Anda di halaman 1dari 4

A.

Implementasi Teori Operant Conditioning Skinner dalam Pembelajaran


Fiqih
Menurut skinner dalam teorinya Operant Conditioning konsekuensi
itu sangat menentukan apakah seseorang akan mengulangi suatu tingkah
laku yang sama pada waktu lain atau di masa yang akan datang.
Mengendalikan konsekuensi yang timbul dari tingkah laku tertentu dapat
menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi yang bersangkutan.
Bermacam-macam penjatahan waktu bagi konsekuensi dapat juga
berpengaruh juga pada yang bersangkutan.
Reinforcement dalam artian bahasa adalah penguatan atau bisa juga
dikatakan reward, sedangkan dalam istilah penguatan yaitu usaha tingkah laku
seorang guru dalam merespon suatu tingkah laku tertentu siswa untuk terulang
kembali perilaku yang sudah dilakukan sebelumnya, baik berupa pujian,
dorongan, ataupun penghargaan (reward) sehingga terjadi suatu proses
pembelajaran antara guru dan siswa.
Reinforcement ada dua bentuk yaitu yang pertama positive
reinforcement artinya penguatan positif. Penguatan posotif adalah suatu
rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu
perilaku yang baik (positive) sehingga responsa tau feedback nya menjadi
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung. Ada beberapa
bentuk penguatan positif yaitu berupa hadiah ( permen, makanan, kado, dll),
perilaku (senyuman, menganggukkan kepala tanda setuju, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai tinggi, mendapat juara
pertama atau pun tiga besar, dll).1
Menurut pendapat Skinner penguat negatif (Negative Reinforcement)
adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenamngkan). Penguatan nrgatif biasanya diberikan kepada siswa yang
melakukan kesalahan dan melakukan pelanggaran terhadap perturan yang
telah ditentukan atau juga menunjukan sikap bejar yang kurang atau tiak baik.
Dengan danya penguatan negatif ini bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan frekuensi tingkah laku siswa yang dirasa kurang/tidak baik.
1
Amala Zain Intan Jadidah, Strategi Penguatan (Reinforcement) Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik Kelas IV MI Miftahul Ulum Plosorejo Blitar Tahun Ajaran 2018/2019, (Blitar: 2019), 16.
Bentuk-bentuk penguatan negatif yaitu: menunda atau tidak memberikan
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa, dsb). 2
Terlebih bagi seorang guru fiqih, karna dalam pembelajaran fiqih
terdapat pembelajaran berupa ibadah, hukum, syariat, dll. Maka dengan
menggunakan teori Skinner ini diharapkan agar para siswa dapat lebih
berkembang dan mendapatkan kemajuan dalam berfikir ataupun
berperilakunya setelah belajar fiqih.
Implementasi teori Skinner dalam pembelajaran fiqih sebenarnya
sangat mudah. Sebagaimana contohnya dalam hal ibadah jika seorang guru
ingin membentuk siswanya setiap hari mengerjakan sholat lima waktu saat
dirumah maupun disekolah, maka sebagai penguatan guru tersebut bisa
memberikan reward dengan mendapatkan nilai plus atau tinggi disekolah dan
memberi nilai min atau kurang pada siswa yang tidak mengerjakan sholat lima
waktu. Akan tetapi guru tersebut sebaiknya memberi hukuman yang positif
dan mendidik kepada siswanya. Penguatan seperti itu seharusnya dilakukan
secara konsisten hingga siswa terbiasa dengan tingkah laku tersebut.
Pendidik hendaknya melakukan pencatatan dari kemajuan siswa,
sehingga dapat dilakukan perubahan program yang diperlukan siswa. Pendidik
perlu mengetahui dan menentukan tugas mana yang akan dilaksanakan,
bagaimana cara melaksanakan, dan hasil apa yang diharapkan
Beberapa aplikasi teori belajar skinner dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1) Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit yang terkecil.
2) Hasil belajar harus segera Diberitahukan kepada siswa, jika salah
dibetulkan dan jika benar diperkuat
3) Dalam proses pembelajaran tidak dikenai hukuman
4) Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk
menghindari pelanggaran agar tidak menghukum.
5) Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah
6) Hadiah diberikan kadang-kadang Jika perlu

2
Ibid, 19.
7) Tingkah laku yang diinginkan dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat
mencapai tujuan.
8) Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan pembentukan atau shaping
9) Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan3

Dalam pembelajaran fiqih guru memerlukan usaha-usaha untuk


mewujudkan sebuah kegiatan, aksi, tindakan atau aktifitas untuk mendukung
terjadinya belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran fiqih itu
sendiri, sehingga tujuan dari pembelajaran fiqih itu apat terlaksana dengan
baik. Implementasi teori operant conditioning dalam pembelajaran fiqih yaitu:

1) Fase pembentukan
 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara
individual,
 Guru memberikan bimbingan kepada siswa secara individual dalam
mengerjakan tugasnya.
2) Fase penguatan dan hukum
 Siswa secara individual mengumpulkan hasil kerjanya dan guru
memberikan penilaian.
 Guru memberikan penghargaan berupa pujian untuk siswa yang dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik
 Guru memberikan hukuman berupa pemberian tugas yang lebih berat
kepada siswa yang tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik
3) Fase penghapusan
 Guru memberikan tugas yang sejenis untuk dikerjakan oleh siswa
secara individual
 Siswa secara individual dan mandiri mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru.
4) Fase generalisasi dan diskriminasi
 Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran,
 Siswa bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung,
 Guru memberikan evaluasi,
 Guru menutup pembelajaran
3
Ahmad Ansor Ridwani, Implikasi Dan Implementasi Teori Behaviorisme Menurut Burrhus Frederic Skinner
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Ponorogo:2019), 112-113.

Anda mungkin juga menyukai