Anda di halaman 1dari 16

MINI RESEARCH

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

“PERSEPSI GURU TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN


DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN DI MADRASAH”

Disusun

Oleh :

 Nama : M. Rizki Anugerah R


 NIM : 0304172098
 Kelas : PBI-1
 Dosen Pengampu : Dr. Usiono, M.A

JURUSAN PEDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran dan pendewasaan peserta didik yang sistematis


melalui kurikulum yang diterapkan dalam satuan pendidikan yang berguna
menggali potensi peserta didik merupakan salah satu dari sekian makna
pendidikan, baik itu dalam bidang spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kecerdasan, dan keterampilan- keterampilan yang dibutuhkan dalam
kehidupan masyarakat bangsa dan Negara.

Dalam dunia pendidikan dikenal adanya hukuman dan ganjaran, hal


ini disebabkan hukuman juga merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Para ahli pendidikan pada umumnya kurang sepakat
bahwa hukuman itu perlu diadakan,digunakannya hukuman ketika terpaksa
dan terdesak tetapi hanya saja mereka berbeda dalam cara penerapannya.

Guru sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap proses


pembentukan perilaku peserta didik di sekolah berusaha untuk memenuhi
tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan. Segala potensi yang dimiliki
oleh pendidik diterapkan dengan memanfaatkan sarana dan alat pendidikan
baik alat material maupun nonmaterial, tindakan preventif, berupa larangan,
dan tindakan kuratif, berupa hukuman yang kesemuanya bertujuan untuk
memacu pembentukan mental peserta didik ke arah yang positif.
Pengendalian perilaku peserta didik, yang tidak sesuai dengan aturan
yang berlaku di lingkungan pendidikan, terkadang dilakukan dengan cara
memberikan hukuman yang dianggap tidak sesuai dengan kaidah dan tujuan
pendidikan. Hal inilah yang menjadi sasaran kritikan para aktivis
perlindungan anak atau orang tua yang beranggapan bahwa penerapan
hukuman itu tidak sesuai dan tidak seimbang dengan bentuk kesalahan yang
dilakukan oleh peserta didik.

Hukuman yang diberikan kepada peserta didik adalah hukuman yang


sepantasnya untuk peserta didik dan tidak terlalu berlebihan, agar hukuman
tersebut dapat menyadarkan dirinya. Seorang pendidik dalam memberikan
hukuman kepada peserta didik haruslah dilatarbelakangi kesalahan yang
sesuai yang telah dilakukan oleh peserta didik agar kedisiplinan tersebut
tetap terjaga dalam diri siswa dan fitrah peserta didik tetap terjaga. Islam
juga memerintahkan bersikap adil dalam menegakkan hukuman yang berupa
balasan dan ganjaran. Sehingga akan terwujud masyarakat yang adil dan
menjunjung tinggi nilai-nilai hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hukuman bagi Madrasah?
2. Apa saja macam hukuman yang digunakan di Madrasah ?
3. Bagaimana dampak dari penerapan hukuman siswa yang diterapkan
di Madrasah ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa saja jenis hukuman yang digunakan di Madrasah
2. Mengetahui dampak dari penerapan hukuman siswa yang diterapkan di
Madrasah
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Hukuman

Hukuman menurut Kamus besar bahasa Indonesia adalah siksa


dikenakan kepada orang yang melanggar undang-undang.1 Secara etimologi,
hukuman berarti siksa dan sebagainya, yang dikenakan kepada yang
melanggar peraturan. Dari sisi ini, hukuman pada dasarnya merupakan
perlakuan yang tidak menyenangkan yang ditimpakan kepada seseorang
sebagai konsekuensi dari suatu kesalahan atau perbuatan yang tidak baik
yang telah dilakukannya. Hukuman dalam pendidikan disebut juga sebagai
metode pendidikan atau alat pendidikan.2 Sedangkan hukuman menurut
Ghozali adalah suatu perbuatan dimana seseorang sadar dan sengaja
menjatuhkan nestapa pada orang lain dengan tujuan memperbaiki atau
melindungi dirinya sendiri dari kelemahan jasmani dan rohani sehingga
terhindar dari segala macam pelanggaran.

Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud hukuman adalah


perbuatan yang ditimbulkan oleh pendidik dengan menjatuhkan sanksi yang
bertujuan untuk memperbaiki kelakuan dan budi pekerti anak didiknya agar
menjadi orang muslim bertaqwa.

Dalam Pendidikan Islam yang dimaksud dengan hukuman adalah


sebagai tuntunan dalam perbaikan, bukan sebagai hardikan atau balas
dendam. Oleh itu juru didik Islam harus mempelajari terlebih dahulu tab‟iat
anak dan sifatnya sebelum diberi hukuman, bahkan mengajak supaya si anak

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa:Edisi Ke Empat.
Jakarta: Gramedia 2008, h. 511.
2
Abdur Rahman Saleh Abdullah . Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur‟an: Jakarta, Rineka
Cipta, 1990, h. 223
tersebut turut serta dalam memperbaiki kesalahan yang dilakukannya.
Dengan demikian dilupakanlah kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-
kekeliruan setelah ia turut memperbaiki.

Hukuman adalah salah satu alat pendidikan yang diperlukan dalam


pendidikan. Hukuman diberikan sebagai akibat dari pelanggaran, kejahatan,
atau kesalahan yang dilakukan anak didik. Tidak seperti akibat yang
ditimbulkan oleh ganjaran, hukuman mengakibatkan penderitaan atau
kedukaan bagi anak didik yang menerimanya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa


hukuman dalam pendidikan Islam adalah salah satu cara atau tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau pendidik kepada seseorang yang
menimbulkan dampak yang tidak baik (penderitaan atau perasaan tidak
enak) terhadap anak didiknya berupa hukuman atau sanksi yang ditimbulkan
oleh tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan agar
anak didik menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya agar tidak
mengulanginya lagi dan menjadikan anak itu baik sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.

Dasar Pemberian Hukuman dalam Pendidikan Al-Qur’an dan Sunnah


merupakan panduan setiap muslim dalam menjalankan kehidupannya
termasuk melaksanakan profesi seperti guru. Setiap pendidik muslim harus
mendasarkan segala kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran
kepada ajaran Islam, termasuk pelaksanaan hukuman. Ayat Allah yang
menunjukkan tentang hukuman terdapat pada QS An-Nisa’/4: 34

Terjemahnya: …Wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka


nasehatilah mereka dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka dan
pukullah mereka, kemudian jika mereka mentaatimu maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.
Demikian pula terhadap mendidik anak apabila melakukan
pelanggaran baik menyangkut norma agama maupun masyarakat. Usaha
pertama yang dilakukan adalah dengan lemah lembut dan menyentuh
perasaan peserta didik. Jika dengan usaha itu belum berhasil maka pendidik
boleh menggunakan hukuman pengabaian dengan mengabaikan atau
mengacuhkan peserta didik. Jika hukuman psikologis itu belum juga berhasil
maka pendidik boleh menggunakan pukulan, tentunya pukulan yang tidak
menyiksa atau bahkan merusak fisik peserta didik.

Sebagai alat pendidikan, hukuman merupakan alat pendidikan


represif dan korektif. Sebagai alat pendidikan represif, hukuman dilakukan
bila terjadi suatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan peraturan.
Sedangkan sebagai alat pendidikan korektif, hukuman bertujuan untuk
menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar atau yang sesuai
dengan peraturan.

Pelaksanaan hukuman dalam proses pendidikan menyangkut dua


aspek yaitu, hukuman dilakukan dengan maksud agar tidak terjadi atau
mencegah pelanggaran. Hal ini berarti hukuman berorientasi pada masa yang
akan datang atau dikenal dengan istilah preventif. Sedangkan aspek yang
kedua adalah hukuman dilakukan sebagai konsekuensi atas pelanggaran
yang dilakukan. Hal ini berarti hukuman berorientasi pada masa lampau atau
dikenal dengan istilah kuratif.

B. Jenis Hukuman
1. Hukuman Preventif, yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud agar
tidak terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk mencegah
jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu dilakukannya
sebelum pelanggaran dilakukan. Sedangkan menurut Yanuar A
hukuman-hukuman yang bersifat mencegah. Alasan utama diterapkannya
hukuman preventif adalah untuk mencegah anak agar tidak melakukan
suatu kesalahan atau kebandelan, sehingga proses pendidikan dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Dan hukuman preventif adalah: Tata
tertib, anjuran dan perintah, larangan, paksaan dan disiplin.
2. Hukuman Represif, adalah hukuman yang dilakukan karena adanya
pelanggaran atau kesalahan. Adapun yang termasuk hukuman represif
adalah sebagai berikut:
 Pemberitahuan
 Teguran
 Peringatan
 Hukuman
3. Berdasarkan Tingkat Perkembangan Anak
William Stren membedakan hukuman menjadi tiga bentuk yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak yang menerima
hukuman, yaitu hukuman asosiatif, hukuman logis, dan hukuman
normatif.
C. Dampak Hukuman

Didalam buku yang lain Syaikh Jamil Zainu berpendapat bahwa dampak
negatif dari hukuman fisik diantaranya adalah:
 Mengacaukan dan menghambat jalannya jalannya pelajaran bagi murid
keseluruhan.
 Guru dan murid akan terpengaruh ketika diberlakukannya hukuman dan hal
itu akan membekas pada keduanya secara bersamaan.
 Hilangnya rasa saling memuliakan dan menghormati antar murid dan guru.

Hukuman fisik ini bisa digunakan dalam keadaan yang sangat darurat
seperti menghukum sebagian murid yang melakukan penyimbangan karena tidak
ada lagi hukuman yang bisa membuatnya jera kecuali dengan hukuman fisik
atau untuk menjaga wibawa (kehornatan) dan tata tertib sekolah setelah para
guru memberikan nasihat dan arahan kepada seluruh murid tetapi mereka tidak
jerah juga. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah pepatah orang arab
“Obat yang paling akhir adalah dibakar besi”. Didalam bukunya Muhammad
Nabil Kazhim menjelaskan bahaya-bahaya atau dampak yang ditimbulkannya
dari hukuman fisik, yaitu: membahayakan fisik, kejiwaan, akal kehidupan sosial,
akhlaq, dakwah, ekonomi, kehidupan berbangsa, dan kemanusiaan. Pendapat
yang terakhir tentang dampak negatif hukuman adalah menurut Muhammad bin
„Abdullah Sahim yaitu:

 Mewariskan pada diri anak kebodohan dan kedunguan.

 Anak akan merasa rendah diri dan mudah dipermainkan dan diarahkan oleh
anak yang lebih kecil.
 Suka membangkang sebagai bentuk perlawanan terhadap pendidikannya.
Pada dasarnya hukuman diberikan kepada anak didik adalah bertujuan untuk
menyadarkan anak didik akan kesalahan yang dia lakukan bukan karena
tujuan balas dendam, tetapi hukuman tidak dibenarkan instrument pertama
yang diharuskan dijatuhkan kepada anak didik, harus terlebih dahulu
menggunakan instrument lain, misalnya menasihatinya terlebih dahulu,
menegurnya dan lain- lain. Maka apabila hukuman langsung yang dijatuhkan
maka hukuman atau sangsi-sangsi fisik tersebut akan memberikan dampak
bahaya bagi anak didik dan orang lain.

Dampak Positif
Dampak positif merupakan dampak dari menerapan hukuman yang
diberikan tanpa diberikan dengan sewenag-wenang dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang telah ditentukan dengan demikian akan mengarahkan kepada
arah perbaikan untuk mematuhi peraturan atau undang-undang yang telah
ditetapkan. Dan adapun dampak positif diterapkannya hukuman menurut Armai
Arief adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan murid.
2. Murid tidak lagi melakukan kesalahan yang sama.
3. Merasakan akibat perbuatannya sehingga ia akan menghormati dirinya.
Hukuman akan bersifat positif apabila dalam pelaksanaannya berlangsung
bijaksana dengan tujuan sebagai berikut:

 Untuk memperbaiki individu yang bersangkutan agar menyadari kesalahannya


dan tidak akan mengulanginya lagi.
 Melindungi pelakunya agar dia tidak melanjutkan pola tingkah laku yang
menyinggung.
 Melindungi masyarakat luar dari perbuatan-perbuatan salah seperti nakal, jahat,
asusila, kriminal dan abnormal yang dilakukan oleh anak ataupun orang
dewasa.3

3
Ibid.
BAB III
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak Madrasah Islamiyah Cileduk dan
pendidik dalam video pada tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?
v=v6AlbJJClhI.

B.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di dalam video.
C.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, yaitu


untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk dijadikan fokus penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi video tersebut peneliti dapat mengambil
beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Hukuman adalah sanksi yang diberikan kepada siswa-siwi yang
melakukan kesalahan.
2. Hukuman merupakan suatu tindakan atau jalan keluar yang diambil oleh guru
untuk menyadarkan siswa-siswi yang melakukan kesalahan.

3. Hukuman adalah efek jera yang diberikan kepada siswa-siswi untuk menyadari
kesalahan yang dilakukannya.
4. Dari hasil video tersebut semua menyatakan setuju hukuman hukuman diberikan
kepada siswa-siswi yang melakukan kesalahan.
5. Dari video tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guru agama dan guru non-
agama memiliki persamaan dalam memberikan pendapat tentang hukuman
dalam pendidikan islam.

Berdasarkan hasil observasi video yang dilampirkan, maka peneliti dapat


menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk hukuman yang banyak diterapkan itu adalah
berupa fisik yaitu membersihkan sampah di luar kelas dan di dalam kelas, dan
hukuman yang kedua yaitu berupa non fisik seperti di beri nasihat dan setelah itu
menghafal Al-Qur‟an, dan tugas-tugas yang lainnya yang membuat siswa jera untuk
tidak melakukan kesalahannya lagi.
Dampak yang Terjadi Setelah Diterapkan Hukuman
Setelah hukuman diterapkan maka secara otomatis akan memberikan
dampak atau hal terjadi yang dapat dilihat setelah diberikan hukuman tersebut.
Dampak setelah diberikan hukuman memiliki dua dampak yaitu dampak positif
dan dampak negatif. Dampak negative merupakan dampak yang tidak baik,
maksudnya adalah peserta didik masih tetap melakukan akan kesalahan tersebut
atau dampak yang tidak memberikan manfaat bagi yang dihukum dan bagi yang
lainnya. Sedangkan dampak positif adalah dampak yang baik yaitu dampak yang
terjadi setelah hukuman diberikan kepada siswa ia tidak mengulangi lagi akan
kesalahannya dan memberikan manfaat bagi dirinya dan juga bagi orang lain.
Harapan dalam memberikan hukuman kepada siswa adalah memberikan dampak
positif yaitu sadar akan kesalahan yang ia lakukan dan tidak akan pernah lagi
melakukan kesalahannya. Namun jikalau siswa tersebut masih tetap melakukan
kesalahannya maka harus bagaimana tindak lanjut yang harus dilakukan.

Berdasarkan video, dapat diambil beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:


a. Dampak hukuman yang diberikan dapat memberikan efek jera bagi siswa.

b. Dampaknya adalah siswa yang melakukan kesalahan tidak mengulangi lagi


kesalahan tersebut.
c. Siswa sadar akan kesalahan yang dia lakukan dan merasa malu atas
kesalahan itu.
d. Siswa yang melakukan kesalahan mengerti akan kesalahan yang dilakukan
dan tidak mengulangi lagi.
e. Siswa yang melakukan kesalahan masih melakukan kesalaham tapi
pelanggaran yang dilakukan adalah pelanggaran ringan.
f. Tindak lanjut siswa yang apabila telah diberikan hukuman beberapa kali
diserahkan kepihak Kepala Madrasah setelah itu undang Orang Tua atau
surat panggilan Orang Tua. Selain itu guru tetap memberikan arahan dan
nasihat agar siswa yang salah sadar akan kesalahannya, absen maka panggil
orang tua untuk membawa pulang anaknya dan diberi nasihat oleh orang
tuanya, setelah itu siswa tersebut tidak lagi absen dalam mengikuti
pembelajaran.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut:
1. Temuan yang dapat dikemukakan oleh peneliti ternyata hukuman dalam
pendidikan Islam menurut persepsi guru di Madrasah Islamiyah Cileduk yang ada
divideo terlampir merupakan sanksi, efek jera, jalan keluar yang diambil oleh
guru karena keterpaksaan yang harus diberikan kepada siswa yang telah
melakukan kesalahan atau melanggar aturan Madrasah. Kemudian guru
mengatakan setuju hukuman diberikan kepada siswa selama itu tidak didasari
dengan kekerasan terhadap siswa. Dengan demikian akan memberikan perbaikan
perilaku siswa dan akan taat peraturan Madrasah dan inilah tujuan utama
hukuman diberikan.
2. Macam-macam hukuman yang diterapkan di Madrasah Islamiya Cileduk adalah
terdiri atas hukuman fisik dan nonfisik. Hukuman yang berbentuk fisik adalah
membersihkan halaman Madrasah, membersihkan kamar mandi, mangutip
sampah, membersihkan wc, memompa, berdiri di depan kelas, menghormat
bendera. Adapun hukuman yang berbentuk non fisik adalah hukuman yang
diberikan identik kepada rohani siswa dan diantaranya yang diterapkan adalah:
melalui teguran, melalui peringatan, melalui sindiran, nasihat dan motivasi,
menghafal pelajaran, menulis di papan tulis, dan ini efek akan kesalahannya.
3. Dampak setelah hukuman diberikan kepada siswa-siswi ada dua dampak yaitu
dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak negatifnya adalah siswa-
siswi yang melakukan kesalahan masih tetap melakukan kesalahan namun tidak
semua siswa-siswi yang diberikan hukuman mengulangi kesalahannya. Dampak
positifnya adalah setelah hukuman diberikan kepada siswa-siswi menyadari
kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.

B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu
peneliti sampaikan, diantaranya ialah:
1. Kepada Kepala Madrasah agar lebih memperhatikan guru dalam memberikan
hukuman kepada siswa-siswi, manakala ada guru yang memberikan hukuman
dengan kekerasan maka harus dihindari. Sebab apabila memberikan hukuman
dengan kekerasan terhadap siswa maka akan menimbulkan gangguan psikisnya.
2. Kemudian bagi guru yang mengajar sekaligus mendidik, agar kiranya selalu
menambah wawasan tentang metode memberi hukuman kepada siswa, supaya bisa
memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
Sebab apabila guru telah bisa menerapkan hukuman sesuai dengan kesalahan siswa,
maka akan mewujudkan siswa- siswi yang memiliki kedisiplinan yang baik dan bisa
manghargai peraturan hukuman yang diberikan oleh guru.
3. Kepada siswa yang mendapatkan hukuman dikarenakan kesalahan yang dilakukan,
agar kiranya bisa menjadikan hukuman itu sebagai kesadaran dan motivasi dan tidak
menjadikan hukuman itu sebagai bukti ketidak sayangan guru terhadap siswa itu
sendiri, manakala hukuman itu dijadikan sebagai kesadaran dan motivasi maka akan
menghasilkan pribadi yang bisa menghargai hukuman dan mewujudkan kedisiplinan
bagi diri siswa.
4. Kepada peneliti bahwa peneliti menyadari banyak keterbatasan dalam penelitian ini,
baik ditinjau dari penentuan focus penelitian, waktu pengumpulan data, dan masih
kurangnya pengetahuan dalam membuat konstruksi penellitian, maka diharapkan
adanya penelitian selanjutnya yang lebih mengembangkan dan memperdalam kajian
dalam penelitian lain.
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Abdur Rahman, S. A. (1990). Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an. Jakarta:


Rineka Cipta.

Hardiansyah, B. (2017). Persepsi Guru Tentang Hukuman dalam Pendidikan Islam dan
Penerapannya dalam Pembelajaran di MAS Jam'iyatul Washliyah 22.
Tembung: UINSU.

Nasional, D. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta:


Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai