Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reward dan punishment merupakan salah satu cara termudah untuk menegakkan
sikap disiplin di sekolah/madrasah.Reward dan punishment sekolah adalah rambu-rambu
kehidupan bagi semua warga sekolah dalam melaksanakan kehidupan dalam masyarakat
sekolah.Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan adalah bagaimana
meningkatkan mutu pendidikan, baik yang bersifat pengetahuan maupun sikap. Usaha
pertama yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pembinaan sikap yaitu melalui tata
tetib dan adanya reward dan punishment bagi semua warga sekolah.
Ada juga yang berpendapat bahwa cara terbaik mengatur dan mengarahkan anak atau
siswa adalah dengan model reward dan punishment. Bahkan, untuk meningkatkan
semangat belajar dan berkarya, salah satu cara yang sering dilakukan adalah model reward
dan punishmet. Model reward dan punishmet tidak hanya untuk anak atau siswa saja.
Tetapi untuk semua warga sekolah termasuk guru. Agar tujuan mutu pendidikan sekolah
tercapai dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian reward dan punishment?
2. Apa tujuan adanya reward dan punishment di sekolah/madrasah?
3. Bagaimana bentuk-bentuk reward dan punishment ?
4. Bagaimana macam-macam reward dan punishment?
5. Bagaimana kriteria pemberian reward dan punishment?
6. Bagaimana metode pemberian reward dan punishment?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian reward dan punishment.
2. Untuk mengetahui tujuan reward dan punshment di sekolah/madrasah.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk reward dan punishment.
4. Untuk mengetahui macam-macam reward dan punishment.
5. Untuk mengetahui kriteria pemberian reward dan punishment.
6. Untuk mengetahui metode pemberian reward dan punishment.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reward & Punishment


Salah satu teknik atau metode pendidikan adalah dengan pemberian penghargaan
dan hukuman. Penghargaan atau hadiah dalam pendidikan anak akan memberikan
motivasi untuk terus meningkatkan atau paling tidak mempertahankan prestasi yang telah
didapatnya, di lain pihak temannya yang melihat akan ikut termotivasi untuk
memperoleh hal yang sama.
Sedangkan hukuman atau sanksi sangat berperan penting dalam pendidikan anak
sebab pendidikan yang terlalu lunak akan membentuk anak kurang disiplin dan tidak
mempunyai keteguhan hati.1
Reward merupakan salah satu cara guru dalam mengapresiasi siswa atas
perbuatannya yang patut dipuji.Sedangkan menurut Nugraha, reward adalah ganjaran,
hadiah, penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat
usahanya untuk memperbaiki atau kinerja yang telah dicapai.
Menurut teori Thorndike dalam teori Behaviorisme, dijelaskan bahwa dalam belajar,
motivasi tidak begitu penting, karena perilaku peserta didik terutama ditentukan oleh
external rewards dan bukan instrinsic motivation. Artinya yang penting adanya respon
yang benar terhadap stimulus. Dalam hal ini guru sebagai kontrol, harus mengetahui
gambaran yang jelas dan tidak keliru terhadap perkembangan kemajuan peserta
didiknya.2
Sedangkan punishment adalah menghadirkan sebuah situasi yang tidak
menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku yang
berpengaruh dalam mengubah perilaku seseorang.3

B. Fungsi Reward dan Punishment

Menurut Handoko (2003: 55)4 dalam mengemukakan beberapa fungsi reward sebagai
berikut:

1Wisnu Aditya Kurniawan. Budaya Tertib Siswa Di Sekolah, ( Sukabumi: CV Jejak, 2018) hal. 34
2Aziz, Reward-Punishment Sebagai Motivasi Pendidikan (Perspektif Barat Dan Islam), Cendekia Vol. 14 No. 2, Juli -
Desember 2016, hal. 337.
3Moh Zaiful Rasyid, Aminol Rosid Adullah. Reward dan Punishment dalam Pendidikan,( Malang: Literasi Nusantara, 2018)

hal. 8

2
1. Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi.

2. Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih.

3. Bersifat Universal.

4. Memberikan insentif

5. Untuk lebih meningkatkan motivasi intrinsik dari motivasi ektrinsik

6. Dapat membangun suatu hubungan yang positif

Sedangkan fungsi punishment adalah sebagai berikut:


1. Membatasi perilaku. Bersifat mendidik
2. Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak
diharapkan.

3. Mengajar dan mendorong anak agar dapat menghentikan

sendiri tingkah laku yang salah

4. Untuk memperbaiki pelanggar

5. Memelihara peraturan yang berlaku

6. Memberikan pelajaran kepada pelanggar.5

C. Bentuk-Betuk Reward dan Punishment

 Bentuk-bentuk reward berupa:


1. Pujian
Pujian merupakan salah satu betuk reward yang paling mudah dilakukan. Pujian dapat
berupa kata-kata, seperti: bagus, baik, bagus sekali, dan sebagainya. Selain pujian berupa
kata-kata, pujian dapat juga berupa isyarat atau pertanda, misalnya dengan menunjukkan
ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu, dengan tepuk tangan, dan sebagainya.
2. Penghormatan
Reward berupa penghormatan ada dua macam, yang pertama berbentuk semacam
penobatan, yaitu yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan
teman. Penghormatan kedua berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu.

4 Kawulur, Tresia karli. “Pengaruh Reward and Punishment Terhadap Loyalitas Karyawan di PT. Columbia Perdana
Cabang Manado”, Vol. 6 No. 2 Tahun 2018, hal. 70
5 Yanuar, Jenis-Jenis Hukuman Edukatif Untuk Anak SD,(Yogyakarta: Diva Press, 2012), hal. 59

3
3. Hadiah
Hadiah yang dimaksud disini adalah reward yang berbentuk barang. Reward berupa
hadiah disebut juga reward material.
4. Tanda Penghargaan
Reward yang berupa tanda penghargaan disebut juga dengan reward simbolis. Tanda
penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut,
melainkan tanda penghargaan yang dinilai dari segi kesan atau nilai kegunaannya.
 Bentuk-bentuk punishment berupa:
1. Berdasarkan Alasan Diterapkan Hukumannya
Berdasarkan pada alasan di balik diterapkannya hukuman kepada anak, maka
hukum dibagi mejadi dua bentuk, yaitu:
a. Hukum Preventif
Hukum preventif adalah hukuman yang dilakukan dengan maksud agar tidak
atau jangan terjadi pelanggaran. Hukuman ini bertujuan untuk mencegah jangan
sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukan sebelum pelanggaran itu
dilakukan. Yang termasuk hukuman preventif adalah tata tertib, anjuran dan
perintah, larangan, paksaan dan disiplin.
b. Hukuman Represif
Sifat dari hukuman represif adalah menekan atau menghambat,
sehingga seorang yang sudah terlanjur melakukan suatu pelanggaran atau
kesalahan akan merasa jera.Yang termasuk hukuman represif
adalah pemberitahuan, teguran, peringatan, hukuman.
2. Berdasarkan Tingkat Perkembangan Anak
Membedakan hukuman menjadi tiga bentuk yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan yang menerima hukuman, yaitu:
a. Hukuman Asosiatif
Umumnya orang mengasosiasikan antara hukuman dan kejahatan
atau pelanggaran, antara penderitaan yang diakibatkan oleh hukuman
dengan perbuatan pelanggaran yang dilakukan. Untuk menyingkirkan
perasaan tidak enak akibat hukuman, biasanya orang atau anak menjauhi
perbuatan yang tidak baik atau yang dilarang. Hukuman asosiasif
dipergunakan bagi anak kecil.
b. Hukuman Logis
Hukuman logis diterapkan terhadap anak yang sudah besar,

4
dengan tujuan agar anak mengerti bahwa hukuman adalah akibat yang
logis dari pekerjaan atau perbuatan mereka yang tidak baik. Pemberian
hukuman harus seimbang dengan kesalahan yang siswa lakukan,
hukuman yang diterima siswa harus lah yang masuk akal sehingga tidak
menjadi beban anak.
c. Hukuman Normatif
Hukuman normatif adalah hukuman yang bermaksud
memperbaiki moral. Hukuman ini dilakukan terhadap
pelanggaran-pelanggaran mengenai norma-norma etika, seperti berdusta,
menipu, mencuri, dan sebagainya. Hukuman normatif sangat erat
hubungannya dengan pembentukkan watak anak-anak. Hukuman yang
diberikan atas kesalahan yang diperbuat siswa, guru berusaha
mempengaruhi kata hati anak, menginsafkan anak terhadap
perbuatannya yang salah, dan memperkuat kemauannya untuk selalu
berbuat baik dan menghindari kejahatan.
D. Macam-Macam Reward Dan Punishment
 Macam-macam Reward
1. Penguatan verbal
Biasa diungkapkan atau diutarakan dengan kata-kata pujian, penghargaan
(valuation), persetujuan, dan sebagainya, misalnya bagus; bagus sekali; betul; pintar;
ya; seratus buat kamu!
2. Penguatan non verbal
a. Penguatan gerakan isyarat, misalnya mengangguk atau menggelengkan kepala,
tersenyum, mengerutkan kening, mengancungkan jempol, raut muka sedih, raut
muka ceria, serta sorot mata yang memandang bersahabat (tajam).
b. Penguatan pendekatan: Guru melakukan pendekatan pada siswa untuk memberikan
perhatian dan kesukaannya terhadap mata pelajaran, perilaku, atau penampilan rapi
siswa. Misalnya, guru berdiri disamping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat
seorang siswa atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini
bermanfaat untuk menambah penguatan verbal.
c. Penguatan sentuhan (contact): Guru memberikan persetujuan atau memberikan
penghargaan bagi siswa atas usaha dan penampilan mereka dengan cara menepuk
bahu atau pundak siswa, menjabat tangan siswa, mengangkat tangan siswa atas
kemenangan dalam pertandingan. Penguatan sentuhan harus digunakan dengan

5
seksama agar sesuai dengan usia siswa, jenis kelamin siswa, dan latar belakang
kebudayaan setempat.
d. Penguatan dengan aktivitas menyenangkan: Guru memakai aktivitas atau tugas
yang disukai oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa
menunjukkan kemajuan pada mata pelajaran seni musik ditunjuk menjadi ketua
paduan suara di sekolahnya.
e. Penguatan berupa benda/simbol: Guru memakai penguatan ini dengan berbagai
simbol berupa benda, misalnya kartu bergambar, bintang plastik, lencana,
ataupun komentar tertulis di buku siswa. Hal tersebut jangan terlalu sering
dilakukan untuk menghindari kebiasaan dalam mengharapkan sesuatu sebagai
imbalan.
f. Jika siswa memberikan jawaban kurang tepat, guru seharusnya tidak langsung
menyalahkan siswa. Apabila terjadi seperti itu, alangkah lebih baik guru memakai
penguatan tak penuh (partial). Contoh, apabila siswa hanya bisa menjawab
sebagian yang benar, alangkah lebih baik guru menyatakan, “Oke, jawaban Anda
benar, tetapi harus disempurnakan”, maka siswa tersebut akan mengetahui bahwa
jawaban yang diberikan tidak seluruhnya salah, dan siswa tersebut terdorong
untuk menyempurnakan jawabannya lagi.
 Macam-Macam Punishment

Dilihat dari segi cara memberikan punishment, maka punishment terbagi menjadi
empat macam, yaitu:

a. Punishment dengan isyarat. Punishment semacam ini dijatuhkan kepada sesama


atau siswa dengan cara memberi isyarat melalui mimik dan juga pantomimik.
Misalnya dengan mata, raut muka, dan bahkan ganjaran anggota tubuh.
b. Punishment dengan perkataan. Punishment dengan perkataan dimaksudkan sebagai
punishment yang dijatuhkan kepada siswa dengan melaluiperkataan.
c. Punishment dengan perbuatan. Punishment ini diberikan kepada siswa dengan
memberikan tugas-tugas terhadap siswa yang bersalah. Misalnya dengan memberi
pekerjaan rumah yang jumlahnya tidak sedikit.

6
d. Punishment (hukuman) badan. Punishment (hukuman) badan adalah punishment
yang dijatuhkan dengan cara menyakiti badan siswa baik dengan alat atau tidak.
Misalnya memukul, mencubit, dan lain sebagainya.6

E. Kriteria Pemberian Reward dan Punishment


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan penghargaan
(reward) kepada anak menurut Arikunto dalam (Prima, 2016: 188), yaitu:
1). Penghargaan hendaknya disesuaikan keistimewaan prestasi.
2).Penghargaan harus diberikan langsung sesudah perilaku yang dikehendaki
dilaksanakan.
3).Penghargaan yang harus diterima anak hendaknya diberikan.
4). Penghargaan harus benar-benar berhubungan dengan prestasi.
5).Penghargaan harus bervariasi.
6). Penghargaan hendaknya mudah dicapai.
7). Jangan memberikan penghargaan sebelum siswa berbuat.
8). Pada waktu menyerahkan penghargaan hendaknya disertai penjelasan.
Saat memilih dan menentukan hukuman ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
1). Macam dan besar kecilnya pelanggaran.
2). Hukuman diberikan dengan melihat jenis kelamin: usia dan halus kasarnya
perangai dari pelaku pelanggaran;
3). Akibat-akibat yang mungkin timbul dalam hukuman (jangan sampai menimbulkan
akibat yang negatif pada diri anak)
4). Pilihlah bentuk-bentuk hukuman yang pedagogis.
5). Sedapat mugkin jangan menggunakan hukuman badan.
Saat ingin memberikan reward ada tiga peranan penting yang harus diperhatikan
untuk mendidik anak dalam berperilaku yaitu, reward sebaiknya mempunyai nilai
mendidik, reward berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi berbuat baik, dan reward
berfungsi untuk memperkuat perilaku yang lebih baik.

F. Metode Pemberian Punishment dan Reward di Sekolah


Metode pemberian punishment dan reward dapat dilakukan dengan beberapa

tahap, yaitu:

6Febianti, Yopi Nisa, “Peningkatan Motivasi Belajar dengan Pemberian Reward dan Panishment yang Positif”, Vol. 6, No.
2, Tahun 2018, hal. 97-98.

7
1) Adanya prosedur, sebelum pelajaran berlangsung guru sebaiknya membuat perjanjian
mengenai prosedur yang berlaku di dalam kelas. Hal ini harus disepakati oleh siswa
bersama dengan konsekuensinya;
2) Adanya metode pendekatan pribadi, guru sebaiknya melakukan pendekatan pribadi
dengan mendatangi tiap siswa untuk melihat dan membantu siswa jika mereka
mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihannya;
3) Adanya percobaan atau pengalaman langsung, guru sebaiknya mengajak siswa
mengalami langsung pembelajaran dengan melakukan banyak percobaan sehingga
siswa dapat mengerti dengan baik;
4) Adanya penghargaan (reward). Guru perlu mencoba memotivasi siswa dengan
diterapkannya stiker. Untuk mendapatkan penghargaan siswa harus memenuhi kriteria
yang sudah ditetapkan, misalnya siswa yang dapat menjawab pertanyaan dan
mengerjakan latihannya dengan baik akan mendapatkan satu stiker;
5) Adanya sanksi, bila siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah maka disiplin
dilakukan sesuai dengan perjanjian yaitu tiga kali mengerjakan pekerjaan rumah;
6) Guru perlu menyediakan waktu di luar jam sekolah untuk membantu siswa
mengerjakan tugas agar dapat lebih memahami materi pelajaran.7

7Elizabeth Prima, Metode Reward dan Punishment dalam Mendisiplinkan Siswa Kelas IV di Sekolah Lentera Harapan
Gunung Sitoli Nias, Vol. 1 no. 2 Juli 2016, hal. 188-193.

8
BAB III
KESIMPULAN

Reward dan punishment biasa digunakan sebagai cara atau teknik sesorang untuk
memberikan stimulus sehingga seseorang dapat melakukan respon. Stimulus itu bisa berupa
positif ataupun negatif. Jika stimulus yang diberikan positif maka seseorang akan
memberikan respon yang baik contohnya seorang guru yang memberikan reward atau hadiah
terhadap siswanya yang rajin dan mendapatkan nilai bagus sehingga siswa itu lebih giat
belajar dan memancing siswa lain untuk lebih giat belajar lagi. Berbeda dengan stimulus yang
diberikan negatif maka seseorang akan memberikan respon yang tidak baik contohnya
seorang guru memberikan punishment atau hukuman terhadap murid karena telah melanggar
peraturan. Reward dan punishment memilik bentuk dan macam-macam yang beragam, selain
itu dalam pemberian reward dan punishment harus melihat kriteria dan metode yang akan
diberikan agar memberikan efek yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aziz. 2016. Reward-Punishment Sebagai Motivasi Pendidikan (Perspektif Barat Dan


Islam). Cendekia Vol. 14 No. 2, Juli - Desember 2016.
Febianti, yopi Nisa. 2018. Peningkatan Motivasi Belajar degan Pemberian Reward
dan Panishment yang Positif. Jurnal Edunomic. Vol. 6, No.
2file:///C:/Users/UsEr____/Downloads/PENINGKATAN_MOTIVASI_BELAJAR_DENGA
N_PEMBERIAN_REWA.pdf
diakses pada tgl 02-12-2019.

Kawulur, Tresia Karli. 2018. Pengaruh Reward ad Punishment Terhadap Loyalitas


karyawan di Pt.Columbia Perdana Cabang Manado. Jurnal administrasi Bisnis. Vol. 6 No.2
file:///C:/Users/UsEr____/Downloads/269384-pengaruh-reward-and-punishment-terhadap-
f2c051a5.pdf diakses tgl 01-12-2019

Kurniawan, Wisnu Aditya. 2018. Budaya Tertib Siswa Di Sekolah. Sukabumi: Jejak.
Prima, Elizabeth. 2016. Metode Reward dan Punishment dalam Mendisiplinkan Siswa
Kelas IV di Sekolah Lentera Harapan Gunung Sitoli Nias, Vol. 1 no. 2 Juli 2016.

Rasyid, M. Zainul dan Aminol Rosid Adullah. Reward dan Punishment dalam
Pendidikan. Malang: Literasi Nusantara.

10

Anda mungkin juga menyukai