0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan10 halaman
1. Extinction adalah hilangnya respons terhadap suatu stimulus setelah tidak lagi mendapat penguatan.
2. Faktor yang mempengaruhi extinction antara lain jadwal dan banyaknya penguatan sebelumnya, serta munculnya penguatan setelah proses extinction.
3. Kelebihan extinction adalah mudah dikombinasikan dengan prosedur lain dan menimbulkan efek jangka panjang, namun kelemahannya adalah efeknya tidak langsung
1. Extinction adalah hilangnya respons terhadap suatu stimulus setelah tidak lagi mendapat penguatan.
2. Faktor yang mempengaruhi extinction antara lain jadwal dan banyaknya penguatan sebelumnya, serta munculnya penguatan setelah proses extinction.
3. Kelebihan extinction adalah mudah dikombinasikan dengan prosedur lain dan menimbulkan efek jangka panjang, namun kelemahannya adalah efeknya tidak langsung
1. Extinction adalah hilangnya respons terhadap suatu stimulus setelah tidak lagi mendapat penguatan.
2. Faktor yang mempengaruhi extinction antara lain jadwal dan banyaknya penguatan sebelumnya, serta munculnya penguatan setelah proses extinction.
3. Kelebihan extinction adalah mudah dikombinasikan dengan prosedur lain dan menimbulkan efek jangka panjang, namun kelemahannya adalah efeknya tidak langsung
Peavey Ega Pradana 125120302111008 Tioria Nurmaulida Taruli 125120307111016 M. Juza Mainagi 125120307111028 Febri Budi Prakoso 125120307111056
PENDAHULUAN A.Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali melakukan respon akan suatu hal, dimana kita melakukannya itu secara berulang ulang dan berkelanjutan. Contohnya kita mengatur waktu makan jam 1 siang dan kita akan selalu ingat untuk selalu membuka tudung saji disaat jam 1 siang. Namun, disini kami akan membahas bagaimana jika respon terhadap prosedur tersebut dikurangi sedikit demi sedikit bahkan pada akhirnya dihilangkan. Prosedur tersebut dikurangi dan kemudian dihilangkan dikarenakan beberapa hal mendasar. Dalam ilmu psikologi, dikenal menurunnya frekuensi respon bersyarat bahkan akhirnya menghilangnya respon bersyarat akibat ketiadaan stimulus alami dalam proses kondisioning atau secara singkat dapat diartikan hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya reinforcers, yang disebut extinction. Dalam makalah ini kami akan membahas extinction secara lebih mendalam.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari extinction? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya extinction? 3. Apa saja sifat dari extinction? 4. Apa kelebihan dan kekurangan prosedur extinction?
Extinction
A.Pengertian Extinction Secara umum extinction adalah hilangnya respons. Tingkah laku yang telah mengalami pengutan, pada beberapa saat/periode waktu tidak lagi diperkuat, dan oleh karena itu, tingkah laku tersebut berhenti untuk muncul. Extinction terjadi saat: Sebuah tingkah laku sebelumnya telah diperkuat. Tidak lagi mengakibatkan penguatan konsekwensi. Dan, oleh karena itu, perhentian perilaku terjadi di masa dating Extinction dalam psikologi memiliki beberapa definisi dari para ahli yang pertama Crafts,Schneirla,Robinson and gilbert : means the elimination (often onl temporary) of a conditioned reaction by repeated presentation of the conditioned stimulus (here, the feeding signal) without reinforcement by the unconditioned stimulus (here, accessible, food in the food- box) Skinner dalam operant conditioning : prosedur yang menyebabkan respon yang telah dipelajari sebelumnya tidak lagi muncul Konsep Pavlov pada operant conditioning : Extinction: mengeliminasi banyak respon, CS hadir tanpa kehadiran US. Jadi bisa diambil kesimpulan extinction merupakan eliminasi dari perilaku yang dipelajari dengan menghentikan penguat dari perilaku tersebut. EXTINCTION BURST Salah satu karakteristik dari proses extinction adalah jika salah satu perilaku yang tidak diberi penguat, mengalami peningkatan dari segi frekuensi, durasi maupun intensitasnya, sebelum pada akhirnya berkurang dan hilang untuk selamanya (Lerman & Iwata, 1994). Contoh pertama, pada saat Rae tidak mendapatkan kopinya, dia menekan tombol pada mesin pembuat kopi secara berulang (frekuensi meningkat), kemudian menekannya dengan lebih keras (intensitas meningkat) sebelum akhirnya Rae menyerah. Pada saat Greg mendapati pintu apartemennya terkunci, dia menaik-turunkan handle sembari mendorong slot pintunya beberapa kali (intensitas meningkat) kemudian dia mendorong slot pintu dengan lebih kuat lagi (intensitas meningkat) seelum akhirnya menyerah. Peningkatan pada frekuensi, intensitas, dan durasi selama proses extinction disebut dengan Extinction Burst.
B. SIFAT-SIFAT PROSEDUR EXTINCTION
Pola berkurangnya perilaku setelah dihentikannya pemberian penguatan tergantung pada beberapa faktor, antara lain : a. Jadwal pemberian penguatan Pola berkurangnya perilaku setelah dihentikannya penguatan tergantung pada jadwal pemberian penguatan sebelum prosedur penghapusan ini. Jadwal penguatan terus-menerus lebih cepat proses hapusnya daripada jadwal berselang. Jadwal bervariasi lebih resistan daripada jadwal berjangka sama. b. Banyaknya penguatan Makin banyak berulang pemberian penguatan pada masa lampau, makin resisten perilaku terhadap penghapusan. Demikian juga semakin besar kuantitas penguatan yang telah dinikmati, makin resisten perilaku. c. Deprivasi Makin besar deprivasi subjek terhadap penguatan dan makin vital penguatan yang dideprivsikan, makin sulit perilaku dihapus. d. Usaha Makin besar usaha yang dibutuhkan untuk melaksanakan perilaku yang mendapat penguatanan, makin cepat penghapusan tercapai. Misalnya Prapto meminjam uang ke kakaknya. Kakaknya tidak mau meminjami lagi karena ternyata digunakan untuk berjudi. Sering tidaknya dia meminjam lagi juga dipengaruhi jarak rumah Parto dengan kakaknya, makin jauh perilaku makin cepat hilang, dan sebaliknya. Selain sifat-sifat di atas, sifat lain yang perlu dipahami adalah adanya peristiwa kambuh (spontaneous recovery). Bila terjadi peristiwa kambuh dan penguatan lama diberikan, maka perilaku akan terus berulang, bahkan makin sukar untuk dihapuskan (makin resisten). Ini seakan- akan meyakinkan bahwa apabila orang cukup gigih, tujuan akan tercapai jua.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EXTINCTION
Ada dua faktor penting yang dapat mempengaruhi proses Extinction, yaitu:
1. Rencana penguatan (reinforcement) sebelum extinction 2. Peristiwa penguatan setelah extinction Sebagian rencana penguatan (Reinforcement) akan menentukan apakah hasil-hasil extinction perilaku dapat berkurang dengan cepat ataupun secara berangsur-angsur. Munculnya peristiwa dari sebuah perilaku diikuti oleh adanya penguat. Dalam penguatan yang sesaat, tidak semua perilaku-perilaku yang dihasilkan berasal dari sebuah penguat. Akan tetapi terkadang perilaku juga di beri penguatan. Ketika sebuah perilaku secara terus menerus diberi penguatan, pengurangan secara cepat diakhiri hanya dengan satu kali penguatan. Ketika sebuah perilaku diberi penguatan sesaat, maka secara berangsur-angsur selalu lebih berkurang dari sekali penguatan telah berakhir. Namun perubahan dari penguatan untuk pengurangan akan lebih berbeda ketika sebuah perilaku diperkuat sepanjang waktu daripada hanya diberikan beberapa kali. Misalnya, jika kita mengambil uang dalam mesin dan menekan tombol, kita akan mendapatkan pilihan-pilihan yang kita inginkan. Ini adalah sebuah kasus penguatan secara berulang-ulang, dan penurunan perilaku selama pengurangan akan cepat. Kita tidak akan melanjutkan untuk mengambil uang dalam mesin jika kita tidak terlalu lama mendapatkan uangnya. Berkurangnya penguatan akan segera terlihat. Itu akan sama dengan apa yang terjadi ketika kita mengambil uang di tempat mesin atau mesin video spekulasi. Itu adalah sebuah kasus tentang penguatan yang sesaat. Mengambil uang dalam slot mesin sesekali hanya diperkuat dari sukses mendapatkan jakpot dan memenangkan uang dari mesin. Jika mesin telah rusak dan tidak dapat kembali memproduksi jakpot (bukan penguatan), kita mungkin mengambil lebih banyak koin ke dalam mesin sebelum akhirnya menyerah. Dari itulah kita mengambil berspekulasi untuk berhenti karena itu adalah paling sulit untuk menentukan itu semua bukanlah penguatan yang panjang untuk perilaku. Penguatan yang sebentar-sebentar sebelum pengurangan menghasilkan perlawanan terhadap pengurangan, perilaku pengurangan tetap dilaksakan. Penguatanyang berlanjut sebelum pengurangan menghasilkan lebih sedikit perlawanan terhadap pengurangan dan perilaku yang tekun. Karena perlawanan pada pengurangan, daftar penguatan sebelum pengurangan menghasilkan pada keberhasilan penggunaan pengurangan dalam sebuah program modifikasi perilaku. Faktor yang kedua adalah peristiwa penguatan setelah pengurangan. Jika penguatan terjadi dalam bagian dari pengurangan, akan lama dalam perilaku untuk mengurangi perilaku. Ini karena penguatan dari perilaku pengurangan telah dimulai, jumlah pada penguatan yang sebentar- sebentar, dan membuat perilaku lebih melawan terhadap pengurangan. Faktanya, jika perilaku diperkuat selama satu episode sembuh secara tiba-tiba, mungkin perilaku selanjutnya meningkat pada level ini sebelum pengurangan.
D. KELEBIHAN PROSEDUR EXTINCTION
1. Prosedur ini dikombinasikan dengan prosedur lain telah terbukti efektif diterapkan dalam berbagai macam situasi. Berlangsung cepat apabila dikombinasikan dengan penguatanan perilaku yang diingini. Contohnya adalah Mengajari anak yang rewel jika minta sesuatu. Bila ia masih meminta dengan cara rewel, ia tidak mendapat yang diminta, kalau ia meminta dengan cara yang diajarkan baru dikasih. 2. Prosedur penghapusan menimbulkan efek yang tahan lama. Contoh perilaku rewel diatas tidak akan kambuh bila tidak mendapat penguatan. 3. Prosedur penghapusan tidak menimbulkan efek sampingan se-negatif prosedur-prosedur yang menggunakan stimuli aversif.
E. KELEMAHAN PROSEDUR EXTINCTION
1. Efek tidak terjadi dengan segera. Efek penghapusan biasanya tidak seketika terjadi. Setelah konsekuensi yang mengukuhkan dihilangkan, perilaku-sasaran tetap berlangsung sampai waktu tertentu. Ini dapat menimbulkan masalah dalam penerapannya. Contoh: perilaku yang membahayakan diri sendiri (misal anak- anak mengejar layang-layang ke jalan raya) maupun yang membahayakan orang lain (misal desdruktif dan agresif) harus dihentikan segera 2. Frekuensi dan intensitas sementara meningkat. Pada saat-saat permulaan penguatan tidak diberikan, frekuensi dan intensitas perilaku sasaran cenderung bertambah. Oleh karena itu, memilih saat yang tepat menghentikan pemberian penguatan sangat penting. Contoh: anak rewel dilayani ketika ada tamu agar diam. 3. Perilaku-perilaku lain, termasuk perilaku agresif, sering timbul. Kenaikan dan frekuensi dan intensitas sementara diikuti oleh perilaku-perilaku lain sebagai usaha mendapat penguatan, termasuk perilaku agresif. Perilaku agresif disebabkan oleh kekecewaan tidak diperolehnya penguatan yang biasa diperoleh. 4. Imitasi perilaku oleh orang lain. Pada permulaan penghapusan, perilaku yang berulang-ulang timbul dan tidak mendapat perhatian yang berwenang, oleh orang lain yang melihatnya disangka mendapat persetujuan, akibatnya perilakunya cenderung ditiru. Anak-anak mencari perhatian guru dengan mengusuli teman. Guru melakukan ekstinsi. Ia hanya memperhatikan siswa yang tenang. Karena guru tidak mengambil tindakan yang menyolok, pada anak2 tersebut, maka mereka mengira guru tidak keberatan. Mereka mulai meniru perilaku tersebut. Kesukaran menemukan penguatan yang mengontrol. Kadang-kadang terlihat jelas penguatan apa yang menimbulkan perilaku yang berulang. Kadang-kadang sulit sekali untuk menemukan, terutama bila penguatan terjadi pada jadwal yang sangat jarang. Begitu jarangnya konsekuensi penguatan ditemukan, sampai seorang pengamat gagal mengendalikannya. 5. Kesukaran menghentikan penguatanan Kadang-kadang ditemukan penguatan yang tidak mungkin dipisahkan dari perilaku sasaran, karena sudah terpadu atau alamiah merupakan konsekuensi perilaku tersebut. Contoh: ujian nilai baik, ngemil tenang, kecanduan narkoba lari dari masalah, punya teman, nikmat, dll
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Extinction 1. Controlling Reinforcers for the Behavior That Is to Be Decrease Mengontrol reinforcer pada perilaku yang ingin diubah. Reinforcer diperoleh dari orang lain atau dari lingkungan tempat individu tinggal. Sebagai contoh, setiap orang yang berhubungan dengan klien, harus secara konsisten menerapkan extinction, sebagai contoh seorang anak yang meminta popcorn untuk dimakan sambil menonton TV. Ibu mengabaikannya, sehingga anak berhenti menangis dan meminta. Tetapi beberapa waktu kemudian, ayahnya pulang dan mengambilkan popcorn, maka kelak anak akan menangis kembali ketika meminta popcorn. 2. Extinction of a Behavior Combined with Positive Reinforcement for an Alternative Behavior. Pada perilaku-perilaku tertentu, jika extinction dikombinasikan dengan positive reinforcement, akan memberi efek yang lebih cepat dalam mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh seorang ibu mengabaikan rengekan anaknya ketika meminta es krim, setelah rengekannya tidak terdengar lagi, maka segera berikan positive reinforcement berupa pujian. Interval waktu dari perilaku ke positive reinforcement bisa semakin lebar. Misal diberikan pujian setelah rengekan berhenti selama 5 detik meningkat sampai 25 detik. 3. The Setting in Which Extinction is Carried Out Perubahan setting (tempat diterapkannya program extinction) dilakukan untuk meminimalisir reinforcer yang mungkin diberikan oleh orang lain. Selain itu juga memaksimalkan peran behavior modifier terhadap program. 4. Instructions : Make Use of Rules Berikan penjelasan. Sebagai contoh, ketika setiap hari ketika suami pulang bekerja ia selalu komplain tentang kemacetan. Istri mengatakan bahwa kemacetan sepulang kerja akan tetap sama setiap harinya dan ia juga mengatakan bahwa ia sebenarnya senang berbincang dengan suaminya, namun jika suaminya komplain tentang kemacetan, maka ia akan mengabaikannya. Walaupun memerlukan lebih dari 1 kali percobaan, komplain suami tentang kemacetan akan berkurang. 5. Extinction May Be Quicker After Continuous Reinforcement Extinction memiliki efek yang lebih cepat jika diikuti oleh reinforcement yang berkesinambungan. 6. Behavior Being Extinguished May Get Worse Before It Gets Better Selama extinction diterapkan, bisa jadi perilaku yang tidak dinginkan semakin parah sebelum berkurang. Hal ini dinamakan extinction burst. Misal ketika seseorang menekan tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika mesinnya rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia akan menekan tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman kaleng tetap tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol mesin minuman tersebut. Karenanya penting untuk diketahui oleh behavior modifier, jangan sampai ia menyerah karena melihat perilaku yang tidak diinginkan justru semakin parah, namun jika diperkirakan extinction burst akan membahayakan, maka tidak usah menggunakan program extinction. 7. Extinction May Produce Aggression That Interferes With The Program Kesulitan lain dari program extinction adalah dapat menimbulkan egresivitas. Sebagai contoh ketika mesin minuman tidak mengeluarkan minuman, maka mungkin bisa saja kita menendang atau memukul mesin tersebut. Penelitian memperlihatkan bahwa exticntion lebih banyak menimbulkan agresivitas jika tidak dibarengi dengan pemberian reinforcement positif. 8. Extinguished Behavior May Reappear After a Delay Perilaku yang sudah hilang pada saat program extinction, bisa jadi muncul kembali setelah beberapa waktu. Biasa disebut dengan spontaneous recovery. Biasanya spontaneous recovery lebih sedikit terjadi daripada perilaku yang tidak diinginkan ketika dalam program extinction.
Daftar Pustaka Edward L Walker. Conditioning dan proses belajar instrumental, Jakarta 1973 Crafts, Schneirla, Robinson and Gilbert , Recent Experiments In Psychology . New York 1950 Naisaban Ladislaun Para Psikolog Terkemuka Dunia, Grasindo , Jakarta 2003 Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs Widodo supriyono, Psikologi Belajar solo, 1990 http://rahmi-blog.blogspot.com/2013/04/tehnik-extinction.html diakses pada Selasa 11 maret 2014
Dynamic organization adalah kepribadian terus menerus berkembang dan berubah dan di dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian yang menghubungkan satu dengan yg lain