Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT


DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP
NEGERI 9 LEMBANG

OLEH

NUR SYAMSI
NIM: 19.1900.012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2021
HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT
DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP
NEGERI 9 LEMBANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Seminar Proposal


Skripsi

OLEH

NUR SYAMSI
NIM: 19.1900.012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2021
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan artinya suatu hal yang sangat penting serta tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
seorang, baik dalam keluarga, masyarakat juga bangsa serta negara. Pendidikan mensugesti
kemajuan suatu negara. Sejarah memberikan bahwa saat Jepang dihancurkan oleh ledakan nuklir
yg dikirim sang Alaihi Salam terhadap komunitas perkotaan Hiroshima serta Nagasaki, apa yang
mereka diskusikan pertama adalah berapa jumlah pendidik yg masih hidup? Itulah keliru satu
alas an mengapa pendidikan sangat penting bagi setiap orang.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah pendidikan berasal dari istilah
‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ serta akhiran ‘an’, sehingga kata ini memiliki arti cara atau
perbuatan mendidik. Secara etimologis, pengertian pendidikan merupakan cara yg paling umum
untuk mengganti mentalitas serta sikap individu atau perpaduan individu dengan tujuan akhir
untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran serta pelatihan. Sekolah artinya
bimbingan atau donasi yang diberikan sang orang dewasa kepada perkembangan anak-anak buat
mencapai perkembangan sebagai akibatnya anak-anak cukup terampil buat merampungkan usaha
hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. pada proses pendidikan anugerah motivasi itu sangat
penting, karena ialah kebutuhan mutlak dalam belajar, sebab peserta didik membutuhkan
dukungan atau tujuan pada pulang melakukan sistem pembelajaran. sang sebab itu, untuk
membantu pembelajaran dan sistem pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan
motivasi yg tinggi bagi peserta didik
Motivasi artinya persiapan buat belajar. Motivasi anak-anak untuk belajar terletak pada
wangsit untuk berprestasi pada sekolah. hadiah motivasi sangat penting buat menyampaikan
dorongan pada peserta didik agar mereka mau serta ulet buat belajar. hadiah motivasi ini
diperlukan bisa memberikan energi positif pada peserta didik pada melaksanakan suatu proses
pembeajaran menggunakan baik.
Reward dan punishment adalah dua jenis alat dalam mendorong serta memotivasi seseorang
buat mencapai sesuatu yang bermanfaat dan menaikkan prestasi mereka. kedua instrumen
pembelajaran ini tak jarang digunakan pada global pendidikan. Reward ialah jenis balas jasa atau
kompensasi yang diberikan kepada individu atau gerombolan karena telah bertindak dengan
baik, memainkan manfaat atau pencapaian, membuat komitmen, atau secara efektif
menyelesaikan tugas yang dibagikan mirip yang ditunjukkan oleh tujuan yang ditetapkan.
Ngalim Purwanto (2009:182) menyebutkan bahwa reward ialah wahana untuk mendidik anak
agar anak-anak dapat merasa senang karena aktivitas atau pekerjaannya menerima penghargaan.
Sedangkan punishment artinya hukuman yang diberikan sebab adanya pelanggaran yg dilakukan
oleh peserta didik yang dilakukan secara berulang-ulang maupun tidak. Atau biasa pula dianggap
menjadi sebuah cara buat mengarahkan sebuah tingkah laku agar sinkron menggunakan tingkah
laku yang berlaku secara awam.
Seorang pengajar memiliki peran krusial untuk membangkitkan kembali harapan belajar serta
menertibkan siswa, pemberian rangsangan yang diberikan oleh guru bisa membentuk motivasi
siswa. menggunakan adanya alat pembelajaran berupa reward dan punishment disini diharapkan
bisa memunculkan energi pada belajar dan mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan dengan diberikan punishment diperlukan bisa menertibkan peserta didik yg
dalam proses belajar pula berakibat perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan murid.
B. RUMUSAN MASALAH
berdasarkan uraian latar belakang masalah pada atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
pada bentuk pertanyaan penelitian yaitu bagaimana hubungan pemberian reward dan
punishment dengan motivasi belajar siswa pada SMP negeri 9 lembang.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan buat menganlisis bagaimana korelasi anugerah reward dan punishment
menggunakan motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 9 Lembang
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Manfaat penelitian ini buat
a. Manfaat teoritis
diharapkan hasil penelitian ini bisa menyampaikan pemahaman serta mengambarkan tentang
bagaimana pentingnya pemberian reward dan punishment menggunakan motivasi belajar siswa
di SMP Negeri 9 Lembang
b. Manfaat praktis
1) Sekolah
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan info bagi pembenahan sistem belajar guna
peningkatan motivasi belajar peserta didik, profesionalisme guru serta pada akhirnya kualitas
sekolah
dua) guru
menerima pengalaman memakai alat pembelajaran reward dan punishment serta menerima
motivasi untuk terus berkreasi untuk menaikkan kualifikasi propesionalismeMendapat
pengalaman memakai alat pembelajaran reward dan punishment dan mendapat motivasi untuk
terus berkreasi buat mempertinggi kualifikasi propesionalisme
3) peserta didik
memberikan kesempatan pada siswa buat lebih aktif dan kreatif, memotivasi peserta didik
membangun kepercayaan diri, dan membuatkan potensi siswa mengarah pada pembentukan
kemampuan sikap agar lebih mentaati peraturan disekolah juga diluar sekolah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENELITIAN TERDAHULU
Berdasarkan judul penelitian ini berikut ini terdapat beberapa penelitian yang relevan
dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
B. KAJIAN TEORI
1. Tinjauan tentan reward
a. Pengertian reward

kata reward berasal berasal bahasa Inggris yang mengandung arti anugerah, penghargaan atau
imbalan.. Reward artinya jenis balas jasa atau pengharagaan yg diberikan pada individu atau
grup sebab sudah bertindak menggunakan baik, melakukan suau keunggulan, membentuk
komitmen, atau secara efektif melakukan tugas yg diberikan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.reward artinya imbalan yang diberikan organisasi kepada tenaga kerja, mengingat
energi pakar tersebut telah menyampaikan donasi energi serta pertimbangan bagi kemajuan
organisasi buat mencapai tujuan yg sudah ditetapkan (Sastrohadiwiryo (2009).

sementara itu, pendapat lain mengatakan reward adalah suatu kehormatan yang diberikan kepada
siswa menjadi hadiah sebab telah bertindak baik dan telah berhasil pada melakukan tugas yang
diberikan oleh pendidik dengan baik (Slameto (2010)).

Memberi reward pada seseorang memiliki poly manfaat, terutama pada memperluas ide. Selain
itu, anugerah reward jua bisa membangun hubungan positif antara penyedia serta penerima
manfaat dari ketidakrataan. tentang tujuan reward, Gibson et al (1997) menjelaskannya menjadi
berikut:
• Menarik (attract), reward akan bisa menarik orang yang berkualitas buat ikut terlibat
dalam pekerjaan, aktivitas, atau marketing campaign yang diselenggarakan.

• Mempertahankan (retain), pada sebuah pekerjaan, praise pula bertujuan buat


mempertahankan pegawai terbaik asal incaran organisasi lain.

• Memotivasi (inspire), sistem imbalan yang baik harus mampu menaikkan motivasi
seorang buat mencapai prestasi yg tinggi.

b. Jenis-jenis reward

Jenis reward atau penghargaan menentukan seberapa akbar imbalan yang diperoleh. ketika ini
ada 2 jenis reward yang biasanya diterapkan. Adapun dua jenis dari Ivancevich dkk (2006) ini
yaitu penghargaan ekstrinsik dan penghargaan intrinsik (intrinsic rewards).

1) Penghargaan Ekstrinsik (Extrinsic Rewards)

Penghargaan ekstrinsik artinya suatu bentuk penghargaan yg tiba berasal luar individu. Adapun
dua hal yg ialah bentuk penghargaan ekstrinsik yaitu berupa penghargaan finansial serta non-
finansial. Penghargaan finansiaal bisa berupa pemberian honor serta upah, tunjangan pekerja,
serta insentif intensif. . Non-finansial, terdiri dari pemberian relasional berupa status serta
pengakuan serta promosi.

2) Penghargaan Intrinsik (Intrinsic Rewards)

Penghargaan intrinsik ialah suatu bentuk apresiasi yang diatur atau diarahkan sendiri. Berikut
yang termasuk ke dalam penghargaan ini antara lain : Penyelesaian (completion), ialah
kemampuan buat memulai serta melakukan suatu tugas atau usaha adalah suatu bentuk apresiasi
itu sendiri. Pencapaian (achievement) yaitu suatu bentuk penghargaan yang ada dalam diri
seseorang, yang diperoleh saat seseorang mencapai tujuan yang sulit. swatantra (autonomy),
individu tertentu membutuhkan tugas yang memberikan pilihan buat sekedar menetapkan dan
bekerja tanpa pengawasan yang ketat. Pertumbuhan pribadi (personal growth) merupakan daur
berkelanjutan yg ada dalam kehidupan setiap orang. kata ini mengacu pada cara orang belajar
dan berkembang secara emosional, intelktual serta profesional dengan banyak sekali
kemampuan positif.
Selain daripada jenis reward di atas berikut ini juga terdapat beberapa poin-poin yang juga bisa
dikategorikan sebaagai bagian asal bentuk anugerah reward kepada anak-anak atau siswa
diantaranya :

1) pengajar mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang


diberikan sang anak.

dua) guru menyampaikan kata berupa pujian seperti “Tulisanmu sudah baik nak, kalau terus
berlatih, tentu akan lebih baik lagi”.

tiga) Pekerjaan juga adalah reward, misalnya ketika anak telah cukup baik mengerjakan satu
soal, kemudian diberikan soal tambahan yg lebih sukar.

4) Reward tak hanya perorangan mampu diberikan kepada semua kelas, menggunakan
membolehkan mereka bernyanyi di pada kela beserta, atau pergi berdarmawisata.

5) Reward yg satu ini tak jarang diberikan kepada anak yakni berupa benda-benda yang
menyenangkan serta berguna bagi anak, misalnya penil, buku tuli, permen, atau makanan
lainnya.

2. Tinjauan tentang punishment


a. Pengertian punishment
hukuman berdasarkan bahasa berasal berasal bahasa Inggris, khususnya berasal
istilah punishment yang berarti law (eksekusi) atau siksaan. pada referensi Total
istilah Indonesia, eksekusi mempunyai arti krusial sebagai pedoman otoritas yang
mengarahkan. sementara itu, seperti yang ditunjukkan oleh istilah, ada beberapa
penilaian yang disampaikan oleh para ahli. mirip yang ditunjukkan oleh Ngalim
Purwanto punishment (eksekusi) ialah pengalaman yang diberikan atau
ditimbulkan dengan sengaja oleh seorang (wali, pengajar, dan sebagainya)
kemudian terjadi pelanggaran, kesalahan atau kejahatan”.punishment (hukuman)
merupakan suatu bentuk perbuatan atau tingkah laku yang tak menyenangkan
berasal orang yang lebih tinggi pangkatnya buat pelanggaran serta kejahatan,
yang bermaksud buat memperbaiki kesalahan anak dan bukan untuk mendendam
(Ny. Roestiyah N.K)
Secara umum punishment dalam hukum merupakan salah satu bentuk hukuman
fisik ataupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang sudah dilakukan.
Punishment memerintahkan perihal apa yg tidak boleh dilakukan (Tirtaatmidjaja,
1990). penilaian ini sinkron menggunakan (Ali, 1996) yang mengatakan bahwa
punishment merupakan bentuk konsekuensi menjadi hasil yang tidak
menyenangkan berasal reaksi sosial tertentu yang sepenuhnya bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi terulangnya perilaku berikutnya. punishment dicirikan
menjadi demonstrasi memperkenalkan akibat yang mengerikan atau tidak
diinginkan karena memainkan praktik tertentu. Ini ialah teknik administrasi yang
semakin poly digunakan (ivancevich, 2006:224).
b. Macam-macam punishment
Pada bagian ini peneliti akan membahas tentang macam-macam punishment
(hukuman) yang diberikan. Berikut ini ada beberapa pendapat mengenai macam-
macam punishment adalah sebagai berikut:
1) Punishment (hukuman) preventif, yaitu disiplin yang dilakukan dengan tujuan
agar tidak ada atau jangan terjadi pelanggaran. hukuman ini direncanakan
untuk mencegah suatu pelanggaran terjadi dengan tujuan yang dapat
dibayangkan sebelum pelanggaran diajukan. Adapun tujuan hukuman
preventif, adalah untuk mencegah hal-hal yang dapat menghalangi atau
mengganggu kelancaran proses pendidikan.
2) Punishment (hukuman) represif, yaitu punishment yang dilakukan oleh karena
adanya pelanggaran, oleh adanya dosa yang telah diperbuat. Jadi, punishment
(hukuman) ini dilakukan setelah terjadi adanya bentuk pelanggaran atau
kesalahan.
3. Tinjauan tentang motivasi belajar
Motivasi berasal asal istilah latin, yaitu ”movere” yang artinya dorongan atau daya
penggerak. berdasarkan Fillmore H. Standford pada kitab Mangkunegara (2017:93)
berkata bahwa “motivation Alaihi Salam an energizing condition of the organism that
services to direct that organism toward the goal of a certain group” (motivasi menjadi
suatu syarat yg menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan eksklusif). menurut
Sardiman (2018:73), motif bisa dikatakan menjadi daya penggerak dari dalam dan di luar
subjek untuk melakukan kegiatan-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Uno (2016:23), “motivasi belajar adalah dorongan dari dalam dan luar diri
pesrta didik yang belajar mencari cara untuk melakukan perubahan perilaku”. Priansa
(2017: 111), menyatakan bahwa, “motivasi belajar adalah daya dorong utama umum pada
peserta didik yang merupakan tindakan pembelajaran, yang menjunjung siswa dari dalam
yang memberikan bimbingan latihan pembelajaran, sehingga tujuan yang dilakukan siswa
dapat tercapai. . Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi belajar merupakan
suatu dukungan yang datang dari diri sendiri atau dari luar siswa, yang menggerakkan
atau membimbing siswa untuk menyelesaikan latihan-latihan pembelajaran sehingga
tujuan yang dicapai siswa dapat tercapai.

C. KERANGKA PIKIR
Berdasarkan penelitian yang membahas tentang “ HubunganPemberian Reward dan
Punishment dengan Motivasi Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 9 Lembang” maka
adapun kerangka piker daro peneliti adalah sebagai berikut :

Reward/penghargaan Punishment/ hukuman


(x1) (x2)

Motivasi belajar
(y)

D. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. Adapun
hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian reward dan punishment
terhadap motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 9 Lembang.
Ha : ada terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian reward dan punishment
terhadap motivasi belajar peserta didik di SMP Negeri 9 Lembang

METEDOLOGI PENELITIAN

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif. Arikunto (2006:12) mengemukakan tentang penelitia kuantitatif ykni
pendekatan penelitian yang baanyak menggunakan angka-angka, mulai dari
mengumpulkan data, pnafsran terhadap data yang diperoleh serta prmaparan
hsilnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungann antara
pemberian reward daan punishment terhadap motivasi beajar peserta didik.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 9 Lembang yang berlokasikan di Desa Lombo Kec.
Lembang Kab. Pinrang Sulawesi Selatan. Adapun waktu peaksanaan penelitian ini
dimulai pada 29 januari- 1 maret 2022.
3. Populasi dan sampling
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:80), definisi populasi adalah sebagai berikut: "Populasi adalah
daerah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik
eksklusif yang ditetapkan oleh peneliti agar dipelajari dan lalu ditarik
kesimpulannya".Adapun populasi yang digunakan dalam penelitan ini yaitu pada kelas VIII
A dan VIII B di SMPN 9 Lembang dengan jumlah pesert didik yaitu sebagai berikut..
Tabel 1.1 jumlah peserta didik kelas VIII di SMPN 9 Lembang tahun 2021/2022

No Jenis kelamin
Kelas
. Laki-laki Perempuan Total

1 VIII A 12 18 30

2 VIII B 10 15 25
2. Sampling
Sampel adalah bagian dari populasi, sampel ialah pemilihan sejumlah individu
sehingga individu-individu tersebut menjadi perwakilan dari kelompok yang lebih
besar atau populasi. Sampel diambil melalui cara-cara eksklusif dengan memiliki ciri
eksklusif (Mahmud 2011:154). karena jumlah populasi yang dipergunakan pada
penelitian ini kurang dari 100 maka memakai teknik total sampling. Total sampling
adalah salah satu teknik pengambilan sampel yg mana jumlah populasi sama
menggunakan jumlah sampel (Suguyono 2007).
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dalam penelitian maka peneliti menggunakan teknik sebagai
berikut
1. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden agar dijawabnya,
angket dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos
atau internet.
Tabel 2.1 kisi-kisi angket reward, punishment dan motivasi belajar

Variabel
Indikator No. Item Instrumen
Penelitian
Penerimaan siswa terhadap reward 2,3,4,5,7
Reward
Persepsi siswa terhadap pemberian reward 1,2,3,4,5,6,7,15

Efek psikologis pemberian reward 3,4,5,6,7,15

Penerimaan siswa terhadap punishment 9,10,11,14


Punishment
Persepsi siswa terhadap punishment 8,9,10,11,12,13,14,15

Efek psikologis pemberian punishment 10,11,12,13,15


Minat dan Perhatian siswa terhadap
3,5,10
pelajaran
Semangat siswa untuk melakukan
3,4,
tugas- tugas belajarnya
Motivasi
Belajar Tanggung jawab siswa dalam
6,12,14
melaksanakan tugas-tugas belajarnya
Reaksi yang ditujukkan siswa terhadap 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,1
stimulus yang diberikan 2,
13,14,15
Rasa senang dan puas dalam
7,13
mengerjakan tugas yang diberikan

Berdasarka indikator di atas, dalam penelitian ini akan memakai skala likert. Skala likert adalah
skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
gerombolan orang tentang fenomena sosial, fenomena sosial ini bisa ditetapkan oleh peneliti
menjadi variabel penelitian (Sugiyono 2014).
Jawaban pada setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat
positif hingga sangat negatif, yaitu dapat berupa kata-istilah berikut

Tabel 2.1 skala likert


No Skala Skor
1 Selalu 4
2 Sering 3
3 Jarang sekali 2
4 Tidak pernah 1

2. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti serta pencatatan datanya secara sistematis dan dengan persiapan matang
(Anas Sudijono 2011). Penulis pada penelitian ini memakai observasi partisipan
sebagai observasi tahap awal yaitu, observasi partisipan adalah observasi yang
dilakukan pengamat serta pada pengamatan itu pengamat memasuki serta mengikuti
kegiatan kelompok yang sedang diamati, observasi partisipan dilaksanakan
sepenuhnya pengamat mengikuti dan mencicipi seperti apa keadaan, dengan
demikian ia bisa menghayati dan merasakan keadaan sama seperti apa orang-orang
dalam kelompok yang diamati. pada observasi ini penulis mengamati keadaan masuk
akal serta sebenarnya, objek berasal observasi ini ialah lingkungan sekolah, pengajar,
dan peserta didik.
5. Teknik Analisis Data
Sehabis data terkumpul langkah selanjutnya merupakan menganalisis data pada
penelitian ini dipergunakan teknik statistik parametik dengan memakai analisis regresi
liniear berganda. menurut Suharsimi Arikunto “regresi linear berganda adalah analisis
terhadap hubungan antara satu dependent variabel menggunakan dua atau lebih
independen variabel. Sebelum melakukan uji analisis regresi linear langkah awal adalah
menguji asumsi klasik agar mengetahui layak tidaknya data yg didapatkan untuk
dianalisis menggunakan metode regresi linear berganda.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji multikolinieritas
Di uji multikolinearitas data penelitian tidak mengalami multikolinearitas untuk
dapat diolah menggunakan analisis regresi linear berganda. berikut langkah-
langkah pengambilan keputusan:
1) Melihat nilai tolerance tidak terjadi multikolinearitas, Jika nilai tolerance lebih
besar 0,1, serta sebaliknya terjadi multikolinearitas, Jika nilai tolerance lebih
kecil atau sama dengan 0,1.
2) Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak terjadi multikolinearitas,
Bila nilai VIF lebih kecil 10,00, dan kebalikannya terjadi multikolinearitas,
Jika nilai tolerance lebih kecil atau sama dengan 10,00 ( Akila 2017;40)
Langkah pengujian memakai SPSS 23 sebagai berikut: Klik menu analyze - Pilih
submenu regresion - klik liniear - Box dependent : Variabel terikat (Y) - Box
independen: Variabel bebas (X) – klik method pilih enter - klik tombol statistik,
akan timbul linier regression statistik, non aktifkan estimates dan model fit,
aktifkan: covariance matrix dan collinieritas diagnostic – klik continu – klik ok
(Fadli 2018).
b. Uji heteroskedatisitas
Pada persamaan regresi beganda perlu diuji tentang sama atau tidak varian, Bila
residual mempunyai varian sama diklaim homoskedastisitas, serta Jika tidak sama
dianggap heteroskedatisitas. di uji heteroskedatisitas data penelitian tidak
mengalami heteroskedatisitas untuk dapat diolah menggunakan analisis regresi
linear berganda. ada atau tidaknya heteroskedatisitas bisa dipandang dengan ada
atau tidaknya pola tertentu di grafik scaterplot, Bila ada pola eksklusif maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas tetapi Bila tidak ada pola yg jelas
dan titik- titik berada di bawah nomor 0 di sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedatisitas.(Haslinda dan Jaamaluddin 2016)
Langkah pengujian menggunakan SPSS sebagai berikut: Klik menu analuze -
pilih submenu regresion, klik linear – box dependent : variabel terikat (Y) –
boxindependent: variabel bebas (X) – klik plots, muncul liniear regresion plot dan
isikan: variabel SRESID disumbu Y dan variabel ZPRED disumbu X – klik
continu – klik ok.
c. Uji normalitas
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas
data, berikut langkah pada pengujian normalitas data menggunakan SPSS 23
menjadi berikut:
1) masukkan data ke SPSS 23
2) Klik Analyze-descriptive statistics-descriptive
3) Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel
4) Klik options-kurtonis dan skwness-continue.
5) Klik OK akibat hasil uji normalitas akan ada.
2. Uji Regresi Berganda
Menurut sugiyono, regresi linier berganda ialah analisis yg digunakan peneliti Jika
peneliti bemaksud meneliti menggunakan memakai variabel independen yang diteliti
berjumlah minimal dua. Rumus regresi linear berganda artinya menjadi berikut :
Keteranga :
Y = Variabel terikat
X1, X2 = Variabel bebas
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
Pengujian analisis regresi linier berganda ini dilakukan menggunakan softare
SPSS, berikut langkah-langkahnya:
a. Klik analyze-regresion-linear
b. masukkan variabel Y ke kolom dependent, lalu X1 serta X2 ke kolom
independent
c. Klik tombol statistics, pilih esrimates, contoh fit, dan durbin-watson.
d. Klik continue
e. Klik tombol options, pilih use probability of F, lalu masukkan nilai taraf
agama pada kotak entry
f. klik continue-klik OK sebagai akibatnya output SPSS 23 viee akan tampil.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, Aditya Kresnawan. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Pornografi Pada Siswa Kelas
VIII di SMPN 5 Lembang. Diss. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, 2013.
Khoiriyah, Ari Noer. Pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar fiqih siswa mts
islamiyah ciputat. BS thesis. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Syahrul, Alfattory Rheza. "Reward, Punishment Terhadap Motivasi Belajar Siswa Ips Terpadu Kls Viii
Mtsn Punggasa." Jurnal Curricula 2.1 (2017): 1-9.
Sujiantari, Ni Kadek, I. Nyoman Sujana, and Anjuman Zukhri. "Pengaruh Reward dan Punishment
terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS (Studi Pada SMP Negeri 1 Singaraja
Kelas VIII Tahun Ajaran 2015/2016)." Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha 7.2 (2016).
Anjani, Fera Kiki. Hubungan Pemberian Reward dan Punishment Guru dengan Motivasi Belajar pada
Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Gugus 1 Kecamatan Kediri Tahun Ajaran 2018/2019. Diss.
Universitas Mataram, 2018.

Anda mungkin juga menyukai