Anda di halaman 1dari 17

SISTEM UJIAN DAN PENILAIAN DI MADRASAH ALIYAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas struktur


Mata Kuliah Manajemen Sistem Ujian dan Penilaian

Dosen:
Dr. H. Daeng Arifin, M.Si.
Dr. Ricky Yoseptry, M. M.Pd.

Disusun oleh : Deden Awaludin (41038103200060)


Jajang Kandar (41038103200081)
Somantri (41038103200038)
Wakidin (41038103200074)
Wilman Muhamad Naser (41038103200056)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang
seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Madrasah tersebut telah
mengalami perkembangan jenjang dan jenisnya seirama ‘dengan perkembangan dan
tuntutan zaman sehingga telah mengubah pendidikan dari bentuk awal seperti pengajian di
rumah-rumah, mushalla, dan masjid menjadi Iembaga pendidikan formal sekolah seperti
bentuk madrasah yang kita kenal saat ini. Madrasah sebagai sekolah umum berciri khas
agama Islam mempunyai peran amat strategis dalam kerangka peningkatan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas
RUMUSAN MASALAH

01 02
Apa pengertian penilian? Apa Fungsi dan prinsip
penilaian?

03 04
Bagaimana sistem ujian di
Bagaimana penilaian di Madrasaha Aliyah
Madrasaha Aliyah?
TUJUAN

1 Untuk mengetahui pengertian penilaian

2 Untuk mengetahui Fungsi dan prinsip penilaian

3 Untuk mengetahui penilaian di Madrasaha Aliyah

4 Untuk mengetahui sistem ujian di Madrasaha Aliyah


BAB II
PEMBAHASAN

1. Penilaian merupakan hal sangat penting dalam proses pembelajaran.Penilaian


digunakan untuk mengambil keputusan penting terkait peserta didik, seperti
menentukan apakah peserta didik tersebut perlu mengulang materi, naik kelas,
mengulang atau tidak. Diperlukan pertimbangan yang matang untuk agar diperoleh
keputusan yang tepat sehingga tidak merugikan peserta didik.
Fungsi Penilaian
Purwanto mengelompokkan fungsi penilaian dalam kegiatan evaluasi pendidikan dan pengajaran, yakni:
Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau
melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari
beberapa komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen kompenen yang dimaksud adalah:
tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran,
dan prosedur serta alat evaluasi.
Untuk keperluan Bimbingan Konseling (BK).
Hasil-hasil penilaian dalam kegiatan evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya dapat
dijadikan sumber informasi atau data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau guru pembimbing
lainnya, seperti halnya:
(a) Untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan atau kemampuan siswa.
(b) Untuk mengetahui dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa memerlukan pelayanan
remedial.
(c) Sebagai dasar dalam menangani kasus-kasus tertentu diantara siswa.
(d) Sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karir
Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan
 
Tujuan penilaian

tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal berikut (Kusaeri dan
Suprananto, 2012:9):
Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses
pembelajaran tetap sesuai dengan rencana,
Pengecekan(cheking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan-
kelemahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran,
Pencarian (findingout), yaitu mencari dan menemukan hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran, dan
Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah siswa telah
meguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum
Prinsip – Prinsip Penilaian

1. SAHIH
2. OBJEKTIF
3. ADIL
4. TERPADU
5. TERBUKA
6. MENYELUR DAN BERKESINAMBUNGAN
7. SISTEMATIS
8. BERACUAN KRITERIA
9. AKUNTABEL
Mekanisme penyelenggaraan Ujian Sekolah diserahkan kepada satuan
pendidikan masing-masing secara opsional dengan mengacu pada
1. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor
24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Kurikulum 2013
secara utuh/tidak disederhanakan);
2. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor
018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi Khusus (Kurikulum
yang Disederhanakan);
3. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3451 Tahun 2020 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
pada Masa Kebiasaan Baru (Kurikulum yang Disederhanakan); Kurikulum 2013
berdasarkan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 yang dikembangkan oleh satuan
pendidikan.
Penyusunan Kisi-Kisi Soal Ujian
Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kriteria pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), dan kurikulum
yang berlaku. Kisi-kisi soal merupakan suatu pedoman untuk menulis atau merakit soal.
Format kisi-kisi berisi lingkup materi dan level kognitif.
Kisi-kisi umum berisi kompetensi yang belum dijabarkan ke dalam indikator soal.
Kisi-kisi umum berisi seluruh kompetensi dasar (KD) pada Kurikulum 2013 dan/atau Kurikulum 2013 yang disederhanakan.
Ketentuan penyusunan kisi-kisi umum.
Ketentuan penyusunan kisi-kisi umum sebagai berikut:
Memahami KI dan KD PAI sebagaimana tercantum di dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018, Keputusan Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020 atau Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Nomor 3451 Tahun 2020.
Memahami level kognitif yaitu pengetahuan dan pemahaman (level 1), aplikasi (level 2), dan penalaran (level 3).
Menentukan prosentasi level 1, 2, dan 3.
Merancang distribusi KD ke dalam level kognitif
 
Penyusunan Soal Ujian
Penyusunan soal ujian diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Bentuk ujian berupa:
Portofolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/prilaku, dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil
lomba, dan sebagainya);
Penugasan;
Tes secara luring atau daring; Tes ini berupa tes tertulis dan/atau ujian praktik; dan/atau Bentuk kegiatan penilaian lain yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
PELAKSANAAN UJIAN

Pelaksanaan ujian sekolah mencakup 3 (tiga) ranah, yaitu: ranah sikap melalui
penilaian akhlak mulia, ranah pengetahuan melalui ujian tulis dan/atau
penugasan, dan ranah keterampilan melalui ujian praktik dan/atau portofolio.
BENTUK UJIAN TULIS

1. PILIHAN GANDA
2. URAIAN
3. PRAKTEK
Penilaian oleh Pendidik, Satuan Pendidikan dan
Pemerintah
PENILAIAN OLEH PENDIDIK

1. Mengukur dan mengetahui pencapaian


kompetensi peserta didik;
2. Menetapkan program remedial dan/atau
pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi;
3. Memperbaiki proses pembelajaran; dan Menyusun
laporan kemajuan hasil belajar.
Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses


pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis. Penilaian ini bertujuan untuk mengukur
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata
pelajaran dalam bentuk Penilaian Akhir Semester (PAS) dan
Penilaian Akhir Tahun (PAT) dan Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (USBN).
PENILAIAN OLEH PEMERINTAH
Ujian Nasional (UN)
UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik
dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu. UN dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan langkah-langkah yang diatur dalam POS UN.
 
Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN)
UAMBN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab secara nasional. UAMBN
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan langkah-langkah yang
diatur dalam POS UAMBN.
 
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak hanya penilaian terhadap hasil belajar
(assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk mendorong atau
mengoptimalkan proses pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai
bagian dari proses pembelajaran (assessment as learning) atau evaluasi terhadap
proses pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia telah muncul dan berkembang seiring
dengan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Madrasah tersebut telah mengalami
perkembangan jenjang dan jenisnya seirama ‘dengan perkembangan dan tuntutan zaman sehingga
telah mengubah pendidikan dari bentuk awal seperti pengajian di rumah-rumah, mushalla, dan masjid
menjadi Iembaga pendidikan formal sekola seperti bentuk madrasah yang kita kenal saat ini.
System Ujian yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan. System Ujian yang diselenggarakan satuan
pendidikan dinamakan Ujian Sekolah merupakan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yang
bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua pelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku dan diikuti oleh peserta didik pada akhir jenjang.
Penilaian hasil belajar merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan data atau informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar dan perkembangan peserta didik dalam berbagai aspek. Upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem penilaian
 

Anda mungkin juga menyukai