Anda di halaman 1dari 21

KONSEP MODEL DESAIN KURIKULUM

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Kurikulum MI

Dosen Pengampu: Miftahul Jannah, M. Pd

Oleh Kelompok: 4

Aulia Rahmi : 18.11.20.01.00325

Aulia Sani : 18.11.20.01.00326

Gazali Rahman : 18.11.20.01.00883

Muhammad Mawardi : 18.11.20.01.00364

Wahyudi : 18.11.20.01.00474

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH VI B
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam yang menciptakan
semesta ini, karena berkat limpahan rahmat yang kita masih di berikan umur
yang panjang, serta nikmatnya iman dan Islam. selawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta keluarga kerabat dan
pengikutnya hingga kiamat.

Alhamdulillah dengan taufik dan hidayahnya lah kami dapat


menyelesaikan makalah ini, tentulah tidak ada nya kami bangga kan sebagai
penulis dari karya ilmiah ini, mungkin banyak kekurangan terdapat di dalam
makalah ini, harapan kami sebagai penulis makalah ini tidak lah lain saran dan
kritik untuk membangun semangat kami selaku penulis makalah ini untuk
menjadi lebih baik di masa yang akan datang

Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan


penulisan makalah kami ini, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita
semua dan semoga amal ibadah kita semua di terima Allah SWT sebagai amal
jariyah kita semua aamiin.

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Kurikulum..................................................... 3

B. Macam-Macam Desain Kurukulum.............................................. 4

C. Model-Model Desain Kurikulum.................................................... 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................. 18

DAFTAR PUSTA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembinaan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu pada usaha untuk


melaksanakan, mempertahankan, dan menyempurnakan kurikulum yang telah
ada, guna memperoleh hasil yang maksimal. Pelaksanaan kurikulum sendiri
diwujudkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan
tuntutan kurikulum yang dikembangkan sebelumnya bagi pendidikan/sekolah
tertentu. Dengan demikian, pembinaan kurikulum di sekolah dilakukan setelah
melalui tahap pengembangan kurikulum, atau setelah terbentuknya kurikulum
baru.

Pengembangan kurikulum sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yaitu


kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam
kegiatan tersebut meliputi penyusunan-penyusunan, pelaksanaan, penilaian,
dan penyempurnaan. Melalui tahap-tahap tersebutlah akan menghasilkan
kurikulum baru. Dan dengan terbentuknya kurikulum baru, maka tugas
pengembangan telah selesai.

Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang tidak pernah ada titik
awal dan akhirnya. Karena pengembangan kurikulum ini merupakan suatu
proses yang tertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang didalamnya
meliputi tujuan, metode, material, penilaian dan timbal balik (feed back).
Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis,
sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen
kurikulum.

Sementara dukungan masyarakat terhadap sekolah dalam rangka


menerapkan kurikulum juga menjadi sangat pasif. Kepasifan ini mungkin
terjadi karena sosialisasi mengenai kurikulum kepada masyarakat sangat

1
kurang, bahkan membingungkan. Pada akhirnya semua persoalan ini
diserahkan kepada sekolah dan akibatnya keterlibatan masyarakat atau orang
tua menjadi sangat kurang. Dalam pengertian lain, masyarakat yang tertutup
dan apriori terhadap munculnya berbagai inovasi akan mengahambat
implementasi kurikulum.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Desain Kurikulum
2. Bagaimana Macam-Macam Desain Kurukulum
3. Bagaimana Model-Model Desain Kurikulum
C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan Pengertian Desain Kurikulum

2. Menjelaskan Macam-Macam Desain Kurukulum

3. Menjelaskan Model-Model Desain Kurikulum

1
Masdiono, “Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar,” jurnal ilmian pendidikan
dasar 1 01, no. 03 (2019): h.44.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Kurikulum

Ada beberapa Pengertian Desain Kurikulum menurut para ahli,


diantaranya adalah :      
1) Menurut Oemar Hamalik (1993) pengertian Desain adalah suatu
petunjuk yang memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh
dalam memulai dan melaksanakan kegiatan. Fred Percival dan Henry
Ellington (1984)

2) Menurut Nana S. Sukmadinata (2007:113) desain kurikulum adalah


menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen
kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua
dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal
berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Sedangkan
dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan
urutan tingkat kesukaran.

3) Menurut Longstrteet (1993) Desain kurikulum ini merupakan desain


kurikulum yang berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered
design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena
itu model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis
yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan itelektual siswa. 

Dari uraian diatas dapat diambil ke. simpulan bahwa Desain


kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses
belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan
pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari

3
kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-
prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaannya. 2

B. Macam-macam desain kurikulum

1. Pengertian Desain Kurikulum

Desain adalah rancangan, pola, atau model. Mendesain kurikulum


berarti menyusun rancangan atau model kurikulum sesuai dengan misi dan
visi sekolah. Tugas dan peran seseorang desainer kurikulum menentukan
bahan dan cara mengembangkan kurikulum yang baru sesuai dengan kondisi
lingkungan pendidikan.

Beberapa ahli merumuskan macam – macam desain kurikulum :

1. Eisner danVallance membagi desain menjadi lima jenis yaitu model


pengembangan proses kognitif, kurikulum sebagai teknologi, kurikulum
aktualisasi diri, kurikulum rekonstruksi sosial, dan kurikulum
rasionalisasi akademis.
2. McNeil membagi desain kurikulum menjadi empat model yaitu model
kurikulum humanistis, kurikulum rekonstruksi sosial, kurikulum
teknologi, dan kurikulum subjek akademik.
3. Saylor Alexander dan Lewis , membagi kurikulum menjadi kurikulum
subject matter disiplin, kompetensi yang bersifat spesifik atau kurikulum
teknologi, kurikulum sebagai proses, kurikulum sebagai fungsi sosial dan
kurikulum yangberdasarkan minat individu.
4. Brennan (1985) mengembangkan tiga jenis model desain kurikulum,
yaitu kurikulum yang berorientasi pada tujuan, model proses, dan model
kurikulum yang didasarkan kepada analisis situasional.
5. Longstreet dan Shane (1993)membagi desain kurikulum menjadi empat
model yaitu desain kurikulum yang berorientasi pada masyarakat, desain

2
Gestly, “Desain Kurikulum” (slideshar.Net, t.t.).

4
kurikulum yang berorientasi pada anak, desain yang berorientasi pada
pengetahuan, dan desain kurikulum yang bersifat eklektik.

2. Desain Kurikulum Displin Ilmu

Menurut para ahli desain kurikulum disiplin ilmu :

1. Menurut Longstreet ( 1993 ) desain kurikulum ini merupakan desain


kurikulum yang berpusat pada pengetahuan yang dirancang berdasarkan
struktur displin ilmu,oleh karena itu model desain ini dinamakan juga model
kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk
pengembangan intelektual siswa
2. Menurut McNeil ( 1990 ) desain kurikulum ini berfungsi untuk
mengembangkan proses kognitif atau pengembangan kemampuan berfikir
siswa melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses
penelitian ilmiah.

Model kurikulum yang berorientasi pada pengembangan intelektual siswa,


dikembangkan oleh para ahli mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu masing-
masing. Mereka menyusun materi pembelajaran apa yang harus dikuasai oleh
siswa baik yang menyangkut data dan fakta, konsep maupun teori yang ada dalam
setiap disiplin ilmu mereka masing-masing. Salah satu kurikulum yang
berorientasi pada disiplin ilmu atau disebut juga kurikulum subjek akademis
adalah Man a Course of Study ( MACOS ), yang dirancang untuk memperbaiki
proses perbaikan pengajaran ilmu – ilmu sosial dan humanistis.

Kurikulum ini diperuntukkan untuk siswa – siswa sekolah dasar. Dalam


paket kurikulum itu terdiri dari buku, film, poster, permainan dan perlengkapan
kelas lainnya. Pengembangan kurikulum mengharapkan siswa dapat menggali
faktor – faktor penting yang menjadikan manusia sebagai manusia. Melalui
perbandingan dengan binatang, anak menyadari akan kemanusiannya.

5
Dengan membandingkan suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya anak
akan memahami adanya aspek universal dari kebudayaan manusia. Tujuan utama
kurikulum MACOS adalah perkembangan intelektual yaitu membangkitkan
penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dengan memberikan
serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak mampu menganalisis kehidupan
sosial walaupun dengan cara yang sederhana Terdapat tiga bentuk organisasi
kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:

a. Subject centered curriculum

Pada subject centered curriculum, bahan atau isi kurikulum disusun dalam


bentuk mata pelajaran yang terpisah – pisah, misalnya: mata pelajaran sejarah,
matematika, kimia, fisika, biologi dan sebagainya. Mata pelajaran – mata
pelajaran itu tidak berhubungan satu sama lain. Pada pengembangan kurikulum
didalam kelas atau pada kebiasaan belajar mengajar, setiap guru hanya
bertanggung jawab pada satu mata pelajaran yang diberikannya.

b. Correlated Curriculum

Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, tapi mata pelajaran ini memiliki
kedekatan / dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi ( broadfield ).
Mengorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan structural, dalam pendekatan ini, kajian atau pokok bahasan


ditinjau dari beberapa mata pelajaran sejenis misalnya, kajian suatu topik
tentang geografi, tidak semata-mata ditinjau dari sudut geografi saja, akan
tetapi juga ditinjau dari sejarah, ekonomi atau mungkin budaya.
2. Pendekatan fungsional, pendekatan ini didasarkan pada pengkajian masalah
yang berarti dalam kehidupan sehari – hari. Dengan demikian, suatu topik
tidak diambil dari mata pelajaran tertentu tetapi diambil dari apa yang

6
dirasakan perlu untuk anak, selanjutnya topik itu dikaji pada beberapa mata
pelajaran yang memiliki keterkaitan contohnyamasalah kemiskinan ditinjau
dari sudut ekonomi, geografi, dan sejarah.
3. Pendekatan daerah, pada pendekatan ini materi pelajaran ditentukan
berdasarkan lokasi atau tempat, seperti mengkaji daerah ibu kota ditinjau
dari keadaan iklim, sejarah, sosialbudaya, ekonomi dan lain sebagainya.

c. Integrated Curriculum

Pada organisasi kurikulum yang menggunakan model integrated tidak lagi


menampakkan nama – nama mata pelajaran atau bidang studi. Belajar
berangkat dari suatu pokok masalah yang harus dipecahkan. Masalah tersebut
kemudian dinamakan unit. Belajar berdasarkan unit bukan hanya menghafal
sejumlah fakta, akan tetapi juga mencari dan menganalisis fakta sebagai bahan
untuk memecahkan masalah. Belajar melalui pemecahan masalah itu
diharapkan perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja
tetapi seluruh aspek seperti sikap, emosi atau keterampilan.

3. Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat

Rancangan kurikulum yang berorientasi pada masyarakat didasari oleh


asumsi bahwa tujuan dari sekolah adalah untuk melayani masyarakat. Oleh
karena itu, kebutuhan masyarakat harus dijadikan dasar dalam menentukan isi
kurikulum.

Ada 3 perspektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat


yaitu:
1. Perspektive Status Quo

Rancangan kurikulum ini diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai


budaya masyarakat. Dalam perspektif ini, kurikulum merupakan perencanaan
untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik sebagai
persiapan menjadi orang dewasa yang dibutuhkan dalam kehidupan

7
masyarakat. Yang dijadikan dasar oleh para perancang kurikulum adalah
aspek-aspek penting kehidupan masyarakat.

Kegiatan-kegiatan utama dalam masyarakat yang disarankan untuk menjadi isi


kurikulum adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan bahasa atau komunikasi sosial


2. Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan
3. kegiatan dalam kehidupan sosial seperti bergaul dan berkelompok dengan
orang lain
4. Kegiatan menggunakan waktu senggang dan menikmati rekreasi
5. Usaha menjaga kesegaran jasmani dan rohani
6. Kegiatan yang berhubungan dengan religius
7. Kegiatan yang berhubungan dengan peran orang tua seperti membesarkan
anak, memelihara kehidupan keluarga yang harmonis.
8. Kegiatan praktis yang bersifat vokasional atau keterampilan tertentu.
9. Melakukan pekerjaan sesuai dengan bakat seseorang.

Disamping hal-hal tersebut diatas, perspektif ini juga menyangkut desain


kurikulum untuk memberi keterampilan sebagai persiapan untuk bekerja (profesi).
Oleh sebab itu, sebelum merancang isi kurikulum, para perancang perlu terlebih
dahulu menganalisis kemampuan apa yang perlu dimiliki anak sehubungan
dengan tugas atau profesi tertentu. Dari hasil analisis itu kemudian dirancang isi
kurikulum yang diharapkan lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan lapangan
kerja.

2. Perspektif Pembaharuan (the reformist perspective)

Dalam perspektif ini, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan


kualitas masyarakat itu sendiri. Kurikulum reformis menghendaki peran serta
masyarakat secara total dalam proses pendidikan. Pendidikan dalam perspektif ini
harus berperan untuk mengubah tatanan sosial masyarakat.

8
Menurut pandangan para reformis, dalam proses pembangunan pendidikan
sering digunakan untuk menindas masyarkat miskin untuk kepentingan elit yang
berkuasa atau untuk mempertahankan struktur sosial yang sudah ada. Dengan
demikian, masyarakat lemah a-an tetap berada dalam ketidakberdayaan. Oleh
sebab itu, menurut para reformis, pendidikan harus mampu mengubah keadaan
masyarakat itu. Baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal harus
mengabdikan diri demi tercapainya orde sosial baru berdasarkan pembagian
kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan merata.

3.Perspektif Masa Depan (the futurist perspective)

Perspektif masa depan sering dikaitkan dengan kurikulum rekonstruksi sosial,


yang menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum
dan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Model kurikulum ini lebih
mengutamakan kepentingan sosial daripada kepentingan individu. Setiap individu
harus mampu mengenali berbagai permasalahan yang ada di dalam masyarakat
yang senantiasa mengalami perubahan yang sangat cepat. Dengan pemahaman
tersebut, maka akan memungkinkan individu dapat mengembangkan
masyarakatnya sendiri.

Tujuan utama kurikulum dalam perspektif ini adalah mempertemukan siswa


dengan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia. Ada 3 kriteria yang harus
diperhatikan dalam proses mengimplementasikan kurikulum ini. Ketiganya
menurut pembelajaran nyata (real), berdasarkan pada tindakan (action), dan
mengandung nilai (values).Ketiga kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Siswa harus memfokuskan pada satu aspek yang ada di dalam masyarakat
yang dianggapnya perlu untuk diubah.
2. Siswa harus melakukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi
masyarakat itu.
3. Tindakan siswa harus didasarkan pada nilai (values), apakah tindakan itu
patut dilaksanakan atau tidak; apakah memerlukan kerja individual atau
kelompok atau bahkan keduanya.

9
4. Desain Kurikulum Berorientasi Pada Siswa

Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan


diselenggarakan untuk membantu anak didik, pendidikan tidak boleh terlepas dari
anak didik.

Anak didik merupakan manusia yang unik karena berdasarkan hasil


penelitian bahwa anak adalah makhluk yang berkembang yang memiliki minat
dan bakat yang beragam. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada
siswa, Alice Crow ( Crow & Crow, 1995) menyarankan hal – hal sebagai berikut :

1. Kurikulum harus sesuai dengan perkembangan anak


2. Isi kurikulum harus mencakup ketrampilan, pengetahuan.
3. Anak di tempatkan sebagai subyek belajar yang berusaha untuk belajar
sendiri.
4. Di usahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat dan
tingkat perkembangan mereka.

Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat dari dua
perspektif yaitu:

a. Perspektif Kehidupan Anak di Masyarakat ( The Child in Society Perspective )

Menurut Francis Parker:

1. Hakikat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara riil dari
kehidupan mereka di masyarakat

10
2. Kurikulum harus dimulai dari apa yang pernah dialami siswa seperti
pengalaman dalam keluarga, lingkungan fisik dan lingkungan sosial mereka,
serta dari hal-hal yang ada di sekeliling mereka
3. Isi kurikulum harus memuat sisi kehidupan siswa sebagai peserta didik
4. Proses pembelajaran bukan menghafal dan menguasai materi pelajaran
seperti yang dituliskan dalam buku teks, akan tetapi bagaimana anak belajar
dalam kehidupan nyata di masyarakat
5. Proses pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektual
dengan memahami sejumlah teori dan fakta saja, akan tetapi bagaimana
proses belajar itu dapat megembangkan seluruh aspek kehidupan siswa.

b. Perspektif Psikologis (The Psychological Curriculum Perspective)

Mengembangkan seluruh pribadi siswa sehingga dapat membentuk


manusia yang utuh. Kurikulum ini menekankan kepada adanya hubugan
emosional yang baik antara guru dengan siswa. Menekankan kepada integrasi.
Harus dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dan utuh. Lebih
ditekankan kepada proses belajar. Keberhasilan ditentukan oleh perkembangan
anak supaya menjadi manusia yang terbuka dan berdiri sendiri. Mengevaluasi
berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk tumbuh berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

5. Desain Kurikulum Teknologi

Teori pendidikan berbasis teknologi pendidikan menjadi sumber


untuk pengembangan model kurikulum teknologis, yaitu model kurikulum
yang bertujuan memberikan penguasaan kompetensi bagi para peserta didik,
melalui berbagai teknologi baik metode pembelajaran atau media
pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai keterampilan –
keterampilan dasar tertentu.Model desain kurikulum teknologi difokuskan
kepada efektifitas program, metode, dan bahan – bahan yang dianggap dapat

11
mencapai tujuan. Pengaruh Teknologi terhadap kurikulum dapat dilihat dari
dua sisi :

1. Penerapan alat hasil – hasil teknologi

Perencanaan yang sistematis dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan
pembelajaran. penggunaan tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Contoh Komputer, radio, film, video

1. Penerapan teknologi sebagai sistem

Menekankan kepada penyusunan program pembelajaran dengan


menggunakan pendekatan sistem yang ditandai dengan perumusan tujuan khusus
sebagai tujuan tingkah laku yang harus dicapai.

Karakteristik kurikulum teknologi yaitu belajar dipandang sebagai proses


respon terhadap rangsangan, belajar diatur berdasarkan langkah – langkah tertentu
dengan sejumlah tugas yang harus dipelajari, dan siswa belajar individual, namun
dalam hal tertentu bisa kelompok. Menurut Mc Neil (1990) tujuan kurikulum
teknologi ditekankan kepada pencapaian tingkah laku yang dapat diukur, oleh
karena itu tujuan umum dijabarkan menjadi tujuan khusus yaitu disetiap mata
pelajaran ( disiplin ilmu ). Sebagaimana tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
maka organisasi bahan pelajaran dalam kurikulum teknologi memiliki ciri – ciri :

1. Berpatokan kepada rumusan tujuan


2. Materi disusun berjenjang
3. Materi dimulai dari yang sederhana sampai ke kompleks

Selanjutnya untuk efektifitas dan keberhasilan implementasi kutikulum teknologi


hendaklah memperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut :

1. Kesadaran kan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa pembelajaran


diarahkan untuk mencapai tujuan.

12
2. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktikan kecakapan
sesuai tujuan
3. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai.3

C. Model Desain Kurikulum

Longstreet mendefinisikan desain kurikulum merupakan desain


kurikulum yang berpusat kepada pengetahuan (the knowledge centered
design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu
model desain ini juga dinamakan model kurikulum subjek akademis yang
penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa. Ada tiga
bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
subject centered desain, learned centered desain, problem centered desain.
Setiap desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam
proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak
setiap desain kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakn
proses pembelajaran, karena setiap desain kurikulum memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam pelaksanannya.4
1. Subject-centered design.
Desain yang berpusat pada mata pelajaran. Suatu desain kurikulum
yang berpusat pada bahan ajar, yang teridri dari 3 desain, yaitu subject
design, disciplines design, dan broad fields design. Bentuk desain ini
termasuk dalam kategori desain yang paling tua, dan terpopuler serta
paling banyak digunakan. Subject centered design berkembang dari
konsep pendidikan klasik yang menekankan pengetahuan, nilai-nilai
dan warisan kultur masa silam, dan berusaha untuk mewariskannya
kepada generasi berikutnya. Kurikulum ini disebut juga subject
academic curriculum karena dalam kurikulum ini menomorsatukan isi
atau bahan ajar.

3
Syafi’i, “penegmbangan Kurikulum,” Islamic Development Bank 2, no. 3 (2007): h. 71-75.
4
Masdiono, “Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar,” h. 44.

13
Model desain ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihan
dari desain ini antara lain mudah a) disusun, dilaksanakan, dievaluasi
dan disempurnakan, b) pendidik cukup menguasai ilmu atau bahan ajar
sering dipandang mampu menyampaikannya. Sedang kekurangan
dalam desain kurikulum ini adalah a) tidak sesuai dengan kenyataan,
sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisah, b) peserta didik berperan sangat pasif, c) pembelajaran
lebih ditekankan pada pengetahuan dan kehidupan masa lalu, sehingga
pembelajaran lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis.
2. Learner-centered design.
Desain yang berpusat pada pembelajar. Suatu desain kurikulum
yang mengutamakan peran peserta didik. 28 Ciri utama yang menjadi
pembeda desain model learner centered design dengan subject
centered. Pertama, learned centered design mengembangkan kurikulum
dengan bertolak dari peserta didik, bukan dari isi. Kedua, learned
centered design bersifat not-preplanned (kurikulum yang tidak
diorganisasikan sebelumnya) tetapi dikembangkan bersama antara
pendidik dan peserta didik.
Salah satu bentuk dari desain ini adalah model desain Activity atau
Ekperience Design. Beberapa ciri utama dari model design ini adalah
yang pertama, struktur kurikulum dipilih berdasarkan kebutuhan dan
minat peserta didik. Kedua, kurikulum disusun oleh para pendidik dan
peserta didik. Ketiga, menekankan prosedur pemecahan masalah.
Berbeda dengan subject design yang lebih menekankan isi, activity
design lebih memperhatikan proses.5
3. Problem-centered design
Desain yang pusatnya adalah problem. Desain kurikulum yang
berpusat pada masalah yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat.31
Berbeda dengan learned centered design, kurikulum model desain ini

5
Aprilia Wahyu, “Organisasi dan Desain Pengembangan Kurikulum,” ISLAMIKA 2, no. 2 (2020):
h. 223.

14
telah disusun sebelumnya. Isi kurikulum berupa berbagai masalah
sosial yang dihadapi peserta didik masa kini dan masa yang akan
datang. Penyusunan sekuens didasarkan pada kebutuhan, kepentingan,
dan kemampuan peserta didik. Problem centered design ini
menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik.
Salah satu model dari problem centered design adalah Areas of
living design. Dalam model ada penggabungan antara tujuan yang
sifatnya proses dengan tujuan yang sifatnya isi. Pemberian rangsangan
pada penguasaan materi yang sifatnya pasif. Menggunakan
pengalaman dan situasi nyata peserta didik sebagai pembuka jalan
dalam mempelajari kehidupan merupakan ciri lain dari desain ini.
Pengalaman masing-masing peserta didik sangat erat kaitannya dengan
berbagai bidang kehidupan, jadi dapat dikatakan suatu desain
kurikulum apabila bidangbidang kehidupan yang dirumuskan dengan
baik akan merangkum bermacam pengalaman sosial peserta didik.
Selain manarik minat, design ini mendekatkan peserta pada pemenuhan
kebutuhan hidupdalam masyarakat.6

6
Wahyu, h. 224.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta


proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan
pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari
kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip
pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.

Ada tiga bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin


ilmu, yaitu: subject centered desain, learned centered desain, problem
centered desain. Setiap desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang
efektif dalam proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien.
Tetapi tidak setiap desain kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakn proses pembelajaran, karena setiap desain kurikulum memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Gestly. “Desain Kurikulum.” slideshar.Net, t.t.


Masdiono. “Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar.” jurnal ilmian
pendidikan dasar 1 01, no. 03 (2019).
Syafi’i. “penegmbangan Kurikulum.” Islamic Development Bank 2, no. 3 (2007).
Wahyu, Aprilia. “Organisasi dan Desain Pengembangan Kurikulum.” ISLAMIKA
2, no. 2 (2020).

18

Anda mungkin juga menyukai