapat bermanfaat jika :
1. Memberikan gambaran kepada pembuat keputusan pada suatu
keadaan dimana pengeluaran tidak sesuai dengan biaya riil. Karena
terdapat perbedaan numerik antara pendekatan prevalensi dan
insidensi, tujuan dari pendekatan prevalensi lebih baik daripada
insidensi.
2. Merencanakan kebijakan cost containment, karena studi ini
memberikan gambaran kepada pembuat keputusan pengeluaran
secara menyeluruh dan lebih penting lagi komponen biaya utama.
Analisis COI yang didasarkan insidensi
khususnya bermanfaat jika tujuannya adalah:
1. Penilaian terhadap pencegahan. Analisis ini memperkirakan
penghematan yang dapat diperoleh jika dilakukan tindakan
pencegahan.
2. Menganalisa manajemen penyakit dari awal terjadinya penyakit
sampai sembuh atau meninggal. Pendekatan insidensi menganalisis
stage atau keparahan penyakit sehingga menggambarkan bagaimana
biaya didistribusikan jika penyakit berkembang. Hal ini dapat
membangkitkan, misalnya pengembangan pedoman klinik atau terapi
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi baik manajemen
penyakit secara keseluruhan dan untuk setiap tahapan dari clinical
pathway.
• Studi COI yang didasarkan pada prevalensi lebih sering dilakukan
karena data yang diperlukan lebih sedikit dan asumsi yang digunakan
lebih kecil dibandingkan dengan insidensi. Data yang diperlukan cukup
data satu tahun dan tidak diperlukan asumsi mengenai survival rate
dan lama sakit.
• Studi berdasarkan prevalensi dapat dilakukan untuk penyakit kronis,
tetapi perlu interpretasi sebagai gambaran dari biaya dalam satu
tahun, daripada biaya yang dapat dihemat jika semua kasus penyakit
dapat dicegah
Tipe Cost of Illness
b. Pendekatan Top Down vs Bottom-up
• Perbedaan lain antara kedua pendekatan di atas adalah bahwa pada
pendekatan insidensi analisis dilakukan secara bottom up, meliputi
semua biaya penyakit selama hidup.
• Data yang diperlukan lebih detail dibandingkan pendekatan
prevalensi. Pendekatan prevalensi dilakukan secara top down,
mengalokasikan total biaya untuk masing-masing kategori penyakit
secara umum
Tipe Cost of Illness
b. Pendekatan Top Down vs Bottom-up
• Pada pendekatann bottom up, perkiraan biaya dapat dibagi menjadi 2
langkah. Langkah pertama, adalah memperkirakan jumlah input yang
diperlukan dan langkan kedua adalah memperkirakan unit cost dari
input yang digunakan.
• Biaya diperhitungkan dengan mengalikan unit cost dengan jumlahnya.
Data yang diperlukan akan bervariasi, tergantung dari cakupan
penelitian. Pada studi yang komprehensif, biasanya dilakukan survei
secara nasional sehingga dapat disajikan data yang sesungguhnya dari
sumber daya yang digunakan
Tipe Cost of Illness
b. Pendekatan Top Down vs Bottom-up
• COI top down dapat menyebabkan alokasi biaya kurang tepat,
pertama disebabkan pengeluaran biaya pelayanan kesehatan nasional
bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari biaya langsung total.
Kedua, eksklusi dari kategori biaya tidak dipertimbangkan (misalnya
biaya transportasi atau pelayanan informal), sehingga akan
menyebabkan bias karena perkiraan biaya berdasarkan kategori
penyakit, kategori penyakit yang berbeda dapat menyebabkan
perbedaan biaya non medik.
Ketiga, biaya total menggambarkan diagnosis primer. Hal ini akan
menyebabkan masalah jika pasien mengalami multiple diagnosis
Tipe Cost of Illness
C. Cost of Illness Prospektif vs Retrospektif

• COI dapat dilakukan secara prosfektif dan retrospektif tergantung dari


hubungan antara waktu penelitian dilakukan dan pengumpulan data.
• Pada studi COI retrospektif, saat studi dilakukan, semua kejadian yang
relevan sudah terjadi. Proses pengumpulan data mengacu pada data
yang sudah ada, sedangkan pada studi SOI prospektif kejadian yang
relevan belum terjadi saat penelitian dilakukan.Proses pengumpulan
data dilakukan dengan mengikuti pasien setiap waktu.
• COI berdasarkan prevalensi maupun insidensi dapat dilakukan secara
prospektif atau retrospektif.
CONTOH COI
• http://journal.fkm.ui.ac.id/jurnal-eki/article/view/1777/595
• http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/557779
Tujuan utama dari COI adalah:
1. Untuk menilaai beban ekonomi suatu penyakit dalam masyarakat. Hasil studi dapat digunakan
sebagai informasi tentang jumlah sumber daya yang digunakan karena penyakit dan berdasarkan
data epidemiologi morbiditas dan mortalitas dapat diketahui peringkat penyakit berdasarkan
beban ekonominya.
2. Untuk mengidentifikasi komponen biaya utama dan biaya total berdasarkan insidensi. Hal ini
dapat membantu pembuat kebijakan untuk menetapkan dan/atau membatasi:
a. Kebijakan penetapan biaya pada komponen yang memberikan porsi terbesar dari total biaya.
b. Mengontrol implementasi nyata dari kebijakan kesehatan sebelumnya.
3. Untuk mengidentifikasi manajemen klinik dari suatu penyakit pada tingkat nasional. Hasil
evaluasi COI dapat membantu pembuat keputusan dan manajer untuk menganalisa fungsi
produksi yang digunakan untuk menghubungkan input dan/atau pelayanan intermediate untuk
mencapai output. Pedoman klinik merupakan salah satu contoh hasil akhir pada kasus ini, dapat
digunakan untuk identifikasi manajemen penyakit terutama jika dinilai tidak efektif atau sangat
beragam.
Tujuan utama dari COI adalah:
4. Menjelaskan variasi biaya. Pada kasus ini dapat dilakukan analisis statistik
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variasi biaya dan variabel
penyakit ( misalnya keparahan), pasien (misalnya variabel demografi) atau
penyelenggara pelayanan kesehatan (misalnya rumah sakit pendidikan
dibandingkan rumah sakit daerah). Hasil penelitian ini akanmembantu manajer
untuk membuat perencanaan dengan informasi yang lebih akurat untuk
menentukan pelayanan ke depan. Pola dari sumber daya yang digunakan dalam
pelayanan sangat penting untuk merencanakan pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai