Anda di halaman 1dari 15

Reward dan

Punishment
Perspektif Pendidikan Islam

Nama : Mas’ulah
NIM : 21359372113
Semester : IV (Empat)
Prodi : PIAUD
Matkul : Bimbingan Konseling
• Pengertian Reward dan Punishment

Dalam bahasa Arab, reward (ganjaran) diistilahkan dengan tsawab, kata ini banyak ditemukan di
dalam Al-Qur’an. Kata tsawab selalu diterjemahkan kepada balasan atau ganjaran yang baik, sehingga dalam
Pendidikan Islam, makna yang dimaksud kata tsawab adalah pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku
baik dari anak didik. Pengertian istilah reward dapat diartikan sebagai alat pendidikan preventif dan represif
yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid.
Punishment (hukuman) dalam bahasa Arab diistilahkan dengan ‘Iqob yang artinya balasan dosa
sebagai akibat dari perbuatan jahat manusia. Dalam Pendidikan Islam, ‘Iqob diartikan sebagai alat
Pendidikan preventif dan represif yang tidak menyenangkan dan balasan dari perbuatan tidak baik yang
dilakukan anak didik.
Reward dan Punishment (ganjaran dan hukuman) dalam ilmu pedagogi dipandang sebagai
bagian dari proses pendidikan. Pemberian hukuman bertujuan untuk memberikan efek jera dan
mencegah berlanjutnya perilaku negative, dan ganjaran berguna untuk penguatan atas perilaku
positif.
Hukuman yang baik pada dasarnya adalah sebuah konsekuensi dari perjanjian yang dibuat
bersama dengan anak, yang mana menghendaki konsekuensi yang teguh baik pada orang tua,
guru, maupun murid.
Di bawah ini akan diuraikan mengapa punishment (pemberian hukuman) perlu diberikan
kepada anak :
1. Agar tidak mengulangi kejadian yang sama
2. Bisa mengambil pelajaran dan hikmah
3. Konsisten sebuah perjanjian
• Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan kepada

seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dibagi menjadi lima unsur pokok, yaitu :

1. Pengajaran Aqidah (keimanan)

2. Pengajaran Akhlak (perilaku)

3. Pengajaran Al-Qur’an

4. Pengajaran Fiqih (ibadah)

5. Pengajaran Tarikh Islam (sejarah Islam)


• Dimensi dan Indikator Belajar

Menurut Morris L. Bigge, belajar adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang
yang tidak dapat diwariskan secara genetis. Perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight),
perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya.
Bila membahas belajar, akan muncul beberapa dimensi dan indikator berikut :
1. Belajar ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan
keterampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
2. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif.
3. Belajar merupakan proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mental proses.

Mental Proses adalah serangkaian proses kognitif yang meliputi persepsi (perception),
perhatian (attention), mengingat (memory), berpikir (thinking, resoning), memecahkan
masalah dan lain-lain.
• Aplikasi Reward dan Punishment

Berbagai teknik penggunaan reward yang diajarkan Islam di antaranya adalah :


1. Dengan ungkapan kata.
2. Dengan memberikan suatu materi atau hadiah.
3. Dengan memberikan senyuman atau tepukan.

Pemberian punishment menurut para ahli :


4. Menurut Ibn Hajar al-Haitami, guru atau pendidik tidak berhak menjatuhkan
hukuman badaniah kepada anak didiknya kecuali mendapat persetujuan dari
orang tuanya.
5. Menurut Al-Qabisi dan Ibn Sahnun, pendidik tidak boleh menjatuhkan
hukuman ketika sedang marah, sebab mungkin hanya karena hawa nafsunya.
Dan prinsip lainnya adalah para pendidik tidak boleh menjatuhkan hukuman
atas dasar alas an-alas an pribadi.
• Memotivasi Anak Untuk Menuntut Ilmu

Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi
internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal dimaksudkan dengan motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran diri sendiri. Sedangkan
motivasi eksternal dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seorang siswa
yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya


terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Dalam memberikan
motivasi, seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan untuk mengarahkan perhatian
siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini, dalam diri siswa akan timbul inisiatif
dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Juga untuk membangkitkan motivasi kepada
mereka supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif.
• Strategi Reward dan Punishment

Untuk menanamkan konsep moral pada anak dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Berilah pujian, ganjaran (reward) atau sesuatu yang menyenangkan anak (seperti dicium,
dipeluk, dan diberi kata-kata pujian) apabila melakukan perbuatan yang baik. Ganjaran ini akan
menjadi faktor penguat (reinforcement) bagi anak untuk mengulangi perbuatan yang baik itu.
b. Berilah hukuman (punishment) atau sesuatu yang mendatangkan perasaan yang tidak senang,
apabila ia melakukan perbuatan yang tidak baik. Hukuman tersebut akan menjadi reinforcement
bagi anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik itu.
• Model-Model Pemberian Reward dan Punishment

o Model Pemberian Ganjaran (Reward), antara lain :


a. Pujian yang bagus d. Menyediakan papan prestasi di tempat-tempat strategis
b. Hadiah-hadiah yang berifat materi e. Menganggap baik
c. Do’a f. Pemberian nasihat
o Tujuan reward dan pengaruhnya terhadap anak, antara lain :
1. Pujian akan membuat perilaku terpuji yang lebih banyak lagi di masa mendatang
2. Pujian meningkatkan perasaan bangga di diri anak
3. Pujian meningkatkan ikatan antara orang tua, pendidik dan anak
o Model hukuman menurut Guthrie adalah sebagai berikut :
1. Hal yang penting mengenai hukuman adalah bukan rasa sakit yang ditimbulkannya, tetapi apa
yang membuat organisme itu berbuat.
2. Agar efektif, hukuman harus menimbulkan perilaku yang tidak kompatibel dengan perilaku
yang dihukum.
3. Agar efektif, hukuman harus diaplikasikan bersama dengan stimuli yang menimbulkan perilaku
yang dihukum.
• Model dan Bahaya Hukuman

Sesungguhnya tujuan menjatuhkan hukum dalam Pendidikan Islam adalah hanya untuk
memberikan bimbingan dan perbaikan, bukan untuk pembalasan atau kepuasan hati.
Langkah praktis penerapan punishment antara lain :
1. Memberi teladan atau contoh
2. Meminta maaf kepada orang yang bersangkutan
3. Memunculkan rasa tanggung jawab
4. Berjanji tidak akan mengulangi
5. Berusaha menjadi lebih baik
6. Konsistensi dengan hukuman
7. Memohon ampun kepada Allah SWT
• Hukuman yang Dilarang dan Bahaya Hukuman Fisik

 Hukuman yang dilarang, antara lain :


1. Memukul wajah 4. Memukul ketika marah
2. Kekerasa 5. Menendang dengan kaki
3. Ucapan yang buruk 6. Sangat marah

 Bahaya hukuman fisik, antara lain :


1. Mengacaukan pelajaran dan menyebabkan tertundanya pemberian pelajaran tersebut
2. Kemarahan pengajar dan pelajar yang berpengaruh kepada diri masing-masing
3. Kemungkinan terjadinya kemadharatan pada pelajar yang dipukul
4. Memutuskan pemahaman terhadap pelajaran dari pelajar yang dihukum
5. Memutus runtutan pemikiran dari pengajar ketika dihukum
6. Dilaporkannya pengajar untuk bertanggungjawab di depan hakim, keluarga, atau penyidik
7. Menyia-nyiakan waktu bagi pelajar-pelajar yang lain
8. Hilangnya rasa hormat dan saling memuliakan antara pelajar dan pengajarnya
Hukuman-Hukuman yang Mendidik

1. Memberi nasihat dan bimbingan


2. Bermuka masam
3. Melarang dengan keras
4. Melarang dengan sesuatu
5. Berpaling
6. Menghajr (meninggalkannya)
7. Duduk jongkok dengan paha ke atas
8. Hukuman bapak
9. Pukulan ringan
• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Hukuman

a. Memaksimalkan kondisi untuk respon, alternatif yang diinginkan. Harus mengidentifikasi


beberapa respon diinginkan yang berkompetisi dengan perilaku tidak diinginkan yang akan
dihilangkan.
b. Meminimalisir penyebab respon yang dihukum. Pengajar harus mengenali control stimulus
dari perilaku yang akan dihukum, lalu mengetahui reinforce yang menjaga perilaku yang
tidak diinginkan tersebut.
c. Pemilihan hukuman. Tipe hukuman sangat penting dalam mempengaruhi efektifitas
pelaksanaan modifikasi perilaku.
d. Pelaksanaan hukuman. Punishment paling efektif ketika hukuman diberikan segera setelah
perilaku yang tidak diinginkan muncul.
e. Penggunaan aturan. Penggunaan aturan yang tepat akan membantu menurunkan perilaku
tidak diinginkan dan meningkatkan perilaku alternatif lebih cepat.
• Keseimbangan Antara Reward dan Punishment

Dalam dunia Pendidikan, ada dua teori umum yang perlu ditimbangkan, yaitu bahwa system
punishment dan reward yang paling efektif adalah jika pelaksanaan punishment dikurangi atau
dihindarkan bila memungkinkan, dan konsep reward ditekankan pelaksanaannya.

1. Cara Barat sebagai Perbandingan


2. Kasus Kontemporer di Indonesia
3. Membela Siswa dengan Reward
4. Menyeimbangkan Reward dengan Punishment
Sekian dan Terima
Kasih.

Anda mungkin juga menyukai