Disusun oleh :
Moh. Irfan Hidayatulloh
(2022390101727)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
sedikit dari ilmu-Nya Yang Maha Luas sehingga upaya penulisan makalah ini
dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kehadirat Nabi Muhammad
SAW yang kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada dosen mata kuliah Study Hadis beliau Dr. H. Kholilur Rahman,
M.Pd.I yang telah memberikan tugas kepada kami, sehingga kami dapat
mempelajari lebih dalam tentang Biografi Imam Tirmizi.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Tentunya kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Biografi Imam At Tirmizi ....................................................................................... 3
B. Pemikiran Imam At Tirmizi .................................................................................... 5
C. Kitab karangan Imam At Tirmizi ............................................................................ 6
BAB III............................................................................................................................... 9
PENUTUP.......................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imam at Tirmizi merupakan seorang ulama hadist yang banyak sekali
meriwayatkan hadist. Pada tahun pertama ia belajar ia bertemu dengan para guru-
guru seperti, Quthaibah bin sa‟id, Muhammad bin Basyar,Ali bin Hujr, dan imam-
imam hadist lainnya. Banyak sekali orang yang mengambil hadist darinya.
Imam at Tirmizi meriwayatkan hadist memiliki kedalaman ilmu yang baik
dengan cara mendatangi para ulama besar, imam-imam besar, dan kepada
merekalah berpuncak pemahaman dan hafalan hadistnya, serta mengambil dari
mereka. Kemudian dia menyempurnakan pemahaman ilmu perolehannya dan
pendalamannya, lalu tampak kematangannya, sehingga dia maju ke mihrab
imamah dalam hadist tanpa ada yang menyelisihi dan menghalanginya (Syaikh
Ahmad Farid, 2012:611).
Hakikat agama Islam adalah agama yang bersumber dari Allah, yang
disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad saw. Disamping itu
juga, bersumber dari segala perkataan, perbuatan dan ketetapan nabi Muhammad
saw. Dalam melaksanakan misinya yang disebut dengan hadis. Para ulama
berbagai generasi dari sahabat, tabi‟in, tabi‟in tabi‟in dan seterusnya berusaha
untuk memahami dan melaksanakan ajaran yang bersumber dari Alquran dan
Hadis. Pada makalah ini kami akan membahas salah satu ulama hadist Imam At
Tirmizi karena beliau memiliki peranan besar dalam sejarah perkembangan ilmu
hadist.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kami mengambil beberapa rumusan masalah yang
berkaitan tema ini yaitu:
a. Bagaimana biografi Imam At Tirmizi?
b. Bagaimana pemikiran Imam At Tirmizi?
c. Apa kitab karangan Imam At Tirmizi?
1
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang:
a. biografi Imam At Tirmizi
b. pemikiran Imam At Tirmizi
c. kitab karangan Imam At Tirmizi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkap imam at-Tirmzi adalah Abu Isa Muhammad bin Saurah bin
Musa bin ad-Dhahhak al-Zulami al-Bughi at-Tirmizi. Beliau dilahirkan di Turmuz
pada tahun 209 H, dan dikota ini pula ia wafat dalam usia 70 tahun (Ahmad
Muhammad,1937:1). Muhammad bin Isa bin Saurah, bin Musa bin Ad Dhahhak
as sulami At Tirmizi, pengarang Al Jami‟. At Tirmidzi adalah nisbat kepada
Tirmidz kota dimana ia tumbuh besar disana, sebelah utara Iran (Syaikh Ahmad
Farid, 2012:633).
Sebagai sesosok ulama, ia mendapatkan penilaian positif. Abu Ya‟la al-
Khalili menyatakan bahwa ia adalah seorang yang siqat dan mendapat persetujuan
ulama. Dari sumber yang ada dapat dicatat bahwa imam Tirmizi sejak remaja
telah belajar dengan guru-guru di kampungnya. Seperti di Khurasan ia berguru
kepada Ishaq Ibnu Rawaih, di Nashafur beliau beguru kepada Muhammad bin
Amr al-Sawaq, kemudian ia menuju Iraq untuk belajar kepada ulama dan para
hafiz. Menurut al-Khatib al-Bagdadi bahwa at-Tirmizi belajar selama 35 tahun
(Abu Zahw, 1964:360).
Perjalanan masa hidup ulama hadis perawi terkemuka, seperti al-Bukhari,
Muslim, Abu Daud, Nasa‟I, Ibnu Majah maka dapat dikatakan bahwa para ahli
hadis merupakan orang-orang sebaya, sehingga besar sekali kemungkinan mereka
berguru dan memperoleh masukan-masukan dari sumber lain. Demikian juga
dengan riwayat hadis mereka. Sesekali menerima riwayat dari sumber yang sama
dan di lain waktu dan kesempatan memperoleh riwayat hadis dari sumber yang
hadis.
Pendapat lain mengatakan bahwa imam at Tirmidzi wafat di kota bugh
namun ada juga yang mengatakan bahwa beliau lahir dan wafat di kota tirmidz,
namun demikian sama saja karena kota tirmidz dan bugh itu berdekatan. Kota
tirmidz termasuk kota kuno, telah ada pada masa pemerintahan iskandar yang
3
agung, (356-323 SM). Beberapa catatan mengatakan berbeda dengan keterangan
sebekumnya yaitu bahwa ia tidak pernah sampai ke kota tirmidz meskipun ia
adalah penguasa yang membangun kota itu (Ahmad Sutarmadi, 1998).
Ciri-ciri imam at Tirmidzi ada yang menyebutkan bahwa ia dalam keadaan
buta, namun ada juga yang menceritakan bahwa ke butaannya pada masa tuanya
karena kesungguhannya dalam meriwayatkan hadist dan seringnya beliau
menangis sehingga butalah matanya.
Adapun nisbah yang melekat dalam nama al-Tirmidzi, yakni al-Sulami,
dibangsakan dengan Bani Sulaim, dari Kabilah Ailan. Sementara al-Bughi adalah
nama tempat di mana al-Tirmidzi wafat dan dimakamkan. Sedangkan kata al-
Tirmidzi sendiri dibangsakan kepada kota Tirmidz, sebuah kota di tepi selatan
sungai Jihun (Amudaria) yang sekarang, Uzbekistan tempat al-Tirmidzi
dilahirkan. Tokoh besar al-Tirmidzi lahir pada tahun 209 H dan wafat pada malam
Senin tangga 13 Rajab tahun 279 H di desa Bug dekat kota Tirmidz dalam
keadaan buta.
Imam at-Tirmizi yang hidup pada masa abad ke-III, sebagai ulama telah
mengikuti secara aktif dalam pengembangan hadis dan fiqh. Ia telah melakukan
peranannya dari segi posisi, persepsi, behavior dan eskpektasi sebagai ulama yang
telah dicatat oleh peneliti sebagai sesuatu yang membawa udara baru dalam
bidang pengembangan hadis. Dengan kedelaman tersebut ia telah menulis kitab
hadis yang terkenal dengan nama Jami‟ at-Tirmizi atau disebut juga dengan Sunan
at-Tirmizi. Kita sunan ini menjadi sangat penting bagi studi hadis karena di dalam
kitab ini beliau betul-betul memperhatikan ta‟lil hadis dengan menyebutkan secara
eksplisit hadis yang sahih. Kitab ini menduduki peringkat ke-4 di antara kitab
yang enam.
Imam at Tirmidzi dikenal juga dengan Jami‟ Al Sahih, itu adalah sumber
hadist hasan, tetapi apabila diteliti lebih dalam mengandung hadist-hadist sahih
(Ahmad Sutarmadi, 1998:32). Menurut pengarang Kasyf az-Zunnun, Hajji
Khalfah (w. 1657) kedudukan kitab sunan ini berada di peringkat ke-3 dalam
hirarki kitab hadis yang enam. Bahkan Abu Isma‟il al-Anshari, sang ahli hadis,
memandang bahwa kitab at-Tirmizi lebih bermanfaat daripada kitab Sahih al-
4
Bukhari dan Sahih Muslim dari segi penggunaannya. Kitab karya al-Bukhari dan
Muslim hanya dapat dipahami oleh seorang yang ahli, tetapi Sunan at-Tirmizi
dapat dipahami oleh siapapun. At-Tirmizi mempunyai pedoman pokok dalam
penyaringan hadis untuk bahan kitabnya yaitu apakah hadis itu dipakai oleh para
fukaha sebagai hujjah atau tidak dengan demikian dalam kitabnya ini terhimpun
hadis-hadis yang ma‟mul (praktis). At-Tirmizi tidak menyaring hadis dari segi
sahih atau da‟if. Karena itulah ia selalu memberikan penilaian tentang nilai hadis,
bahkan uraian perbandingan dan kesempurnaannya.
Banyak keistimewaan yang terdapat pada ulama hadist ini, namun Salah
satu keistimewaan Sunan at-Tirmizi adalah pencantuman riwayat dari sahabat lain
mengenai masalah yang dibahas dalam hadis hadis pokok, baik isinya yang
semakna ataupun yang berbeda.
Adapun isi hadist dalam kitab al jami‟ adalah pencantuman riwayat hadist
dari sahabat lainnya itu yang tidak bertentangan atau bahkan yang tertentangan
sama sekali secara langsung atau tidak langsung. Di samping itu imam at-Tirmizi
di dalam kitabnya banyak mencatat perbedaan pendapat di kalangan fukaha
tentang istinbat hadis pokok dan menyebutkan yang berbeda, dalam hal itu serta
memberikan penilaiannya. Inilah yang dipandang sebagai keistimewaan tersendiri
bagi Sunan at-Tirmizi karena dalam hal ini terjangkau tujuan pokok ilmu hadis
yaitu memilih hadis yang sahih untuk kepentingan hujjah dan beramal.
5
3) Menujukkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabat lainnya
dalam masalah yang sama (Oneng Nurul Bariyah,2011:140-141)
Peran Imam At-Tirmidzi yang juga sangat penting adalah penyatuan antara
paradigma hadis dan fikih dalam satu kitab. Hal serupa belum pernah dilakukan
oleh ulama hadis yang hidup sebelumnya, Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim.
Kedua ulama hadis ini tidak menjadikan kitabnya sebagai ajang perbandingan
antara berbagai mazhab fikih. Berbeda dengan Imam At-Tirmidzi yang
mengintegrasikan antara hadis dan fikih. Hal inilah yang menjadi keistimewaan
sekaligus pembeda antara kitab Jami' At-Tirmidzi dengan kitab-kitab hadis yang
lain.
Satu hal yang tetap perlu dicatat, adalah kerja besar al-Tirmidzi dalam
mengukir sejarah tentang pembagian hadis menjadi hadis shahih, hasan, dan
dha’if, yang sebelumnya adalah hadis shahih dan dha’if. Imam al-Nawawi dalam
kitab Taqrib yang disyaratkan oleh al-Suyuti mengatakan: “Kitab al–Tirmidzi
adalah asal untuk mengetahui hadis hasan, ialah yang memasyhurkannya,
meskipun sebagian ulama dan generasi sebelumnya telah membicarakannya
secara terpisah” (Ahmad Sutarmadi, 1998:160).
6
6. Kitab al–Zuhud yang merupakan kitab tersendiri, yang tidak sempat
diamankan, sehingga tidak dapat ditemukan
7. Kitab al–Asma’ wa al–Kunya.
8. Kitab al–Asma’ al–Shahabah.
9. Kitab al–Atsar al–Mauqufah (Faisal Ahmad dkk,2010:102).
Di antara karya al-Tirmidzi yang paling monumental adalah kitab al–Jami’
al–Shahih atau Sunan al–Tirmidzi, sementara kitab-kitab yang lain, seperti al–
Zuhud, dan al–Asma’ wa al–Kunya kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat
umum.
Begitu populernya kitab al–Jami’ al–Shahih, maka muncul beberapa kitab syarah
yang mensyarahi kitab tersebut. Di antaranya:
7
13. Tuhfat al–Ahwazi oleh Abu „Ali Muhammad Abd al-Rahman Ibn „Abd al-
Rahim al-Mubarakfuri.
14. Syarah Sunan al–Tirmidzi dengan al–Jami’ al–Shahih oleh Ahmad
Muhammad Syakir.
15. Al-„Urf al–Syazi „ala Jami’ al–Tirmidzi oleh Muhammad Anwar Syah al-
Kasymiri (Nawir Yuslem, 2006:104)
Kitab al-Tirmidzi banyak memuat hadis hasan, maka membuat kitab
tersebut populer dengan kitab hadis hasan itu. Namun para ulama berbeda
pendapat mengenai hadis hasan itu, termasuk guru-guru maupun murid-murid al-
Tirmidzi, karena al-Tirmidzi tidak memberi definisi yang pasti, terlebih al-
Tirmidzi menggabungkan dengan istilah yang beraneka ragam, seperti: hadis
hasan shahih, hasan gharib, dan hasan shahih gharib (Ahmad Sutarmadi,
1998:160).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan materi diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nama lengkap imam at-Tirmzi adalah Abu Isa Muhammad bin Saurah bin
Musa bin ad-Dhahhak al-Zulami al-Bughi at-Tirmizi. Beliau dilahirkan di
Turmuz pada tahun 209 H, dan dikota ini pula ia wafat dalam usia 70 tahun,
imam Tirmizi sejak remaja telah belajar dengan guru-guru di kampungnya.
Seperti di Khurasan ia berguru kepada Ishaq Ibnu Rawaih, di Nashafur beliau
beguru kepada Muhammad bin Amr al-Sawaq, kemudian ia menuju Iraq
untuk belajar kepada ulama dan para hafiz. Menurut al-Khatib al-Bagdadi
bahwa at-Tirmizi belajar selama 35 tahun.
2. Imam At-Tirmidzi mempunyai pemikiran untuk mengelompokkan hadis yang
diriwayatkan oleh rawi yang standar hafalannya di bawah rawi hadis sahih,
namun masih unggul dibanding rawi hadis dhaif, yaitu tingkat hasan. ada
beberapa prinsip yang diterapkan Turmudzi dalam kitab Sunannya, antara
lain:
a. Hanya memuat hadis-hadis yang diamalkan dalam ilmu fikih.
b. Hanya meriwayatkan hadis-hadis shahih, tetapi jika terdapat hadis
hasan, dha‟if dia pun menjelaskan segi-segi kelemahannya.
c. Menujukkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabat
lainnya dalam masalah yang sama.
3. Di antara karya al-Tirmidzi yang paling monumental adalah kitab al–Jami’
al–Shahih atau Sunan al–Tirmidzi, sementara kitab-kitab yang lain, seperti
al–Zuhud, dan al–Asma’ wa al–Kunya kurang begitu dikenal di kalangan
masyarakat umum.
B. Saran
9
Hendaknya makalah ini bisa digunakan sebagai salah satu sumber
pembelajaran dan bisa bermanfaat bagi semua pihak, khusunya bagi penyusun dan
pembaca.
10
DAFTAR RUJUKAN
Nawir Yuslem, Sembilan kitab induk hadist , (Jakarta: Hijri Pustaka Utama,2006)
Oneng Nurul Bariyah, Ilmu Hadis, (Tanggerang: CV. Tunas Ilmu, 2011)
11