Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah pengatahuan lingkungan

“Peran Gender mengelola lingkungan hidup”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
 AINUN MARDIAH / 2020010108006
 INDRA / 2020010108011
 Zakky Fahrizi/ 2020010108001

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah

tentang

Pengatahuan lingkungan yang berjudul “Peran Gender Dalam Mengelola

Lngkungan Hidup” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai tugas

semester V oleh setiap kelompok mahasiswa yang telah diberikan oleh dosen.

Penulisan dan penyusunan makalah ini merupakan serangkaian aktivitas terpadu

dan komprehensif dalam mencapai sasaran pembelajaran agar tercapai secara

maksimal dan optimal.

Penulisan penulisan makalah tentang Pengatahuan Lingkungan yang berjudul

“Peran Gender dalam Mengelola lingkungan hidup” ini tentu saja masih

ditemukan beberapa kekurangan dan kelemahan. Semoga bermanfaat dan saya

ucapkan terimakasih.

Kendari, 21 NOvember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Peran perempuan terkait pengelolaan lingkungan hidup...................4


B. peran perempuan dalam melastarikan lingkungan hidup............8
C. ..........................................................................................................12
D. ..........................................................................................................13

BAB III

A. KESIMPULAN...............................................................................17
B. SARAN.......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gender adalah perbedaan jenis kelaamin berdasarkan budaya di mana laki-


laki dan perempuan sesuai dengan peranannya masing-masing yang
dikostruksikan oleh kultur setempay yang berkiatan dengan
peran,sifat,kedudukan dan posisi dalam masyarakat tersbut.
Sesungguhnya perbedaan gender tidak akan menjadi maalah selama tidak
melahirkan ketidakadilan gender.

kebijakam pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia tidak membedakan


peran perempuan dan lai-laki. Pada UU no 24 tentang pengelolaan
lingkungan hidup pasal 5 ayat 1 di sebutkan “ setiap manusia mempinyai
hak yang sama terhadap lingkungan yang baik dan sehat” dan pasal ayat 3
menyebutkan “ semua manusia mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan ,lingkungan hidup sesuai degan hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku’. Sedangkan dalam pasal 6 ayat 1 menyatakan “
setiap manusia berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup”.
Namun demikian pada kenyataanya keberadaan kaum perempuan
terkadang masih kurang mendapat perhatian misalnya kurangnya
kesempatan bagi kelompok perempuan dalam mendapatkan informasi atau
penyuliuhan tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan. Padahal
beberapa kasus menunjukan perempuan seringkali terkean dampak yang
lebih parah mengingat perbedaan sistem reproduksinya dengan laki-laki.
Terhadap sumber daya alam, perempuan dan laki-laki mempunyai
perbedaan dalam mendapatkan akes, hak dan cara penggunaanya. Hal ini
di sebabkan cara pandang dan gagasan perempuan dan laki-laki yang
berbeda, misalnya: perempuan melihat alam sebagai sumber kehidupan
yang perlu dijaga kelastariannya, sedngkan laki-laki melihat alam sebagai
sumber pencaharian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai


berikut :

1) Bagaimana Peran perempuan terkait pengelolaan lingkungan hidup?


2) Bagaimana peran perempuan dalam melastarikan lingkungan hidup?
3) Bagaimana ?
4) ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami dan mengetahui Peran perempuan terkait pengelolaan


lingkungan hidup ?
2. Untuk memahami dan mengetahui peran perempuan dalam melastarikan
lingkungan hidup?
3. Untuk memahami ?
4. Untuk?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran perempuan terkait pengelolaan lingkungan hidup

Perempuan merupakan agen perubahan untuk sekitarnya. Salah satunya


yakni dalam pengelolaan lingkungan hidup. Perempuan mempunyai
potensi dan peran penting dalam pengelolaan sumber daya alam maupun
lingkungan hidup. Namun, karena ,asih melekatnya kultur patriarki dalam
masyarakat Indonesia, membuat peran perempuan sedkitnya banyak
menjadi terpinggirkan. Dalam kultur patriarki, perempuan lebih banyak
bekerja pada sector domestic, sedangkan laki-laki lebih banyak bekerja
pada sector public. Perempuan sebagai pengelola rumah tangga, pada
kenyataannya memang lebih identic dengan banyak masalah pencemaran
lingkungan seperti sampah rumgah tangga dari sini saja usah dapat terlihat
bahwa perempuan punya peran penting dalam upaya penglolaang
lingkungan hidup.

 Adapun beberapa peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan


o Perempuan sebagai pengawas sosial
Perempuan harus berkomitmen untuk ikut berperan aktif
dalam pengawasan timbulnya kerusakan lingkungan.
Bentuk komitemn perempuan dalam menyelamatkan dan
melastarikan lingkungan hidup, dengan semaksimal
mungkin mencegah timbulnya pencemaran dan kerusakan
sumber daya alam dan lingkungan. Beberapa kegiatan
sederhana yang dapat dilakukan perempuan semisal dengan
mengurangi pemakaian kosemitk dan produk kecantikan
yang menggunakan bahan fosil, mengurangi penggunaan
plastic dengan cara membawa tas yang bisa dipoakai
berulang-ulang untuk memasukkan barang ataiu bahan
belanjaan, juga mengelola dan memanfaatkan sampah
rumha tangga, misalnya sampah basah dapat dikubur dalam
tanah danb dijadikan kompas sedangkan sampah kering
seperti kertas bekas dan botol-botol dapat didair ulang atau
di gunakan.
o Perempuan sebagai pemberi saran,pendapat,usul
keberatan,dan pengaduan

Dalam UU No.10 tahun 2008 tentang pemilu legislative


dan UU No. 2 tahun 2008 tentang partasi pollotik,
ketelibatan perempuan dalam dunia polotik utamanya
dalam legislative, diberikan kuota sebesar 30 persen.
Adanya kuoa untuk perempuan dimaksudkan agar
perempuan juga mengambil peran dalam pengambilan
kebijakan. Kaitannya dengan pengelolaan lingkungan
hidup,di sini perempuan dapat berperan aktif memastikan
bahwa setiap kebijakan pembangunan haurs didasarkan
pada prinsip pembanbgunan berkelanjutan dan tidak
berpotensi menimbulkan keruskan lingkungan hidup

o Perempuan sebagai penyampai informasi

Perempuan wajib memiliki pengetahuan yang cukup tentanf


lingkungan hidup. Di dalam sebuah keluarga, perempuan
memiliki perang penting yaitu sebagai pendidik pertama
bagi anak-anaknya. Pendidkan dan pengatahuan temntang
lingkungan hidup dapat ditanamkan pada anak-anak sejak
dini melalui perempuan ketika pola hidup rumah
lingkungan dtanamkan dan ditepakan dalam sebuah
keluarga.
Selain melalui keluarga, perempuan dapat terlibat langsung
lewat komunitas ataupun organisasi lingkungan. Perempuan
dapat bergerak untuk mengajak perempuan di sekitarnya
untuk lebih peduli dan , turut serta melestarikan lingkungan
sekitar mereka, hal ini dianggap lenioh mudah untuk
dipahami dan diterima oleh perempuan lainnya.

B. Peranan perempuan dalam pelastarian lingkungan hidup

Perempuan telah di akui memiliki peran yang setara dalam lingkunagn dan
pengelolaan lingkungan hidup. Dalam kaitannya dengan perubahan iklim
misalnya, secara internasional UNFCC mengakui pentingnya keselataraan
pelibatan antara perempuan dan laki-laki, dalam kebijakan iklim yang
menangani masalah gender dan perubahan iklim.

Hubungan perempuan dan lingkungan hidup kini banyak disuarakan


melalui ekofeminisme. Ekofeminisme merupakan cabang dari feminism
yang menekan paqda lingkungan dan hubungan antara perempuan dan
bumi sebagai dasar analisis dan praktis, istilah ekofeminisme dihadirkan
oleh penulis prancis, francise d’Eaubonne dalam bukunya yang berjdul ‘Le
feminism ou al mort”. Konsep ini dinyatakan supaya tidak melihat
perempuan dan lingkungan sebagai sifat sebagaimana yang sering
dipaksakan oleh sistem yang menganut patrirki. Akibat dari sistem
patriarki yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan manusia, posisi
perempuan cenderung ditempatkan di posisi hanya untuk urusan rumah
tangga (domestic). Oleh karena itu ketika kerusakan lingkungan terjadi,
terntu saja perempuan lah yang paling banayk merasakan dampaknya
kecenderungan tereksploitasi yang di hapus dai sistem patriarki membuat
lingkungan semakin rusak akibat konflik agrarian membuat prodeuksi
pertanian budaya hilang, dan kualitas kesehatan keluarga memburuk.

Di Indonesia, peran perempuan dalam pengelolaan lingkungan hidup


sebenarnya tersirat dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hdiup (PPLH). Pada apasal 70, tentang peran
masyarakat, di sebutkan bahwa:
 Masyarakat memiliki hak dan kesempatan pemikiran yang sama
dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
 Peran masyarakat dapat berupa:
1. Pengawasan sosial
2. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan,
pengaduan
3. Penyamapaian informasi dan/atau laporan
 Peran masyarakat dilakukan untuk:
1. Meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hdiup
2. Meningkatkan kemandirian,
keberdayaan ,masyarakat, dan kemitraan
3. Mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan
local dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
hidup

Berdasarkan UU tersebut, perempuan juga merupakan bagian dari masyarakat,


yang mana memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk turut serta aktif dalam
pengelolaan lingkungan hidup.

Dan disini terlihat bahwa perempuan mempunyai peranan strategis untuk menjaga
dan melastarikan lingkungan, untuk mengawasi terjadinya kerusakan dan
pencemaran lingkungan dan dapat menjadi “agen of change” dan penentu
kebijakan di dalam mengembangkan lingkungan yang respontif gender.
C. Partisipasi perempuan dalam pengelolaan lingkungan hidup
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai