Anda di halaman 1dari 9

KUTUBUS SITTAH (SUNAN ABU DAWUD DAN SUNAN AT-TIRMIZI)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tematik Pendidikan

OLEH:

Fahri Agung Nasution (0331213021)

Lidra Agustina Tanjung (0331213019)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur ke hadirat Allah swt, yang memberikan nikmat-Nya  sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kita kirimkan kepada
Nabi Muhammad saw, karena berkat beliaulah kita dapat merasakan pendidikan seperti saat
sekarang ini.
            Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing yaitu bapak Dr. Sulaiman
Muhammad Amir, Lc. MA. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
beliau dan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.
            Mudah-mudahan segala bantuan dan dorongan yang diberikan mendapat imbalan dari
Allah swt. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi penulis.

Binjai, 09 Okteber 2021

                                                                                               Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
Sunan Abu Dawud
A. Biografi Penulis......................................................................................................
B. Latar Belakang Penyusunan Kitab.....................................................................
C. Karakteristik dan Metode.....................................................................................
D. Sistematika Penulisan............................................................................................
E. Penilaian Para Ulama............................................................................................
Sunan At-Tirmizi
A. Biografi Penulis......................................................................................................
B. Latar Belakang Penyusunan Kitab.....................................................................
C. Karakteristik dan Metode.....................................................................................
D. Sistematika Penulisan............................................................................................
E. Penilaian Para Ulama............................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. KESIMPULAN......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hadis merupakan segala sesuatu yang di sandarkan kepada nabi SAW selain al-
quran alkarim. Baik merupakan perbuatan maupun taqrir nabi yang bersangkut
paut dengan hukum syara’. Dilihat dari sejarah perkembangan dan periwayatan
hadits, meskipun tidak boleh dibukukan tetapi ada beberapa yang boleh dibukukan
dalam beberapa kitab induk hadits.Kitab-kitab hadits yang telah tersusun berdasarkan
musnad dan mushannafitu, satu sama lain berbeda martabat, yang satu lebih tinggi dari
pada yang lainnyatitik. Secara bertingkat martabat kitab hadits tersebut adalah Shahih AL-
Bukhori,Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Al-Turmudzi, Sunan Al-
Nasa’i,danSunan Ibn Majjah.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas maka kami merumuskan makalah sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi sunan Abu Dawud dan Sunan At-Tirmizi?
2. Apakah latar belakang penyusunan kitab dan karakteristik metode sunan Abu
Dawud dan Sunan At-Tirmizi?
3. Bagaimana sistematika penyusunan sunan Abu Dawud dan Sunan At-Tirmizi?
4. Bagaimana penjelasan ulama tentang sunan Abu Dawud dan Sunan At-Tirmizi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui biografi dari penulis kitabus sittah yaitu Sunan Abu Dawud
dan Sunan At-Tirmizi. 1
2. Untuk mengetahui latar belakang penyusunan kitab dan kararteristik metode
Sunan Abu Dawud dan Sunan At-Tirmizi.
3. Untuk mengetahui sistematika penyusunan sunan Abu Dawud dan Sunan At-
Tirmizi
4. Untuk mengetahui penjelasan ulama tentang sunan Abu Dawud dan Sunan At-
Tirmizi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Penulis
Abu Dawud memiliki nama panjang Abu Dawud Sulaiman ibn al-Asy‘as\ ibn Ishaq
ibn Basyir ibn Syidad ibn Imran al-Azdi as- Sijistani. Ia lahir pada tahun 202 H/817 M. di
Sijistan, Basrah, dan dididik dalam lingkungan keluarga yang agamis. Karenanya, ia telah
mengkajial-Qur’an, hadis, dan Bahasa Arab sejak kecil. 1
Sekitar umur 20 tahun, ia mulai melakukan rihlah ilmiyyah yang saat itu menjadi
salah satu syarat yang mentradisi dalam menuntut ilmu, khususnya hadis. Perjalanan
pertama yang ditempuh bertujuan ke Baghdad. Selanjutnya, ke Hijaz, Mesir, Irak, Syam,
Khurasan, Basrah, dan Naisabur. Bahkan, Ajjaj al-Khatib menjelaskan bahwa Abu Dawud
berkali-kali mengunjungi Baghdad, dan kunjungan terakhirnya ke Baghdad adalah pada
tahun272H
permintaan ini dengan bermukim di Basrah, menyebar luaskan ilmu yang dimilikinya,
hingga meninggal dunia di sana pada 16 Syawal 275 H., dalam usia 73 tahun, dan
dimakamkan di samping makam Sufyan as-Sauri (w. 161 H.).2
Di antara guru-guru Abu Dawud yaitu: Ahmad ibn Hanbal, Musaddad ibn
Musarhad al-Asadi, Ishaq ibn Rahawaih, Amr ibn Aun an-Najili, Qutaibah ibn Sa’d as-
Saqafi, Yahya ibn Ma’in, Abdullah ibn Maslamah al-Qa’nabi, Usman ibn Abi Syaibah,
Abu Ja’far an-Nufaili, Abu al-Walid at-Tayalisi, dan lainnya.
Sedangkan murid-murid yang pernah berguru dan meriwayatkan hadis dari Abu
Dawud di antaranya: Abu Isa at- Tirmizi, an-Nasa’i, Ahmad ibn Muhammad ibn Harun al-
Khallal, Abu Ali al-Lu’lu’i, Abu Bisyr ad-Dulabi, Ismail ibn Muhammad as-Saffar, Ali ibn
Husain ibn al-Abid, Abu Sa’id al-Arabi, dan putra dari Abu Dawud sendiri yang bernama
Abu Bakr ibn Abu Dawud (w. 316 H.).
Selain Sunan, Imam Abu Dawud telah menghasilkan 2banyak karya lainnya, di
antaranya: Dalail an-Nubuwwah, al- Marasil, As’ilah Ahmad ibn Hanbal, az-Zuhd, Risalah fi
Wasf Kitab as-Sunan, dan an-Nasikh wa al-Mansukh, al-Ba‘s wa an- Nusyur, Fada’il al-Ansar,
Musnad Malik, ad-Du‘a, dan at-Tafarrud fi as-Sunan.

B. Latar Belakang Penyusunan Kitab


Sunan Abi Dawud selesai ditulis pada tahun 275 H di Baghdad, sebelum Abu
Dawud hijrah ke Basrah. Penyusunan kitab ini dimaksudkan untuk menjadi referensi bagi
Abu Dawud sendiri dalam mengajarkan hadis. Sebelumnya, kitab ini juga pernah
ditunjukkan Abu Dawud kepada gurunya, Ahmad ibn Hanbal, yang menilai karya tersebut
sebagai karya yang sangat baik.
1
Abu Dawud, Sunan, (Beirut: Dar al-Fikr, 2007), j. 1, h. 9.
2
Ibid
C. Karakteristik dan Metode
Sunan Abu Dawud ini disusun secara abwab fiqhiyyah (berdasarkan bab-bab fiqh),
ini dikarenakan ia memang memfokuskan pada hadis-hadis yang terkait dengan masalah
hukum dan atau fiqh saja. Sedangkan hadis-hadis yang berhungan dengan fad}a’il al-a‘mal>
, kisah-kisah, sirah, adab, dan tafsir tidak dihadirkan dalam bukunya.

Jika dicermati, maka metode penyusunan kitab yang dipegangi Abu Dawud
memiliki perbedaan dari Sahih}ayn karya al- Bukhari dan Muslim yang memang
memfokuskan pada hadis-hadis shahih sementara Abu Dawud tidak hanya mengkhususkan
hadis- hadis shahihsaja, melainkan termasuk di dalamnya hadis dan dhaif.
Dalam menyusun kitabnya, Abu Dawud mencukupkan diri dengan memaparkan satu atau
dua buah hadis dalam setiap babnya, meski masih didapatkan sejumlah hadis shahih
lainnya. berpegang pada empat hadis saja, maka sudah cukuplah untuk menjadi pegangan
hidupnya. Empat hadis tersebut adalah:
1. Hadis tentang ajaran dasar mengenai niat dan keikhlasan yang menjadi dasar
utama dalam setiap amal yang bersifat agama maupun dunia.
2. Hadis tentang ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk melakukan setiap
yang bermanfaat bagi agama dan dunianya.
3. Hadis tentang berinteraksi dengan orang lain, meninggalkan sifat egois, menjauhi
sifat iri dan dengki.
Hadis tentang dasar untuk mengetahui yang halal dan haram, serta cara mencapai
sifat wara’, yakni dengan cara menjauhi yang musykil dan yang syubhat yang
diperselisihkan oleh para ulama. Karena mempermudah melakukan syubhat akan membuat
seseorang meremehkan yang haram.3
Sejatinya hadis-hadis yang tertuang dalam Sunan Abi Dawud ini merupakan hasil seleksi
dari sekitar 500.000 hadis. Ini dapat terlihat dari ungkapan Abu Dawud sendiri dalam al-
3
Khatib,62 “Aku menulis hadis Nabi Saw. sebanyak 500.000 hadis. Dari jumlah itu aku
seleksi menjadi 4800 hadis yang kemudian aku tuliskan dalam kitab Sunan ini. Dalam
kitab tersebut aku himpun hadis-hadis sahih, menyerupai sahih, dan mendekati shahih, serta yang
tidak disepakati ulama untuk meninggalkannya. Semua hadis yang mengandung
kelemahan, maka aku akan menjelaskannya. Sedangkan hadis yang tidak aku jelaskan
sedikitpun, maka hadis tersebut adalah shahih.
Khusus terkait dengan sanad, Abu Dawud juga menetapkan beberapa kriteria
sebagai berikut:
Para periwayat yang terdapat dalam rangkaian sanad bukanlah termasuk periwayat yang
ditinggalkan (matruk).

3
M. Al-Fatih Suryadilaga (ed.), Studi Kitab Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 92-93
Sanad hadis harus bersambung (muttasil). Dalam hal ini, Abu Dawud tidak
menerima hadis mursal kecuali apabila hadis pendukung atau dalam satu topik
pembahasan tersebut tidak ditemukan hadis musnad. Apa yang dipedomani Abu Dawud
ini sebenarnya bukanlah hal baru, karena para ulama terdahulu seperti al-Awza’i, Malik
ibn Anas, asy-Syafi’i, dan Ahmad ibn Hanbal pun juga dapat menerima hadis mursal jika
tidak ditemukan sanad bersambung dalam tema tertentu. 4

BAB III

4
Abu Zahw, al-Hadis wa al-Muh}addisun, (Cairo: al-Maktabah at- Taufiqiyyah) hal 413
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan adalah:
1. Sanad adalah rantai penutur atau perawi (periwayat) hadis. Sanad terdiri atas
seluruh penutur, mulai orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab
Hadis) hingga Rasulullah. Sanad menggambarkan keaslian riwayat.
2. Adapun yang dimaksud dengan matan adalah perkataan yang disebut pada kahir
sanad, yakni sabda Nabi SAW. yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya.
3. Hadis sahih adalah hadis yang dinukil (diriwayatkan) oleh rawi-rawi yang adil,
sempurna ingatannya, sanadnya bersambung-sambung, tidak ber-‘illat, dan tidak
janggal.Sedangkan, hadis hasan adalah khabar ahad yang dinukil oleh orang yang
adil, kurang sempurna hapalannya, bersambung sanadnya, tidak cacat, dan tidak
syadz. Selanjutnya, hadis dhaif adalah semua hadis yang tidak terkumpul padanya
sifat-sifat bagi hadis yang diterima dan menurut pendapat kebanyakan ulama atau
yang tidak terkumpul padanya sifat hadis sahih dan hasan.

5
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Hasjim. 2016. Kritik Matan Hadis, Yogyakarta: Kalimedia.

Ahmad, Muhammad dan M. Mudzakir. Ulumul Hadits Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ajaj, Muhammad al-Khatib. 2007. Pokok-Pokok Ilmu Hadits. Jakarta: Gaya Media Parma.
________.1975.  As-Sunnah Qabla At-Tadwin, Kairo: Maktabah Wahba.
Al-Shabbagh,Muhammad. 1975. al-Hadits al-Nabawi. al-Maktab al-Islami.
Al-Thahan, Mahmud. Taysîr Musthalah al-Hadits. Surabaya: Syirkah Bungkul Indah.
Alwi, Muhammad Al-Maliki.2006. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anwar, Moh. Br. 1981. Ilmu Mustalahul Hadits, Surabaya: Al-Iklas.


Hajar , Ibnu ‘ Al-Asqolani, Bulughul –Maram, Bandung: Cv. Dipenegoro.

Hamidy, Zainnudin. 1992. Terjemah Hadist Shahih Bukhari. Jakarta: Widjaya.


Ibn, Ahmad ‘Ali Ibn Hajar al-‘Asqalani, Nuzhah al-Nazhâr Syarh Nukhbah al-Fikâr.
Semarang: Maktabah al-Munawwar.
Ibnu, Muhammad, Mukaram Ibnu Manzhur. 1992. Lisan Al-Arab. Juz II.
Ma’rif, Majid. 2012. Sejarah Hadis, Jakarta: Nurul Al-Huda.

Rahman, Fachtur. 1991. Ikhtisar Mutshalah Hadis, Bandung: Alma’arif.


Saefullah, Yusuf dan Cecep Sumarna. 2004. Pengatar Ilmu Hadits. Bandung: Pustaka Bani
Quraisy.
Shubhi, al-Shalih. 1988.‘Ulûm al-Hadits wa Musthalahuh, Beirut : Dar al-‘Ilm li al-Malayin.
________. 2002. Membahas Ilmu-ilmu Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Solahuddin , Agusdan Agus Suyadi. 2015. Ulumul Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia.
6
Warson , Ahmad al-Munawwir. 1984. Al-Munawwir, Yogyakarta: Ponpes Krapyak.

Anda mungkin juga menyukai