Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peranan reward

1. Pengertian reward

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

ganjaran adalah hadiah (sebagai pembalas jasa), hukuman, dan

balasan.Dalam bahasa Arab, ganjaran diistilah dengan kata tsawab.

Kata tsawab dalam Al-Quran menunjukkan apa yang diperbuat

oleh seseorang dalam kehidupan dunia di akhirat karena amal dan

perbuatan baik. Dalam firman Allah swt :

        


        
      
 
Artinya : “sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan

dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan

waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami

berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa

menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya

pahala akhirat itu. dan Kami akan memberi Balasan kepada

orang-orang yang bersyukur.”


11

     


     
Artinya : “karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di

duniadan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-

orang yang berbuat kebaikan.”(qs Al-Imran:148)

Ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah swt

senantiasa memberikan pahala didunia maupun diakhirat kepada

hambanya yang berbuat kebaikan. Pahala tersebut sebagai hadiah

atas perbuatan baik yang dikerjakan oleh manusia. Pahala tersebut

juga dapat memacu semangat manusia agar senantiasa berlomba-

lomba dalam melakukan kebaikan. Seseorang yang melakukan hal

baik sekecil apapun itu senantiasa akan diberikan balasan yang

baik.

Dari kedua ayat tersebut juga terlihat kata tsawab

diidentikan dengan ganjaran yang baik. Dalam kaitannya dengan

pendidikan maka tsawab berarti ganjaran yang diberikan kepada

yang melakukan pekerjaan dengan baik. Seorang murid yang telah

mengerjakan soal dengan baik atau siswa yang telah mematuhi

peraturan yang diberikan oleh guru hendaknya harus diberikan

apresiasi oleh guru, apresiasi tersebut bisa berupa pujian atau

hadiah yang sesuai dengan pekerjaan yang telah ia lakukan. Hal

tersebut bertujuan untuk memacu motivasi peserta didik supaya

lebih giat dan semangat lagi dalam belajar.


12

Menurut Suharsimi Arikunto, reward merupakan suatu

yang disenangi dan digemari oleh anak-anak yang diberikan

kepada siapa yang dapat memenuhi harapan yaknimencapai tujuan

yang ditentukan atau bahkan mampu melebihinya. M Ngalim

Purwanto juga berpendapat bahwa reward adalah alat untuk

mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena

perbuatan atau pekerjaan-pekerjaannya mendapat penghargaan.

Reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan yang

bertujuan agar sesorang menjadi lebih giat usahanya untuk

memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai.1

Reward adalah ganjaran, penghargaan, imbalan, atau

hadiah. Penghargaan atau hadiah ini diberikan karena seseorang

telah melakukan sesuatu dengan baik dan benar. Reward adalah

akibat yang diberikan sebagai imbalan karena kita sudah

melakukan sesuatu yang baik, benar, dan memuaskan. 2 Selain itu,

Ganjaran dapat bertindak sebagai intensif untuk terlibat dalam

tugas, dalam hal ini tujuannya untuk mengendalikan perilaku siswa

dan menyampaikan informasi tentang penguasaan. Dalam hal

tersebut seorang guru dapat membuat sistem reward dimana

semakin banyak siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar,

semakin banyak juga bintang yang didapatkan sehingga mereka

1
Aminol Risid Abdullah Moh. Zaiful Rosyid, Reward & Punishment Dalam Pendidikan
(Malang: Literasi Nusantara, 2018), 9.
2
Ahmad Bahril Faidy, “Hubungan Pemberian Reward Dan Punishment Dengan Motivasi
Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Ambunten Kabupaten
Sumenep” 2 (2014): 455.CV
13

bisa mendapatkan nilai yang bagus. Dalam hal tersebut perolehan

bintang yang didapat oleh peserta didik juga dapat memberikan

informasi tentang kemampuan dan penguasaan siswa terhadap

materi yang telah dipelajarainya.

Reward sebagai alat pendidikan yang diberikan ketika


seorang anak melakukan sesuatu yang baik, atau telah
berhasil mencapai sebuah tahap perkembangan tertentu atau
tercapainya sebuah target.3 Hal tersebut dapat
menghubungkan perbuatan dan kelakuan siswa dengan
perasaan senang dan bahagia sehingga mereka akan
melakukan hal tersebut secara berulang-ulang. Menurut
konsep pendidikan, reward merupakan salah satu alat untuk
peningkatan motivasi peserta didik.4

Reward berperan dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, siswa menjadi lebih giat dan berusaha memperbaiki

prestasinya setelah diberikan reward oleh pendidik. Dengan kata

lain siswa menjadi lebih kuat dalam berusaha untuk meningkatkan

prestasi belajarnya.

Pemberian reward dilakukan untuk lebih mengembangkan

dan mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi

ektrinsik, dalam arti siswa melakukan suatu perbuatan, maka

perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan

reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu hubungan

yang positif antara guru dan siswa.5

3
Kompri, Motivasi Pembelajaran Prespektif Guru Dan Siswa, 289.
4
M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, 187.
5
Utomo and Kartiko, “Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Hasil Belajar Shooting
Bola Basket,” 436.
14

Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa reward ialah suatu alat pendidikan yang

bersifat preventif dan represif yang menyenangkan perasaan yang

diberikan kepada siswa karena mendapatkan hasilyang baik dalam

proses belajarnya, dengan tujuan agar siswa senantiasa melakukan

perbuatan yang baik dan terpuji serta menjadi pendorong atau

motivator belajar siswa. Selain itu reward juga merupakan sebuah

metode yang bersifat positif dalam meningkatkan belajar siswa.

2. Macam-Macam Reward

Menurut Sardiman reward dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, yaitu:

a. Pemberian angka atau nilai, angka sebagai symbol kegiatan

belajar, angka yang dimaksud adalah bonus nilai/tambahan

nilai bagi peserta didik yang mengerjakan tugas dengan baik.

b. Pemberian hadiah, reward berbentuk hadiah disini adalah

pemberian berupa barang. Reward berupa pemberian barang ini

disebut juga reward materiil, yaitu hadiah yang terdiri dari

alat-alat keperluan sekolah, seperti pensil, penggaris, buku dan

lain sebagainya.

c. Pemberian pujian akan memupuk suasana yang menyenangkan

dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan


15

membangkitkan harga diri peserta didik sehingga prestasi

belajar peserta didik ikut meningkat.6

Sedangkan secara garis besarnya reward yang diberikan

kepada siswa dibedakan menjadi empat macam antara lain:

a. Pujian

Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling mudah

dilakukan. Pujian dapat berupa kata-kata, sugesti dan berupa

isyarat.

b. Penghormatan

Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua

macam. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak

yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan

dihadapan teman-temannya. Kedua, penghormatan yang

berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu.

Contoh, kepada anak yang menyelesaikan yang sulit disuruh

mengerjakan dipapan tulis untuk dicontohkan kepada teman-

temannya.

c. Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah adalah reward yang berbentuk

pemberian berupa barang. Reward yang berupa pemberian

barang ini disebut juga reward materiil. Yaitu hadiah yang

berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah.

6
Ernata, “Analisis MotivasiI Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan
Punishment Di SDN Ngaringan 05 Kec.Gandusari Kab.Blitar,” 785.
16

d. Tanda penghargaan

Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan

barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan,

tanda penghargaan dinilai dari segi kesan atau nilai

kenangannya. Reward atau tanda penghargaan ini disebut juga

dengan reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa

surat-surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat.7

Untuk menentukan ganjaran seperti apa yang baik

diberikan kepada anak merupakan sesuatu yang tidak sulit.

Ganjaran sebagai alat pendidikan banyak sekali macamnya.

Berikut adalah contoh beberapa macam perbuatan atau sikap

pendidik untuk memberikan ganjaran kepada peserta didik antara

lain :

a. Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan

suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak.

b. Guru memberikan kata-kata yang menyenangkan(pujian)

seperti, “ Rupanya sudah baik tulisanmu Min, kalau kamu terus

berlatih, tentu akan lebih baik lagi”.

c. Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh, “Engkau

akan ayah beri soal yang lebih ukar sedikit Ali, karena nomor

tiga ini rupa-rupanya agak terlalu baik engkau kerjakan”.

7
Amir Dien Indra kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1973). h. 159.
17

d. Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh kelas sering sangat

perlu. Misalnya, “Karena ayah lihat kalian telah bekerja dengan

baik dan lekas selesai, sekarang ayah (bapak/ibu guru) akan

mengisahkan sebuah cerita yang bagus sekali”. Ganjaran untuk

seluruh kelas dapat juga berupa bernyanyi atau pergi

berdarmawisata.

e. Ganjaran juga dapat berupa benda-benda yang menyenangkan

dan berguna bagi anak-anak. Misalnya, pensil, buku tulis, gula-

gula atau makanan yang lain. Tetapi dalam hal ini guru harus

sangat berhati-hati dan bijaksana sebab dengan benda-benda

tersebut mudah benar ganjaran berubah menjadi upah bagi

murid.8

3. Tujuan reward

Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward adalah


untuk lebih mengembangkan motivasi yang bersifat
intrinsic dari motivasi ektrinsik, dalam artian peserta didik
melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari
kesadaran peserta didik itu sendiri. Dengan reward itu, juga
diharapkan dapat membangun suatu hubungan yang positif
antara guru dan peserta didik, karena reward itu adalah
bagian dari pada penjelmaan rasa cinta kasih sayang
seorang guru kepada peserta didik.9

Pemberian reward sangat bermanfaat bagi siswa terutama

dalam hal pemberian stimulus, dengan adanya reward dapat

memberikan dampak bagi siswa yaitu dengan adanya reward siswa

akan bersemangat dalam mengerkan kegiatan maupun tugas yang


8
M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, 183.
9
Ernata, “Analisis MotivasiI Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan
Punishment Di SDN Ngaringan 05 Kec.Gandusari Kab.Blitar,” 781.
18

diberikan oleh guru. Reward merupkan bentuk penguatan yang

memberikan nilai positif dan dapat memotivasi siswa untuk

berprestasi, maka dari itu pemberian reward harus sesuai dengan

kondisi siswa.

Pemberian reward dapat dilakukan kepada seluruh peserta

didik, sebagian peserta didik maupun secara individual atau

perorangan. Kepada sebagian anak didik, maupun kepada anak

didik perseorangan.

4. Dasar-dasar pemberian reward

Dalam memberikan reward kepada peserta didik sebaiknya

guru harus mempertimbangkan berbagai aspek dampak yang

mungkin terjadi. Memberikan reward tidak selalu akan

mendatangkan manfaat seperti yang diharapkan. Karena sering kali

reward yang diberikan malah membuat siswa menjadi sombong.

Berikut ini beberapa petunjuk dalam memberikan reward antara

lain :

a. Penghargaan dari pihak pendidik hendaknya makin berkurang

dengan makin majunya perkembangan anak didik. Akhirnya,

dicapai tingkatan anak didik memperoleh penghargaan dari

dirinya sendiri sesudah melaksanakan perbuatan yang luhur,

yaitu kepuasan hati. Perlu diketahui bahwa, tingkatan

perkembangan setinggi itu hanya dapat dicapai oleh pendidikan

diri yang terus-menerus, sehingga anak didik dalam masa


19

dewasanya memandang bahwa berbuat luhur adalah tugas

hidupnya.

b. Penghargaan diberikan secara adil tanpa membedakan anak

didik, ketika ada kerajinan, kesungguhan dan ketekunan

berusaha. Ketidak adilan dalam pemberian penghargaan dapat

menimbulkan perpecahan dalam lingkungan pendidikan.

c. Penghargaan diberikan sesuai dengan sifat dan watak anak

didik. Anak didik yang diberikannya, diberikan lebih dapi pada

yang lain. Misalnya pada anak kecil lebih banyak diberi

daripada anak yang lebih besar, anak normal dan sebagainya,

sebab sifat anak itu lebih memerlukan alat pendorong

dibandingkan anak besar dan anak normal.

d. Penghargaan diberikan dengan bijaksana. Kadang-kadang ada

anak yang dngsn perbuatan kurang sportif dan bernafsu besar

untuk mendapatkan penghargaan. Karakteristik semacam itu

sebaiknya tidak diberikan penghargaan, biarpun prestasinya

baik. Apabila penghargaan menimbulan sifat sombong, maka

pemberian penghargaan wajib dihentikan. Pada anak didik

dalam masa kanak-kanak tidak ada keberatan penghargaan

diberikan berupa makanan, gula-gula dan lain sebagainya. Hal

ini sesuai dengan perhatiannya.10

Pemberian reward dalam pembelajaran harus mengandung

nilai-nilai pendidikan yang bisa mendidik dan memotivasi siswa.


10
Kompri, Motivasi Pembelajaran Prespektif Guru Dan Siswa, 292.
20

Sehingga siswa menjadi lebih baik dalam mengikuti pembelajaran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penghargaan yang

diberikan guru bisa bermakna antara lain :

a. Suatu hal yang menyebabkan anak didik memperoleh

penghargaan, anak didikmengetahui norma-norma kehidupan

yang bai.

b. Penghargaan memupuk rasa suka pada perbuatan atau norma

yang baik dan memperbesar semangat, berbuat luhur, lebih-

lebih kalau penghargaan berasal dari pendidik yang dihormati

dan dan disayangi anak didiknya.

c. Penghargaan yang akan diterima menolong kata hati anak

menjatuhkan pilihannya pada motif yang tepat pada waktu anak

didik mengalami perjuangan motif.

d. Dipendidikan sosial rumah tangga, disekolah maupun dalam

masyarakat pemberian pemberian penghargaan menimbulkan

rasa gembira.

e. Penghargaan memperkeras kemauan anak didik dalam

melaksanakan perbuatan luhur yang telah ia pilih.

f. Penghargaan mempertinggi prestasi perbuatan anak didik dan

rombongannya.11

11
Kompri, 297.
21

5. Syarat-Syarat Pemberian Reward

Menurut M Ngalim Purwanto ada beberapa syarat yang

harus diperhatikan oleh seorang guru sebelum memberikan

reward pada peserta didik, yaitu:

a. Untuk memberi reward yang pedagogis perlu sekali guru benar-

benar mengenal peserta didiknya dan tahu menghargai dengan

tepat. Reward dan penghargaan yang salah dan tidak tepat

dapat membawa akibat yang tidak diinginkan.

b. Reward yang diberikan kepada seorang peserta didik janganlah

hendaknya menimbulkan rasa cemburu dan iri hati bagi peserta

didik lain yang merasa pekerjaannya juga lebih baik, tetapi

tidak mendapat reward.

c. Memberi reward hendaklah hemat, terlalu sering atau terus

menerus memberi reward akan menjadi hilang arti reward itu

sebagai alat pendidikan.

d. Janganlah memberi reward dengan menjanjikan terlebih dahulu

sebelum peserta didik menunjukkan prestasi kerjanya apalagi

bagi reward yang diberikan kepada seluruh kelas. Reward yang

telah dijanjikan lebih dahulu hanyalah akan membuat peserta

didik terburu-buru dalam bekerja dan akan membawa dalam

kesukaran bagi beberapa peserta didik yang kurang pandai.


22

e. Pendidik harus berhati-hati memberikan reward, jangan sampai

reward yang diberikan pada peserta didik diterima sebagai upah

dari jerih payah yang telah dilakukannya.12

6. Prinsip-Prinsip Pemberian Reward

Prinsip-prinsip pemberian reward ( penghargaan) antara

lain :

a. Penilaian didasarkan pada perilaku bukan pelaku. Untuk

membedakan antara pelaku dan perilaku memang masih sulit.

Kebiasaan dan presepsi yang tertanam kuat dalam pola pikir

kita yang sering menyamkan hal tersebut. Istilah atau panggilan

semacam anak soleh, anak pintar yang menunjukan sifat pelaku

tidak dijadikan alasan pemberian penghargaan karna akan

menimbulkan presepsi pembrian prdikat anak soleh bisa ada

dan bisa hilang. Tetapi harus mnyebutkan secara langsung

perilaku yang membuatnya memperoleh hadiah.

b. Pemberian pennghargaan atau hadiah harus ada batasnya.

Pemberian hadiah tidak bisa menjadi metode yang

dipergunakan selamanya. Pross ini cukup difungsikan hingga

tahapan pertumbuhan kebiasaan saja. Manakala proses

pembiasaan dirasa telah cukup, maka pemberin hadiah harus

diakhiri. Sesuatu erpenting yang harus dilakukan adalah

12
Ernata, “Analisis MotivasiI Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan
Punishment Di SDN Ngaringan 05 Kec.Gandusari Kab.Blitar,” 786.
23

memberikan pengertian sedini mungkin kepada anak tentang

pembatasan ini.

c. Pennghargaan berupa perhatian. Alternatif bentuk hadiah yang

terbaik bukanlah berupa materi, tetapi berupa perhatian baik

verbal maupun fisik.

d. Dimusyawarahkan kesepakatannya. Setiap anak yang ditanya

tentang hadiah yang diinginkan tentu akan menyebutkan

barang-barang yang disukai. Seorang guru atau orang tua

dituntut kepandaian dan kesabaran untuk mendialogkan dan

memberi perhatian secara detaisesuai tahapan kemampuan

berpikir anak, bahwa tidak semua keinginan kita dapat

terpenuhi.

e. Distandarkan pada proses bukan hasil. Banyak orang lupa,

bahwa proses jauh lebih penting dari pada hasil. Proses

pembelajaran yaitu, usaha yang dilakukan anak adalah lahan

perjuangan yang sebenarnya. Sedangkan hasil yang diperoleh

nanti tidak bisa dijadikan patokan keberhasilannya.13

13
Kompri, Motivasi Pembelajaran Prespektif Guru Dan Siswa, 300–301.
24

B. Motivasi belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang

menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif

adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan

demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri

seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku

yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.14

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap tujuan. 15 Dalam

KBBI pengertian motivasi adalah dorongan yang timbul dalam diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga dapat diartikan

sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau

kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karna ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan

dengan perbuatannya.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan


14
Ernata, “Analisis MotivasiI Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan
Punishment Di SDN Ngaringan 05 Kec.Gandusari Kab.Blitar,” 782.
15
Sardiman, Interaksi & Moitvasi Belajar Mengajar, 73.
25

ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha

untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu.16

Motivasi merupakan ungkapan yang dilakukan seseorang yang

diwujudkan dengan tindakan senang melakukan sesuatu. Dalam

proses pembelajaran, motivasi dapat dilihat dari bagaimana siswa

mengikuti pembelajaran, apakah siswa tersebut memiliki antusias

yang tinggi terhadap materi pembelajaran dan apakah siswa

memiliki kesiapan dalam memulai proses pembelajaran. Motivasi

mengandung tiga komponen pokok yaitu :

a. Menggerakan, berarti menimbulkan kekuatan individu ,

memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.

Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif

dan kecenderungan mendapat kesenangan.

b. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku.

Dengan demikian ia meyediakan orientasi tujuan. Tingkah laku

individu diarahkan terhadap sesuatu.

c. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar

harus menguatkan (rinforce) intensitas dan arah dorongan-

dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.17

Dari beberapa uraian diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah suatu dorongan dari

16
Sardiman, 75.
17
M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, 72.
26

dalam maupun dari luar diri seseorang sehingga seseorang tersebut

mau melakukan sesuatu untuk mencapi tujuan yang diinginkannya.

2. Fungsi motivasi

Sebagai pendorong peserta didik untuk dapat mencapai

tujuan pembelajaran secara optimal, motivasi senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi peserta didik. Dengan

demikian motivasi belajar berfungsi sebagai :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor untuk melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya.

c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai

tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan

menghadapi ujian dengan harapandapat lulus, tentuakan

melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan

waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik sebab

tidak serasi dengan tujuan.18


18
Sardiiman hal 85
27

Menurut Wina Sanjaya ada dua fungsi motivasi dalam

proses pembelajaran yaitu:

a. Mendorong siswa untuk beraktivitas

Perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul

dari dalam yang disebut dengan motivasi. Besar kecilnya

semangat seseorang untuk bekerja sangat ditentukan oleh besar

kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu dan

ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa memiliki

motivasi yang tinggi untuk belajar.

b. Sebagai pengarah

Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya

diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.

Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha dalam mencapai

prestasi, karena seseorang melakukan usaha harus mendorong

keinginannya, dan menentukan arah perbuatannya kearah tujuan

yang hendak dicapai. Dengan demikian siswa dapat menyeleksi

perbuatan untuk menentukan apa yang harus dilakukan yang

bermanfaat bagi tujuan yang hendak dicapainya.19

19
Emda, “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,” 176.
28

Dengan demikian Motivasi berfungsi sebagai pendorong

usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik.20

3. Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam

situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan

murid. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni.

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa

dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Dalam hal

ini pujian atau hadiah atau yang sejenisnya tidak diperlukan

oleh karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau belajar

untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. Jadi jelaslah

motivasi instrinsik bersifat riil dan motivasi sesungguhnya atau

disebut istilah siund motivation.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh

faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit,

ijazah, tingkat hadiah, medali pertentangan dan persaingan

yang bersifat negatifialah sarcasm, ridicule, dan hukuman.

Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah, sebab

pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa


20
Muhaeimin B, “Urgensi Motivasi Dalam Meningkatkan Semangat Belajar Siswa,” 50.
29

atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena itu motivasi

terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga

para siswa mau dan ingin belajar.21

C. IMPLEMENTASI REWARD DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA

Implementasi merupakan suatu proses mendapatkan suatu

hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau

kegiatan.22

Reward merupakan hal yang dianggap menyenangkan hati

seseorang. Reward bukan hanya sekedar memberikan hadiah yang

bersifat materi, memberikan ucapan semangat berupa ucapan

ataupun teguran yang membangun ternyata mampu

membangkitkan motivasi belajar siswa.

Implementasi reward dapat dijadikan metode oleh guru

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut

dikarenkan pemberian reward mampu memenuhi salah satu

kebutuhan siswa yaitu penghargaan.

Implementasi reward mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa karena reward mampu menumbuhkan motivasi

dalam diri siswa untuk terus belajar agar dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Dengan kata lain reward merupakan rangsangan


21
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, 162–63.
22
Irawan and Simargolang, “Implementasi E-Arsip Pada Program Studi Teknik
Informatika,” 67.
30

yang berasal dari luar diri siswa namun mampu membangkitkan

semangat yang ada dalam diri siswa.

Pemberian reward menjadi salah satu bentuk penguatan

yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa. Reward merupakan bentuk penguatan positif, dimana guru

memberikan pujian atau penghargaan kepada siswa yang berhasil

menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru.

Tujuan dari diberikannya reward

Anda mungkin juga menyukai