Oleh kelompok 3:
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAAN
1
Muhamad Alawi Al-Maliki.Ilmu Ushul Hadis, Adnan Qohar (terj) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006 ).277
2
M. Solahudin & Agus Suyadi. Ulumul Hadis, (Bandung: Pustaka Setia. 2009). 240
2
Pengembaraannya ke beberapa negeri itu menunjang dia untuk
mendapatkan hadits sebanyak-banyaknya.Kemudian hadits itu disaring, lalu
ditulis pada kitab Sunan.Abu Dawud sudah berulang kali mengunjungi
Bagdad. Di kota itu, dia mengajar hadits dan fiqih dengan menggunakan
kitab sunan sebagai buku pegangan. Kitab sunan itu ditunjukkan kepada
ulama hadits terkemuka, Ahmad bin Hanbal. Kemudian Imam Ahmad bin
Hanbal mengatakan bahwa kitab itu sangat bagus.
3
kitab, sedang yang satunya lagi tidak diperlukan. Jadi, kalau dibuat lebar,
hanyalah berlebih-lebihan.
Abu Daud adalah seorang pembelajar sejati dan tekun. Untuk bisa
meriwayatkan hadis-hadis Rasulullah beliau terbang dan hinggap dari
satu kota kekota yang lain untuk belajar dari para ulama ternama kala itu.
Cukup banyak ulama-ulama yang pernah menjadi guru-gurunya adalah
Imam Abu dawud juga memiliki murid yang banyak dari setiap
penjuru, diantara murid-muridnya yang meriwayatkan sunan darinya, yaitu
3
Subhi, As-Shalih.Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, (Jakarta: Pustaka Firdaus,2007). 96
4
6. Abu Ali Muhammad bin Ahmad al-Lu’luî,
7. Muhammad bin Bakr bin Dâsah at-Tamar,
8. Abu Usamah Muhammad bin Abdul Malik ar-Ruwats.
Abu Daud telah menetapkan ciri dan syarat tertentu dalam menyusun kitab
sunannya yaitu :
1. Didalam kitab sunan tersebut Imam Abu Daud menerangkan hadis dha’if
atau terlalu dha’if. Beliau menerangkan kedudukan sebuah hadis.
4 M. Solahudin & Agus Suyadi. Ulumul Hadis, (Bandung: Pustaka Setia. 2009). 240.
5
Selama hidupnya Imam Abu Dawud menghasilkan banyak karya,
diantara karya-karyanya adalah :
1. Al-Marasil,
2. Masa’il Al-Imam Ahmad,
3. Al-Nasikh wa Al-Mansukh,
4. Risalah fi Washf Kitab As-Sunan,
5. Al-Zuhud,
6. Ijabat ‘an Shalawat Al-Jurri,
7. As’ilah ‘an Ahmad bin Hanbal,
8. Tasmiyat Al-Ikhwan,
9. Kitab Al-Qadr,
10. Al-Ba’ts wa An-Nusyur,
11. Dala’il An-Nubuwwah,
12. Fadha’il Al-Anshar,
13. Musnad Malik,
14. As-Sunan dan lain-lainya.5
Artinya: Dari Al-Miqdam. Ia berkata,” Rasulullah SAW, telah diberi air berwudu,
lantas beliau berwudu, maka di basuhnya kedua telapak tanganya tiga kali
dan mukanya tiga kali, kemudian membasuh kedua hastanya tiga kali, lalu
berkumur dan dimasukkannya air ke hidung tiga kali, kemudian disapunya
5
M. Solahudin & Agus Suyadi. Ulumul Hadis, (Bandung: Pustaka Setia. 2009). 242
6
kepala dan kedua telinganya bagian luar dan dalam.” (Riwayat Abu Daud
dan Ahmad).6
اِ َّن:سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو
َ ُسو ُل هللاِ صلى هللا ُ اط َمةَ ِب ْنتَ اَ ِبى ُحبَي ٍْش ت ُ ْستَ َح
ُ اض فَقَا َل لَ َها َر ِ َشةَ اَ َّن ف َ ع ْن
َ ِعائ َ
.ص ِلىَ ض ِئ َو َّ صالَةِ فَ ِا َذا َكانَ ْاْلَخ َُر فَت ََو
َّ ع ِن ال َ فَ ِا َذا َكانَ َذلِكَ فَأ َ ْم ِس ِكى,ف ِ دَ َم ْال َحي
ُ ْض دَ ُم اَس َْودُ يُ ْع َر
)(رواه أبوداود والنسائ
6
Sulaiman Rasjid. Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1994). 27
7
Sulaiman Rasjid. Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1994). 45
8
Sulaiman Rasjid. Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1994). 99
7
2.5. Kedudukan Sunan Abu Dawud
Kitab Sunan Abu Daud asalnya dari kumpulan 500.000 hadis yang
kemudiannya ditapis satu-persatu untuk menjadi sebuah
kitab sunan.Sunan Abu Daud ialah sebuah kitab hadis yang sangat penting
kepada umat Islam khususnya para mujtahidin.
1. Jika hadis tersebut terdapat didalam riwayat al-Bukhari atau Muslim maka
hadis tersebut adalah dianggap sahih.
2. Jika tidak terdapat didalam keduanya atau salah satu daripada kedua syeikh
itu, tetapi ada ulama yang mengatakan darajat hadis yang diriwayatkan oleh
Abu Daud adalah sahih beserta dengan syarat-syarat yang boleh diterima, ia
juga dikatakan hadis sahih. Manakala menurut Ibnu Sollah dan Imam
Nawawi jika hadis tidak terdapat didalam mana-mana kitab sahih maka ia
dianggap hadis hasan.9
9
Muhammad Abu Zahwu, al-Hadis wa al-Muhaddisun, (Beirut: Dar al-Fikr al-‘arabiy, 1984).199
8
2.6. Tingkatan Hadist Dalam Kitab Sunan Abu Daud
1. Hadis Sahih,
9
Hadis yang disebutkan secara mutlak dan tidak ada dalam salah
satu kitab sahih (Bukhari dan Muslim) dan tidak ada di antara ulama
yang menetapkan kesahihannya, bagi yang membezakan antara
hadis sahih dan hasan, maka hadis tersebut adalah hadis hasan
menurut Abu Daud”.
Istilah hadis tersebut menurut istilah yang berlaku bagi para ulama
muhadditsin bererti hadis yang sangat dha’if. Namun pada tahap hadis
dha’if ini, Imam Abu Daud memberikan sejumlah penjelasan mengenai
taraf kedha’ifannya dan menurut beliau hadis dha’if tersebut lebih kuat
bila dibandingkan dengan pendapat ulama. Pencantuman hadis dha’if
yang disertai keterangan tahap kedha’ifannya dibolehkan.
10
2.7. Pendapat Para Imam Tentang Imam Abu Dawud
Di antara pandangan positif para ulama terhadap Sunan Abu Daud tersebut
adalah :
4. Imam al-Ghazali berkata: “Kitab Sunan Abu Daud sudah cukup bagi
para mujtahid untuk mengetahui hadis-hadis hukum”.
10
Muhammad Muhy al-Din Abdul hamid,Sunan Abu Daud I, (Mesir: Maktabah Tijariah kubra, 1950).107
11
Di antara para ulama yang mengkritik itu adalah seperti Ibnu Hajar
al-Asqalani, Imam al-Nawawi dan Ibnu Taimiyah. Kritikan tersebut
meliputi:
1. Tidak adanya penjelasan tentang kualiti sesuatu hadis dan kualiti sanad
(sumber, silsilah dalam hadisnya). Sementara yang lainnya disertai
dengan penjelasan.
2. Adanya kemiripan Abu Daud dengan Imam Hambali dalam hal
bertoleransi terhadap hadis yang dha’if yang mana sebilangan kalangan
ulama yang lain menilai hadis tersebut sebagai dha’if.
3. Kritik juga dilakukan oleh Ibnu al-Jauzi, seorang tokoh ahli hadis
bermazhab Hambali yang telah melakukan penelitian terhadap kitab
Sunan Abu Daud, dan beliau menemukan hadis yang maudhu’ (palsu)
sebanyak sembilan hadis. Namun kritikan tersebut telah dibahas
kembali oleh Jalaluddin al-Suyuti dalam kitabnya al-la’ali al-Masnu’ah
fi Ahadis al-Maudhu’ah dan Ali bin Muhammad bin Iraq al-Kunani di
dalam kitabnya Tanjih al-Syari’ah al-Maudhu’ah. Dalam kitab tersebut
dijelaskan kembali hadis-hadis yang dikritik oleh Ibnu al-Jauzi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Nama lengkap Abu Dawud ialah Sulaiman bin al-Asy’as bin Ishak
bin Basyir bin Syihab bin Amar bin ‘Amran al-Azdi as-Sijistani. Beliau
dilahirkan tahun 202 H di Sijistandan meninggal dunia pada tanggal 14
Syawwal 275 H dalam usia 73 tahun. Ayah beliau yaitu Al-Asy’ats bin
Ishak adalah seorang perawi hadist yang meriwayatkan dari Hamad bin
Zaid.
13
Ikhwan, Kitab Al-Qadr, Al-Ba’ts wa An-Nusyur, Dala’il An-Nubuwwah,
Fadha’il Al-Anshar, Musnad Malik, As-Sunan.
3.2. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki
makalah tersebut penulis meminta kritik yang membangun dari para
pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
M. Solahudin & Agus Suyadi. Ulumul Hadis, Bandung: Pustaka Setia. 2009.
15