Dosen Pengampun :
Disusun Oleh :
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Sekian, terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modifikasi secara bahasa berarti pengubahan atau perubahan. Modifikasi memiliki
serangkaian prinsip dan teknik. Oleh karena itu modifikasi perilaku merupakan
pengaplikasian secara sistematis prinsip-prinsip dan teknik-teknik pembelajaran
tertentu dalam upaya mengevaluasi perilaku terlihat ataupun tersembunyi dan
melakukan pengubahan untuk meningkatkan fungsi dari perilaku. Target utama dari
usaha modifikasi perilaku adalah mengatasi perilaku bermasalah dan juga
meningkatkan performa sebuah perilaku. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang
dihadapi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Perilaku Defisit (weak) Perilaku
defisit merupakan perilaku yang terlalu sedikit. Definisi sedikit ini biasanya merujuk
kepada keadaan dimana seseorang tidak menunjukkan suatu perilaku berdasarkan
dengan rangsangan atau stimulan yang diberikan. 2) Perilaku Berlebihan (excessive)
Perilaku berlebihan merupakan kebalikan dari perilaku defisit. Perilaku berlebihan
merupakan perilaku yang muncul tidak pada waktu dan tempat yang tepat.3
Pengkategorian perilaku ke dalam perilaku defisit dan perilaku berlebihan didasarkan
pada standar dari dimensi perilaku, yaitu durasi, frekuensi, dan intensitas. Sedangkan
standar kewajaran durasi, frekuensi dan intensitas suatu perilaku didasarkan pada
norma dan aturan yang berlaku pada masyarakat.
3
yang dilakukan. Empat kemungkinan anak melakukan perilaku yang tidak diinginkan
(Smith, 2010:13; Joosten & Bundy, 2008: 1342) adalah sebagai berikut. (1) Mencari
perhatian, contoh anak yang suka berjalan-jalan di kelas untuk mendapat
perhatianguru.(2)Ketidakmampuanuntukmemperoleh yang diinginkan, contoh:
seorang anak yang menunjuk untuk membeli sesuatu tapi ibu bilang ‘tidak’ dan anak
mulai menangis. (3) Menghindar atau lari dari suatu kegiatan/orang tertentu, contoh:
anak yang tiba-tiba sakit perut saat belajar membaca.(4) Kebutuhan akan rangsangan
dari dalam, contoh masturbasi. Perilaku ini dapat muncul karena tidak ada perilaku
yang menyenangkan dari luar. Memahami perilaku bermasalah juga dilakukan dengan
mengidentikasi bentuk perilaku tersebut. Terdapat dua bentuk permasalahan perilaku
yang dapat dikelola, yaitu perilaku defisit (lemah) dan perilaku maladaptif (excessive
behavior).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan satiasi?
2. Apa yang dimaksdu dengan aversi?
3. Bagaimana teknik satiasi dan aversi?
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang teknik satiasi dan teknik aversi
dalam modifikasi perilaku.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik Aversi Menurut Hasan aversi adalah perasaan tidak senang atau suka
terhadap benda, orang, tingkah laku atau situasi tertentu. Perasaan ini dinyatakan
atau disertai dengan tindakan untuk selalu berusaha menghindari hal yang tidak
disukai tersebut. Sedangkan teknik terapi aversi pada teori pengondisian klasik
dikemukakan oleh Pavlov (dalam id.wikipedia.org), teori ini menghubungkan
secara langsung perilaku yang tidak dikehendaki dengan situasi yang dibenci atau
menyakitkan.
Menurut Corey (2013: 216), aversi adalah teknik yang digunakan untuk
meredakan gangguan perilaku spesifik, menghubungkan gejala perilaku dengan
stimulus yang menyakitkan hingga perilaku yang tidak dikehendaki
kemunculannya terhambat. Teknik aversi adalah metode paling kontroversional
yang dimiliki oleh para behavioris. Teknik aversi dapat mengontrol perilaku
dengan berbagai cara, teori ini pada dasarnya digunakan karena dua alasan, yang
pertama untuk menghambat atau mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki dan
kemudian yang kedua memberikan stimulus yang dibenci atau menyakitkan
(Purwanta, 2012: 172).
a. Aversi kimia, memasukan bahan kimia yang dapat memicu rasa mual ke dalam
alkohol (untuk pecandu alkohol).
b. Kejutan listrik, memakai elektroda yang dipasang pada bagian tubuh seperti
lengan, betis atau jari untuk memberi efek kejut ketika hal yang diinginkan
dilakukan.
5
c. Convert Sensitization, klien membayangkan perilaku maladaptif dan akibat
negatifnya hingga klien merasa bersalah atau menyesal.
Menurut Willis (2010: 71) terapi teknik aversi memiliki 4 tahapan, yaitu:
Menurut Purwanta (2012: 173) prosedur teknik aversi dapat mengontrol perilaku
dengan berbagai cara, prosedur teknik aversi digunakan karena dua alasan, yakni:
(a) prosedur teknik aversi digunakan untuk mengurangi atau menghambat perilaku
maldaptif dengan memberikan konsekuensi aversi sesuai dengan perilaku yang
mucul, dan (b) digunakan untuk membuat stimulus menyenangkan menjadi kurang
menarik dengan menghubungkan stimulus tersebut dengan beberapa stimulus yang
tidak diinginkan yang telah dipilih sebelumnya. Menurut Corey (2013: 196) terapi
perilaku merupakan penerapan berbagai macam teknik yang didasarkan pada teori
belajar untuk menentukan usaha melakukan perubahan perilaku. Terapis behavior
memainkan peran yang cukup aktif dalam pemberian treatment yaitu dalam
penerapan pengetahuan yang bersifat ilmiah dalam memecahkan permasalahan
yang dialami konseli.
6
B. Teknik Satiasi
a. Pengertian Satiasi
Satiasi adalah suatu prosedur menyuruh seseorang melakukan perbuatan
berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera. Contoh: seorang ayah yang
memergoki anak kecilnya merokok menyuruh anak merokok sampai habis satu pak
sehingga anak itu bosan. Satiasi Yaitu tindakan menyuruh seseorang melakukan
perubahan berulang-ulang sehingga ia menjadi jera atau lelah. Contoh: Seseorang
yang merobek catatan temannya maka ia disuruh mencatat kembali dalam sepuluh
buku catatan tersebut
7
b. Prosedur Satiasi
Prosedur kejenuhan dapat sangat berguna untuk menangani perilaku anak yang
kurang sesuai seperti:
Terus menerus meraut pensil hingga habis, Membuang-buang kertas, Minum terus
dalam sesi belajar, dll.
Namun, perlu diketahui bahwasanya prosedur dalam pelaksanaan satiasi diantanya:
1. Tanpa pre sesi
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Teknik aversi merupakan teknik yang dapat mengontrol perilaky dengan berbagai
cara, biasanya teknik aversi digunakan karena dua alasan yaitu yang pertama untuk
menghambat atau mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki dan kemudian, yang
kedua memberikan stimulus yang dibenci dan menyakitkan. Ada 4 jenis teknik
aversi yaitu aversi kimia, kejutan listrik, convert sensitization, dan penjenuhan
(satitation). Teknik aversi memiliki tahapan yaitu asesmen, menentukan tujuan,
mengimplementasikan teknik, dan mengakhiri konseling.
b. Teknik Satiasi merupakan teknik dimana, menyuruh seseorang melakukan
melakukan perubahan berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera,
contohnya seseorang yang merobek catatan temannya, maka dia disuruh
mencatatan kembali diepuluh buku catatan tersebut.
B. Kritik dan Saran
Untuk materi satiasi dan aversi cukup sulit dicari, sangat jarang jurnal dan buku
nasional menjelaskan mengenai teknik tersebut sebagian materi didapatkan disumber
internasional sehingga menurut kami penulisan makalah ini tidak optimal dikarenakan
materi yang kurang lengkap, sedangkan untuk saran, selanjutkan kami akan berusaha
lebih optimal dalam pencarian materi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Olivia Faz Gerry. 10(2). 2015. Penerapan Metode Modifikasi Perilaku Pembentukan
(shaping) untuk Membentuk Perilaku Anak Sosial dengan Ktidak-mampuan Intelektual
Ringan. Jurnal Psikologi Tabularasa. Oktober. 236-247
Purwata Edi, (2012). Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus.
Jakarta Pusat: Depdiknas.
Hasanah, Uswatun. 2018. Pengembangan Buku Panduan Terapi Aversi untuk Mengurangi
Emosi Negatif pada Anak. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2020 pada laman
http://digilib.uinsby.ac.id/24612/1/Uswatun%20Khasanah_B93214094.pdf
Miftahuddin, dkk. (2019). Terapi Penyembuhan Autis Melalui Pendekatan Konvensial dan
Zikir di Pekanbaru dan Yogyakarta. Jurnal Dakwah Risalah. Volume 30, Nomor 2. OI:
10.24014/jdr.v30i2.8510. Di akses pada tanggal 05 Oktober 2020.
Fadly, Rendy Tubagus. (2015). Pengaruh Kontrol Diri Terhadap perilaku Merokokpada santri
pengurus pondok pesantren A-Amien prenduan Sumenep-Madura.(Skripsi tidak diterbitkan).
Fakultas Psikologi Universitas Islam,Negri(UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang. Di akses
pada tanggal 03 Oktober 2020.
10
JOBDESK
Wafikha Azizah : Membuat Makalah, dan mencari materi mengenai teknik aversi dan
teknik satiasi.
Sumiyati : Membuat PPT dan mencari materi teknik aversi dan satiasi
11