Anda di halaman 1dari 19

BIOGRAFI DAN QIROAAT IMAM KHALAF BIN HISYAM

Makalah Qiroaat Sab’ah


Ditujukan untuk Memenuhi Nilai Ujian Tengah Semester
Semester VII

Dosen Pengampu: Ustadz Mujiadi

Disusun oleh:

1. Abdul Aziz (16011148)


2. Abdurabbinnabi (16011205)
3. Adil Hizbi Fajri (16011192)
4. Azwin Nugraha (16011235)
5. Fahnuroza (16011221)
6. Faishal Nurfalah (18011096)
7. Fathul Faruq (16011268)
8. Furqon Hanif (16011240)
9. Junaedi (16011223)
10. Risky Wijaya Amin (16011103)
11. Sony Ali Akbar (16011185)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN
DARUL HIKMAH
BEKASI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan
kepada Dosen Qiroaat Sab’ah Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah Semester VII
Reguler B Ustadz Mujiadi, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan dari segi pengetikan dan substansinya. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun baik dari Ustadz Mujiadi dan rekan-rekan
semua.

Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Terima kasih atas perhatiannya.

Bekasi, 22 September 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4


1.1. LATAR BELAKANG .........................................................................................4-5
1.2. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 5
1.3. TUJUAN PENULISAN ......................................................................................... 5
1.4. MANFAAT PENULISAN ..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6


2.1. SEJARAH SINGKAT ILMU QIROAAT .............................................................. 6
2.2. BIOGRAFI IMAM KHALAF ...........................................................................7-12
2.3. DUA PERAWI IMAM KHALAF...................................................................12-13
2.4. KARAKTERISTIK BACAAN IMAM KHALAF ..........................................13-15
2.5. CONTOH AYAT ................................................................................................. 16
2.6. SANAD IMAM KHALAF ................................................................................... 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18


3.1. KESIMPULAN .................................................................................................... 18
3.2. SARAN................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alhamdulillah, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw, keluarga, para sahabat, para da’i yang menyeru orang lain dengan seruannya,
serta mereka yang berpedoman dengan hidayah-Nya, Al-Qur’an Al-Karim.

Qiraat secara etimologi merupakan isim mashdar dari kata ً‫ ق َِرآ َءة‬-‫ َي ْق َرأ‬- َ‫ َق َرأ‬yang artinya baca,
membaca. Secara istilah, qiraat adalah ilmu yang membahas tentang perbedaan cara
pengucapan lafadz-lafadz, metode dan riwayat Al-Qur’an yang disandarkan oleh 14 imam
qurra’ yang sanadnya sampai ke Rasulullah saw, sebagai suatu madzab yang berbeda-beda
dengan yang lainnya.

Qira’at merupakan salah satu cabang ilmu dalam ‘Ulum al-Qur’an, namun tidak banyak orang
yang tertarik kepadanya, kecuali orang-orang tertentu saja, biasanya kalangan akademik.
Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, di antaranya adalah, ilmu ini tidak berhubungan
langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia sehari-hari, tidak seperti ilmu fiqih, hadis,
dan tafsir misalnya,yang dapat dikatakan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia.
Hal ini dikarenakan ilmu qira’at tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan secara
langsung dengan halal-haram atau hukum-hukum tertentu dalam kehidupan manusia.

Selain itu, ilmu ini juga cukup rumit untuk dipelajari. Banyak hal yang harus diketahui oleh
peminat ilmu qira’at, yang terpenting adalah pengenalan al-Qur’an secara mendalam, dalam
banyak seginya, bahkan hafal sebagian besar dari ayat-ayat al-Qur’an merupakan salah satu
kunci memasuki gerbang ilmu ini; pengetahuan bahasa Arab yang mendalam dan luas, juga
merupakan alat pokok dalam menggeluti ilmu ini, pengenalan berbagai macam qiraat dan para
perawinya adalah hal yang mutlak bagi pengkaji ilmu ini. Sekelumit hal inilah yang bias jadi
membuat ilmu qiroaat tidak begitu populer.

Meskipun demikian keadaannya, ilmu ini telah sangat berjasa dalam menggali, menjaga dan
mengajarkan berbagai “cara membaca” al-Qur’an yang benar sesuai dengan yang telah

4
diajarkan Rasulullah SAW. Para ahli qiraat telah mencurahkan segala kemampuannya demi
mengembangkan ilmu ini. Ketelitian dan kehati-hatian mereka telah menjadikan al-Qur’an
terjaga dari adanya kemungkinan penyelewengan dan masuknya unsur-unsur asing yang dapat
merusak kemurnian al-Qur’an.

Seperti yang sudah diketahui, ada banyak metode atau cara, dalam membaca Al-Qur’an.
Namun, yang mutawatir ada 14. Salah satu di antaranya yang akan kami jelaskan dalam
makalah ini adalah qiroaat Imam Khalaf.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana sejarah awal ilmu qiroaat?


b. Siapa itu Imam Khalaf?
c. Bagaimana karakteristik bacaan Imam Khalaf?
d. Bagaimana sanad Imam Khalaf sampai ke Rasulullah saw?
e. Bagaimana contoh bacaan ayat Al-Qur’an menggunakan qiroaat Imam Khalaf?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Mengetahui sejarah awal ilmu qiroaat.


b. Mengetahui biografi Imam Khalaf beserta perawinya.
c. Mengetahui sanad Imam Khalaf sampai kepada Rasulullah saw.
d. Mengetahui karakteristik dan contoh bacaan Imam Khalaf.
e. Memberikan wawasan mendalam tentang karakteristik qiroaat Imam Khalaf dan
contoh bacaannya kepada para pembaca makalah dan pendengar presentasi.
f. Sebagai sumber tambahan wawasan terkait salah satu imam dalam qiro’ah sab’ah.

1.4. Manfaat Penulisan

a. Dapat memenuhi tugas mata kuliah Qiro’ah Sab’ah.


b. Memperluas pengetahuan pembaca tentang ilmu yang berkaitan dengan Al-quran.
c. Mahasiswa lebih terampil dalam kerja kelompok dan berdiskusi.
d. Sebagai sumber informasi tentang teori qiraat imam kholaf dan yang berkaitan
dengannya.
e. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali lebih dalam
mengenai teori qiraat sab'ah terutama qiraat Imam Khalaf.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Singkat Ilmu Qiroaat

Qiroaat dapat didefinisikan sebagai salah satu madzhab dalam mengucapkan Al-Qur’an yang
dipilih oleh salah seorang imam qiroaat sebagai satu madzhab yang berbeda dengan madzhab
lainnya.

Secara prinsip, sebuah qiroaat ditetapkan berdasarkan sanad-sanadnya yang mutashil hingga
pada Rasulullah saw. Para quro’ yang mengajarkan qiroaat yang beragam adalah berpedoman
kepada bacaan yang mereka terima dari para sahabat Rasulullah saw. Di antara para sahabat
yang terkenal dalam mengerjakan qiroaat adalah Ubay bin Kaab, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin
Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa Al-Ashari, dan lain-lain. Dari mereka inilah
sebagian besar sahabat dan tabi’in, belajar qiroaat di berbagai negeri dan mereka semuanya
bersandar kepada bacaan Rasulullah saw.

Imam Adz-Zahabi dalam kitabnya Tobaqotul Quro’ menyatakan, bahwa sahabat yang
dikenal sebagai guru dan ahli qiroaat ada tujuh orang, yaitu Usman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Ubay bin Kaab, Zaid bin Tsabit, Abu Darda, dan Abu Musa Al-Ashari. Namun
sebagian besar sahabat belajar qiroaat dari Ubay bin Kaab, seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas,
dan Abdullah bin Sa’id. Dari tangan para sahabat yang terkemuka inilah para tabi’in belajar
qiroaat.

Para permulaan abad pertama hijriah di masa tabi’in, muncul sejumlah ulama yang
memberikan perhatian serius terhadap ilmu qiroaat sehingga mereka menjadi imam dan ahli
qiroaat yang diikuti dan dipercayai. Bahkan, dari generasi ini dan sesudahnya terdapat tujuh
orang yang terkenal sebagai imam qiroaat yang disandarkan (dinisbahkan) qiroaat kepada
mereka hingga sekarang. Mereka adalah Imam Nafi’ di Madinah, Imam Ibnu Katsir di
Mekkah, Imam Abu Amr di Bashrah, Imam Ibnu Amir, Imam Ashim, Imam Hamzah, dan
Imam Al-Kisa’i.

6
2.2. Biografi Singkat Imam Khalaf

Dilahirkan pada 150 Hijirah di Baghdad, Iraq, nama lengkap Imam Khalaf adalah Khalaf bin
Hisyam bin Tsa’lab bin Khalaf al-Asadi al-Baghdadi al-Bazzar, kuniyahnya Abu
Muhammad. Beliau salah satu perawi Imam Hamzah dari jalur Imam Sulaim. Selain sebagai
perawi Imam Hamzah, beliau juga berstatus sebagai imam qira’at ke-10 yang memiliki
(pilihan) bacaan sendiri, berbeda dengan Imam Hamzah.

Imam Khalaf memiliki kedudukan dan posisi yang berbeda; sebagai perawi dari Imam
Hamzah, sekaligus sebagai imam qira’at. Meskipun ia memiliki kedudukan dan posisi yang
berbeda, tidak sedikit ulama yang memuji keilmuannya, bahkan tak ayal kalau beliau disebut
sebagai orang yang sangat tsiqah dalam soal periwayatan. Selain gelar tsiqah, Imam Khalaf
juga dikenal sebagai orang yang hidup sederhana (zahid) alim dan ahli ibadah. Beliau
mengembuskan napas terakhirnya pada 229 Hijriah di Baghdad.

Perjalanan Pendidikan
Sejak kecil, Imam Khalaf telah menghafal Al-Qur’an di tanah kelahirannya, dan pada saat
berumur 10 tahun beliau sukses menyelesaikan hafalan tersebut dengan baik dan lancar.

Ketika menginjak umur 13 tahun, beliau mengawali perjalanan intelektualnya menuntut ilmu
kepada para ulama.

Imam Khalaf bercerita kepada muridnya, Imam Idris Abdul Karim: “Saya hafal Al-Qur’an
saat berumur 10 tahun, kemudian ketika saya menginjak umur 13 tahun saya mengawali
menuntut ilmu”.

Dalam waktu yang sangat lama, beliau memperdalam Al-Qur’an dan qira’atnya hingga
kemudian dikenal oleh para ulama sebagai “Ahli Al-Qur’an”. Selain memperdalam Al-
Qur’an dan qira’atnya, beliau tidak lupa diri untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman
lainnya, utamanya ilmu hadits hingga kemudian dikenal sebagai “ahli hadits”. Maka tak ayal,
sebagian ulama mengatakan, bahwa Imam Khalaf pada mulanya, dikenal dengan “ahli Al-
Qur’an”, namun kemudian ia juga dikenal sebagai ahli hadits.

7
Para ulama qira’at banyak menyatakan bahwa guru utama Imam Khalaf dalam meriwayatkan
qira’at Imam Hamzah adalah Imam Sulaim bin Isa. Darinya Imam Khalaf banyak ber-
istifadah tentang qira’at Hamzah hingga menempatkannya sebagai perawi dari Imam
Hamzah.

Imam Khalaf berkata: “Saya membaca (setoran) Al-Qur’an kepada Sulaim berulangkali. Pada
suatu ketika saya khatam, saya bertanya kepada Sulaim: “Apakah yang Anda ajarkan kepada
saya adalah qira’at Hamzah?. beliau menjawab: “Iya”.

Selain mahir dalam soal ilmu Al-Qur’an dan qira’atnya, Imam Khalaf juga dikenal sebagai
mahir dalam ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti gramatikal bahasa Arab.

Dalam bidang hadits, Imam Khalaf belajar kepada para masyakhik (guru-guru) yang dikenal
dengan ke-tsiqah-annya, seperti Hammad bin Zaid, Wahab bin Jarir bin Hazim, Sufyan bin
Uyainah, Yazid bin Harun, Abi ‘Awanah, Abi Usamah, Khalid bin Abdullah al-Wasithi, Jarir
al-Dhabbi dan Sallam al-Thawil.

Hadits-haditsnya banyak disebut dan diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya, Sahih
Muslim, dan Abu Daud dalam kitabnya, Sunan Abu Daud. Di samping itu, banyak ulama
yang mengutip hadits-hadits selain di dua kitab di atas, seperti Abu Zur’ah, Abu Hatim, Musa
bin Harun, Abu Ya’la al-Mushili, Abu al-Qasim al-Baghawi, Muhammadn bin Ibrahim bin
Abban, dan putranya, Muhammad bin Khalaf.

Dalam belajar, jika ada kemusykilan atau kejanggalan yang dihadapi oleh Imam Khallaf,
beliau menginfakkan sebagian hartanya sehingga kemusykilan tersebut menjadi terbuka dan
mudah.

Beliau berkata: “Saya menemui kejanggalan dalam bab nahwu (gramatikal bahasa Arab),
kemudian saya menginfakkan harta sebesar 80.000 dirham, sehingga dengan itu kejanggalan
saya terbuka dan saya mahir dalam soal nahwu.

8
Guru-guru Imam Khalaf dan Transmisi Riwayatnya
Dalam memperluas bacaan qira’at Al-Qur’an, Imam Khalaf memiliki dua metode; membaca
secara langsung di hadapan guru sampai khatam (Ardh) dan mendengarkan riwayat yang
disampaikan oleh sang guru tanpa membaca (sima’an).

Untuk metode pertama, Imam Khalaf setoran Al-Qur’an secara langsung kepada Imam
Sulaim bin Isa, Abdurrahman bin Hammad bin Hamzah, Abi Zaid Said bin Aus al-Ansari
dari al-Mufaddhal al-Dhobi.

Di samping itu, Imam Khalaf meriwayatkan sebagian huruf (bacaan) dari Ishaq al-Musayyibi,
Ismail bin Ja’far, Yahya bin Adam.

Sedangkan untuk metode yang kedua, Imam Khalaf mendengar qira’at Imam Ali al-Kisa’I
sampai khatam tanpa membaca langsung kepadanya. Meskipun tanpa membaca di
hadapannya, ia telah kuasai secara dhabt.

Selain belajar kepada para imam-imam di atas, Imam Khalaf ditengarai belajar kepada Imam
Syu’bah namun tidak jadi sebab kalimat yang disampaikan Syu’bah kepadanya saat awal
perjumpaannya menyinggung prasaannya. Sehingga beliau enggan melanjutkan belajar
kepada Imam Syu’bah namun belajar kepada Yahya bin Adam, murid Imam Syu’bah.

Imam Khalaf adalah salah satu orang yang mengimplementasikan firman Allah tentang
memuliakannya anak keturunan manusia, sebagaimana ia memuliakan dirinya sendiri, dan
para penghapal Al-Qur’an. Hal tersebut dibuktikan dari cerita yang disampaikan Ahmad bin
Ibrahim Warraqah yang mendengar langsung dari Imam Khalaf. Beliau berkata: “Saya datang
ke Kufah menemui Sulaim. Kemudian ia berkata: “Apa yang akan aku lakukan untukmu?.

Saya berkata: “Saya mau membaca Al-Qur’an kepada Abu Bakar bin Ayyasy (Imam
Syu’bah, murid Imam Ashim), kemudian Sulaim memanggil anaknya, dan menulis sepucuk
surat untuk disampaikan kepada Imam Syu’bah, saya tidak tahu apa yang ditulisnya.
Kemudian kami mendatanginya dan ia membaca surat tersebut dan pandangannya tertuju ke
mulut saya. Kemudian berkata: “Kamu Khalaf ?. Saya jawab: iya. Kemudian ia berkata:
“Tidak ada seorang pun yang akan menggantikan posisimu orang yang membaca kepadamu
(tidak ada generasi yang akan melanjutkan qira’at bacaannya). Kemudian saya diam. Maka ia

9
pun menyuruh saya untuk duduk dan membaca kepadanya. Bacalah…!!! Saya pun kaget
sambil bertanya. Membaca kepada Anda?, Ia pun menjawab: Iya. Saya menjawab dengan
tegas: “Tidak, demi Allah saya tidak akan membaca kepada orang yang merendahkan
seorang dari kalangan penghafal Al-Qur’an. Kemduian saya keluar dan kembali ke Imam
Sulaim. Kemudian Sulaim menanyakannya namun saya enggan menjawabnya. Kemudian
beliau menyesal dan berhujjah dan mencatat dalam transmisi sanadnya bahwa beliau belajar
kepada Imam Yahya bin Adam dari Ashim.

Antara Imam Khalaf dan Sulaim


Imam Khalaf secara intens belajar dan membaca secara langsung tentang Al-Qur’an dan
qira’atnya kepada Imam Sulaim. Sebab keistiqamahan itulah Imam Khalaf mendapatkan
posisi sebagai perawi sekaligus imam qira’at kesepuluh, yang kemudian dikenal dengan
“qira’at Imam Khalaf al-'asyir”.

Awal perjumpaannya dengan Imam Sulaim telah memberikan kesan yang mendalam bagi
gurunya.

Imam Khalaf bercerita: “Saya mendatangi Sulaim untuk belajar Al-Qur’an kepadanya.
Namun di hadapannya banyak santri-santri memngelilinginya, saya menyangka kalau mereka
adalah murid-murid yang mendahului saya (senior). Ketika saya duduk, beliau bertanya:
Siapa Anda?. Saya menjawab: “Saya Khalaf”. Kemudian beliau berkata: “Telah sampai
kepadaku bahwa kamu mencari sanad yang tinggi dalam soal qira’at. Saya tidak akan
memungut apapun dari mu.

Imam Khalaf berkata: “Saya, saat itu, datang dan mendengarkan bacaannya, namun ia tidak
mengambil sesuatu apapun dari saya. Saya datang pagi-pagi buta kemudian beliau keluar dan
berkata: Saya yang datang duluan, maka saya maju di hadapannya, saya memulai bacaan
surat Yusuf, surat ini termasuk surat yang sulit I’rabnya. Kemudian beliau bertanya : Siapa
Anda, saya tidak pernah mendengar bacaan yang sebagus Anda. Saya jawab: Saya Khalaf.
Kemudian beliau berkata: Saya tidak boleh melarang kamu membaca kepadaku.
Bacalah…pada suatu hari saya sampai pada kata (‫)ويَ ْستَ ْغف ُِرونَ ِللَّذِينَ آ َمنُوا‬,
َ beliau menangis,
kemudian berkata: hai Khalaf, tahukah kamu, sungguh mulianya orang mukmin menurut
Allah, dia tidur, para malaikat mendoakan ampunan untuknya.

10
Imam Umar bin Qaid al-Adami berkata: Saya mendengar Khalaf berkata: “Saya membaca
Al-Qur’an kepada Sulaim dalam sehari dari awal Al-Qur’an sampai surat al-Munafiqun,
beliau tidak menegurku sama sekali hingga sampai pada kalimat (‫)ولكن المنافقين ال يعلمون‬
kemudian beliau mengangkat kepalanya sembari berkata: “Demi Allah, Engkau orang yang
hafidz, namun butuh sedikit pemahaman. Kemudian saya membaca ( َ‫)ول ِكنَّ ْال ُمنافِقِينَ ال يَ ْفقَ ُهون‬.
َ Ini
menunjukkan bahwa Imam Khalaf orang yang sangat lancar hafalannya, namun sedikit
kesalahan yang dilakukannya membuatkan menegur agar lebih memperhatikan pada unsur-
unsur ayat yang mirip.

Komentar Ulama
Imam Khalaf salah satu dari sekian imam qira’at yang memiliki dua posisi yang berbeda
dalam bidang qira’at Al-Qur’an. Dengan ketekunannya mempelajari qira’at Al-Qur’an, tak
ayal banyak ulama yang mengapresiasi dan memujinya, baik dalam hal keilmuannya maupun
pribadinya.

Imam Yahya bin Main, al-Nasa’I dan ulama-ulama yang lain menyatakan bahwa Imam
Khalaf adalah orang yang tsiqah.

Imam al-Daruqutni menyatakan bahwa beliau adalah abid yang utama.

Imam al-Husain bin Fahm berkata: “Saya tidak menemukan seseorang yang lebih bagus
(bacaannya) daripada Khalaf. Ia mengawali karirnya sebagai ahli Al-Qur’an kemudian
menjadi muhadditsin, ia membacakan lima puluh hadits Abi ‘Awanah kepada kami. Sebagian
riwayat menyatakan bahwa beliau melakukan puasa setiap hari (saum al-dahr).

Murid-murid Imam Khalaf


Selain meriwayatkan qira’at Imam Hamzah, beliau memiliki qira’at sendiri yang berbeda
dengan qira’at Imam Hamzah. Maka wajar apabila banyak dari kalangan penuntut ilmu yang
belajar kepada Imam Khalaf, salah satunya adalah Ahmad bin Ibrahim Warraqah,
saudaranya, Ishaq bin Ibrahim, Ibrahim bin Ali al-Qassar, Ahmad bin Yazid al-Hulwani, Idris
bin Abdul Karim al-Haddad, Muhammad bin Ishaq, guru Ibnu Syanbudz.
Ibnu Asytah berkata: “Imam Khalaf mengambil dan mendalami madzhab Hamzah keculai
120 huruf (bacaan) yang berbeda, yang dipakai sebagai pilihan bacaannya sendiri.

11
Imam Ibnu al-Jazari telah melakukan penelitian bahwa qira’a Imam Khalaf tidak keluar dari
qira’at Imam Hamzah, Ali al-Kisa’I dan Syu’bah kecuali pada surat al-Anbiya ayat 95, ia
membacanya seperti riwayat Hafs.

Setelah mendarma-baktikan diri kepada kalam-Nya, beliau wafat pada tahun 229 pada bulan
Jumadal Akhirah.

2.3. Dua Perawi dari Imam Khalaf

• Ishaq Al-Wariq, salah satu dari dua orang rowi yang meriwayatkan qiroaat dari Imam
Khalaf. Nama lengkapnya, Abu Ya'qub Ishaq bin Ibrohim bin Ustman bin Abdillah Al-
Maruzi (w.286H). Dalam meriwayatkan qiroaat dari Imam Khalaf Al-Bazzar beliau
bersama dengan Idris Al-Haddad. Ishaq dianggap sebagai perowi qiroaat yang kredibel
serta memiliki kapasitas. Beliau membaca qiroaat dihadapan Imam Khalaf, ada yang
menyebutkan bahwa beliau juga membaca di hadapan Al-Walid bin Muslim. Imam
Khalaf, sebagai qiroaat yang diriwayatkan oleh Ishaq, memiliki metode khas yang tidak
dimiliki oleh imam qiroat lainnya. metode tersebut adalah sebagai berikut:

A. Menyambungkan ayat terakhir sebuah surat dengan ayat pertama di surat


berikutnya tanpa disertai dengan basmalah;
B. Membaca dengan tawasut al-madyan;
C. Membaca dengan menaql kan harokat hamzah ke huruf sin sebelumnya dengan
membuang hamzah pada redaksi fiil amr sesuai dengan yang terjadi dan bagaimana
َّ ‫ واسألوا‬atau sebelum sin
jika sebelum sin terdapat huruf waw, contoh: ‫اَّللَ من فضله‬
terdapat huruf fa, seperti: ‫فاسألوا أهل الذكر‬.
D. Secara umum, qiroaat ini tidak keluar dari apa yang ada dalam qiroaat hamzah dan
kisai kecuali dibeberapa ayat, seperti di ayat: ‫وحرام على قرية‬. dibaca seperti pada
riwayat hafs.

• Idris Al-Haddad adalah salah satu dari dua orang rowi yang meriwayatkan qiroaat dari
Imam Khalaf. Nama Beliau Abul Hasan Idris bin Abdil Hakim Al-Haddad Al-
Baghdadi (w.292H). Dalam meriwayatkan qiroaat dari Imam Kholaf Al-Bazzar beliau
bersama dengan Ishaq Al-Wariq. Beliau dianggap sebagai perowi qiroat yang
ternama, beliau membaca qiroaat di hadapan Imam Khalaf. Beliau juga membaca di

12
hadapan seorang mutqin dan tsiqoh selain Imam Khalaf, yaitu Muhammad bin Habib
Al-Asymuni. Pernah suatu hari Imam Daruquthni ditanyakan pandangannya tentang
beliau dan menjawab: dia seorang yang tsiqoh, bahkan satu level di atas tsiqoh. Beliau
wafat pada Idul Adha tahun 292 Hijriah di umur 93 tahun.

2.4. Karakteristik Bacaan Imam Khalaf

1. Pembacaan basmallah. Khalaf membagi tiga cara dalam pembacaan lafadz


bismillah. Ia membacanya, membacanya dengan saktah, dan membuangnya.
2. Memisah di antara dua surat. Khalaf memisah di antara dua surat dengan
mewashalkan kedua surat dengan tanpa basmalah.
3. Mim Jama’
a. Khalaf membaca dhummah ha’ dan sukunnya mim lafal ‫لَدَ ْي ُه ْم اِلَ ْي ُه ْم عل ْي ُه ْم‬
b. Khalaf membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang
sesudahnya berupa sukun dari sebelumnya berupa ha’, baik sebelumnya ada
huruf ya’ sukun ataupun tidak, seperti ‫عل ْي ُهم الدلة‬
4. Panjang pendeknya bacaan:
a. Apabila mad wajib muttashil maka khalaf membaca 3 alif seperti ‫َجاء‬
ِ ُ ‫بما أ‬
b. Apabila mad jaiz munfashil maka khalaf membaca 3 alif, seperti ‫نز َل‬
5. Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat. Adapun dalam
bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata baik harakatnya sama
maupun beda, maka bacaannya khalaf pun biasa, yakni tahqiq semua, seperti ‫ء أنذرتهم‬
6. Khalaf membaca Isymam dengan suara shad ke huruf za’ pada:
a. Lafal ‫يترون‬
ُ ‫ص‬ َ ‫ال ُم‬
b. Setiap huruf ‫ ص‬sukun yang jatuh setelah huruf ‫ د‬seperti dalam lafal ُ‫أصدق‬
c. Setiap lafal ‫الصراط‬
ِ ‫ط‬ َ ‫ص َرا‬
ِ
7. Saktah
1. Setiap hamzah dan sebelumnya berupa sukunnya ‫ ال‬ta’rif, dalam satu kata
dalam keadaan washal maka khalaf membaca dengan saktah, seperti lafadz
‫وبِاألَخِ رة‬
2. Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 2 versi ketika washal dan
ditambah naql ketika waqaf;
3. Setiap lafal ‫( شيئ‬rafa’ dan jer) dalam keadaan washal, seperti ‫كلِةشيئ قدير‬

13
4. Setiap terdapat hamzah qatha’ yang sebelumnya berupa tanwin atausukun yang
berada di kalimah lain dalam keadaan washal, maka khalaf membaca dengan 2
versi yakni saktah dan tanpa saktah pada setiap, seperti ‫عذاب أليم‬
5. Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 3 versi, yakni tanpa saktah
dan ditambah naql.
8. Idzhar dan Idgham
1. Setiap terdapat nun sukun atau tanwin yang bertemu ‫ و‬atau ‫ ي‬, baik dalam satu
kalimat maka khalaf membaca dengan bila ghunnah (tanpa dengung);
2. Setiap huruf dal lafal ْ‫ اِذ‬bertemu huruf ‫ ت‬dan ‫ د‬, maka khalaf membaca idgham;
3. Setiap hurufdzal lafal ‫ قد‬bertemu huruf‫ ج ز ذ س صض ظ ش‬maka khalaf membaca
idgham;
4. Setiap ta’nits (‫ )ت‬bertemu pada huruf ‫ ت ج ز س ص ظ‬, maka khalaf idgham;
5. Setiap huruf lam lafal ‫ هل‬bertemu dengn huruf ‫ ث ت‬maka khalaf membaca
idgham;
6. Setiap huruf lam lafal ‫ بل‬bertemu dengan huruf ‫ ظ س‬maka khalaf membaca
idgham;
7. Setiap lafal tertentu yang berdekatan makhrajnya, seperti ْ‫ ذ‬bertemu
huruf ‫ ت‬dalam lafal ‫ اتَّخذْتُم‬maka khalaf membaca idgham;
8. Adapun pada lafal ‫زجرا‬
ً َّ
‫فالزاجرات‬ maka khalaf membaca dengan idgham kabir.
9. Fathah dan Imalah. Khalaf membaca imalah pada:
a. Setiap lafal dzawatil ya’, seperti ‫الهدى‬
b. Setiap alif ta’nits sepeti lafal ‫الموتى‬
c. Setiap lafal ‫متى‬
d. Setiap lafal ‫ رأى‬imalah ra’ dan hamzahnya
e. Setiap lafal ‫ نأى‬imalah nun dan hamzahnya
f. Setiap lafal ‫شاء حاق خاب‬
g. Setiap huruf hijaiyah ‫ ح ي ط ه ر‬,pada awal surat (fawatih as-suwar),sepert ‫الر طه‬
h. Dalam akhir ayat dalam 11 surat tertentu, khalaf membacaseluruh alif yang
aslinya ya’, atau alif yang berbentuk ya’ (dzawatil ya’) dengan imalah semua
tanpa dibaca fathah. Surat tersebut ialah Taha, an-Najm , al-Ma’arij, al-
Qiyamah, an-Naziat, ‘Abasa, al-A’la, asy-Syams, al-Lail, ad-Duha, dan al-
‘Alaq, selain itu terkadang khalaf juga membaca dengan taqlil, yakni pada:
 Setiap lafal ‫ الـتَّ َرى‬dan ‫ضر‬
ُ ‫ابوار القه‬

14
10. Khalaf dalam keadaan Waqaf
a. Setiap terdapat hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang
sesuai dengan harokatnya, maka dalam keadaan waqaf khalaf membaca ibdal
hamzah (mengganti hamzah menjad‫ ي‬/‫ ) ْو‬seperti ‫يؤمنون – يومنون‬
b. Setiap hamzahyang berada diujun g kalimah dan sebelumnya berupa alif, maka
khalaf dalam keadan waqaf mengganti hamzah menjadi alif (ibdal) dengan 2
dan 6 harakat menurut versi kitab Fayd al- Barakat seperti ‫السفهأ‬
c. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa waw,
maka khalaf dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi,
yakni tashil hamzah dan ibdal ya’ dan memindah ya’ kepada huruf sebelumnya
disertai membuang hamzah dari, sepert ‫ مستهزئون ن – مستهزيون – مستهزون‬.
d. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf zaidah (huruf
tambahan) ‫و ق‬dan ‫ ل‬maka dalam keadaan waqaf
khalaf membaca tahqiq hamzah dan tashil dalam keadaan waqaf dari,
seperti ‫وابصارهم‬
e. Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ba’
zaidah(tambahan), maka khalaf membaca tahqiq hamzah dan menggantinya
dengan ya’ dalam keadaan waqaf dari sepert ‫بيمر – بأمر‬
f. Setiap lafal ‫ شيئ‬baik ketika rafa’ dan jer, maka ketika waqaf khalaf membaca 4
versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya dengan sukun,
raum dan ibdal, seperti ‫( شيئ – شي – شي – شي‬samaseperti bacaan Hisyam)
g. Setiap lafal ‫ شيئا‬yang dibaca nashab, maka khalaf ketika waqaf membaca ibdal
(dengan mengganti hamzah menjadi ya’ kemudian di idghamkan sehingga
menjadi ya’ bertasydid, dan naql lafal, seperti ‫شيا – شي – شيئا‬
h. Setiap hamzah yang berad di akhir kalimat yang sebelumnya alif, maka ketika
waqaf khalaf membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat dari seperti – ‫بنا‬
‫بناء‬

15
‫‪2.5. Contoh Ayat‬‬

‫‪Memisah di antara dua surat. Ayat terakhir dari surat Yasin kemudian disambung‬‬
‫‪dengan surat As-Saffat:‬‬

‫ىءٍ َو ِإلَ ْي ِه ت ُ ْر َجعُونَ‬ ‫س ْب َٰ َحنَ ٱلَّذِى ِب َي ِد ِهۦ َم َل ُكوتُ ُك ِل َ‬


‫ش ْ‬ ‫فَ ُ‬

‫صفًّا‬ ‫ت َ‬ ‫ص َٰفَّ ِ‬ ‫وٱل َٰ ََّّٰٓ‬


‫َ‬
‫ت زَ جْ ًرا‬ ‫لز ِج َٰ َر ِ‬ ‫َٰ‬
‫فَٱ َّ‬
‫ت ِذ ْك ًرا‬ ‫فَٱل َٰتَّ ِل َٰ َي ِ‬
‫ِإ َّن ِإ َٰلَ َه ُك ْم لَ َٰ َو ِحد‬
‫ق‬ ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما َو َربُّ ٱ ْل َم َٰ َ‬
‫ش ِر ِ‬ ‫ت َوٱ ْل َ ْر ِ‬ ‫س َٰ َم َٰ َو ِ‬‫َّربُّ ٱل َّ‬
‫س َما َّٰٓ َء ٱلدُّ ْنيَا بِ ِزينَ ٍة ٱ ْل َك َوا ِك ِ‬
‫ب‬ ‫إِنَّا زَ يَّنَّا ٱل َّ‬
‫ار ٍد‬‫ط ٍن َّم ِ‬ ‫ش ْي َٰ َ‬‫ظا ِمن ُك ِل َ‬ ‫َو ِح ْف ً‬
‫ل ٱ ْل َ ْعلَ َٰى َويُ ْقذَفُونَ ِمن ُك ِل َجانِ ٍ‬
‫ب‬ ‫س َّمعُونَ ِإلَى ٱ ْل َم َ ِ‬ ‫َّال َي َّ‬
‫اصب‬ ‫عذَاب َو ِ‬ ‫ورا ۖ َولَ ُه ْم َ‬ ‫دُ ُح ً‬
‫َطفَةَ فَأَتْبَعَهۥُ ِش َهاب ثَاقِب‬ ‫ف ٱ ْلخ ْ‬ ‫َط َ‬ ‫إِ َّال َم ْن خ ِ‬
‫شدُّ خ َْلقًا أَم َّم ْن َخلَ ْقنَا َّٰٓ ۚ ِإنَّا َخلَ ْق َٰنَ ُهم ِمن ِط ٍ‬
‫ين َّال ِز ٍ‬
‫ب‬ ‫فَٱ ْستَ ْفتِ ِه ْم أَهُ ْم أَ َ‬
‫ع ِجبْتَ َويَ ْسخ َُرونَ‬ ‫بَ ْل َ‬
‫وا َال يَذْ ُك ُرونَ‬ ‫َو ِإذَا ذُ ِك ُر ۟‬
‫َوإِذَا َرأَ ْو ۟ا َءايَةً يَ ْستَس ِْخ ُرونَ‬
‫َوقَالُ َّٰٓو ۟ا ِإ ْن َٰ َهذَآَّٰ ِإ َّال ِسحْر ُّم ِبين‬
‫ظ ًما أَ ِءنَّا لَ َم ْبعُوثُونَ‬ ‫أَ ِءذَا ِمتْنَا َو ُكنَّا ت ُ َرابًا َو ِع َٰ َ‬
‫أَ َو َءابَا َّٰٓ ُؤنَا ٱ ْل َ َّولُونَ‬
‫قُ ْل نَعَ ْم َوأَنت ُ ْم َٰدَ ِخ ُرونَ‬
‫ظ ُرونَ‬ ‫جْرة َٰ َو ِحدَة فَإِذَا هُ ْم َين ُ‬ ‫ى زَ َ‬ ‫فَإِنَّ َما ِه َ‬
‫وا َٰيَ َو ْيلَنَا َٰ َهذَا يَ ْو ُم ٱ ِلد ِ‬
‫ين‬ ‫َوقَالُ ۟‬
‫ص ِل ٱلَّذِى ُكنتُم ِب ِهۦ ت ُ َك ِذبُونَ‬ ‫َٰ َهذَا يَ ْو ُم ٱ ْلفَ ْ‬
‫وا يَ ْعبُدُونَ‬ ‫وا َوأَ ْز َٰ َو َج ُه ْم َو َما َكانُ ۟‬ ‫ظلَ ُم ۟‬ ‫وا ٱلَّذِينَ َ‬ ‫ش ُر ۟‬ ‫ٱحْ ُ‬
‫ص َٰ َر ِط ٱ ْل َج ِح ِيم‬ ‫َّلل فَٱ ْهدُوهُ ْم ِإلَ َٰى ِ‬ ‫ُون ٱ َّ ِ‬ ‫ِمن د ِ‬
‫َوقِفُوهُ ْم ۖ ِإنَّ ُهم َّمسْـولُونَ‬

‫‪16‬‬
2.5. Sanad Imam Khalaf

Sanad Imam Khalaf. Imam Khalaf memiliki dua sanad yang berbeda, pertama ketika dirinya
menjadi murid Imam Hamzah di Qiroaat Sab`ah, dan ketika menjadi guru di Qiroaat Asyaro.

- Saat menjadi murid Imam Hamzah

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Imam Khalaf bernama lengkap Khalaf bin Hisyam bin Tsa’lab bin Khalaf al-Asadi al-Baghdadi
al-Bazzar, kuniyahnya Abu Muhammad. Beliau dilahirkan pada 150 Hijirah di Baghdad, Iraq.
Beliau merupakan murid dari imam Hamzah di Qiroaat sab’ah dan menjadi imam Qiroaat di
Quroaat ‘asyarah (Kholaf al-‘aasyir).

Imam Khalaf belajar qirooat dari Sulaim bin Isa dari Hamzah bin Ibnu Habib dari Ashim bin
Abi Najud dari Ishaq al-Musayyib dari Yahya bin Adam dari Abu Bakar asy-Sidiq dari
Rasulullah saw.

Beberapa karakteristik qira’at Imam Khalaf seperti memisah di antara dua surat, mim jama’
panjang pendeknya bacaan, dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat,
khalaf membaca isymam dengan suara shad ke huruf za’.

3.2. Saran

Semoga makalah yang kami buat ini dapat diambil manfaat atau pelajaran dari yang telah kami
tulis. Terlepas dari segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini. Kritik
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh penulis untuk membuat makalah
selanjutnya sehingga akan lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Atabik Luthfi, Qira’at Asyarah, Jakarta: Haqiena Media: Cetakan Pertama, 2015
Sanidul Quro,
https://islam.nu.or.id/post/read/103610/imam-khalaf-dan-imam-khallad-perawi-qiraat-imam
https://www.tongkronganislami.net/sejarah-ilmu-qiraat-al-quran-hingga-qiraat-sabah
http://caksan3.blogspot.com/2017/06/qiraat-sabah-imam-hamzah.html?m=1
https://ar.m.wikipedia.org/wiki/‫إسحاق_الوراق_عن_خلف_البزار‬
https://ar.m.wikipedia.org/wiki/‫إدريس_الحداد_عن_خلف_البزار‬
https://www.alukah.net/culture/0/91792/
https://www.alukah.net/culture/0/91792/#ixzz608FjRk5F

19

Anda mungkin juga menyukai