Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT HUKUMAN DAN GANJARAN

DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Meyniar Albina, MA

Disusun Oleh:

Kelompok 10, PGMI 6 / Semester VI

Nurazmi Br Siregar : 0306203119


Fadhila Uswah : 0306203181
Miftahul Husna : 0306203184

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 1
A. Pengertian Hukuman dan Ganjaran ..................................................................................... 1
B. Dasar dan Tujuan Ganjaran dan Hukuman .......................................................................... 4
C. Prinsip dan Syarat Syarat Mengaplikasikan Hukuman dan Ganjaran ................................. 5
D. Bentuk Bentuk Hukuman dan Ganjaran dalam Pendidikan Islam ....................................... 6
E. Urgensi Hukuman dan Ganjaran dalam Pendidikan Islam .................................................. 8
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11

i
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukuman dan Ganjaran


1. Pengertian Hukuman

Secara etimologi hukuman berarti siksa dan sebagainya, yang dikenakan kepada orang
yang melanggar undang-undang dan sebagainya. Dari sisi ini, hukuman pada dasarnya perbuatan
tidak menyenangkan yang ditimpakan kepada seseorang sebagai konsekuensi logis dari suatu
kesalahan atau perbuatan tidak baik (amal al-syai’ah) yang telah dilakukannya. Elizabeth B.
Hurlock mendefinisikan hukuman ialah “punishment means to inpose a penalty on a person for a
fault offense of violation retaliation”. Hukuman ialah menjatuhkan suatu siksa pada seseorang
Karena suatu pelanggaran atau kesalahan sebagai ganjaran atau balasannya. 1

Hukuman adalah salah satu alat pendidikan yang sifatnya kongkrit yang sudah populer di
kalangan masyarakat. Namun dalam hal ini perlu diberi definisi dan batasan mengenai hukuman
yang dimaksudkan dalam dunia pendidikan. Artian lain dari hukuman adalah tindakan pendidikan
yang sengaja dan secara sadar di berikan kepada anak didik yang melakukan suatu kesalahan, agar
anak didik tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji dalam hatinya untuk tidak
mengulanginya.2

Hukuman merupakan sesuatu yang disyariatkan dan merupakan salah satu sarana dalam
pendidikan dan sesekali bisa menjadi hal yang diperlukan oleh pendidik. Disini guru harus sangat
berhati-hati, jangan sampai siswa yang diberikan hukuman merasa disiksa. Alat pendidikan yang
berupa hukuman ini merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai imbalan dari perbuatan
yang tidak baik, akan tetapi perlu diingat bahwa dalam pemberian hukuman tersebut, seorang guru
harus memiliki motivasi agar hukuman yang diberikan kepada peserta didik bisa menjadi motif
yang baik bagi peserta didik tersebut.3

Namun yang perlu diingat, bahwa hukuman harus bersifat edukasi (mendidik), dan
memberitahu kesalahannya serta menyadarkan dan melatih anak-anak untuk tunduk serta patuh

1
Meyniar Albina, Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Dasar Islam (Medan: CV. Harfa
Creative, 2023), hal 132.
2
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis (Bandung: Rosdakarya, 2011), hal 185.
3
Syarifah HR DG Tujuh, “Pentingnya Ganjaran Dan Hukuman Terhadap Perilaku Kemandirian Siswa
Dalam Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (2019): 17.

1
pada peraturan yang telah ditetapkan. Hukuman diberikan dengan maksud memperbaiki dan
mendidik ke arah yang baik. Hukuman yang harus bersifat edukatif adalah pemberian rasa nestapa
pada diri anak didik akibat dari kelalaian perbuatan atau tingkah laku yang tak sesuai dengan tata
nilai yang diberlakukan dalam lingkungan hidupnya misalnya di sekolah, di dalam masyarakat
sekitar, didalam organisasi sampai meluas kepada organisasi kenegaraan atau pemerintahan. 4

Meskipun eksistensi hukuman terdapat dalam pendidikan, namun dalam hal ini harus ada
tahap-tahap yang harus dilalui dan diperhatikan bagi seorang pendidik sebelum hukuman itu
diterapkan. Tahapan yang dimaksud adalah pemberian nasehat, bimbingan, larangan, teguran,
peringatan dan ancaman. Hal ini berarti bahwa hukuman bukanlah suatu hal yang pertama
dibayangkan oleh seorang pendidik. Pemberian hukuman sebagai alternatif terakhir merupakan
cara sederhana untuk mencegah berbagai pelanggaran terhadap aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Hukuman merupakan alat pendidikan represif, disebut juga alat pendidikan korektif,
yaitu bertujuan untuk menyadarkan anak kembali pada hal-hal yang benar atau yang tertib. 5

Dari penjelasan tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa hukuman adalah tindakan
yang sengaja dan secara sadar diberikan kepada anak didik yang melaukan suatu kesalahan, agar
anak didik tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji dalam hatinya untuk tidak
mengulanginya.

2. Pengertian Ganjaran

Ganjaran atau hadiah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan upah, pahala, balasan
dan pemberian penghargaan. Maka dalam hal ini ganjaran dalam pendidikan adalah memberikan
hadiah atau penghargaan kepada peserta didik terhadap prestasi-prestasi yang telah dicapainya.
Oleh karena itu ganjaran merupakan alat pendidikan representative yang bersifat menyenangkan
dan membangkitkan atau mendorong peserta didik untuk berbuat sesuatu yang lebih berbaik dan
bermanfaat terutama bagi anak yang malas dan memiliki prestasi yang kurang baik.6

4 Arifin, Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara,

2003), hal 158.


5
Maryam, “Hukuman Kepada Peserta Didik Dalam Pembelajaran,” Jurnal Azkiya 2, no. 1 (2019): 49.
6
Tujuh, “Pentingnya Ganjaran Dan Hukuman Terhadap Perilaku Kemandirian Siswa Dalam Pendidikan
Agama Islam.”

2
Ganjaran itu sebagai alat untuk mendidik agar yang dididik merasa senang karena
perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Selanjutnya pendidik, bermaksud agar
dengan ganjaran, anak menjadi lebih giat lagi untuk memperbaiki prestasi yang telah
didapatkannya. Dengan kata lain, anak menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau
berbuat yang lebih baik lagi. Dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa “ganjaran”
adalah hadiah sebagai pembalas jasa. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa ganjaran dalam
bahasa Indonesia bisa dipakai untuk balasan yang baik maupun balasan yang buruk. 7

Ganjaran itu sebagai alat untuk mendidik agar yang dididik merasa senang karena
perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Selanjutnya pendidik, bermaksud agar
dengan ganjaran, anak menjadi lebih giat lagi untuk memperbaiki prestasi yang telah
didapatkannya. Dengan kata lain, anak menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau
berbuat yang lebih baik lagi.

Dalam pembahasan yang lebih luas, pengertian istilah ganjaran dapat dilihat sebagai
berikut:

1. Ganjaran adalah alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan
bisa menjadi pendorong, atau motivasi belajar bagi murid.
2. Ganjaran adalah hadiah terhadap perilaku baik dari anak didik dalam proses
pendidikan.

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa ganjaran ialah suatu pemberian
yang diberikan anak didik karena anak telah melakukan kebaikan dan juga merupakan pembinaan
yang dipandang sebagai proses sosial dapat melahirkan anak yang berwatak sosial, yang dapat
meraih watak kemanusiaannya yang memiliki bekal nilai nilai dan yang mematuhi perintah serta
larangan moral dan sosial yang merupakan syarat bagi tercapainya kehidupan anak yang baik dan
stabil.8

7
Hamdan Hasibuan, “Konsep Ganjaran (Tsawab) Sebagai Alat Pendidikan Menurut Al-Quran,” Darul
’Ilmi 8, no. 1 (2020): 65.
8 Albina, Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam.

3
B. Dasar Tujuan Ganjaran dan Hukuman

Hukuman merupakan salah satu media dari beberapa media pendidikan. Pendidikan tidak
mungkin terpenuhi dengan penerapan satu metode saja, hal itu dikarenakan dinamika tabi’at
manusia berbeda tingkatan dalam merespon pengaruh beberapa media pendidikan. Sebagian ada
yang merespon dengan satu nasihat saja, atau dengan sekali motivasi atau satu kali ancaman.
Sebagian ada yang merespon dengan berkali-kali nasihat, motivasi dan ancaman. Oleh karena itu,
pemberian hukuman harus sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan peserta didik.
Hukuman yang diterapkan dalam proses pembelajaran harus mengandung unsur-unsur nilai yang
positif yang akan diterapkan.

Tujuan hukuman dalam pendidikan Islam yakni untuk perbaikan kesalahan yang telah
dilakukan anak-anak, bukan menjadikan sebuah ajang balas dendam dan pendidikan disini terlebih
menganjurkan kepada para pendidik untuk mengenal akan perangai, tabi’at dan akhlak anak
didiknya sebelum menjatuhkan hukuman. Sedangkan tujuan pokok hukuman dalam pendidikan
Islam ialah pencegahan, pengajaran, melindungi dan pendidikan, arti pencegahan ialah menahan
si pembuat kesalahan supaya tidak ikut-ikutan berbuat kesalahan kembali dan menjadikan
pelajaran untuk peserta didik lainnya. 9

Istilah ganjaran dan hukuman sudah lama dikenal manusia, karena hal itu pada awalnya
bukanlah ciptaan manusia, dan memang sudah ada sejak manusia pertama Adam lahir ke dunia
yang fana ini. Hanya dengan adanya pergantian zaman dan peralihan dari satu generasi kegenerasi
lain, ditambah dengan kegiatan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam, maka bentuk dari
ganjaran dan hukuman berbeda. Istilah yang digunakan sama hanya penerapannya yang berbeda,
namun demikian Islam telah memberikan dan menunjukan batasan dan pengertian yang jelas dan
umum antara ganjaran dan hukuman tersebut, melalui berbagai dalil dan bukti. Adapun tujuan
hukuman dalam pendidikan adalah:

1. Untuk memperbaiki individu yang bersangkutan agar menyadari kekeliruannya,


dan tidak akan berulang lagi.

9 Muhammad Fauzi, “Pemberian Hukuman Dalam Persepektif Pendidikan Islam,” Al-Ibrah 1, no. 1 (2016),
hal 36.

4
2. Melindungi pelakunya agar dia tidak melanjutkan pola tingkah laku yang
menyimpang, buruk dan tercela.
3. Sekaligus juga melindungi masyarakat luar dari perbuatan dan salah (nakal, jahat,
asusila, kriminal, abnormal dan lain - lain) yang dilakukan oleh anak - anak atau
orang dewasa.10

Ada tiga tujuan penting dari ganjaran yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku
yang diharapkan:

1. Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi.


2. Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih.
3. Bersifat Universal.11

C. Prinsip dan Syarat Syarat Mengaplikasikan Hukuman dan Ganjaran

Dalam memberikan atau pengaplikasian suatu hukuman, para pendidik hendaknya


berpedoman kepada suatu prinsip "Punitur, Quia Peccatum est" artinya dihukum karena telah
bersalah, dan "Punitur, ne Peccatum" artinya dihukum agar tidak lagi berbuat kesalahan. Jika kita
mengikuti dua macam prinsip tersebut, maka akan kita dapatkan dua macam titik pandang,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Amin Danien Indrakusuma, yaitu:

1. Titik pandang yang berpendirian bahwa hukuman itu ialah sebagai akibat dari
pelanggaran atau kesalahan yang diperbuat. Dengan demikian, pandangan ini
mempunyai sudut tinjauan ke belakang, tinjauan kepada masa yang lampau, yaitu
pandangan "Punitur, Quia Peccatum est"
2. Titik pandang yang berpendirian bahwa hukuman itu adalah sebagai titik tolak
untuk mengadakan perbaikan. Jadi, pandangan ini mempunyai sudut tinjau ke muka
atau ke masa yang akan datang, yaitu pandangan "Punitur, ne Peccatur".

Syarat-syarat dalam pemberian hukuman:

1. Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih dan sayang.
2. Harus didasarkan kepada alasan “keharusan”.

10
Albina, Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam.
11
Fauzi, “Pemberian Hukuman Dalam Persepektif Pendidikan Islam.”

5
3. Harus menimbulkan kesan dihati anak.
4. Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan kepada anak didik.
5. Diikuti dengan pemeberian maaf dan harapan derta kepercayaan. 12

Syarat-syarat pemberian ganjaran:

1. Penghargaan wajib diberikan secara adil, tanpa membedakan anak didik, asal padanya ada
kerajinan, kesungguhan dan ketekunan berusaha. Ketidakadilan dalam memberikan
penghargaan dapat menimbulkan perpecahan dalam lingkungan pendidikan.
2. Penghargaan wajib diberikan sesuai dengan sifat dan watak anak didik. Anak didik yang
memerlukannya, diberinya lebih daripada yang lain.
3. Penghargaan wajib diberikan dengan bijaksana. Kadang-kadang ada anak yang dengan
perbuatan kurang sportif bernafsu besar mendapatkan penghargaan. Pada anak semacam
itu sebaiknya tak diberikan penghargaan, biarpun prestasinya baik. Apabila penghargaan
menimbulkan sifat sombong, maka pemberian penghargaan wajib dihentikan.13

D. Bentuk Bentuk Hukuman dan Ganjaran dalam Pendidikan Islam

Berdasarkan informasi al-Qur’an tersebut, maka dalam konteks pendidikan Islam, bentuk
ganjaran itu juga dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam, yaitu:

1. Ganjaran fisik, yaitu perlakuan menyenangkan yang diterima seseorang dalam bentuk fisik
atau material sebagai konsekuensi logis dari perbuatan baik (amal al-shalih) atau prestasi
terbaik yang berhasil ditampilkan atau diraihnya. Dalam tataran operasional, bentuk-
bentuk ganjaran yang bersifat fisik itu bisa diberikan para pendidik dalam bentuk
pemberian hadiah, cenderamata, atau penghargaan baik berupa piala, buku atau kitab, dana
tabugan, dana beasiswa, piagam, penghargaan.
2. Ganjaran non fisik, yaitu perlakuan menyenangkan yang diterima seseorang dalam bentuk
non fisik sebagai kosekuensi logis. dari perbuatan baik (amal al-shalih) atau prestasi terbaik
yang berhasil ditampilkan atau diraihnya. Dalam tataran operasional, bentuk-bentuk
ganjaran yang bersifat non fisik dapat dibrikan dalam bentuk pujian atau sentuhan verbal,

12 Maunah Binti, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Yogyakarta: Teras, 2009).


13
Soejono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum (Bandung: Ilmu Baharist, 1980), hal 163.

6
sentuhan fisik seperti mengacungkan jempol, ucapan terimakasih, senyuman, dan berbagai
penguatan positif lainnya (positive reinforcement).

Untuk menentukan ganjaran apakah yang layak dan baik diberikan kepada anak merupakan
suatu hal yang sangat sulit. Karena ganjaran sebagai alat pendidikan banyak sekali macamnya,
ganjaran pada dasarnya dapat berupa materi dan no materi, yang berupa materi seperti barang atau
benda dan yang non materi tentunya lebih banyak lagi seperti pujian, perhatian, penghargaan dan
lain sebagainya. Maka ada beberapa ganjaran yang dapat diberikan kepada peserta didik,
diantaranya:

1. Pujian yang baik (memberi kata - kata yang menggembirakan)


2. Berdo'a
3. Menepuk pundak
4. Memberi pesan
5. Menjadi pendengar yang baik
6. Mencium buah hati dengan penuh cinta dan kasih sayang
7. Ganjaran dapat juga berupa benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak - anak
seperti: pensil, buku tulis, makanan ringan, permainan dan lain sebagainya.

Selanjutnya hukuman yang dapat diterapkan pada anak dapat dibedakan menjadi beberapa
pokok bagian yaitu:

1. Hukuman bersifat fisik seperti menjewer telinga, mencubit dan memukul. Hukuman
ini diberikan apabila anak melakukan kesalahan, apalagi mengai hal - hal yang harus
dikerjakan anak.
2. Hukuman verbal seperti memarahi, maksudnya mengingatkan anak dengan bijaksana
dan bila para penddidik atau orang tua memarahinya maka pelankanlah suaranya.
3. syarat non verbal seperti acara mimik atau raut muka tidak suka. Hukuman ini
diberikan untuk memperbaiki kesalahan anak dengan diubah lewat isyarat.
4. Hukuman sosial seperti isolasi dari lingkungan pergaulan agar kesalahan tidak terulang
lagi dengan tidak banyak bicara dan meninggalkannya agar terhindar dari ucapan
buruk, Menghukum merupakan sesuatu yang tidak disukai” namun perlu diakui
bersama bahwa hukuman itu memang diperlukan dalam pendidikan karena berfungsi

7
menekan, menghambat atau mengurangi bahkan menghilangkan perbuatan yang
menyimpang.14

E. Urgensi Hukuman dan Ganjaran dalam Pendidikan Islam

Pemberian hukuman dan ganjaran ini banyak memberikan manfaat kepada peserta didik,
diantaranya meningkatkan motivasi belajar peserta didik, melatih kedisiplinan, dan melatih
kemandirian. Dalam pendidikan islam diakui perlunya hukuman berupa pukulan bila anak yang
berusia 10 tahun belum juga mau shalat. Manfaat hukuman dalam pendidikan ini diharapkan
memperoleh perbaikan dan pengarahan, akan tetapi dalam penggunaan hukum didahulukan
dengan gertakan dan ancaman serta bujukan agar terjadi pengaruh yang diinginkan dalam jiwa
anak-anak.

Pemberian hukuman merupakan metode pendidika paling sensitif dan kompleks untuk
mengubah perilaku seseorang. Tapi jika cara ini dilakukan secara keliru dan dalam situasi dan
kondisi yang tidak tepat dan tidak sesua kebutuhan, maka berdampak sebaliknya akan merusak
dan berlawanan dengan tujuan dari hukuman itu. Sejatinya, hukuman seperti obat pahit yang harus
diminum dengan dosis tepat sesuai takaran dan dalam kondisi yang tepat supaya memberikan efek
penyembuhan bagi yang sakit. Pemberian hukuman dan ganjaran harus memperhatikan terlebih
dahulu watak dan kondisi anak.

Menurut Ibnu Sina pujian dan sugesti lebih berfaedah dari mencela, dan pemakaian ini
tergantung kepada situasi. Memberikan ganjaran dan hukuman dengan kekerasan akan
memberikan pengaruh buruk bagi anak. Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa akhla yang timbul dari
kekerasan dan paksaan mempunya pengaruh yang tidak baik dalam hidup bermasyarakat, dan
dalam hal ini ia mengatakan, Orang-orang yang mendapat bimbingan dengan cara kekerasan akan
menjadi beban bagi orang lain, karena ia tidak mampu mempertahankan nama baiknya dan
keluarganya, sebab ia tidak mempunyai keberanian dan ambisi, dan ia tidak mau berusaha untuk
memiliki sidat-sifat keutamaan dan budi pekerti yang baik, dan oleh karena itu jiwanya dan
perikemanusiaanya tidak dapat berkembang. Oleh karena itu pemberian hukuman dan ganjaran

14 Albina, Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam.

8
harus sesuai tempatnya untuk menguatkan tekad seseorang di jalan kebaikan dan tidak berputus
asa dalam kebaikan. 15

Pemberian ganjaran pada tempatnya bisa menjadi motivasi untuk mengukuhkan tekad
seseorang berada di jalan kebaikan dan tidak berputus asa dalam kebaikan. Pemberian hukuman
merupakan metode pendidikan paling sensitif dan kompleks untuk mengubah perilaku seseorang,
tapi jika cara ini dilakukan secara keliru dan dalam situasi dan kondisi yang tidak tepat dan tidak
sesuai kebutuhan, maka berdampak sebaliknya akan merusak dan berlawanan dengan tujuan dari
hukuman itu. Sejatinya, hukuman seperti obat pahit yang harus diminum dengan dosis tepat sesuai
takaran dan dalam kondisi yang tepat supaya memberikan efek penyembuhan bagi yang sakit.
Dalam metode pendidikan Imam Ali dijelaskan mengenai ganjaran dan hukuman. Imam Ali
menegaskan urgensi ganjaran dan hukuman kepada para pejabat pemerintah sebagai bagian dari
pendidikan kepada masyarakat. Imam Ali dalam salah satu pesan historisnya berkata, "Jangan
sampai orang - orang yang berbuat kebaikan dan keburukan setara di hadapan kalian, sebab cara
seperti ini akan menyebabkan orang - orang baik menjauhi perbuatan baiknya, dan mendorong
orang - orang buruk melakukan perbuatan buruknya”.16

15
Tujuh, “Pentingnya Ganjaran Dan Hukuman Terhadap Perilaku Kemandirian Siswa Dalam Pendidikan
Agama Islam.”
16
Albina, Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam.

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah kami yaitu:
1. Hukuman merupakan sesuatu yang disyariatkan dan merupakan salah satu sarana
dalam pendidikan dan sesekali bisa menjadi hal yang diperlukan oleh pendidik.
Sedangkan ganjaran ialah suatu pemberian yang diberikan anak didik karena anak telah
melakukan kebaikan dan juga merupakan pembinaan yang dipandang sebagai proses
sosial dapat melahirkan anak yang berwatak sosial, yang dapat meraih watak
kemanusiaannya yang memiliki bekal nilai nilai dan yang mematuhi perintah serta
larangan moral dan sosial yang merupakan syarat bagi tercapainya kehidupan anak
yang baik dan stabil.
2. Tujuan hukuman dalam pendidikan Islam yakni untuk perbaikan kesalahan yang telah
dilakukan anak-anak, bukan menjadikan sebuah ajang balas dendam dan pendidikan
disini terlebih menganjurkan kepada para pendidik untuk mengenal akan perangai,
tabi’at dan akhlak anak didiknya sebelum menjatuhkan hukuman. Sedangkan ganjaran
ialah memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi, dan
memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih.
3. Syarat-syarat dalam pemberian hukuman yakni pemberian hukuman harus tetap dalam
jalinan cinta, kasih dan sayang. Sedangkan syarat ganjaran: Penghargaan wajib
diberikan secara adil, tanpa membedakan anak didik, asal padanya ada kerajinan,
kesungguhan dan ketekunan berusaha.
4. Bentuk hukuman dan ganjaran: Ganjaran fisik dan Ganjaran non fisik, Hukuman
bersifat fisik dan Hukuman verbal.
5. Urgensi pemberian hukuman dan ganjaran: pemberian hukuman dan ganjaran ini
banyak memberikan manfaat kepada peserta didik, diantaranya meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, melatih kedisiplinan, dan melatih kemandirian. Manfaat hukuman
dalam pendidikan ini diharapkan memperoleh perbaikan dan pengarahan, akan tetapi
dalam penggunaan hukum didahulukan dengan gertakan dan ancaman serta bujukan
agar terjadi pengaruh yang diinginkan dalam jiwa anak-anak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Albina, Meyniar. Filsafat Pendidikan Islam Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam.
Medan: CV. Harfa Creative, 2023.

Arifin. Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.

Binti, Maunah. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta: Teras, 2009.

Fauzi, Muhammad. “Pemberian Hukuman Dalam Persepektif Pendidikan Islam.” Al-Ibrah 1, no.
1 (2016): 36.

Hasibuan, Hamdan. “Konsep Ganjaran (Tsawab) Sebagai Alat Pendidikan Menurut Al-Quran.”
Darul ’Ilmi 8, no. 1 (2020): 65.

Maryam. “Hukuman Kepada Peserta Didik Dalam Pembelajaran.” Jurnal Azkiya 2, no. 1 (2019):
49.

Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Rosdakarya, 2011.

Soejono. Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum. Bandung: Ilmu Baharist, 1980.

Tujuh, Syarifah HR DG. “Pentingnya Ganjaran Dan Hukuman Terhadap Perilaku Kemandirian
Siswa Dalam Pendidikan Agama Islam.” Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (2019): 17.

11

Anda mungkin juga menyukai