Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM


Sejarah Peradaban Islam Masa Abu Bakar

Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Lazim, Lc,M.A
NIDN. 2104067801

Disusun oleh :
Adriansyah (22742302355)
Aldino Frizky (22742302228)

HUKUM KELUARGA ISLAM


STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya untuk menyelesaikan makalah “Sejarah Peradaban Islam”. Sholawat beriringan
salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kepada ilmu
pengetahuan. Selain untuk memenuhi tugas kami dari Bapak Dosen Dr. Muhammad Lazim
,Lc,M.A makalah ini kami susun untuk memperdalam pemahaman mengenai “Sejarah
Peradaban Islam Masa Abu Bakar”. Selain itu juga memberikan wawasan kepada rekan-
rekan. Disamping itu, dalam kesempatan ini kami selaku penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen Dr. Muhammad Lazim ,Lc,M.A Karena kami menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan
lapang dada dan terbuka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Kami juga mengharapkan semoga dari makalah ini, kita dapat
mengambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi bagi yang membaca.

Bintan, 5 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................
BAB II.........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................
A. Pengertian Manusia.........................................................................................................................
B. Pengertian Budaya...........................................................................................................................
C. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya.............................................................................................
BAB III.......................................................................................................................................................
PENUTUPAN.............................................................................................................................................
D. Kesimpulan......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
A. Kehidupan Abu Bakar
Abu Bakar dilahirkan dengan nama Abdullah ibn Abi Qahafah dari seorang ayah bernama
Abu Qahafah yang semula bernama Utsman ibn Amir. Sedangkan ibunya bernama Ummu al-
Khair yang semula bernama salma binti sakhr ibn Amir. Sebelum ia memeluk Islam , Ia
mendapat julukan dengan nama Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam, ia diberi nama oleh
Rasulullah SAW dengan sebutan Abdullah. Sebutan lain baginya adalah Atik (artinya
lolos/lepas). Asal mula julukan namanya sebagai Abdul Ka’bah berawal dari kenyataan
bahwa ibunya setiap melahirkan anak lelaki, pasti meninggal dunia. Begitu Abu Bakar lahir
dan dikaruniai kehidupan, orang tuanya sangat gembira. Serta merta dijulukinya anak lelaki
mereka dengan sebutan Abdul Ka’bah. Ketika anak itu tumbuh menjadi remaja, namanya
bertambah dengan julukan Atik yang menandakan seolah-olah ia lepas dari kematian. Tetapi
menurut para Ahli Sejarah, “Atik”, bukanlah nama baginya, melainkan sekedar julukan
karena kulitnya yang putih bersih. Di dalam riwayat lainnya, dikisahkan bahwa Aisyah
putrinya pernah ditanya mengapa ayahnya diberi nama Atik. Aisyah lalu menceritakan bahwa
pada suatu saat Rasulullah pernah melihat kepada Abu Bakar sambil berkata: “Inilah Atik
Allah dari api neraka”. Dalam kesempatan lainnya, Abu Bakar datang kehadapan Rasulullah
SAW bersama para sahabat lainnya Begitu melihat Abu Bakar, beliau berkata: ”Barang siapa
orang yang senang melihat kepada orang yang lolos (Atik) dari api neraka, maka lihatlah
kepadanya (Abu Bakar)”.
Sejak kecil Abu Bakar hidup seperti layaknya anak-anak lainnya di kota Mekah. Tatkala
usianya menginjak masa dewasa, dia berdagang sebagai penjual kain. Sebagai seorang
pedagang kain, Abu Bakar sangat berhasil dalam usahanya. Pada awal mudanya ia menikah
dengan Kutailah binti Abdul Uza. Perkawinan ini membuahkan ketirunan Abdullah dan
Asma. Kelak setelah masuk Islam. Dan perkawinannya dengan Ummu Ruman binti Uwaimir,
Abu Bakar memperoleh dua orang anak, yaitu Abdurrahman dan Aisyah. Ketika berada di
Madinah, Abu Bakar dengan Habibah binti Kharijah serta Asma Binti Umais. Dari istrinya
yang terakhir ini, Abu Bakar dikaruniai seorang anak, yaitu Muhammad. Tidak hanya itu,
dagangan Abu Bakar pun sangat maju dan memperoleh keuntungan sangat besar.
Keberhasilan usaha dagangnya, barangkali di sebabkan oleh kepribadian dan akhlaknya yang
mulia, sehingga sangat disenangi orang.
- Hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW
Tempat tinggal Abu Bakar terletak di daerah pemukiman pedagang Quraisy yang kaya. Dari
daerah itulah para pedagang Quraisy biasa mengirimkan barang dagangannya yang akan
dijual di daerah Syam dan Yaman. Khadijah binti khuwailid yang kelak akan menjadi istri
Nabi SAW juga tinggal di daerah tersebut. Karena tempat tinggal mereka berdekatan Abu
Bakar menjalin persahabatan dengan Muhammad SAW setelah beliau menikah dengan
khadijah dan menempati rumah istrinya itu. Usianya lebih muda dari usia Muhammad SAW,
sekitar dua tahun lebih beberrapa bulan. Barangkali karena kesetaraan usia dan usaha
dagangnya, Abu Bakar lebih memiliki keserasian dalam hal akhlak dan ketenangan jiwa
dengan Rasulullah SAW. Demikian pula dengan keinginannya untuk meninggalkan adat-
istiadat dan kepercayaan suku Quraisy.
Keserasian antara Abu Bakar dan Muhammad SAW yang menbersitkan nilai keabadian itu
menimbulkan perbedaan pendapat pendapat para ahli sejarah mengenai jangka waktu
persahabatan mereka. Sebagaian dari mereka menyebutlan bahwa persahabatan mereka telah
terjadi jauh sebelum Muhammad diutus sebagai Nabi-Nya. Sedangkan pendapat lainyya
menyebutkan bahwa persahabatan mereka dimulai sejak Muhammad SAW diangkat sebagai
Rasul. Sebab hubungan mereka sebelumnya hanyalah merupakan hubungan ketetanggaan dan
persamaan kepribadian. Sebelum Muhammad diutus oleh Allah SWT, beliau suka mnyendiri
dengan menjauhi pergaulan orang-orang Quraisy yang dinilai sesat. Maka tatkala beliau diuts
oleh Allah SWT +untuk menyampaikan risalah, ingatan beliau tertuju kepada Abu Bakar
yang cerdas itu. Wahyu Allah yang baru diterimanya, beliau sampaikan kepada Abu Bakar.
Diajaknya Abu Bakar untuk mengikuti agama Allah SWT yang Mahatunggal dan
Mahakuasa. Tanpa berpikir panjang Abu Bakar langsung menerima ajakan Muhammad SAW
itu. Hatinya tidak pernah ragu menerima seruan sahabatnya. Sejak saat itulah jalinan
hubungan antara keduanya mulai berjalan erat. Persahabatan itu bertambah kokoh karena
kesungguhan dan kejujuran Abu Bakar dalam memegang keimanan kepada Muhammad
SAW beserta Risalah yang dibawanya. Mengenai hal itu, Aisyah menuturkan: “sejak aku
dewasa, aku mulai tahu bahwa kedua orangtuaku telah beragama Islam. Tidak pernah
seharipun terlewati kecuali Rasulullah SAW datang pagi dan sore hari”.
Karena pergaulannya yang luas ditambah dengan keramah-tamahannya, Abu Bakar mampu
mengajak orang lain untuk mengikuti jejaknya untuk memeluk agam Allah SWT, Berkat
ajakannya beberapa orang kemudian masuk islam . Mereka antara lain adalah Abdurrahman
ibn Auf, Utsman ibn Affan, Thalhah ibn Ubaidillah, Sa’ad ibn Abi Waqqash dan Zubair ibn
Awwam. Menyusul kemudian Abu Ubaidah ibn Jarrah serta beberapa orang penduduk
Mekah lainnya.
B. Pembaitan Abu Bakar
Sesudah Rasulullah wafat,kaum Ansar menghendaki agar orang yang akan jadi Khalifah
dipilih dari kalangan mereka.Dalam pada itu Ali bin Abi Talib menginginkan agar beliaulah
yang diangkat menjadi Khalifah, berdasarkan kedudukan beliau dalam Islam, apalagi beliau
adalah menantu dan karib Nabi SAW. Tetapi bahagian terbanyak dari kaum Muslimin
menghendaki Abu bakar, maka dipilihlah beliau jadi Khalifah,Orang-orang yang tadinya
untuk memberikan bai’at kepada Abu bakar pun turut jejak langkah golongan terbanyak dari
kaum Muslimin dan segera pula memberikan baiatnya.
Sesudah Abu Bakar dilantik menjadi Khalifah , beliau pun berpidato. Dalam pidatonya itu
dijelaskan nya siasah pemerintahan yang akan belau jalankan. Dibawah ini kita kutip
beberapa prinsip-prinsip yang diucapkannya dalam pidatonya itu.
Pidato Abu Bakar
Setelah selesai Orang membaiat itu, Abu Bakar pun berpidatolah, sebagai sambutan atas
kepercayaan Orang banyak kepada dirinya itu, penting dan ringkas : ‘Wahai Manusia,
sekarang aku telah menjabat pekerjaan kami ini, tetapi tdaklah aku Orang yang lebih baik
daripada kamu. Maka jika aku telah berlaku baik dalam jabatanku, dukunglah aku. Tetapi
kalo aku bersalah, tegakkanlah aku kembali. Kejujuran adalah suatu amanat, kedusataan
adalah suatu khianat. Orang yang kuat di antara kamu, pada sisiku hanyalah lemah, sehingga
hak si lemah aku tarik daripadanya. Orang lemah di sisimu, pada sisiku kuat, sebab akan ku
ambilkan daripada si kuat akn haknya, insya Allah. Taatlah kepadaku selama aku taat kepada
Allah SWT dan rasulnya.
C. Pemerintahan Khalifah Abu Bakar
Dapat kita lihat bahwa pemerintahannya tidaklah menggunakan kekuasaan Tuhan
sebagaimana Fir’aun dari mesir atau brntuk pemerintahan lain yang di kenal di Eropa
Tengah. Abu Bakar tidaklah menggunakan kekuasaan Allah bagi dirinya, tetapi ia berkuasa
atas dukungan Orang-orang yang membai’atnya.
Pada saat dibai’at, Abu Bakar dipanggil oleh seseorang dengan “Ya Khalifatullah”, maka ia
memutus kata-kata orang itu dengan berseteru, “Aku bukan khalifah Allah tetapi khalifah
Rasulullah SAW”.
Yang dimaksud dengan khalifah Rasulullah SAW tudak lain bahwa dia hanyalah pengganti
Rasulullah SAW dalam memimpin muslimin serta mengarahkan kehidupan mereka agar
tidak keluar dari batas-batas hokum Allah SWT, agar mereka melaksanakan perintah-
perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Menurutnya khalifah Allah hanyalah
dikhususkan bagi Rasulullah SAW sehingga kedudukan itu tidak terpikirkan olehnya,
sedangkan Rasulullah SAW adalah khatamul-anbiya’ wa al-mursalin. Kenabiannya tidaklah
diwariskan kepada siapapun juga. Allah SWT telah memilihnya sebagai penyampai risalah-
Nya, dan menurunkan kepadanya kitab yang benar. Dan telah disempurnakan bagi mukminin
agama-Nya, juga nikmat-Nya atas mereka.
Sejak tumbuhnya dan dalam pelaksanannya, pemerintahan Abu Bakar sebenarnya bersifat
Demokratis. Terpilihnya Abu Bakar adalah berdasarkan pemilihan umum. Ia di bai’at karena
sifat dan kedudukannya di sisi Rasulullah SAW, bukan Karena keluarganya atau kefanatikan
terhadap sukunya. Abu Bakar tidak minta agar dirinya dibai’at. Bahkan ia mencalonkan
Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarraah agar kaum Muslimin membai’at salah satu
dari keduanya Yang mereka inginkan. D. Administrasi dan Organisasi Pemerintaha Abu
Bakar.
Pembagian tugas pemerintah kian hari semakin tampak kelihatan dan lebih nyata dari zaman
pemerintahan Rasulullah, ketentuan pembagian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Urusan Keuangan.
Urusan keuangan di pegang oleh Abu Ubaidah Amir bin jarrah yang mendapatkan nama
julukan dari Rasulullah SAW “Orang kepercayaan Ummat”.
Menurut keterangan Al-Mukri bahwa yang mula-mula membentuk kas Negara atau
baitullmall adalah Abu Bakar dan urusannya di serahkan kepada Abu Ubaidah Amir bin
Jarrah. Kantor Baitulmall mula-mula terletak di kota Sunuh, satu batu dari Mesjid Nabawi
dan tidak pernah di kawal. Pada suatu kali Orang berkata kepadanya, “Alangkah baiknya
kalau Baitulmall di jaga dan di kawal”. Jawab Abu Bakar, “tak perlu karena di kunci”. Di
kala Abu Bakar pindah kediamannya dekat Masjid Baitulmall atau kas Negara itu diletakkan
di rumahnya sendiri. Tetapi boleh di katakana bahwa kas situ selalu kosong karena seluruh
pembendaharaan yang datang langsung di bagi-bagi dan di pergunakan menurut
perencanannya.
Sumber-sumber keuangan
Sumber-sumber keuangan yang utama di Zaman Abu Bakar adalah :
1.Zakat
2.Rampasan
3.Upeti
b. Urusan Kehakiman.
Sebagaiman kita ketahui bahwa Abu BAkar adalah seorang kepala Negara yang bertanggung
jawab langsung (Presidentil Kabinet), maka pembantu-pembantunya (Menteri-menteri)
adalah atas pertunjukannya sendiri. Dari itu untuk mengurus soal kehakiman di tunjuknyalah
Umar bin Khattab.
Kaum Muslimin dan rakyat Madinah amat patuh kepada peraturan pemerintah yang di petik
dari ajaran Agamanya. Soal Halal dan Haram, soal hak milik dan hubungan baik sesama
Manusia adalah menjadi pedoman hidup mereka. Mereka tak membeda-bedakan antara
peraturan pemerintah dan hukum Agama, bahkan mereka meyakinkan bahwa ajaran
Agamalah yang melahirkan pemerintahan dan Negara Islam, seterusnya seluruh peraturan
pemerintah diciptakan oleh syariat Islam. Berdasarka itu kepatuhan rakyat kepada hukum dan
norma Islam adalah kepatuhan lahir dan batin yang betul-betul timbul dari hati sanubari dan
keimanan.
Hal-hal yang Pertama kali Dilakukan Oleh Abu Bakar.
Diantaranya ialah : Dia Orang yang pertama kali masuk Islam, yang pertama kali
menghimpun Al Qur’an, yang pertama kali menamakan Al Quran sebagai Mushaf. Dan dia
juga adalah yang pertama kali dinamakan Khalifah.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Bakar bin Abi Mulaikah dia berkata, dikatakan kepada
Abu Bakar : Wahai Khalifah Allah!Abu Bakar menjawab, “Saya Khalifah Rasulullah”, dan
saya ridha dengannya.
Dia adalah Orang yang memangku jabatan Khalifah sedangkan Ayahnya masih hidup. Dia
juga adalah Khalifah yang rakyatnya memberi dana.
E. Wafatnya Abu Bakar.
Wafatnya Abu Bakar pada tahun 13 H malam selasa, 7 Jumadil Akhir pada usia 63 tahun, dan
kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan dan 10 hari, dan dimakamkan di rumah
‘Aisyah disamping makam Nabi Muhammad SAW.

KESIMPULAN
Dengan keramahan dan kelembutannya Abu Bakar menerima ajakan dan ajaran Nabi
Muhammad SAW dan bisa mengajak beberapa temannya untuk memeluk Islam.
Peran Abu Bakar dalam sejarah sangatlah menentukan sebab saat-saat itulah sejarah
memasuki masa transisi dari kepemimpinan seorang Rasul ketangan manusia biasa. Disinilah
letak spesifikasi Abu Bakar yang tak bisa disamai oleh pemeran sejarah lainnya.
Dengan ciri khasnya yang cerdas dan berkepribadian lembut, Abu Bakar menjadi “Aktor”
paling tepat menghadapi periode kepemimpinan umat sepeninggal Rasulullah SAW. Periode
ini sungguh sangat sulit dan rumit. Tetapi nampaknya isyarat pengkanderan “dirinya
sebagai khalifatu-rasulillah telah dipersiapkan oleh zaman sejak awal. Peran-perannya
sebagai imam shalat menggantikan tugas Rasulullah SAW penyerta hijrah Nabi dan
pedamping setia sepak terjang Rasulullah, merupakan “ayat-ayat”akan perannya
sebagai khalifatu-rasulillah
DAFTAR PUSTAKA

- Haikal, Muhammad husain; Biografi Abu Bakar Ah-shiddiq, Qishti


Press, Jakarta : 2007;

- Hamka; Sejarah Umat Islam, Pustaka Nasional PTE LTD Singapura 1994;

- Assuyuthi; Tarikh Khulafa,Pustaka Al-kautsar, Jakarta : 2001;

- Thaha, Haji Nashruddin;Pemerintahan Abu Bakar, Mutiara Jakarta,Jakarta : 1979;

- Shalaby, Ahmad dkk, Sejarah Dan kebudayaan Islam, Pustaka Nasional PTE LTD
Singapura : 1970;

- Ramadhan, sa’id, Fiqhussirrah Nabawiyah, Dar Al-Fikr,Beirut : 2003;

Anda mungkin juga menyukai