Anda di halaman 1dari 3

RESUME

TEKNIK EKTINGSI DAN TEKNIK TIME OUT

Perilaku yang nampak adalah perilaku yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya
berbicara, berjalan, lari, menangis, melempar bola, berteriak, dsb. Sedangkan perilaku covert
yang tidak dapat diamati secara langsung oleh orang lain, misalnya berfikir dan merasakan.Jenis
perilaku dapat terbagi atas Perilaku dapat diterima oleh masyarakat atau disebut perilaku adaptif,
dan perilaku yang tidak dapat diterima atau disebut maladaptif. Dalam pembelajaran dan
pembuatan makalah ini lebih ditekankan pada teknik Ekstingsi dan teknik timeout. Tujuan
makalah ini untuk dapat mengetahu mengenai Teknik Ekstingsi dan Time-out, untuk dapat
memahami cara-cara/prosedur Teknik Ekstingsi dan Time-out, untuk mengetahui jenis-jenis dari
Teknik Ekstingsi dan Time-out, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing
Teknik Ekstingsi dan Time-out.
Teknik modifikasi perilaku ekstingsi (extinction) ialah strategi yang dapat menghentikan
penguatan terhadap perilaku yang tidak tepat atau tidak pantas. Teknik penghapusan atau
Ekstingsi fokus untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Ada dua kategori dalam
extinction, yaitu: Extinction Burst (ledakan ekstensi) yaitu peningkatan frekuensi, durasi atau
intensitas dari tingkah laku yang tidak diperkuat secara kuat selama proses extinction, dan
Spontaneous recovery
yaitu munculnya kembali tingkah laku tertentu setelah beberapa waktu tidak muncul.
Spontaneous recovery cenderung mengalami perilaku terjadi lagi di dalam situasi yang serupa
dengan situasi dimana extinction belum terjadi. Prosedur penggunaan Ekstingsi jika suatu
perilaku diperkuat secara positif, konsekuensi diterapkan atau ditambahkan setelah perilaku.
Maka dari itu, kepunahan perilaku yang diperkuat secara positif melibatkan akan
mempertahankan konsekuensi yang sebelumnya disampaikan setelah perilaku. Dengan kata lain
ketika perilaku tidak lagi menghasilkan konsekuensi yang memperkuat, maka perilaku tidak lagi
terjadi. Jika suatu perilaku diperkuat secara negatif, perilaku tersebut menghasilkan penghapusan
atau penghindaran stimulus permusuhan. Oleh karena itu, kepunahan perilaku yang diperkuat
secara negatif berarti menghilangkan pelarian atau penghindaran yang memperkuat perilaku
tersebut. Kapan perilaku tidak lagi menghasilkan pelarian dari atau menghindari stimulus
permusuhan, perilaku akhirnya berhenti. Faktor yang mempengaruhi ekstingsi adalah Skedule
pemberian jadwal sebelum ekstingsi dan Reinforcement yang terjadi setelah ekstingsi. Pola
berkurangnya perilaku setelah dihentikannya pemberian penguatan tergantung pada beberapa
faktor, antara lain: 1). Jadwal pemberian penguatan berkurangnya perilaku setelah dihentikannya
penguatan tergantung pada jadwal pemberian penguatan sebelum prosedur penghapusan ini. 2).
Banyaknya penguatan. 3).Deprivasi Semakin besar deprivasi subjek terhadap penguatan dan
makin vital penguatan yang dideprivasikan, makin sulit perilaku dihapus. 4). Usaha Semakin
besar usaha yang dibutuhkan untuk melaksanakan perilaku yang mendapat penguatan, semakin
cepat penghapusan tercapai..
Keunggulan teknik ektingsi adalah Prosedur ini dikombinasikan dengan prosedur lain telah
terbukti efektif diterapkan dalam berbagai macam situasi, Prosedur penghapusan menimbulkan
efek yang tahan lama, Prosedur penghapusan tidak menimbulkan efek samping yang negatif
daripada prosedur-prosedur yang menggunakan stimuli aversif atau hukuman. Sedangkan
kelemahannya adalah Efek tidak terjadi dengan segera, Frekuensi dan intensitas sementara
meningkat, Perilaku-perilaku lain, termasuk perilaku agresif, sering timbul, Imitasi perilaku oleh
orang lain, Kesukaran menghentikan penguatan
Teknik time-out adalah sebuah teknik yang dirancang untuk mendidik anak tentang apa
yang harus di lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Time-out berfungsi sebagai hukuman
untuk perilaku buruk saat ini dan mencegah perilaku buruk di masa mendatang. Tiga tipe time-
out: Time-out tipe menempatkan anak di ruang yang terpisah dari ruangan anak menunjukkan
perilaku bermasalah (exclusionary), Time-out tipe mengasingkan anak ke satu tempat yang tidak
memungkinkan anak tersebut berinteraksi sosial, tetapi masih dalam ruangan yang sama agar
tetap dapat diobservasi (non-exclusionari), dan Time-out tipe menempatkan anak di lingkungan
yang berbeda dengan lingkungan anak di mana dia menunjukkan perilaku bermasalahnya tetapi
masih di dalam satu ruangan yang sama (isalation time-out). Ada beberapa tingkah laku yang
dapat dijadikan acuan bagi konselor dari guru dalam melakukan time out, yaitu: Menseleksi
perilaku spesifik yang akan dirubah, misalnya: ribut dalam kelas, Memaksimalkan kondisi untuk
memunculkan perilaku alternatif, sehingga dapat diberi penguatan saat ini dilakukan individu
sebagai pengganti perilaku yang tidak diharapkan. Meminimalkan penyebab timbulnya perilaku
yang mendapat hukuman, dengan mengidentifiksi diawal program, Penerapan hukuman
dilakukan dengan aturan yang jelas, Program dilakukan dengan langkah dan aturan main yang
jelas, lakukan pencatatan data, dan lakukan pemantauan.
Kelebihan metode Time Out adalah penerapan metode time out meredakan perilaku-
perilaku tertentu, menurunkan tingkat masalah perilaku dan menjadi sebuah prosedur penguatan
untuk meningkatkan perilaku baru (perilaku yang baik) yang menggantikan perilaku lama
(perilaku bermasalah). Sedangkan Kelemahan dari time out adalah: Berasosiasi negatif dapat
menimbulkan efek yang negatif juga sebagai akibat dari dihilangkannya pengukuhan dengan
penyisihan sementara, Sangsi hukum penerapan perlu persetujuan dari orangtua atau wali anak
karena ada Batasan mengenai lama waktu anak-anak boleh disisihkan, Supresi perilaku lain.
Munculnya perilaku lain selain perilaku sasaran.

Anda mungkin juga menyukai