Anda di halaman 1dari 7

Management Waktu

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah atas segala limpahan rahmat dan karunianya kepada kita,
yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga kita masih bisa berkumpul ditempat yang mulia ini,
untuk menunaikan salah satu perintah-nya yaitu melaksanakan shalat jum’at. Marilah kita senantiasa meningkatkan
iman dan taqwa kepada-nya, karena itulah yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepangkuan junjungan alam, nabi besar Muhammad SAW,
berkat perjuangan beliau, kita masih bisa merasakan nikmatnya iman sampai detik yang berbahagia ini.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Didalam Al-Qur’an, banyak kita dapati ayat-ayat yang menjelaskan tentang waktu. Hal ini menunjukkan
bahwa pentingnya menjaga dan memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya.
Karena waktu merupkan nafas yang tidak akan pernah kembali jika dia sudah berlalu. Kesempatan yang masih
diberikan oleh Allah harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengumpulkan amal shaleh sebanyak-
banyaknya sebagai bekal yang akan dibawa pulang ke kampung akhirat kelak. Maka sangatlah rugi orang yang tidak
bisa menggunakan waktunya sebaik mungkin semasa hidup di dunia. Sehingga di akhirat nanti dia akan menyesal
karena telah menyia-nyiakan waktu yang seharusnya di pergunakan untuk beramal shaleh.

Allah SWT berfirman:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam kebaikan, dan saling
nasehat menasehati dalam kesabaran.(QS. Al-Asr [105]:1-4)
Di dalam surat yang mulia ini Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan masa, dan ini menunjukkan
pentingnya masa. Sesungguhnya di dalam masa terdapat keajaiban-keajaiban. Di dalam masa terjadi
kesenangan dan kesusahan, sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan. Jika seseorang menyian-nyiakan
umurnya, seratus tahun berbuat sia-sia, bahkan kemaksiatan belaka, kemudian ia bertaubat di akhir
hayatnya, dengan taubat yang diterima, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan sempurna sebagai
balasannya, berada di dalam surga selama-lamanya. Dia betul-betul mengetahui bahwa waktu hidupnya
yang paling berharga adalah sedikit masa taubatnya itu. Sesungguhnya masa merupakan anugerah Allah
Ta’ala, tidak ada cela padanya, manusia-lah yang tercela ketika tidak memanfaatkannya.

Dari ayat ini jelaslah bahwa hanya sedikit orang yang bisa mengotimalkan penggunaan waktunya, yaitu
orang-orang yang beriman yang senantiasa beramal shaleh, mengabdikan hidupnya keapada Allah SWT,
sehingga di akhirat kelak mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan pentingnya memanfaatkan waktu,
sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua
kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. (HR
Bukhari).

Hadits yang mulia ini memberitakan bahwa waktu luang adalah nikmat yang besar dari Allah Ta’ala,
tetapi banyak manusia tertipu dan mendapatkan kerugian terhadap nikmat ini.

Di antara bentuk kerugian ini adalah:

Pertama: Seseorang tidak mengisi waktu luangnya dengan bentuk yang paling sempurna. Seperti
menyibukkan waktu luangnya dengan amalan yang kurang utama, padahal ia bisa mengisinya dengan
amalan yang lebih utama.

Kedua: Dia tidak mengisi waktu luangnya dengan amalan-amalan yang utama, yang memiliki manfaat
bagi agama atau dunianya. Namun kesibukkannya adalah dengan perkara-perkara mubah yang tidak
berpahala.
Ketiga: Dia mengisinya dengan perkara yang haram, ini adalah orang yang paling tertipu dan rugi. Karena
ia menyia-nyiakan kesempatan memanfaatkan waktu dengan perkara yang bermanfaat. Tidak hanya itu,
bahkan ia menyibukkan waktunya dengan perkara yang akan menggiringnya kepada hukuman Allah di
dunia dan di akhirat.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang waktu, paling banyak adalah tentang
peringatan bagi manusia untuk mempebanyak amal sebelum ajalnya tiba. Karena jika ajal sudah tiba,
maka amal tidak akan diterima lagi dan pintu taubat sudah tertutup. Ketika itulah penyesalan akan
datang, tetapi tidak mungkin lagi manusia untuk kembali ke dunia untuk mengerjakan amal shaleh.

Allah SWT berfirman:

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian
kepada salah seorang diantara kamu, lalu ia berkata: ya Rabbku, mengapa engkau tidak menangguhkan
aku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang
yang shaleh.(Q.S. Al-Munafiqun [63]:10)

Sekali-kali jangan. Apabila nafas telah sampai ke kerongkongan dan dikatakan oleh Allah SWT: “siapakan
yang dapat menyembuhkannya? “dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan, dan betis
dengan betis kanan, kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.(Q.S. Al-Qiyamah [75] : 26-30).

Rasulullah SAW juga senantiasa mengajarkan kepada umatnya untuk menghargai waktu. Diantara hadits
beliau yang berkenaan dengan waktu adalah:
Ibnu Umar ra. Berkata: Rasulullah SAW memegang pundakku lalu bersabda: jadilah engkau didunia
laksana orang asing atau orang yang menyeberangi jalan. Ibnu umar berkata: “bila engkau berada di sore
hari, maka jangan menunggu datangnya pagi. Dan apabila engkau di pagi hari, maka jangan menunggu
datangnya sore. Manfaatkan waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.
(H.R. Bukhari).

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW melarang kita mengulur-ulur waktu atau menunda-nunda
pekerjaan yang masih bisa dilakukan saat ini, karena belum tentu hari esok kita masih memiliki
kesempatan yang sama. Beliau banyak berpesan kepada umatnya agar selalu memanfaatkan waktu
seoptimal mungkin sehingga kita akan menggapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Suatu ketika Imam Ghazali pernah bertanya kepada beberapa muridnya.”wahai murid-muridku, tahukah
kalian apakah yang paling jauh”? para murid serentak menjawab: bulan dan matahari ya tuan guru.
Imam Ghazali memberi komentar: “benar, bulan dan matahari adalah benda yang jauh, tetapi ketahuilah
oleh kalian, sebenarnya yang paling jauh adalah masa lalu. Kalian tidak akan pernah dapat mengejarlagi
masa lalu yang telah meninggalkan kalian, karena itu, sebelum kalian menyesal maka pergunakanlah
waktu luang dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, marilah kita memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang telah Allah berikan kepada kita.
Karena waktu tidak akan menunggu kita, jika sudah berlalu maka tidak akan kembali lagi. Jika kita tidak
pandai menggunakan waktu, maka kita akan digilas olehnya. Marilah gunakan waktu untuk untuk terus
meningkatkan amal shaleh kepada Allah SWT. Sehingga di akhirat nanti kita akan termasuk orang-orang
yang beruntung.

KHOTBAH II
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Urgensi waktu dan kewajiban menjaganya merupakan perkara yang disepakati oleh orang-orang yang berakal.
Berikut adalah diantara point-point yang menunjukkan urgensi waktu

Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:

“Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian
dirimu.” (Riwayat Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliya).

Diriwayatkan bahwa Umar bin Abdul-Aziz rahimahullah berkata:


“Sesungguhnya malam dan siang bekerja terhadapmu, maka beramalah pada malam dan siang itu.”

Kedua: Waktu Sangat Cepat Berlalu.

Seseorang berkata kepada ‘Amir bin Abdul-Qais rahimahullah, salah seorang tabi’i: “Berbicaralah kepadaku!” Dia
menjawab: “Tahanlah jalannya matahari!”

Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Aku tidak menyerupakan masa muda kecuali dengan sesuatu yang menempel
di lengan bajuku, lalu jatuh”.

Abul-Walid al-Baji rahimahullah berkata: “Jika aku telah mengetahui dengan sangat yakin, bahwa seluruh hidupku di
dunia ini seperti satu jam di akhirat, maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku (untuk melakukan
perkara yang sia-sia, Pen.), dan hanya kujadikan hidupku di dalam kebaikan dan ketaatan”.

Ketiga: Waktu Yang Berlalu Tidak Pernah Kembali.

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu berkata:

“Sesungguhnya Allah memiliki hak pada waktu siang, Dia tidak akan menerimanya di waktu malam. Dan Allah juga
memiliki hak pada waktu malam, Dia tidak akan menerimanya di waktu siang.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah).

Dengan demikian seharusnya seseorang bersegera melaksanakan tugasnya pada waktunya, dan tidak menumpuk
tugas dan mengundurkannya sehingga akan memberatkan dirinya sendiri.

Sebagian penyair berkata:

Waktu adalah perkara paling mahal yang perlu engkau perhatikan untuk dijaga, tetapi aku melihatnya paling mudah
engkau menyia-nyiakannya.

Keempat: Manusia tidak mengetahui kapan berakhirnya waktu yang diberikan untuknya.

Oleh karena itu Allah Ta’ala banyak memerintahkan untuk bersegera dan berlomba dalam ketaatan. Demikian juga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar bersegera melaksanakan amal-amal shalih. Para ulama telah
memperingatkan agar seseorang tidak menunda-nunda amalan. Al-Hasan berkata:
“Wahai anak Adam, janganlah engkau menunda-nunda (amalan-amalan), karena engkau memiliki kesempatan pada
hari ini, adapun besok pagi belum tentu engkau memilikinya. Jika engkau bertemu besok hari, maka lakukanlah pada
esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engkau tidak bertemu esok hari, engkau tidak akan
menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan hari ini.”

Demikianlah pentingnya memanfaatkan waktu , ibarat di dunia hanya mampir utk minum, tentunya sedikit sekali
dan terbatas, oleh karena itu mari bersama berdoa agar kita tidak menjadi orang yang menyia-yiakan waktu
sehingga kita menjadi orang yang merugi.

Anda mungkin juga menyukai