Anda di halaman 1dari 4

MATERI KELOMPOK 13

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TEORI REWARD DAN PUNISHMENT

Disusun Oleh:
SANDRINA ADELYA PUTRI ( 2111031361 )
PUTU JESSIE ARDI SUDIRA ( 2111031277 )
ANAK AGUNG OKA PRATAMA ( 2111031124 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021
TEORI REWARD DAN PUNISHMENT

A. KONSEP DASAR TEORI REWARD DAN PUNISHMENT

1. PENGERTIAN REWARD

Reward adalah segala sesuatu yang diberikan kepada orang lain


karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki yakni
mengikuti peraturan dan tata tertib yang telah ditentukan dan dapat
menjadi pendorong atau motivasi belajar bagi peserta didik sehingga
dapat berperilaku baik dalam proses pendidikan. Menurut Mulyasa
reward adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali kejadian tersebut

Reward dipandang sebagai sebuah penguatan positif


(reinforcement) untuk mengembangkan suatu perilaku positif serta
sebagai bentuk apresiasi atau sebuah tindakan positif yang telah
dilakukan. Selain itu adapun pengertian reward yaitu suatu alat untuk
peningkatan seseorang.

2. PENGERTIAN PUNISHMENT

Kompri (2016: 291) punishment diartikan sebagai hukuman atau


sanksi. Punishment biasanya dilakukan ketika apa yang menjadi target
tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. Punishment adalah
suatu hukuman yang diberikan pada seseorang setelah dia melakukan
tingkah laku atau tindakan negative dengan tujuan memperbaiki perilaku
negative tersebut. Selain itu. punishment juga merupakan peraturan yang
dibuat oleh suatu adat yang dianggap berlaku oleh semua orang. yang
berarti bahwa punishment adalah suatu aturan yang dibuat untuk
mengatur gaya hidup. Punishment harus diberlakukan untuk orang yang
melakukan kesalahan dan dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang
lain.

Dengan adanya punishment seseorang akan sadar oleh perbuatan


buruk yang dia lakukan , sehingga seseorang itu akan menyadari
kesalahan nya dan tidak akan mengulangi perbuatan nya. Sehingga
terbentuklah jiwa yang baik bagi orang tersebut. Punishment juga harus
di berlakukan untuk segala pelanggaran yang dilakukan.
B. PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PRAKSIS
PENDIDIKAN PADA MASA KANAK KANAK, MASA REMAJA DAN
MASA DEWASA.

1. PENERAPAN REWARD

Penerapan reward dalam pendidikan dapat dilakukan dengan


memberikan hadiah yang tidak harus berupa barang, namun juga dapat
berupa non barang, seperti dengan memeberikan Nilai kepada peserta didik
yang memiliki persentasi akademik maupun non akademik dengan nilai
yang tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya agar memacu
semangat peserta didik untuk terus mengembangkan prestasinya baik itu
dibidang akademik mau pun di bidang non akademik dengan hadiah
mendapatkan hasil terbaik.

Selain itu adapun rewad atau hadiah yang berupa barang yang
disuka oleh peserta didik dan memiliki manfaat untuk menunjang bakat
mereka .Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan jikalau ingin
memberikan reward yang berupa benda kepada peserta didik yaitu hadiah
yang dapat menunjang prestasi

2. PENERAPAN PUNISHMENT

Ada beberapa pendapat mengenai punishment atau hukuman


yang dibagi menjadi dua yakni punishment preventif dan juga punishment
represif.Punishment preventif: Hukuman yang diberikan dengan tujuan agar
tidak atau jangan sampai terjadi pelanggaran.Punishment represif: Hukuman
yang diberikan karena adanya pelanggaran atau dosa yang sudah diperbuat.
Untuk itu punishment dilakukan sesudah pelanggaran atau kesalahan terjadi.

a) Hukuman Verbal

Yaitu hukuman yang diberikan tanpa dirasakan secara fisik oleh peserta
didik. Teguran merupakan hukuman verbal yang paling sering diberikan.
Meski tidak dirasakan oleh peserta didik namun, terbukti, teguran cukup
efektif dalam memperbaiki kesalahan peserta didik. Disamping itu, ada
juga sindiran dan kecaman, serta celaan akan tetapi sindiran, kecaman,
dan celaan tidak efektiv malah dapat menimbulkan rasa putus asa dalam
diri peserta didik. Akibatnya, motivasi belajar peserta didik menjadi
lumpuh.

b) Hukuman Nonverbal
Yaitu hukuman dapat dirasakan oleh peserta didik seperti pemberian
tugas. Tugas yang diberikan pun hendaknya memehuni asas dapat
dijangkau, tidak terlalu sulit atau tidak memberatkan. Tugas yang tidak
terjangkau, terlalu sulit dan memberatkan hanya akan menimbulkan
motivasi belajar yang rendah.

 KESIMPULAN

Reward dan punishment merupakan bagian dari motivasi bagi peserta


didik untuk menjadi lebih baik yang tujuannya mengubah tingkah laku
seseorang. Reward sebagai penyeimbang metode hukuman atau sanksi yang
bertujuan agar peserta didik menyadari apa yang harus dikerjakan tanpa adanya
ancaman dan paksaan dari pendidik. Respon positif bertujuan untuk mendidik
tingkah laku yang sudah baik akan bertambah lagi sedangkan respon negatif ini
memiliki tujuan agar tidakan buruk/ tindakan yang kurang menyenangkan yang
penah dilakukan tidak terulang lagi.

 SARAN

Peranan reward dan punishment dalam proses pembelajaran sangat


berdampak pada pembentukan karakter peserta didik. Pada hal ini guru sebagai
pendidik harus dapat memberikan reward dan puisment yang baik kepada anak
didiknya, pemberian reward tidak boleh berdasakan sudut pandang subjektif dari
pendidik, namun guru harus melihatnya secara objektif. Dan juga mengenai
punishment guru harus mampu memberikan teguran/ hukuman yang menbangun
mental peserta didik serta mampu mengarahkan peserta didik ke arah yang
benar.

REFERENSI

mah Afifah, N. (2017). Reward dan Punishment bagi Pengembangan


Kecerdasan Emosional Anak Usia MI.
Rosyid, M. Z. (2018). Reward & Punishment dalam Pendidikan. Literasi
Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai