DISUSUN OLEH
Salah satu modal utama yang harus dimiliki pendidik untuk dapat
melaksanakan program pendidikan dengan baik tentunya adalah dengan
menguasai inovasi pembelajaran. Inovasi yang dilakukan tentunya harus
bertumpu pada suatu landasan ideal dalam melaksanakan pembelajaran. Hal-hal
yang harus dikuasai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
Bab I
Konsep Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memiliki wawasan tentang landasan pembelajaran, yang
menyangkut pemahaman tentang hakikat belajar, mengajar, pembelajaran, teori-
teori belajar, konsep pendekatan, strategi, model, metode dan teknik
pembelajaran, standar nasional pendidikan, terutama yang relevan dengan
pengembangan pendidikan dasar.
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa menguasai hakikat tentang belajar mengajar, pembelajaran,
jenis-jenis belajar, prinsip-prinsip belajar dan pengajaran, komponen-komponen
belajar, terutama yang relevan dengan pengembangan pendidikan dasar.
Indikator :
Setelah mempelajari Bab I, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian belajar, mengajar, dan pembelajaran.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis belajar.
3. Menyebutkan prisip-prinsip belajar dan pembelajaran.
4. Menjelaskan komponen-komponen pembelajaran.
INSTRUMENTAL
Latihan :
1. Jelaskan hakikat belajar, mengajar, dan pembelajaran!
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat jenis-jenis belajar!
Bab II
Teori-teori Belajar
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memiliki wawasan tentang landasan pembelajaran, yang
menyangkut pemahaman tentang hakikat belajar, mengajar, pembelajaran, teori-
teori belajar, konsep pendekatan, strategi, model, metode dan teknik
pembelajaran, standar nasional pendidikan, terutama yang relevan dengan
pengembangan pendidikan dasar.
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa menguasai hakikat teori-teori belajar, yang relevan dengan
pengembangan pendidikan dasar.
Indikator :
Setelah mempelajari Bab II, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan teori belajar behavioristik
2. Menjelaskan teori belajar kognitif
3. Menjelaskan teori belajar sosial
4. Menjelaskan teori belajar humanistik
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika siswa menemukan suatu
aturan (konsep, teori, definisi) melalui contoh-contoh yang mewakili aturan yang
menjadi sumbernya. Siswa dibimbing secara induktif untuk memahami
kebenaran. Pandangan Bruner bahwa teori belajar bersifat deskriptif sedangkan
teori pembelajaran itu bersifat preskriptif (Uno,2005:12).
Mandiri
Dari gambar 2.1 tampak bahwa ada tiga macam belajar, dengan dua
Gambar 2.1 Dua Kontinum Belajar
dimensi yang terpisah. Dimensi berhubungan dengan cara informasi (materi
pelajaran) itu disajikan pada pebelajar melalui penerimaan atau penemuan.
Dimensi kedua iakah menyangkut cara bagaimana pebelajar dapat mengaitkan
informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-
fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan
diingat pebelajar.
Pernyataan Ausubel inilah yang menjadi inti teori belajarnya, yaitu belajar
bermakna. Jadi agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau pengetahuan baru
harus dikaitkan dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif pebelajar.
Latihan
Bab III
Konsep Pendekatan, Strategi, Model, Metode dan Teknik
Pembelajaran
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memiliki wawasan tentang landasan pembelajaran, yang
menyangkut pemahaman tentang hakikat belajar, mengajar, pembelajaran, teori-
teori belajar, konsep pendekatan, strategi, model, metode dan teknik
pembelajaran, standar nasional pendidikan, terutama yang relevan dengan
pengembangan pendidikan dasar.
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa menguasai konsep tentang pendekatan, strategi, model, metode
dan teknik pembelajaran terutama yang relevan dengan pengembangan
pendidikan dasar.
Indikator :
Setelah mempelajari Bab III, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep pendekatan pembelajaran
2. Menjelaskan konsep strategi pembelajaran
3. Menjelaskan konsep model pembelajaran
4. Menjelaskan konsep metode pembelajaran
5. Menjelaskan konsep teknik pembelajaran
6. Menjelaskan hubungan pendekatan, strategi, model, metode, dan teknik
pembelajaran
Dalam unit ini kita akan mempelajari konsep pendekatan, strategi, model,
metode dan teknik pembelajaran, terutama yang relevan dengan pengembangan
pendidikan dasar. Secara khusus kita akan mempelajari tentang beberapa hal
sebagai berikut:
Dalam SCA, mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat
ditentukan oleh oleh siswa itu sendiri. Hendak belajar apa siswa dari topik yang
harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, bukan hanya guru yang
menentukan tetapi juga siswa. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai
dengan gayanya sendiri. Dengan demikian peran guru berubah dari sebagai
sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak
sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar. Tujuan utama mengajar adalah
untuk membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses mengajar
tidak diukur dari sejjauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, melainkan
diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Dengan demikian
guru tak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar tapi berperan sebagai orang
yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Inilah
makna proses pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa tidak dipandang sebagai
objek belajar yang dapat diatur dan dibatasi oleh kemauan guru, melainkan siswa
ditempatkan sebagai subjek yang belajar sesuai dengan minat, bakatnya, dan
kemampuan yang dimikinya. Oleh sebab itu materi apa yang seharusnya dipelajari
dan bagaimana mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan oleh keinginan
guru, tetapi memperhatikan setiap perbedaan siswa.
Ciri yang ketiga adalah kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan
waktu tertentu. Misalnya dengan penjadwalan yang ketat, siswa hanya belajar
manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
Adanya tempat yang telah ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat formal,
siswa duduk di bangku berjejer, dan guru didepan kelas. Demikian juga hanya
dalam waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu belajar satu
materi tertentu telah habis, maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti bagian-
bagian yang terpisah, seakan-akan tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang
satu dengan lainnya.
Dari segi pengaturan guru dan siswa, klasifikasi dapat didasarkan atas
(a)pengaturan guru, (b) hubungan guru-siswa, dan (c) pengaturan siswa. Dari segi
pengaturan guru, dapat dibedakan atas (i) strategi pembelajaran dengan/oleh
Dari segi pengolahan pesan, klasifikasi dapat didasarkan atas (a) peranan
guru dan siswa dalam mengolah pesan, dan (b) proses pengolahan pesan. Dari
segi peranan guru dan siswa dalam mengolah pesan, strategi pembelajaran
dibedakan atas (i) strategi ekspositorik dan (ii) strategi heuristik. Strategi
ekspositorik merupakan strategi pembelajaran yang lebih berorientasi pada guru
dalam arti semua pesan pembelajaran (yang diharapkan untuk dikuasai oleh
murid) telah diolah dalam bentuk barang jadi oleh guru untuk selanjutnya
disampaikan kepada murid. Guru aktif memberi penjelasan aatau informasi secara
terperinci tentang bahan pengajaran dengan tujuan utama memindahkan
Tabel 3.1 Komparabilitas antara pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan
model pembelajaran
Term
No Sisi Komparabilitas
Pembelajaran
1 Pendekatan Lebih merupakan titik tolak atau sudut pandang
pembelajaran guru terhadap proses pembelajaran yang sifatnya
masih sangat umum; di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2 Strategi Lebih bersifat konseptual untuk mencapai suatu
pembelajaran tujuan pembelajaran.
3 Metode Menekankan pada cara yang digunakan guru untuk
pembelajaran mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4 Teknik Lebih mengarah pada implementasi metode secara
pembelajaran spesifik dan teknis.
5 Taktik Lebih mengarah pada gaya mengajar seorang guru
pembelajaran yang bersifat personal. Di sini bertemu antara ilmu
(mengajar) dan seni.
6 Model Bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi,
pembelajaran metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
Pendekatan Pembelajaran
M M
(Student or Teacher Center)
O O
D D
E E
L L
Strategi Pembelajaran
P (expotision-discovery learing or P
E group-individual learning) E
M M
B B
E E
L Metode Pembelajaran L
Ceramah, diskusi, dsb
A A
J J
A A
R Tehnik pembelajaran R
A A
N N
Model Pembelajaran
Latihan
Bab IV
Standar Nasional Pendidikan
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memiliki wawasan tentang landasan pembelajaran, yang
menyangkut pemahaman tentang hakikat belajar, mengajar, pembelajaran, teori-
teori belajar, konsep pendekatan, strategi, model, metode dan teknik
pembelajaran, standar nasional pendidikan, terutama yang relevan dengan
pengembangan pendidikan dasar.
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa memahami hakikat dan peran standar kelulusan, standar isi,
standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
prasarana, standar penilaian, standar pengelolaan, serta standar pembiayaan.
Indikator :
Setelah mempelajari Bab IV, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menguraikan hakikat standar nasional pendidikan.
2. Menjelaskan delapan standar nasional pendidikan.
3. Menjelaskan posisi dan peran standar proses dalam pembelajaran.
4. Menjelaskan kaitan standard isi, standar proses, dan standar penilaian
dalam praktik pembelajaran.
Dalam unit ini kita akan mengkaji tentang standar nasional pendidikan.
Secara khusus hal-hal yang akan kita pelajari adalah sebagai berikut.
(2) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Secara lebih jelas, kegiatan pembelajaran yang menyangkut
kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) akan
dijelaskan pada bagian pelaksanaan pembelajaran.
(3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan
dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Penutup tidak boleh
dilupakan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dalam
mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai
d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan/uraian
kegiatan sesuai silabus.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
(1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang
jadi guru dan belajar dari aneka sumber
(2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
Standar
Isi
Standar Standar
Penilaian Proses
Gambar 4.1 Kaitan Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
Keterkaitan antara standar isi, standar proses, dan standar penilaian dalam
praktik pembelajaran sangat erat hubungannya. Keterkaitan antara standar isi,
standar proses, dan standar penilaian dalam praktik pembelajaran bagaikan
lingkaran yang tidak ada ujungnya. Standar isi yang mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu menjadi pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Pedoman inilah yang
kemudian menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum pembelajaran yang
dirancang sebagai rencana untuk dilaksanakan dalam praktek pembelajaran.
Dalam praktek pembelajaran, hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan
pelaksanaan dalam pembelajaran semuanya diatur dalam standar proses karena
standar proses mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Selanjutnya hal yang tidak kalah pentingnya dalam pengembangan kurikulum
selain mengacu pada aturan yang diatur melalui standar isi dan standar proses,
langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah evaluasi/penilaian terhadap
Secara singkat, dapat disimpulkan standar isi sebagai arah yang diinginkan
dalam praktek pembelajaran. Untuk mencapai standar isi, langkah-langkah yang
perlu diperhatikan dalam praktek pembelajaran diatur dalam standar proses.
Selanjutnya dilakukan evaluasi/penilaian terhadap hal-hal yang telah dilakukan
dalam praktek pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian standar isi.
Latihan
1. Uraikanlah hakekat standar nasional pendidikan!
2. Jelaskan masing-masing standar, dari delapan standar pendidikan yang
ada!
3. Jelaskan posisi dan peran standar proses dalam pembelajaran!
4. Jelaskan kaitan standar isi, standar proses, dan standar penilaian dalam
praktik pembelajaran!
Bab V
Konsep Inovasi dalam Pembelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Tabel 5.1 Perbedaan antara SCL dengan pembelajaran yang berpusat pada guru
Jadi pada dasarnya pembelajaran berpusat pada siswa adalah suatu kaedah
untuk meningkatkan pelibatan peserta didik dalam proses pembelajaran dan
bertujuan untuk menggalakkan peserta didik menjadi pembelajar yang aktif,
meningkatkan kemahiran berfikir kreatif dan berfikir taraf tinggi, menambahkan
keyakinan diri, memberi murid peluang membuat penyampaian dan bercakap,
merangsang siswa menghasilkan ide dan memberi pendapat, mendorong siswa
membina ilmu dan mewujudkan suasana kerjasama.
Berdasarkan uraian singkat di atas, peran guru dan siswa dalam SCL
diantaranya sebagai berikut (Marhaeni, 2007).
Latihan
Bab VI
Jenis Strategi Pembelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Seperti telah dikemukakan di muka, metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nya-ta agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan
A. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, di-dukung
alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggu-nannya.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digu-nakan oleh
setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh bebera-pa pertimbangan
tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru atau pun siswa. Guru
biasanya belum merasa puas manakala dalam proses penge-lolaan pembelajaran
tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar
manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga
ada guru yang berceramah berarti ada proses bela-jar dan tidak ada guru berarti
tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran eks-positori.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperha-tikan, di
antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat mem-
perhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misal-nya
siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
C. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecah-kan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Ka-rena itu, diskusi
bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat
bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu se-cara bersama-sama.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode
diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu bia-sanya timbul dari asumsi:
(1) diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi
antar siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit
ditentukan; (2) diskusi biasanya memerlukan wak-tu yang cukup panjang, padahal
waktu pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu
tidak mungkin dapat menghasilkan sesua-tu secara tuntas. Sebenarnya hal ini
tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang
matang kejadian semacam itu bisa dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat
prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi.
Kalau metode ceramah dan demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir
sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka pada metode ini
bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelum-nya serta tidak
disajikan secara langsung kepada siswa, matari pembelajaran ditemukan dan
diorganisir oleh siswa sendiri, karena tujuan utama metode ini bukan hanya
sekadar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses be-
lajar.
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus.
2) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tu-juan
yang ingin dicapai..
3) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
c. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hen-daklah dilakuan
hal-hal sebagai berikut:
1) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai de-ngan
hasil diskusi.
2) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
D. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau ber-buat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk me-mahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pem-belajaran dapat
dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan
salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara
tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam
waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembang-kan pemahaman dan
b. Jenis-jenis Simulasi
Simulasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
1) Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk meme-cahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasa-lahan yang
menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja,
narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosi-odrama
c. Langkah-langkah Simulasi
1) Persiapan Simulasi
a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh
simulasi.
b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimu-
lasikan.
c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disedia-kan.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khusus-nya
pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2) Pelaksanaan Simulasi
a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk
pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) ke-pada seseorang
atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam
hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disu-sun sesuai dengan tujuan
tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komuni-kasi guru berfungsi sebagai
sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai pene-rima pesan.
Dalam proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan
pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem
komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditang-kap oleh
penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikata-kan tidak
efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pe-san yang
disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh ber-bagai
gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komuni-kasi. Akibat
gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (sis-wa) tidak
memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan.
Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian,
maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk
b. Kelemahan
Di samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan,
di antaranya:
2. Langkah-langkah CTL
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas
yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cu-kup mudah.
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah
sebagai berikut.
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan kete-rampilan
barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar.
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.