Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK TES DAN TEKNIK NON-TES, RAGAM DAN JENIS

PENILAIAN DALAM EVALUASI BELAJAR

MAKALAH
EVALUASI HASIL BELAJAR

Dosen Pengampu :
Ahmad Syukron, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :
Nursyalasiah
1910130120012

UNIVERSITAS NEGERI JEMBER


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN SENI DAN BAHASA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa


yang sudahmemberi rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami
dapat selesai menyusun makalah ini berkelompok guna
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar yang
berjudul “Teknik Tes dan Non-Tes, Ragam dan Jenis penilaian
Evaluasi Hasil Belajar” dengan tepat waktu. Selain untuk
memenuhi tugas kelompok, makalah ini memiliki
tujuan untuk memberipemahaman dan pengetahuan kepada para
pembaca.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Ahmad Syukron
S. Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
Hasil Belahar yang telah membina dan membimbing serta
memberi tugas kelompok ini sehingga kami dan pembaca dapat
menambah wawasan.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yangterkait dan sudah membantu dalam penyusunan makalah
berupa rujukan sumber referensi. Kami menyadari jikamakalah
ini masih kurang jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kami dengan lapang bila mendapat kritikan dan
saran gunamembangun penyusunan makalah yang
selanjutnya ke arah yang lebih baik. Kami harap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jember, 31 Agustus 2023


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan....................................................................................................3
1. Manfaat Bagi Peserta Didik:................................................................................3
2. Manfaat Bagi Guru:.............................................................................................3
3. Manfaat Bagi Sekolah:.........................................................................................3
4. Manfaat bagi Penulis............................................................................................3
TEKNIK TES DAN NON-TES SEBAGAI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR.........4
OLEH : NURSYALASIAH.................................................................................................4
A. Evaluasi Hasil Belajar..............................................................................................4
1. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar........................................................................4
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar...........................................................4
3. Ciri-Ciri Evaluasi Hasil Belajar...........................................................................6
4. Langkah-langkah Evaluasi Hasil Belajar.............................................................7
B. Ranah Kognitif, Afektif & Psiokomotorik sebagai Objek Evaluasi Hasil Belajar. .8
1. Evaluasi dalam Aspek Kognitif...........................................................................8
2. Evaluasi dalam Aspek Afektif...........................................................................10
3. Evaluasi dalam Aspek Psikomotorik.................................................................12
C. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar...................................................................13
1. Teknik Tes..........................................................................................................13
2. Teknik Non-Tes.................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Tes Dalam Evaluasi Belajar

Sudijono (2007) mengemukakan bahwa tes berasal dari kata “testum” dalam
bahasa Prancis dan memiliki arti piring yang digunakan dalam memilih logam
mulia dari pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Maksudnya, dengan memakai alat
yang berupa piring itu akan diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya
sangat tinggi. Tes dalam bahasa Inggris ditulis menjadi “test” yang memiliki arti
“ujian” atau “percobaan” dalam bahasa Indonesia.. Seiring berkembangnya masa,
istilah tes digunakan dalam psikologi dan pendidikan. Tes adalah sebuah teknik
atau cara yang digunakan dalam aktivitas pengukuran. Pada kegiatan pengukuran
berisi ragam pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta
didik. Berikut ini merupakan unsur penting dalam tes:
1) Tes adalah sebuah cara atau teknik yang disusun secara sistematis dan
digunakan pada kegiatan pengukuran.
2) Tes berisi beragam pertanyaan atau pernyataan, bisa pula serangkaian
tugas yang harus dijawab dan dikerjakan oleh peserta didik.
3) Tes digunakan untuk mengukur suatu aspek perilaku peserta didik.
4) Hasil peserta didik perlu diberi skor dan nilai.

Menurut Mulyadi (2010) tes dibagi menjadi beberapa macam tergantung


pembedanya, berikut ini macam-macam jenis tes:
1. Tes menurut sifatnya
a. Tes Verbal
Tes dengan cara ini menggunakan bahasa sebagai alat untuk
melakukan tes.
Contoh: Tes lisan dan Tes tulis
b. Tes Non-Verbal

2
Tes ini tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk melaksanakan
tes, tetapi menggunakan gambar, memberikan tugas dan sebagainya,
atau dengan tes ini tester menghendaki adanya respon dari tes bukan
berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan
atau tingkah laku. Jadi, respon yang dikehendaki muncul dari tes
adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
2. Tes menurut jumlah peserta didik
a. Tes kelompok
Tes yang dilakukan secara berkelompok.
b. Tes individual atau perorangan
Tes yang dilakukan secara individu atau perorangan.
3. Tes menurut kajian psikologi
a. Tes inteligensia umum
Tes yang mengukur kemampuan umum seseorang.
b. Tes kemampuan khusus
Tes yang mengukur kemampuan potensial dalam bidang tertentu.
c. Tes prestasi belajar
Tes yang mengukur kemampuan aktual sebagai hasil belajar.
d. Tes kepribadian
Tes yang mengukur karakteristik pribadi seseorang.
4. Tes menurut cara penyusunan
a. Tes buatan guru (teacher-made test)
Tes ini disusun sendiri oleh guru dan secara umum sering digunakan
pada kegiatan ulangan harian, dan sejenisnya. Tujuan dari tes ini
adalah untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan siswa
tentang materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Syarat dari tes ini
adalah soal harus dibuat dengan logis dan rasional mengenai pokok
materi yang dipahami siswa. Tes ini memiliki sifat temporer yang
berarti hanya berlaku pada saat dan situasi tertentu.
b. Tes standar atau baku (standarized test)

3
Tes baku merupakan tes yang telah mempunyai validitas dan
reliabilitas tinggi. Tes baku merupakan tes yang berulang-ulang dikaji
kepada sekelompok besar peserta didik, dan komponen di dalamnya
sangat relevan serta memiliki daya pembeda tinggi. Tes baku sudah
diklasifikasi berdasarkan tingkat usia dan kelas peserta didik. Tes baku
umumnya sudah dilakukan analisis secara statistik serta sudah diuji
secara empiris oleh para ahli, oleh karena itu tes ini dikatakan valid
sehingga dapat digunakan secara umum. Dalam penyusunannya, tes
baku harus disertai penjelasan mengenai aspek-aspek apa saja yang
hendak diukur, seperti kemampuan membaca, menulis, dan sejenisnya.
5. Tes menurut bentuk jawaban peserta didik
a. Tes tertulis
Tes yang mengharuskan jawaban dari siswa berbentuk tulisan. Tes ini
memiliki sifat formal yang artinya diselenggarakan oleh lembaga
pemerintah. Tes ini terbagi menjadi dua bentuk, yakni:
1) Tes bentuk uraian (essay)
Tes bentuk uraian adalah tes yang mengharuskan siswa untuk
menguraikan jawaban dengan kata-katanya sendiri. Tes uraian
dibagi menjadi dua, yakni:
a) Uraian terbatas
Uraian terbatas mengharuskan siswa untuk menjawab atau
menguraikan hal-hal tertentu sesuai dengan batasan.
Contohnya: Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas!
b) Uraian bebas
Pada uraian bebas, siswa bebas untuk mengemukakan pendapat
sesuai dengan kenampuannya. Namun, pendidik harus
memiliki patokan dalam mengoreksi jawaban siswa.
Contohnya: Jelaskan yang dimaksud dengan fabel!
2) Tes bentuk objektif (objective)
Tes objektif juga disebut dengan tes dikotomi. Tes objektif disebut
demikian karena penilaian dalam tes ini bersifat objektif,

4
maksudnya adalah baik guru atau siapapun yang mengkoreksi
jawaban dari tes objektif, hasilnya akan tetap sama karena adanya
kunci jawaban yang jelas. Tes objektif dibagi menjadi beberapa
bentuk, yakni
A) Benar-Salah (True-False, or Yes-No)
Tes ini berisi pernyataan yang di dalamnya terdapat dua
kemungkinan jawaban, yakni benar atau salah. Siswa diminta
untuk menentukan pilihan mengenai pertanyaan atau
pernyataan dalam tes. Fungsi dari tes ini adalah untuk
mengukur kemampuan siswa dalam membedakan fakta dan
pendapat.
Contoh:
Cerita fiksi adalah cerita yang bersumber dari karangan,
imajinasi, atau khayalan penulis (B/S)

B) Pilihan ganda (multiple choice)


Pilihan ganda berfungsi untuk mengukur hasil belajar yang
lebih kompleks. Pilihan ganda terdiri dari jawaban yang benar,
salah, bahkan pengecoh. Menurut Grondlund (1981) semakin
banyak alternatif jawaban yang diberikan, maka semakin kecil
siswa untuk menerka-nerka. Maksudnya, siswa yang benar-
benar memahami materi pembelajaran akan tahu mana jawaban
yang benar dan tidak hanya menerka-nerka bila alternatif
jawaban sedikit.
Contoh:
Cerita yang bersumber dari karangan, imajinasi, atau khayalan
penulis disebut ….
a. Cerita fiksi
b. Cerita non-fiksi
c. Cerita Nyata

5
C) Menjodohkan (matching)
Perbedaan tes menjodohkan dengan pilihan ganda yaitu jika
pilihan ganda terdiri dari stem (pernyataan) dan option (opsi),
kemudian siswa tinggal memilih salah satu option, maka dalam
tes menjodohkan berisi kumpulan soal dan kumpulan jawaban
dengan dua kolom yanh berbeda.
D) Jawaban singkat (short answer) dan melengkapi (completion)
Tes jawaban singkat berupa suatu kalimat yang rumpang
sehingga dapat dijawab dengan singkat atau pendek, hanya
dengan kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, dan sejenisnya.
Contoh:
Apa nama artis cilik di atas?
Cerita pendek yang menceritakan tentang kehidupan binatang
yang bertingkah laku seperti manusia disebut ……..
b. Tes lisan
Tes lisan merupakan tes yang mengharuskan siswa untuk menuawab
dalam bentuk lisan. Siswa akan menjawab dengan kata-katanya sendiri
sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan oleh guru.
Kelebihan dari tes lisan yakni guru dapat mengetahui langsung
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan,
guru tidak perlu menyusun soal-soal, siswa lebih fokus dalam
memahami pertanyaan dan memikirkan jawaban yang logis bukan
sekedar menerka-nerka. Namun, kelemahan dari tes ini yakni
memerlukan banyak waktu dan tingkat subjektivitas guru cenderung
tinggi.
c. Tes tindakan (performance test)
Tes ini menuntut jawaban atas pemahaman siswa menggunakan
sebuah praktik. Stigins (1994) menyatakan bahwa tes tindakan
merupakan suatu bentuk tes yang siswanya diminta untuk melakukan
kegiatan tertentu di bawah pengawasan penguji yang akan
mengobservasi tindakan dari siswa dalam menampilkan atau

6
mendemonstraikan materi yang telah ia pahami.
Contoh:
Praktik mendongeng.

Menurut Heaton dalam (Arifin 2011: 118-123) tes dibagi empat bagian,
yakni:
1. Tes prestasi belajar (Achievement test)
Tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi seseorang murid dari mata
pelajaran yang telah diberikan. Sehingga, dengan adanya tes ini, guru bisa
mengetahui apakah pelajaran yang telah diberikan mencapai tujuan sesuai
dengan target yang telah ditentukan.
2. Tes penguasaan (proficiency test)
Tes penguasaan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik
dalam pencapaian penguasaan kompetensi, berupa soal-soal tes berbentuk
pilihan jamak.
3. Tes bakat (aptitude test)
Tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat seseorang. Tes bakat
biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang bersifat
potensial.
4. Tes diagnostik (diagnostic test)
Tes yang digunakan untuk menggali kelemahan atau problem yang
dihadapi siswa, terutama kelemahan yang dialami siswa saat belajar.

Brown (2004) menambahkan jenis tes dari Heaton, yakni:


1. Tes penempatan (placement test)
Placement test atau tes penempatan merupakan sebuah tes atau ujian yang
perlu dikerjakan oleh pelajar sebelum memasuki sebuah institusi atau
sekolah. Tes ini memiliki tujuan mengukur kemampuan siswa sehingga
dapat dimasukan dalam kelas yang sesuai dengan tingkatannya.

7
8
PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan teknik tes maupun


non-tes. Teknik tes adalah tes yang dilakukan dengan menjawab
pertanyaan atau soal baik secara tertulis maupun lisan, sedangkan
teknik non-tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan
pengamatan secara sistematis. Adapun yang dijadikan objek dari
evaluasi hasil belajar ini meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pendidik


kedepannya dapat menggunakan alat evaluasi belajar yang tepat dan
sesuai dengan peserta didik, baik itu teknik tes maupun teknik non-
tes.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrul, Ananda, R., & Rosnita. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Medan:
Citapustaka Media.

10

Anda mungkin juga menyukai