MAKALAH
Pengembangan Kurikulum MI
Oleh Kelompok: 4
Wahyudi : 18.11.20.01.00474
Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam yang menciptakan
semesta ini, karena berkat limpahan rahmat yang kita masih di berikan umur
yang panjang, serta nikmatnya iman dan Islam. selawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta keluarga kerabat dan
pengikutnya hingga kiamat.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Kurikulum..................................................... 3
DAFTAR PUSTA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang tidak pernah ada titik
awal dan akhirnya. Karena pengembangan kurikulum ini merupakan suatu
proses yang tertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang didalamnya
meliputi tujuan, metode, material, penilaian dan timbal balik (feed back).
Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis,
sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen
kurikulum.
1
kurang, bahkan membingungkan. Pada akhirnya semua persoalan ini
diserahkan kepada sekolah dan akibatnya keterlibatan masyarakat atau orang
tua menjadi sangat kurang. Dalam pengertian lain, masyarakat yang tertutup
dan apriori terhadap munculnya berbagai inovasi akan mengahambat
implementasi kurikulum.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Desain Kurikulum
2. Bagaimana Macam-Macam Desain Kurukulum
3. Bagaimana Model-Model Desain Kurikulum
C. Tujuan Penulisan
1
Masdiono, “Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar,” jurnal ilmian pendidikan
dasar 1 01, no. 03 (2019): h.44.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Kurikulum
3
kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-
prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaannya. 2
2
Gestly, “Desain Kurikulum” (slideshar.Net, t.t.).
4
kurikulum yang berorientasi pada anak, desain yang berorientasi pada
pengetahuan, dan desain kurikulum yang bersifat eklektik.
5
Dengan membandingkan suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya anak
akan memahami adanya aspek universal dari kebudayaan manusia. Tujuan utama
kurikulum MACOS adalah perkembangan intelektual yaitu membangkitkan
penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dengan memberikan
serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak mampu menganalisis kehidupan
sosial walaupun dengan cara yang sederhana Terdapat tiga bentuk organisasi
kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
b. Correlated Curriculum
Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, tapi mata pelajaran ini memiliki
kedekatan / dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi ( broadfield ).
Mengorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu:
6
dirasakan perlu untuk anak, selanjutnya topik itu dikaji pada beberapa mata
pelajaran yang memiliki keterkaitan contohnyamasalah kemiskinan ditinjau
dari sudut ekonomi, geografi, dan sejarah.
3. Pendekatan daerah, pada pendekatan ini materi pelajaran ditentukan
berdasarkan lokasi atau tempat, seperti mengkaji daerah ibu kota ditinjau
dari keadaan iklim, sejarah, sosialbudaya, ekonomi dan lain sebagainya.
c. Integrated Curriculum
7
masyarakat. Yang dijadikan dasar oleh para perancang kurikulum adalah
aspek-aspek penting kehidupan masyarakat.
8
Menurut pandangan para reformis, dalam proses pembangunan pendidikan
sering digunakan untuk menindas masyarkat miskin untuk kepentingan elit yang
berkuasa atau untuk mempertahankan struktur sosial yang sudah ada. Dengan
demikian, masyarakat lemah a-an tetap berada dalam ketidakberdayaan. Oleh
sebab itu, menurut para reformis, pendidikan harus mampu mengubah keadaan
masyarakat itu. Baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal harus
mengabdikan diri demi tercapainya orde sosial baru berdasarkan pembagian
kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil dan merata.
1. Siswa harus memfokuskan pada satu aspek yang ada di dalam masyarakat
yang dianggapnya perlu untuk diubah.
2. Siswa harus melakukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi
masyarakat itu.
3. Tindakan siswa harus didasarkan pada nilai (values), apakah tindakan itu
patut dilaksanakan atau tidak; apakah memerlukan kerja individual atau
kelompok atau bahkan keduanya.
9
4. Desain Kurikulum Berorientasi Pada Siswa
Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat dari dua
perspektif yaitu:
1. Hakikat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara riil dari
kehidupan mereka di masyarakat
10
2. Kurikulum harus dimulai dari apa yang pernah dialami siswa seperti
pengalaman dalam keluarga, lingkungan fisik dan lingkungan sosial mereka,
serta dari hal-hal yang ada di sekeliling mereka
3. Isi kurikulum harus memuat sisi kehidupan siswa sebagai peserta didik
4. Proses pembelajaran bukan menghafal dan menguasai materi pelajaran
seperti yang dituliskan dalam buku teks, akan tetapi bagaimana anak belajar
dalam kehidupan nyata di masyarakat
5. Proses pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektual
dengan memahami sejumlah teori dan fakta saja, akan tetapi bagaimana
proses belajar itu dapat megembangkan seluruh aspek kehidupan siswa.
11
mencapai tujuan. Pengaruh Teknologi terhadap kurikulum dapat dilihat dari
dua sisi :
Perencanaan yang sistematis dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan
pembelajaran. penggunaan tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Contoh Komputer, radio, film, video
12
2. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktikan kecakapan
sesuai tujuan
3. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai.3
3
Syafi’i, “penegmbangan Kurikulum,” Islamic Development Bank 2, no. 3 (2007): h. 71-75.
4
Masdiono, “Desain Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar,” h. 44.
13
Model desain ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihan
dari desain ini antara lain mudah a) disusun, dilaksanakan, dievaluasi
dan disempurnakan, b) pendidik cukup menguasai ilmu atau bahan ajar
sering dipandang mampu menyampaikannya. Sedang kekurangan
dalam desain kurikulum ini adalah a) tidak sesuai dengan kenyataan,
sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisah, b) peserta didik berperan sangat pasif, c) pembelajaran
lebih ditekankan pada pengetahuan dan kehidupan masa lalu, sehingga
pembelajaran lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis.
2. Learner-centered design.
Desain yang berpusat pada pembelajar. Suatu desain kurikulum
yang mengutamakan peran peserta didik. 28 Ciri utama yang menjadi
pembeda desain model learner centered design dengan subject
centered. Pertama, learned centered design mengembangkan kurikulum
dengan bertolak dari peserta didik, bukan dari isi. Kedua, learned
centered design bersifat not-preplanned (kurikulum yang tidak
diorganisasikan sebelumnya) tetapi dikembangkan bersama antara
pendidik dan peserta didik.
Salah satu bentuk dari desain ini adalah model desain Activity atau
Ekperience Design. Beberapa ciri utama dari model design ini adalah
yang pertama, struktur kurikulum dipilih berdasarkan kebutuhan dan
minat peserta didik. Kedua, kurikulum disusun oleh para pendidik dan
peserta didik. Ketiga, menekankan prosedur pemecahan masalah.
Berbeda dengan subject design yang lebih menekankan isi, activity
design lebih memperhatikan proses.5
3. Problem-centered design
Desain yang pusatnya adalah problem. Desain kurikulum yang
berpusat pada masalah yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat.31
Berbeda dengan learned centered design, kurikulum model desain ini
5
Aprilia Wahyu, “Organisasi dan Desain Pengembangan Kurikulum,” ISLAMIKA 2, no. 2 (2020):
h. 223.
14
telah disusun sebelumnya. Isi kurikulum berupa berbagai masalah
sosial yang dihadapi peserta didik masa kini dan masa yang akan
datang. Penyusunan sekuens didasarkan pada kebutuhan, kepentingan,
dan kemampuan peserta didik. Problem centered design ini
menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik.
Salah satu model dari problem centered design adalah Areas of
living design. Dalam model ada penggabungan antara tujuan yang
sifatnya proses dengan tujuan yang sifatnya isi. Pemberian rangsangan
pada penguasaan materi yang sifatnya pasif. Menggunakan
pengalaman dan situasi nyata peserta didik sebagai pembuka jalan
dalam mempelajari kehidupan merupakan ciri lain dari desain ini.
Pengalaman masing-masing peserta didik sangat erat kaitannya dengan
berbagai bidang kehidupan, jadi dapat dikatakan suatu desain
kurikulum apabila bidangbidang kehidupan yang dirumuskan dengan
baik akan merangkum bermacam pengalaman sosial peserta didik.
Selain manarik minat, design ini mendekatkan peserta pada pemenuhan
kebutuhan hidupdalam masyarakat.6
6
Wahyu, h. 224.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
17
DAFTAR PUSTAKA
18