Anda di halaman 1dari 2

RESUME

TEKNIK PUNISHMENT (HUKUMAN)

Di dalam dunia pendidikan dikenal istilah reward dan punishment. Keduanya sama-sama
merupakan balasan setiap perbuatan, yang baik dan buruk, positif dan negatif. Keduanya juga
bertujuan memberikan penguatan kepada peserta didik, tetapi pemberian keduanya harus ada
pertimbangan yang baik dan edukatif jangan sampai malah menimbulkan masalah baru. Reward
tanpa pertimbangan dapat merubah sesorang menjadi pribadi negatif yaitu perilaku pemalas,
perilaku pamrih, licik dan materialistis. Punishment tanpa pertimbangan dapat merubah
sesorangan menjadi agresif, pendendam dan bahkan psikopat. Masih banyak hukuman yang
kurang efektif dan tidak mengandung manfaat bagi tenaga pendidik seperti berdiri di depan kelas
sampai berakhirnya jam pelajaran, lari keliling lapangan, dan lain sebagainya. Hukuman yang
diberikan tersebut dirasa tidak dapat menyelesaikan masalah yang ada malah menimbulkan
masalah baru. Siswa akan merasa tersudutkan, dipermalukan, di-Bully teman-temannya dan
kurang minat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan penulisan makalah ini
untuk mengetahui tentang tujuan Punishment (hukuman) dan untuk mengetahui syarat dan
ketentuan Punishment (hukuman).
Punishment (hukuman) adalah salah satu bentuk yang dilakukan untuk memperbaiki
tingkah laku yang tidak diinginkan menjadi alat motivasi apabila diberikan secara tepat dan
benar
Tujuan dalam pemberian punishment ada dua macam yaitu tujuan tujuan jangka pendek dan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek dalam pemberian punishment adalah untuk menghentikan
tingkah laku yang salah, dan tujuan dalam jangka panjangnya yaitu untuk mengajar dan
mendorong peserta didik agar dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah. Adapun
jenis-jenis hukuman adalah sebagai berikut: Pengurangan skor atau penurunan peringkat,
Pengurangan hak, Hukuman berupa denda, Pemberian celaan, Penahanan sesudah sekolah.
Adapun macam-macam punishment sebagai berikut: 1). Punishment preventif yaitu hukuman
yang dilakukan dengan maksud agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Contohnya Tata
tertib, Anjuran dan perintah, Larangan, Paksaan, Disiplin. 2). Punishment Represif yaitu
hukuman yang dilakukan karena adanya pelanggaran. Contohnya Teguran, Peringatan,
Hukuman. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan hukuman adalah
sebagai berikut : Macam dan besar kecilnya pelanggaran, Pelaku pelanggaran, Hukuman
diberikan dengan melihat jenis kelamin: usia dan halus kasarnya perangai dari pelaku
pelanggaran, Akibat-akibat yang mungkin timbul dalam hukuman, Pilihlah bentuk-bentuk
hukuman yang pedagogis, Sedapat mungkin jangan menggunakan hukuman badan. Supaya
punishment (hukuman) bisa menjadi alat pedidikan, maka
seorang guru sebelum memberikan punishment (hukuman) pada siswa yang melakukan
pelanggaran sebaiknya guru memperhatikan syarat-syarat punishment sebagai berikut: Hukuman
harus diberikan atas dasar cinta kasih sayang, Hukuman diberikan karena suatu keharusan;
artinya karena sudah tidak ada lagi alat pendidikan lain yang dapat dipergunakan kecuali harus
diberi hukuman, Pemberian hukuman harus dapat menimbulkan kesan kesadaran dan penyesalan
dalam hati anak didik, Pemberian hukuman akhirnya harus diikuti dengan pemberian ampunan
dan disertai dengan harapan kepercayaan bahwa anak sanggup memperbaiki dirinya.
Kelebihan punishment ialah sebagai berikut:
1. Punishment merupakan metode yang cukup bagus untuk lebih memahamkan peserta
didik yang bermasalah.
2. Menantang sikap siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan jati diri yang baru
bagi peserta didik.
3. Membantu peserta didik untuk mengembangkan sikap barunya atau sikap yang baik
sehingga bisa bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pemecahan masalah dapat dilakukan sebagai evaluasi terhadap proses belajarnya ataupun
terhadap hasil belajarnya.
5. Dapat memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setiap punishment yang ada, pada
dasarnya merupakan metode dalam pendidikan untuk membentuk sikap yang lebih baik.
Adapun kelemahan dari teknik punishment ialah sebagai berikut:
1. Hubungan antara guru dan peserta didik menjadi terganggu, misalnya peserta didik
dendam kepada guru;
2. Peserta didik menarik diri dari kegiatan belajar mengajar, misalnya tidak mau
mendengarkan pelajaran;
3. Peserta didik melakukan tindakan-tindakan agresif misalnya merusak sekolah
4. Peserta didik mengalami gangguan psikologis. Misalnya rasa rendahdiri.

Anda mungkin juga menyukai