Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Teknik Aversi dan Teknik Satiasi Dalam Modifikasi Perilaku”

Mata Kuliah Modifikasi Perilaku

Dosen Pengampun :

Dewi Ekasari Kusumastuti, M.Pd

Disusun Oleh :

Sumiyati NIM 1910127320003


Sufi Hadi NIM 1910127210016
Syam Rizki NIM 1910127310013
Wafikha Azizah NIM 1910127220005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan pembuatan makalh yang berjudul “Modifikasi Perilaku”.
Tidak lupa shalawat dan salam kita panjatkan kepada Rasullah Alaihi Wasallam.
Kami juga ingin mengucapkan terimaksih kepada Ibu Dewi Ekasari Kusumastuti
M.Pd selaku dosen pengampun
mata kuliah pendidikan jasmani adaptif , orang tua yang
memberikan doa dan dukungan dan rekan – rekan yang bekerjasama
dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Sekian, terima kasih.

Banjarmasin, Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 3
A. Latar Belakang ................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 5
A. Teknik Aversi ..................................................................... 5
B. Teknik Satiasti ................................................................... 7
BAB V PENUTUP .............................................................................. 9
A. Kesimpulan ........................................................................ 9
B. Saran.................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modifikasi secara bahasa berarti pengubahan atau perubahan. Modifikasi memiliki
serangkaian prinsip dan teknik. Oleh karena itu modifikasi perilaku merupakan
pengaplikasian secara sistematis prinsip-prinsip dan teknik-teknik pembelajaran
tertentu dalam upaya mengevaluasi perilaku terlihat ataupun tersembunyi dan
melakukan pengubahan untuk meningkatkan fungsi dari perilaku. Target utama dari
usaha modifikasi perilaku adalah mengatasi perilaku bermasalah dan juga
meningkatkan performa sebuah perilaku. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang
dihadapi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Perilaku Defisit (weak) Perilaku
defisit merupakan perilaku yang terlalu sedikit. Definisi sedikit ini biasanya merujuk
kepada keadaan dimana seseorang tidak menunjukkan suatu perilaku berdasarkan
dengan rangsangan atau stimulan yang diberikan. 2) Perilaku Berlebihan (excessive)
Perilaku berlebihan merupakan kebalikan dari perilaku defisit. Perilaku berlebihan
merupakan perilaku yang muncul tidak pada waktu dan tempat yang tepat.3
Pengkategorian perilaku ke dalam perilaku defisit dan perilaku berlebihan didasarkan
pada standar dari dimensi perilaku, yaitu durasi, frekuensi, dan intensitas. Sedangkan
standar kewajaran durasi, frekuensi dan intensitas suatu perilaku didasarkan pada
norma dan aturan yang berlaku pada masyarakat.

Modifikasi perilaku merupakan penerapan teori belajar operant conditioning


untuk mengubah perilaku. Operan conditioning ditemukan oleh B.F Skinner mengacu
pada hubungan antara lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang
spesifik. Asumsi yang berkaitan dengan modifikasi perilaku antara lain seperti berikut.
(1) Perilaku merupakan sesuatu yang dipelajari. (2) Perilaku tidak permanen namun
dapat dilatih, diajarkan dan dirubah atau dimodifikasi. (3) Sebagian besar perilaku
merupakan hasil dari rangsangan tertentu, misalnya saat ada nyamuk menggigit maka
orang akan tergerak untuk memukulnya. Perilaku tidak terjadi secara acak, tetapi karena
stimulus. (4) Program pengelolaan perilaku seharusnya spesifik untuk setiap perilaku
yang akan dimodifikasi. (5) Program pengelolaan perilaku harus difokuskan pada
lingkungan anak, bukan pada hanya anak.

Tahap awal dalam modifikasi perilaku adalah memahami perilaku bermasalah.


Perilaku bermasalah dapat dipahami dari motif atau latar belakang perilaku bermasalah

3
yang dilakukan. Empat kemungkinan anak melakukan perilaku yang tidak diinginkan
(Smith, 2010:13; Joosten & Bundy, 2008: 1342) adalah sebagai berikut. (1) Mencari
perhatian, contoh anak yang suka berjalan-jalan di kelas untuk mendapat
perhatianguru.(2)Ketidakmampuanuntukmemperoleh yang diinginkan, contoh:
seorang anak yang menunjuk untuk membeli sesuatu tapi ibu bilang ‘tidak’ dan anak
mulai menangis. (3) Menghindar atau lari dari suatu kegiatan/orang tertentu, contoh:
anak yang tiba-tiba sakit perut saat belajar membaca.(4) Kebutuhan akan rangsangan
dari dalam, contoh masturbasi. Perilaku ini dapat muncul karena tidak ada perilaku
yang menyenangkan dari luar. Memahami perilaku bermasalah juga dilakukan dengan
mengidentikasi bentuk perilaku tersebut. Terdapat dua bentuk permasalahan perilaku
yang dapat dikelola, yaitu perilaku defisit (lemah) dan perilaku maladaptif (excessive
behavior).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan satiasi?
2. Apa yang dimaksdu dengan aversi?
3. Bagaimana teknik satiasi dan aversi?
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang teknik satiasi dan teknik aversi
dalam modifikasi perilaku.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Aversi Dalam Modifikasi Perilaku


a. Pengertian Aversi

Teknik Aversi Menurut Hasan aversi adalah perasaan tidak senang atau suka
terhadap benda, orang, tingkah laku atau situasi tertentu. Perasaan ini dinyatakan
atau disertai dengan tindakan untuk selalu berusaha menghindari hal yang tidak
disukai tersebut. Sedangkan teknik terapi aversi pada teori pengondisian klasik
dikemukakan oleh Pavlov (dalam id.wikipedia.org), teori ini menghubungkan
secara langsung perilaku yang tidak dikehendaki dengan situasi yang dibenci atau
menyakitkan.

Menurut Corey (2013: 216), aversi adalah teknik yang digunakan untuk
meredakan gangguan perilaku spesifik, menghubungkan gejala perilaku dengan
stimulus yang menyakitkan hingga perilaku yang tidak dikehendaki
kemunculannya terhambat. Teknik aversi adalah metode paling kontroversional
yang dimiliki oleh para behavioris. Teknik aversi dapat mengontrol perilaku
dengan berbagai cara, teori ini pada dasarnya digunakan karena dua alasan, yang
pertama untuk menghambat atau mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki dan
kemudian yang kedua memberikan stimulus yang dibenci atau menyakitkan
(Purwanta, 2012: 172).

b. Jenis-Jenis Teknik Aversi

Menurut Komalasari (2011: 157) teknik ini digunakan untuk menghentikan


perilaku maladaptif kemudian memperkuat perilaku positif sebagai ganti. Terdapat
berbagai media yabg dapat digunakan untuk melakukan terapi teknik aversi, antara
lain:

a. Aversi kimia, memasukan bahan kimia yang dapat memicu rasa mual ke dalam
alkohol (untuk pecandu alkohol).

b. Kejutan listrik, memakai elektroda yang dipasang pada bagian tubuh seperti
lengan, betis atau jari untuk memberi efek kejut ketika hal yang diinginkan
dilakukan.

5
c. Convert Sensitization, klien membayangkan perilaku maladaptif dan akibat
negatifnya hingga klien merasa bersalah atau menyesal.

d. Penjenuhan (satiation), membuat klien jenuh dengan tingkah lakunya sehingga


memutuskan untuk tidak melakukannya lagi serta memberi penguatan pada
perilaku baru yang positif agar klien merasa puas dan berhenti berperilaku yang
tidak diinginkan.

c. Tahapan Teknik Aversi

Menurut Willis (2010: 71) terapi teknik aversi memiliki 4 tahapan, yaitu:

a. Melakukan asesmen (assesment), bertujuan untuk menentukan kegiatan selama


konseling dengan menganalisis: (a) tingkah laku bermasalah yang dialami klien,
(b) situasi klien, (c) motivasi, (d) self control, (e) hubungan sosial, (f)
lingkungan.
b. Menentukan tujuan (goal setting), menolong klien untuk menetapkan hasil yang
akan dicapai seusai dengan kesepakatan bersama dan analisis pada saat asesmen
c. Mengimplementasikan teknik (technique implementation).
d. Mengakhiri konseling (counseling termination), mengakhiri konseling dengan
melakukan evaluasi merupakan proses yang berkesinambungan

d.Prosedur Teknik Aversi

Menurut Purwanta (2012: 173) prosedur teknik aversi dapat mengontrol perilaku
dengan berbagai cara, prosedur teknik aversi digunakan karena dua alasan, yakni:
(a) prosedur teknik aversi digunakan untuk mengurangi atau menghambat perilaku
maldaptif dengan memberikan konsekuensi aversi sesuai dengan perilaku yang
mucul, dan (b) digunakan untuk membuat stimulus menyenangkan menjadi kurang
menarik dengan menghubungkan stimulus tersebut dengan beberapa stimulus yang
tidak diinginkan yang telah dipilih sebelumnya. Menurut Corey (2013: 196) terapi
perilaku merupakan penerapan berbagai macam teknik yang didasarkan pada teori
belajar untuk menentukan usaha melakukan perubahan perilaku. Terapis behavior
memainkan peran yang cukup aktif dalam pemberian treatment yaitu dalam
penerapan pengetahuan yang bersifat ilmiah dalam memecahkan permasalahan
yang dialami konseli.

6
B. Teknik Satiasi
a. Pengertian Satiasi
Satiasi adalah suatu prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan
berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera. Contoh: seorang ayah yang
memergoki anak kecilnya merokok menyuruh anak merokok sampai habis satu pak
sehingga anak itu bosan. Satiasi Yaitu tindakan menyuruh seseorang melakukan
perubahan berulang-ulang sehingga ia menjadi jera atau lelah. Contoh: Seseorang
yang merobek catatan temannya maka ia disuruh mencatat kembali dalam sepuluh
buku catatan tersebut

Memberikan stimulus yang memperkuat perilaku bermasalah dalam jumlah


yang besar sehingga menimbulkan pengaruh menolak pada individu yang
menerimanya (menimbulkan kejenuhan) dan berkurangnya perilaku bermasalah
Menurut Komalasari (2011), penjenuhan (satiation) adalah varian dari flooding
untuk self control. Kontrol diri (self control) berasumsi bahwa tingkah laku
dipengaruhi variabel eksternal. Kontrol diri adalah bagaimana individu mengontrol
variabel eksternal yang menentukan tingkah laku. Hal ini dilakukan dengan
memindahkan atau menghindar (removing/avoiding) dari situasi berpengaruh
buruk. Memperkuat diri (reinforce oneself) yaitu memberi reinforcement kepada
diri sendiri, terhadap “prestasi” dirinya. Janji nonton kalau prestasi belajar baik. Self
punishment yaitu menghukum diri sendiri bisa hukuman fisik atau mengurangi hak-
haknya seperti menonton TV atau membeli makanan atau barang yang
diinginkannya.
Penjenuhan (satiation) adalah membuat diri jenuh terhadap suatu tingkah
laku, sehingga tidak lagi bersedia melakukannya. Menurunkan atau menghilangkan
tingkah laku yang tidak dinginkan dengan memberikan reinforcement yang
semakin banyak dan terus menerus, sehingga individu merasa puas dan tidak akan
melakukan tingkah laku yang tidak diinginkan lagi. Penjenuhan (satiation),
membuat klien jenuh dengan tingkah lakunya sehingga memutuskan untuk tidak
melakukannya lagi serta memberi penguatan pada perilaku baru yang positif agar
klien merasa puas dan berhenti berperilaku yang tidak diinginkan. Satiasi sementara
mendorong perilaku negative dengan membiarkan siswa terlibat dalam perilaku
tersebut hingga mereka bosan, malu, atau menyadari bahwa perilaku tersebut tidak
berguna.
Prinsip satiasi yaitu untuk mengehentikan seorang anak yang bertidak secara
tertentu, dengan cara meyuruh anak untuk melanjutkan (atau bersikeras bahwa dia
melanjutkan ) tindakan yang anak lakukan sehingga anak bosan dengan tindakan
tersebut. Jadi teknik satiasi adalah teknik dimana dari pada menghukum perilkau
negative, guru memutuskan untuk benar-benar mendorong perilaku negative
tersebut sampai siswa benar-benar bosan atau jenuh dengan perilaku negatifnya
sendiri.

7
b. Prosedur Satiasi

Prosedur kejenuhan dapat sangat berguna untuk menangani perilaku anak yang
kurang sesuai seperti:
Terus menerus meraut pensil hingga habis, Membuang-buang kertas, Minum terus
dalam sesi belajar, dll.
Namun, perlu diketahui bahwasanya prosedur dalam pelaksanaan satiasi diantanya:
1. Tanpa pre sesi

Dilakukan 20 menit sebelum kelas dimulai. Misalnya barang-barag yang


disenangi anak diambil dengan paksa.
2. Melalui pre sesi
1. Asesmen
2. Menentukan tujuan untuk dibuatkan program
3. Pola pembiasaan perilaku
4. Teknik perubahan perilaku
5. Teknik satiasi

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Teknik aversi merupakan teknik yang dapat mengontrol perilaky dengan berbagai
cara, biasanya teknik aversi digunakan karena dua alasan yaitu yang pertama untuk
menghambat atau mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki dan kemudian, yang
kedua memberikan stimulus yang dibenci dan menyakitkan. Ada 4 jenis teknik
aversi yaitu aversi kimia, kejutan listrik, convert sensitization, dan penjenuhan
(satitation). Teknik aversi memiliki tahapan yaitu asesmen, menentukan tujuan,
mengimplementasikan teknik, dan mengakhiri konseling.
b. Teknik Satiasi merupakan teknik dimana, menyuruh seseorang melakukan
melakukan perubahan berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera,
contohnya seseorang yang merobek catatan temannya, maka dia disuruh
mencatatan kembali diepuluh buku catatan tersebut.
B. Kritik dan Saran
Untuk materi satiasi dan aversi cukup sulit dicari, sangat jarang jurnal dan buku
nasional menjelaskan mengenai teknik tersebut sebagian materi didapatkan disumber
internasional sehingga menurut kami penulisan makalah ini tidak optimal dikarenakan
materi yang kurang lengkap, sedangkan untuk saran, selanjutkan kami akan berusaha
lebih optimal dalam pencarian materi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Olivia Faz Gerry. 10(2). 2015. Penerapan Metode Modifikasi Perilaku Pembentukan
(shaping) untuk Membentuk Perilaku Anak Sosial dengan Ktidak-mampuan Intelektual
Ringan. Jurnal Psikologi Tabularasa. Oktober. 236-247

Purwata Edi, (2012). Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus.
Jakarta Pusat: Depdiknas.

Hasanah, Uswatun. 2018. Pengembangan Buku Panduan Terapi Aversi untuk Mengurangi
Emosi Negatif pada Anak. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2020 pada laman
http://digilib.uinsby.ac.id/24612/1/Uswatun%20Khasanah_B93214094.pdf

Miftahuddin, dkk. (2019). Terapi Penyembuhan Autis Melalui Pendekatan Konvensial dan
Zikir di Pekanbaru dan Yogyakarta. Jurnal Dakwah Risalah. Volume 30, Nomor 2. OI:
10.24014/jdr.v30i2.8510. Di akses pada tanggal 05 Oktober 2020.

Fadly, Rendy Tubagus. (2015). Pengaruh Kontrol Diri Terhadap perilaku Merokokpada santri
pengurus pondok pesantren A-Amien prenduan Sumenep-Madura.(Skripsi tidak diterbitkan).
Fakultas Psikologi Universitas Islam,Negri(UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang. Di akses
pada tanggal 03 Oktober 2020.

Desiningrum, Dinie ratri. (2016). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus.Ruko Jambusari 7A


Yogyakarta: Psikosain. Di akses pada tanggal 03 Oktober 2020.

10
JOBDESK

Wafikha Azizah : Membuat Makalah, dan mencari materi mengenai teknik aversi dan
teknik satiasi.

Sumiyati : Membuat PPT dan mencari materi teknik aversi dan satiasi

Sufi Hadi : Mengedit video dan mencari teknik satiasi

Syam Rizki : Membantu membuat makalah

11

Anda mungkin juga menyukai