Anda di halaman 1dari 200

Handout Modifikasi Perilaku…

KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah sehingga penyusun dapat
menyelesaikan HAND OUT MODIFIKASI PERILAKU.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada ibu Rina sebagai


dosen pengajar mata kuliah Modifikasi Perilaku atas arahan dan
bimbingannya. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang turut membantu baik secara moril maupun meteril dalam
proses penyelesaian makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan hand out ini masih


terdapat kekurangan.Sehubungan dengan hal tersebut, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
mewujudkan hand out yang lebih baik di masa mendatang. Akhir kata,
penyusun berharap semoga hand out ini dapat memberikan konstribusi
positif kepada para pembaca.

Surabaya, 15 Juni 2017

Penyusun

i
Handout Modifikasi Perilaku…

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………….…………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………............................. ii

BAB I – TEKNIK-TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU……………. 1

Topik I Peningkatan dan Pemeliharaan Perilaku .................... 2

Topik II Pengurangan dan Penghapusan Perilaku .................... 23

Topik III Memahami Teknik Pembiasaan dan Imitasi ............... 50

Topik IV Self Management .................................................... 70

Topik V Differential Reinforcement dan Prosedur

Pengendalian Penguatan ........................................... 99

BAB II – HASIL PENERAPAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU

DALAM BERBAGAI SETTING……………………………. 111

Kasus I Hasil Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku

Dalam Setting Perkembangan Anak ............................ 112

Kasus II Hasil Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku

Dalam Setting Klinis Anak ......................................... 125

Kasus III Hasil Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku

Dalam Setting Pendidikan Anak ................................. 134

Kasus IV Hasil Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku

Dalam Setting Klinis Remaja ...................................... 151

Kasus V Hasil Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku

Dalam Setting Pendidikan Remaja .............................. 164

ii
Handout Modifikasi Perilaku…

Kasus VI Hasil Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku

Dalam Setting Pendidikan Dewasa ............................. 178

Kasus VII Hasil Penerapan Teknik Modifikasi Perilaku

Dalam Setting Industri dan Organisasi ........................ 190

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 196

iii
Handout Modifikasi Perilaku…

BAB I

Teknik-Teknik

Modifikasi Perilaku

1
Handout Modifikasi Perilaku…

TOPIK I

Peningkatan dan pemeliharan perilaku…

Didalam kehidupan sehari-hari banyak di temui prilaku salah dan


prilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dengan adanya
prilaku yang seperti hal-hal tersebut, perlu adanya upaya mencegah dan
menyehatkan kembali prilaku-prilaku yang salah tersebut. Salah satu cara
menangani masalah tersebut perlu dilakukan salah satunya modifikasi
prilaku.
Modifikasi perilaku merupakan usaha untuk menerapkan prinsip-
prinsip proses belajar maupun prinsip psikologis hasil eksperimen lain pada
perilaku manusia. Modifikasi prilaku beranggaapan bahwa prilaku yang
dapat di observasi dan di amati dan di ukur merupakan target yang bagus
untuk dapat berubah. Batasan modifikasi perilaku adalah penggunaan
secara sistematis teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan
perubahan frekuensi prilaku social tertentu atau tindakan mengontrol
lingkungan prilaku tersebut. Dalam modifikasi perilaku dapat digunakan
berbagai teknik salah satunya teori Operant conditioning Skinner yang
dilakukan dengan shapping,chainingdan token economy.

1) Prosedur Pengukuhan Positif


a. Pengertian Pengukuhan Positif
Bila suatu stimulus (benda atau kejadian) dihadirkan
terjadi sebagai akibat konsekuensi suatu perilaku, dan bila
karenanya keseringan munculnya perilaku tersebut meningkat
terpelihara, maka peristiwa tersebut disebut pengukuhan positif
(positive reinforcement).

2
Handout Modifikasi Perilaku…

b. Penerapan Efektif Pengukuhan Positif


Agar penerapan pengukuhan positif elektif, perlu
dipertimbangkan berbagai syarat. Syarat-syarat tersebut antara
lain :
a) Menyajikan pengukuhan seketika. Salah satu prinsip
pengukuhan ialah bahwa penyajian pengukuhan seketika
setelah tindakan/perilaku berlangsung, lebih efektif
daripada penyajian tertunda.
b) Memilih pengukuh yang tepat. Tidak semua imbalan
bahwa stimulus yang memenuhi kebutuhan fisiologis
(makanan, air, udara, istirahat, seks, dan lain-lain) adalah
pengukuh yang efektif. Hal ini tidak selalu benar. Banyak
variabel berpengaruh. Karena itu pengukuh yang dipilih
harus terbukti efektif bagi subyek tertentu dalam situasi
tertentu.
c) Mengatur kondisi situasional. Tidak semua perilaku pelu
diulang setiap waktu. Banyak perilaku yang telah
dibentuk, di pelihara atau ditingkatkan, hanya cocok
dilaksanakan pada kondisi situasional( waktu, keadaan,
dan tempat tertentu). Agar perilaku yang mendapat
pengukuhan berulang pada saat dan tempat yang tepat,
perlu diatur kondisi situasional pemberian pengukuhan.
d) Menentukan kuantitas pengukuh ialah banyaknya
pengukuh yang akan diberikan setiap kali, tergantung pada
pertimbangan. Misalnya: pertimbangan macam pengukuh
dan keadaan deprivasinya, serta pertimbangan usaha yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu kali
pengukuhan.
e) Memilih kualitas atau kebaruan pengukuh. Bila dibanding-
bandingkan, orang cenderung menyukai sesuatu yang
berkualitas tinggi atau menyukai sesuatu yang baru.

3
Handout Modifikasi Perilaku…

Sesuatu yang baru cenderung menghilangkan kebosanan


dan kejenuhan, sehingga dapat menjadi pengukuh yang
kuat. Pengukuh sosial juga tidak dapat cukup kuat
(misalnya anggukan sedikit atau senyum kecil); dapat
terlalu kuat anggukan yang terlalu mantap atau senyum
meringis yang terlalu lebar). Nilai pengukuh sosial juga
tergantung pada siapa pemberi pengukuh tersebut. Bila
orang yang penting dalam kehidupan subyek yang
memberikan, nilainya akan lebih tinggi daripada bila
orang sembarangan yang memberikan.
f) Memberikan sampel pengukuh. Bila subyek/klien/pasien
diberi sampel (diberikan kesempatan untuk mencicipi) dan
subyek telah merasakan lezat/nikmat-nya pengukuh,
stimulus itu dapat mulai dicobakan sebagai pengukuh.
Karena itu tidak jarang suatu program dimulai dengan
memberikan pengukuh secara hampir gratis.
g) Menanggulangi pengaruh saingan. Banyak pengukuh
maupun hukuman menimpa perilaku-perilaku seseorang,
yang berupa reaksi-reaksi dari lingkungan maupun dari
diri sendiri terhadap perilaku. Pada umumnya reaksi-
reaksi yang menimbulkan dukungan pada terpenuhinnya
kebutuhan hidup (pangan, sandang dan papan) lebih kuat
daripada yang memberi pengaruh lain.
h) Mengatur jadwal. Jadwal pemebrian pngukuhan ialah
aturan yang dianut oleh pemberi pengukuh dalam
menentukan diantara sekian kali suatu perilaku timbul,
kapan atau yang mana yang akan mendapat pengukuh.
1) Jadwal pengukuhan terus-menerus, ialah pengukuhan
diberikan terus-menerus setiap kali perilaku sasaran
timbul.

4
Handout Modifikasi Perilaku…

2) Jadwal pengukuhan berselang, ialah pengukuh


diberikan tidak terus-menerus setiap kali perilaku
sasaran timbul. Jadi hanya sebagian saja yang
mendapat pengukuh.
i) Menanggualngi kontrol kontra. Kontrol kontra ialah
kontrol atau pengaruh yang sadar atau tidak sadar
dilakukan oleh subyek terhadap orang yang memberi
pengukuhan atau hukuman

c. Keunggulan Prosedur Pengukuhan Positif


Pengukuhanpositifini adalah cara yang terbaik untuk
memperkuat kecenderungan perilaku berulang. Sehingga
pengukuh yang digunakan dapat beralih ke pengukuh sosial,
yang kemudian dialihkan ke pengukuh intrinstik.
Subyek yang mendapat pengukuh positif cenderung
menggeneralisasikan kepada diirinya, sehingga merasa dirinya
berharga. Hubungan antara penerima dan pemberi pengukuh
diasosiasikan dengan sesuatu yang menyenangkan.

d. Efek Pengukuh Positif Bagi Kelompok


Para anggoa kelompok saling memberikan semangat
untuk mencapai persyaratan perilaku yang mndapat pengukuh;
Saling membantu; mengatur kerjasama yang lebih rapih;
sebaliknya pengaruh negatifnya, pengukuhan positif dapat
menyebabkan anggota kelompok terlalu menuntut mereka
yang menghambat tercapainya sasaran; mengancam atau
menghukum teman sekelompok yang kurang berhasil.

5
Handout Modifikasi Perilaku…

2. Prosedur Pengukuhan Negatif


a. Pengertian Pengukuhan Negatif
Pada pengukuhan negatif meningkatnya
kemungkinan berulangnya perilaku disebabkan
terhindarnya dari atau dihilangkan , stimulusnya yang tidak
menyenangkan (aversive stimulus) sebagai konsekuensi
perilaku tersebut. Jadi, suatu perilaku mendapat
pengukuhan negatif bila perilaku itu meningkat atau
terpelihara karena berasosiasi dengan hilangnya atau
berkurangnya suatu stimulus.
Deprivasi atau kekurangan serta ketiadaan sarana/
prasarana/ benda-bend pemenuhan berbagai kebutuhan,
secara potensial dapat menjadi pengukuh negatif. Pengukuh
negatif yang berebntuk sosial misalnya seperti di
cemeberuti, dipelototi, dicemoohkan, disindir, diancam,
diomeli secara terus-menerus sampai perilaku sasaran
timbul.

b. Kelemahan Penggunaan Pengukuhan Negatif


1) Harus disajikan stimulus aversif, yang seringkali tidak
menynangkan bagi penyaji sendiri.
2) Bila penyajian pengukuh positif berulangkali dapat
menimbulkan kejenuhan atau ketenangan, penyajian
pengukuhan negatif berulangkali dapat menghilangkan
daya aversif nya.
3) Reaksi terhadap pengukuh negatif tidak selalu berupa
perilaku sasaran. Berbagai alternatif perilaku dapat
timbul, sebaba tujuannya ialah menghindari stimulus
aversif yang mengenainya.

6
Handout Modifikasi Perilaku…

4) Bila pengukuhan negatif dipakai di sekolah, maka pada


anak akan tertanam asosiasi sekolah dengan hal-hal
yang aversif.
5) Usaha menghindari stimulus aversif, dapat
menimbulkan kecemasan, yang bila keterlaluan dapat
sampai ke penyimpangan perilaku yang lebih parah.
Contoh : seperti neurotis, psikosomatis, dll.

c. Penerapan Efektif Pengukuhan Negatif


Tidak berbeda dengan pnggunaan pengukuh positif,
penggunaan pengukuh negatif juga memerlukan banyak
pertimbangan, bahkan mungkin lebih banyak, sebab adanya
efek samping negatif seperti yang telah disebutkan. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan tidak berbeda dengan
penggunaan pengukuh positif seperti : pemilihan kuantitas
dan kualitas pengukuh, tidak tertundanya penghilangan/
pengurangan efek aversif segera setelah perilaku timbul,
jadwal penyajian dan sebagainya.

Dari pembahasan ini peningkatan dan pemelihraan perilaku


terdapat adanya 3 cara macam teknk yaitu : Shaping, Chaining dan Token
Ekonomi.

1. SHAPING (Pembentukan)
Shaping digunakan untuk mengembangkan perilaku sasaran bahwa
seseorang saat ini tidak menunjukkannya. Shaping didefenisiskan sebagai
penguat diferensial aproksimasi dari perilaku sasaran sampai orang
menunjukkan perilaku sasaran tersebut. Penguatan diferensial melibatkan
prinsip-prinsip dasar penguatan dan kepunahan. Penguatan diferensial
terjadi ketika salah satu perilaku tertentu diperkuat dan semua perilaku
lainnya tidak diperkuat dalam situasi tertentu. sebagai hasil, perilaku yang

7
Handout Modifikasi Perilaku…

meningkat diperkuat dan perilaku yang menurun tidak diperkuat melalui


pemunahan.
Untuk memulai shaping, anda mengidentifikasi perilaku yang ada
yang diperkirakan perilaku sasaran. Ini disebut perilaku awal atau
pendekatan pertama. Anda memperkuat perilaku ini dan sebagai hasilnya
orang mulai menunjukkan perilaku ini lebih sering. Anda kemudian
berhenti memperkuat perilaku dan sebagai bagian dari ledakan kepunahan
berikutnya, perilaku baru biasanya mulai muncul. Sekarang anda mulai
memeperkuat perilaku baru yang merupakan pendekatan lebih dekat
dengan perilaku sasaran. Sebagai hasilnya, orang mulai menunjukkan
perilaku baru yang lebih sering dan menunjukkan perilaku yang
sebelumnya tidak sering. Proses penguatan diferensial (penguatan
pendekatan lebih dekat dan kepunahan dari perkiraan sebelumnya)
beralngung terus hingga orang akhirnya menunjukkan perilaku sasaran.

a. Penerapan Shaping
Di dalam penerapannya, Shaping dapat digunakan untuk :
1) Menghasilkan perilaku baru
2) Mengembalikan perilaku sebelumnya
3) Mengubah beberapa dimensi perilaku yang ada
Contoh menarik dari pembentukan perilaku manusia dalam
pengaturan rehabilitasi medis di gambarkan oleh O‟neill dan
Gardner (1983)
1) Mendapati Mrs. F berjalan lagi.
Satu kasus yang melibatkan Mrs. F seorang wanita 75 tahun
yang menjalani operasi penggantian pinggul. Berjalan sendiri lagi,
ia membutuhkan terapi fisik; Khusus , dia harus berjalan diantara
dua palang sejajar mendukung dirinya dengan tangannya pada bar.
Namun Mrs. F menolak untuk berpartisipasi dalam terapi fisik.
Karena Mrs.F saat ini tidak menunjukkan perilaku sasaran, O‟Neill
dan Gardner memutuskan untuk menggunakan shaping. Sasaran

8
Handout Modifikasi Perilaku…

perilaku adalah berjalan secara bebas dengan alat bantu jalannya.


Untuk memulai perilaku, mereka ingin mrs. F untuk pergi ke
ruangan terapi fisik dimana paralel bar berada. Ketika mrs. F tiba
di ruangan terapi fisik di kursi rodanya, terapis berinteraksi hangat
dengan dia dan memberikan perawatan pijat (pengalaman
menyenangkan untuk Mrs. F). Sebagai hasilnya pergi ke ruang
terapi fisik diperkuat, dan mrs. F sekarang rela pergi kesana setiap
hari. Setelah beberapa hari, terapis meminta Mrs. F untuk berdiri
diantara palang sejajar selama 1 detik (pendekatan berturut-turut
untuk berjalan ) sebelum dia mendapatkan pijatan Mrs. F berdiri
selama 1 detik dan menerima pijatan. Terapis meningkatkan durasi
15 detik pada hari berikutnya, dan Mrs. F berdiri di palang sejajar
selama 15 detik sebelum dia menerima pijatan. Mrs. F berhasil
berdiri di anara palang sejajar, terapis memintanya untuk
mengambil beberapa langkah satu hari dan kemudian beberapa hari
lagi sampai ia berjalan penuhpada panjang palang sejajar.
Akhirnya, Mrs F berjalan secara bebas dengan alat bantu jalnnya
dan keluar dari rumah sakit tersebut. Karena pembentukan dimulai
dengan melibatkan perilaku sederhana bahwa orang tersebut sudah
terlibat didalamnya dan membangun hingga perilaku sasaran dalam
langkah-langkah kecil ( pendekatan berturut-turut) orang dapat
terlibat dalam perilaku sasaran baru atau perilaku sasaran bahwa
dia sebelumnya menolak untuk melakukannya.

b. Prosedur pengunaan Shaping :


Langkah-langkah berikut penggunaan yang tepat dari
pembentukan :
1) Menetukan perilaku target. Dengan mendefinisikan perilaku
target, anda bisa menentukan kapan dan apakah program
pembentukan perilaku yang anda lakukan berhasil atau tidak.

9
Handout Modifikasi Perilaku…

2) Menentukan apakah shaping merupakan sebuah cara yang


tepat. Jika seseorang terikat pada perilaku target yng
ditentukan, meskipun pernah dilakukan sesekali, anda tidak
perlu menggunakan shaping. Yang perlu anda lakukan
hanyalah menggunakan differential reinforcement yang lebih
sederhana untuk meningkatkan frekuensi perilaku target.
3) Mengidentifikasi perilaku awal. Perilaku awal atau perkiraan
pertama haruslah perilaku dimana orang tersebut pernah
melakukan, walaupun hanya sesekali. Ditambah lagi perilaku
awal pasti memiliki relevansi dengan perilaku target.
4) Memilih tahap-tahap shaping. Dalam penerapan shaping,
seseorang haruslah mnguasai setiap tahap sebelum berlanjut ke
tahap harus memiliki kemajuan mendekatiperilaku
targetdibandingkan dengan tahap sebelumnya dan perubahan
perilaku dari tahap satu ketahap selanjutnya tidak boleh
memiliki perbedaan yang terlalu jauh.
5) Memilih reinforcer (penguat). Anda harus memilih
konsekuensi dari penguatan yang akan digunakan untuk
partisipasi seseorang dalam prosedur shaping.
6) Setiap perkiran yang berturut-turut diberikan penguatan yang
berbeda. Dimulai dengan perilaku awal. Menguatkan setip
perilaku instan sampai perilaku yang diinginkan terjadi.
Kemudian, saat perkiraan selanjutnya mulai muncul maka
penguatan lebih difokuskan pada perkiraan baru tersebut
daripada perkiraan perilaku sebelumnya.
7) Bergerak pada tahapan shaping pada langkah yang tepat. Perlu
diingat bahwa setiap perkiraan merupakan batu loncatan bagi
perkiraan selanjutnya. Sekali seseorang itu menguasai satu
perkiraan , inilah saatnya untuk melanjutkan melangkah pada
perkiraan selanjutnya. Memperkuat satu perkiraan terlau lama

10
Handout Modifikasi Perilaku…

membuat seseorang sulit beralih pada perkiraan yang


berikutnya.

2. CHAINING
Sebagaimana telah kita lihat, dukungan digunakan untuk
membangkitkan suatu perilaku, dan transfer kontrol stimulus digunakan
untuk menghilangkan petunjuk dan mendapatkan perilaku yang terjadi di
dalam kehadiran stimulus diskriminatif yang relevan (SD). Seringkali,
prosedur ini digunakan untuk mengembangkan diskriminasi sederhana, di
mana satu tanggapan terjadi di hadapan satu (SD). Sebagai contoh,
seorang pemain bisbol mengayunkan tongkat untuk memukul bola bisbol.
Seorang siswa membaca kata tersebut dengan benar. Anda menancapkan
kabel listrik ke stopkontak yang tepat. Anda mengatakan "Terima Kasih"
ketika seseorang memberi Anda sesuatu. Masing-masing satu contoh
melibatkan perilaku yang terjadi dalam situasi yang benar. Namun
demikian, banyak situasi memerlukan perilaku kompleks yang memiliki
beberapa komponen tanggapan. Sebuah perilaku kompleks yang terdiri
dari banyak komponen perilaku yang terjadi bersama-sama secara
berurutan disebut rantai perilaku.

1) Rantai Perilaku
Rantai perilaku adalah sebuah perilaku kompleks yang terdiri
dari banyak komponen perilaku yang terjadi bersama-sama secara
berurutan.
Dalam suatu kegiatan terdapat perilaku atau tindakan yang
harus dilakukan secara berurutan. Misalnya saja saat ingin memakan
permen karet, kita harus melakukan tindakan yang secara berurutan.
1) Mengambil permen karet di dalam saku
2) Mengeluarkan 1 pak permen karet
3) Menarik sebungkus permen karet
4) Menyobek bungkusnya

11
Handout Modifikasi Perilaku…

5) Memasukkan permen karet tersebut ke dalam mulut

2) Menganalisis Stimulus-Respon Berantai


Beberapa rantai perilaku terdiri dari beberapa komponen
stimulus-respon yang terjadi bersamaan dalam sebuah rangkaian yang
berurutan. Karena alasan ini, rangkaian perilaku sering disebut
“Sebuah rantai stimulus-respon”. Setiap perilaku atau respon akan
berganti menjadi sebuah SD (Stimulus Diskriminan) pada respon
berikutnya di dalam rantai perilaku tersebut. Respon pertama akan
menghasilkan SD untuk respon kedua dalam urutan, kemudian respon
kedua akan menghasillkan SD untuk respon ketiga, dan begitu
seterusnya. Keseluruhan stimulus dalam rantai perilaku berada di
bawah stimulus kontrol. Respon pertama dalam rantai tersebut akan
muncul saat sebuah kenyataan SD terjadi. Permen karet di saku kita
adalah sebuah SD untuk respon pertama pada rantai (mengambil
permen karet di dalam saku).
Rantai perilaku akan berlanjut jika respon terakhir di dalam
rantai menghasilkan sebuah konsekuensi yang berfungsi sebagai
penguat. Permen karet adalah sebuah penguat pada rantai perilaku
ingin memakan permen karet.
Urutan dari komponen stimulus-respon pada rangkaian
perilaku mengambil permen karet adalah sebagai berikut:
1) SD1 (satu pak permen karet di dalam saku) → R1 (memegang
permen karet di saku)
2) SD2 (tangan di dalam saku) → R2 (menarik satu pak permen
karet)
3) SD3 (Satu pak permen karet di tangan) → R3 (menarik sebuah
permen karet)
4) SD4 (Sebuah permen karet di tangan) → R4 (merobek bungkus
permen karet)

12
Handout Modifikasi Perilaku…

5) SD5 (Sebuah permen karet yang telah terbuka bungkusnya) → R5


(memasukkan permen karet ke dalam mulut) → Reinforcer
(makan permen karet)
Seperti yang dapat dilihat, setiap respon akan menghasilkan
stimulus yang berupa SD untuk respon yang selanjutnya. Oleh karena
itu, respon selanjutnya pada sebuah rantai akan tergantung pada
respon yang sebelumnya. Lima komponen pada rantai stimulus-
respon dapat diiilustrasikan seperti berikut:
SD1 → R1
SD2 → R2
SD3 → R3
SD4 → R4
SD5 → R5 → reinforcer

c. Backward Chaining
Backward chaining adalah prosedur pelatihan intensif
pada murid dengan kemampuan rendah. Dengan backward
chaining, anda menggunakan pendorong dan penghilangan untuk
mengajarkan perilaku tadi pada rangkaian pertama. Setelah
perilaku tadi dikuasai dan murid menunjukkan dua perilaku tadi
dalam rangkaian tanpa dorongan, menandai perilaku berikutnya
untuk diajarkan. Keberlanjutan ini berlangsung sampai murid
dapat menunjukkan keseluruhan ketika ditampilkan dengan
stimulus determinan yang pertama dari rangkaian perilaku tanpa
ada dorongan. Sebagai contoh, mengingat penggunaan backward
chaining untuk mengajar Jerry, lelaki muda dengan
keterbelakangan mental berat, bagaimana melepas anak panah
pada papannya.

13
Handout Modifikasi Perilaku…

d. Forward Chaining
Mirip dengan backward chaining dalam mengajarkan
satu komponen dari rangkaian pada suatu waktu dan kemudian
rangkai komponen bersama-sama dorongan dan penghilangan
dalam mengajarkan hubungan dengan SD pada masing-masing
langkah dalam rangkaian. Perbedaan forward chaining dan
backward chaining adalah terletak pada permulaan latihan.
1) Persamaan forward chaining dan backward chaining
a) Keduanya digunakan untuk mengajarkan rangkaian
perilaku.
b) Untuk menggunakan kedua prosedur tersebut. Harus
mengarahkan analisis tugas yang memecahkan
rangkaian dalam stimulus respon komponen.
c) Keduanya mengajarkan satu perilaku pada satu waktu
dan merangkai perilaku secara bersama-sama.
d) Kedua prosedur menggunakan dorongan dan
penghilangan untuk mengajarkanmasing-masing
komponen.
2) Perbedaan forward chaining dengan backward.
a) Forward chaining mengajarkan komponen pertama
terlebih dahulu sedangkan backward chaining
sebaliknya.
b) Dengan backward chaining murid melengkapi
rangkaian pada setiap latihan dan menerima natural
reinforcer dalam setiap latihan pada forward chaining
yang terjadi adalah sebaliknya.

e. Total Task Presentation


Total task presentation adalah merangkaikan komponen
perilaku secara keseluruhan/ sekaligus. Dengan menggunakan
teknik prompt untuk membuat klien terlibat dengan rangkaian

14
Handout Modifikasi Perilaku…

pembentukan perilaku, sekalinya klien mampu menguasai


perilaku tersebut maka diberikan reinforcement dan pemberian
prompt berkurang dan berkurang atau yang lebih dikenal
dengan graduated guidance. Selama fase tersebut terapis/
konselor menyediakan “tangan bayangan” ketika klien
berusaha menyelesaikan tugasnya. “Tangan bayangan” adalah
tangan terapis yang selalu siaga di dekat klien dan siap
membantu klien ketika gagal melakukan salah satu komponen
dari perilaku dari rangkaian perilaku yang harus ia penuhi.
1) Persamaan antara forward chaining, backward chaining
dan Total task presentation.
a) Berguna untuk melakukan tugas yang kompleks atau
rangkaian perilaku
b) Task Analysis harus dilakukan sebelum perlakuan
dilakukan
c) Prosedur prompting dan fading selalu dilakukan.
2) Perbedaan antara forward chaining, backward chaining
dan Total task presentation.
Di dalam Total task presentation, klien mendapatkan
prompt dari awal sampai akhir. Dalam prosedur forward
chaining dan backward chaining, trainer mengajarkan satu
komponen perilaku dalam satu waktu dan kemudian merangkai
komponen perilaku.

f. Written Task Analysis


Bagi mereka yang sudah memiliki kemampuan membaca,
WTA dapat digunakan untuk membantu mengarahkan
penyelesaian pekerjaan kompleks dari Rangkaian Perilaku dengan
tepat. Pada strategi ini, trainer mempresentasikan kepada sebuah
daftar berisi bagian-bagian perilaku/ pekerjaan dalam urutan yang

15
Handout Modifikasi Perilaku…

tepat, dan kemudian learner menggunakan daftar ini untuk


melaksanakan pekerjaan/tugas dengan tepat.

g. Picture Prompts
Strategi lain yang digunakan untuk membantu
mengarahkan penyelesaian pekerjaan kompleks dari Rangkaian
Perilaku dengan tepat adalah dengan menggunakan strategi Picture
Prompts. Dalam menggunakan strategi ini, anda membuat gambar
outcome (bentuk/ hasil akhir yang diinginkan) dari setiap perilaku
atau gambar seseorang yang sedang melakukan setiap perilaku
dalam pekerjaan yang diinginkan. Gambar-gambar ini kemudian
digunakan untuk membantu/mendorong learner untuk melakukan
tindakan/perilaku yang terdapat pada gambar-gambar tersebut
dengan urutan yang benar. Agar metode ini dapat berjalan dengan
efektif, learner harus melihat pada gambar-gambar dengan urutan
yang benar dan setiap gambar harus memiliki kendali stimulus
yang mengalahkan/ melebihi perilaku/ tindakan yang digambarkan.

h. Self-Instructions
Learner juga dapat diarahkan untuk melakukan suatu
pekerjaan kompleks dengan menggunakan self-generated Verbal
Prompts (arahan/dorongan verbal yang berasal dari diri sendiri).
Pada prosedur ini, anda mengajarkan learner untuk memberikan
arahan/dorongan atau instruksi verbal pada diri mereka sendiri
sehingga mereka dapat melakukan serangkaian perilaku dengan
urutan yang benar. Agar prosedur ini dapat berjalan dengan baik,
learner harus mampu untuk mengingat kalimat-kalimat self-
instructions tersebut, menyebutkannya pada waktu yang tepat, dan
secara tepat mengikuti/melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
self-instructions-nya (seperti pada metode Picture Prompts, self-
instructions harus memliki kendali stimulus yang mengalahkan/

16
Handout Modifikasi Perilaku…

melebihi dari perilaku yang coba diinstruksikan itu sendiri).


Pertama, learner harus belajar mengenai bagaimana
mengungkapkan/menyatakan self-instructions dengan suara yang
lantang sebagai sebuah instruksi/arahan/dorongan pada perilaku
yang benar. Setelah learner dapat menguasai self-instructions
tersebut, yang bersangkutan dapat memulai menyuarakan self-
instruction dengan suara yang cukup perlahan. Anda mungkin
berpikir bahwa seseorang yang mampu mempelajari self-
instructions juga mampu dalam mempelajari rangkaian tindakan/
perilaku itu sendiri, sehingga sebenarnya prosedur self-instruction
itu sendiri tidak diperlukan. Meskipun hal ini tepat untuk sebagian
orang, tapi beberapa orang learner yang mempunyai kesulitan
dalam menyelesaikan tugas kompleks dapat mengambil beberapa
manfaat dari metode ini. Selain itu, karena metode ini dapat
diucapkan secara cepat dan dapat dengan mudah diingat untuk
beberapa kasus tertentu, sehingga metode ini sangat berguna untuk
membantu mengarahkan perilaku dalam bermacam-macam situasi.

i. Prosedur Chaining
a) Bacward chaining : Mengajarkan perilaku pertama dalam
rantai pertama, dan kemud mengajarkan setiap perilaku
sebelumnya secara berantai.
b) Forward chaining : Mengajarkan perilaku pertama pada rantai
pertama, dan kemudian mengajarkan perilaku berikutnya secara
berantai
c) Written task analysis : Menggunakan deskripsi atau tulisan
dalam setiap langkah menganalisis tugas sebagai petunjuk.
d) Picture prompts : Menggunakan gambar dalam setiap langkah
analisis tugas sebagai Petunjuk.
e) Total teks presentation : Meminta seluruh stimulus respon
dalam setiap percobaan belajar.

17
Handout Modifikasi Perilaku…

f) Self instruction : Memberikan instruksi verbal kepada diri


sendiri dalam setiap komponen perilaku yang akan
dirangkaikan. Contoh: setiap kali berusaha untuk memencet no
telpon, maka kita akan selalu mengulangi nomor yang berusaha
kita tuju.

j. Penerapan
a) Kamu telah disewa oleh sebuah agency yang menyediakan
layanan rehabilitasi untuk orang yang telah menderita
kerusakan otak dari luka di kepala. Orang-orang tersebut
sering belajar tentang kemampuan dasar secara terus
menerus. Salah satu kemampuan yang harus diajarkan adalah
“bed-making”. Langkah pertama adalah mengembangkan
analisa tentang “bed-making”. Menyediakan tugas analisa
untuk “bed-making”. Pastikan untuk memasukkan
komponen-komponen yang bisa merangsang respon.
b) Sekali kamu mendapat perkembangan tugas analisis
kompleks untuk “bed-making”, kamu harus memilih sebuah
rangkaian prosedur dan melaksanakan prosedur tersebut.
Kamu menentukan untuk memakai rangkaian depan. Jelaskan
penggunaan dari rangkaian depan untuk mengajar tugas dari
“bed-making”.
c) Salah satu orang dengan kerusakan otak yang telah
mengalami perusakan yang serius pada memori. Keesokan
harinya setelah dia mempelajari tugas tersebut, dia tidak bisa
mengingat kebiasaan “bed-making”. Kamu memutuskan
bahwa kamu akan menggunakan gambar yang berkaitan
dengan analisa untuk membantunya membuat “bed” nya
setiap hari. Jelaskan bagaimana kamu akan menggunakan
gambar itu dan bagaimana kamu akan menggunakan gambar
itu dengan orang tersebut.

18
Handout Modifikasi Perilaku…

3. TOKEN EKONOMI
Token Ekonomi dalah sebuah program dimana sekelompok
individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan
muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer.
Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku yang
dirancang untuk meningkatkan perilaku yang disukai dan mengurangkan
perilaku yang tidak disukai dengan menggunakan token atau koin(Ayllon,
1999).
Ada tiga karakteristik dasar yang dimiliki token economy sebagai
suatu program dalam modifikasi perilaku, yaitu :
1) Perilaku yang akan diperkuat dipaparkan dengan jelas.
2) Prosedur yang digunakan adalah dengan memberikan reinforcing
stimuli (token) saat perilaku target muncul.
3) Aturan yang ada direncanakan untuk mengatur pertukaran token untuk
setiap objek atau peristiwa yang akan diperkuat.

a. Langkah-langkah Implementasi Token Ekonomi


1) Menentukan Perilaku Target. Semakin homogen individu
kelompok yang akan dikenai token economy, maka akan semakin
mudah menstandardisasikan aturan-aturan yang berlaku dalam
token economy.
2) Mencari Garis Basal. Yakni memperoleh data sebelum melakukan
penanganan, biasanya melalui pengamatan selama dua minggu
terhadap perilaku target. Sesudah program dimulai, kita bisa
membandingkan data dengan data yang diperoleh saat menentukan
garis basal, sehingga dapat menentukan efektivitas program.
3) Memilih Back up Reinforcer. Perlu diperhatikan bagaimana
karakteristik peserta program dan apa saja ikira-kira barang yang
dibutuhkannya. Barang yang menjadi pengukuh pendukung
haruslah barang yang dapat digunakan atau consumable. Perlu

19
Handout Modifikasi Perilaku…

diperhatikan pula tempat penyimpanan, dan dana yang dibutuhkan


untuk melaksanakan program.
4) Memilih Tipe Token Yang Akan Digunakan. Secara umum, tipe
token haruslah menarik, ringan, mudah dipindahkan, tahan lama,
mudah dipegang, dan tidak mudah dipalsukan. Beberapa contoh
yaitu stiker, keping logam, koin, check-mark, poin, poker chip,
stempel yang dicap di buku, tanda bintang, kartu, dll.
5) Mengidentifikasi Sumber-sumber Yang Bisa Membantu. Beberapa
sumber yang bisa membantu adalah staf, relawan, mahasiswa,
residen, orang yang akan dikenai token itu sendiri.
6) Memilih Lokasi Yang Tepat. Token dapat diberikan dimana saja,
asal diberikan setelah perilaku target muncul.
7) Menyiapkan Manual / pedoman Token Economy Pada Klien Dan
Staf.

Ada suatu prosedur spesifik dalam penerapan program token ekonomi :


1) Perlu diperhatikan bagaimana cara penyimpanan data, kertas data
yang akan digunakan, siapa dan bagaimana data itu akan dicatat.
2) Siapa yang akan memberikan pengukuh atau agen pengukuh
(reinforcing agent), dan untuk perilaku apa.
3) Menentukan jumlah token yang bisa didapat pada setiap perilaku.
Pemebrian token dapat mulai dikurangi bila perilaku target telah
terbetuk.
4) Menyusun prosedur dan menentukan jumlah token untuk
memperoleh back up reinforcer. Pada awal program, frekuensi
penyediaan pengukuh pendukung harus cukup tinggi, lalu
berkurang secara bertahap.
5) Berhati-hati terhadap kemungkinan munculnya hukuman. Ada
kemungkinan hukuman bersyarat (possible punishment
contingencies). Klien membayar dengan token bila ia melakukan
tindakan kontraproduktif.

20
Handout Modifikasi Perilaku…

6) Memastikan bahwa tugas yang harus dilakukan staf sudah jelas,


dan pemberian pengukuh pada staf.
7) Membuat rencana untuk menghadapi kemungkinan masalah yang
akan timbul. Masalah yang biasa timbul antara lain, kebingungan,
kekurangan staf, peserta merusak token, dan lain-lain.

b. Penerapan Token Ekonomi


Dalam jurnal behavioral interventions. 15: 135-143, 2000 yang
berjudul Use of a Token Economy to Eliminate Excessive In Appropriate
Social Behavior in an Adult With Developmental Disabilities. Jornal of
Behavioral Interventions. Oleh Le Blanc, Linda, dkk menemukan bahwa
Token ekonomi efektif untuk menghilangkan 99% perilku tidak pantas
dalam interaksi social, 97% menghilangkan agresivitas verbal, 97%
menghilangkan perilaku seksual yang tidak pantas. Sementara dalam
Jornal of Behavioral Interventions. No 21 hal 155-164 yang berjudul The
Effects of Token Reinforcement on Attending in A Young Childwith Autism
oleh Tarbox, Rachel, dkk menemukan bahwa token ekomoni
meningkatkan perilaku menghadiri kelas oleh anak autis, penguatan efektif
jika token tersedia dan ketika token dapat ditukar tanpa ada penundaan
waktu. Token ekonomi bisa juga diterapkan dalam :
a) Membantu murid yang cacat di dalam ruang kelas
b) Menangani anak –anak dengan masalah antisocial
c) Treatment untuk pecandu alkohol
d) Menurunkan tingkat absent dan meningkatkan performa kerja
e) Mengurangi perilaku agresif tahanan.
f) Mengelola perilaku anak dalam keluarga.

21
Handout Modifikasi Perilaku…

c. Keuntungan dan Kelemahan Token Ekonomi


1) Kelebihan
Mereka dapat diberikan segera sesudah suatu perilaku yang
diinginkan terjadi dan dipertukarkan di waktu mendatang dengan
backup reinforcers. Dengan demikian mereka dapat dipakai untuk
menjembatani penundaan yang sangat panjang antara respon target
dengan backup reinforcers, yang sangat penting ketika situasinya
tidak praktis/ mustahil untuk memberikan backup reinforcers
sesudah perilaku.
Token mempermudah untuk mengatur penguat-penguat
yang konsisten dan efektif ketika menangani sekelompok individu.

2) Kelemahan.
a) Kurangnya pembentukan motivasi renforce, karena token
merupakan dorongan dari luar diri.
b) Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh
pendukung / back up reinforce.
c) Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan
dan menerima token.
d) Bentuk token ekonomi bermacam-macam, tidak harus
berupa token tetapi dapat berupa stiker, tanda bintang dan
tanda penghargaan, point atau item lainnya.

22
Handout Modifikasi Perilaku…

TOPIK II

Pengurangan dan penghapusan perilaku…

1. Pengertian Extinction (Penghapusan)


Extinction merupakan salah satu fenomena-fenomena dalam
kondisioning klasik yang artinya adalah menurunnya frekuensi respon
bersyarat bahkan akhirnya menghilangnya respon bersyarat akibat
ketiadaan stimulus alami dalam proses kondisioning atau secara
singkat dapat diartikan hilangnya perilaku akibat dari dihilangkannya
reinforcers. Prinsip dasar perilaku yang akan diilustrasikan dalam
contoh-contoh berikut ini disebut dengan extinction. Dalam setiap
contoh, sebuah perilaku yang telah dikuatkan untuk periode waktu
tertentu, maka penguatan perilaku tersebut tidak akan lama dan
bagaimanapun perilaku tersebut akan terhenti. Seperti contoh,
perilaku Rae yang meletakkan uang ke dalam mesin kopi dan
mendorong tombol yang dikuatkan dengan mendapatkan kopi.
Sedangkan perilaku Greg yang memutar kenop pintu dan itu
dikuatkan dengan memasuki bangunan apartemennya. Perilaku-
perilaku ini dikuatkan dengan sangat terjadwal atau terus menerus
dilakukan. Suatu waktu penguatan tersebut terhenti, Perilaku Rea dan
Greg pun lama kelamaan berkurang dan akhirnya terhenti.
Extinction adalah sebuah prinsip dasar perilaku. Definisi
Behavioral terkait dengan Extinction ini adalah bahwasanya
Extinction terjadi ketika :
a. Sebuah perilaku yang telah dikuatkan sebelumnya.
b. Tidak ada hasil dalam waktu yang lama dalam konsekuensi
penguatan.
c. Dan bagaimanapun, perilaku terhenti terjadi di masa yang akan
datang.

23
Handout Modifikasi Perilaku…

Selama sebuah perilaku dikuatkan, meskipun hanya


sebentar/tidak terlalu lama, maka perilaku tersebut akan terus ada.
Akan tetapi apabila sebuah perilaku tidak diikuti dengan konsekuensi
penguatan dalam waktu yang lama, bagaimanapun seseorang akan
menghentikan perilaku tersebut. Ketika perilaku tersebut terhenti
karena tidak adanya penguatan dalam waktu yang lama, kita
mengatakan bahwa perilaku tersebut telah mengalami extinction atau
bahwa perilaku tersebut telah dihilangkan.
Skinner (1938) dan Ferster dan Skinner (1957)
mendemonstrasikan prinsip dari extinctionini dengan laboratorium
binatang. Ketika burung merpati di dalam ruang eksperimen dalam
waktu yang lama menerima makanan sebagai sebuah penguat untuk
mematuk tuts piano. Perilaku burung merpati yang mematuk tuts
piano tersebut terhenti ketika pembantu laboran melakukan “lever-
pressing” yang menurunkan dan pada akhirnya menghentikan
perilaku tersebut.
(Sumber:http://saniparwasih.blogspot.co.id/2016/05/teoriperubahan-
perilaku.html)

2. Prosedur Penghapusan
a. Pengertian Prosedur Penghapusan
Prosedur penghapusan (extinction) adalah prosedur
menghentikan pemberian penguatan pada perilaku yang semula
dikuatkan sampai ke tingkat sebelum perilaku tersebut dikuatkan.
Beberapa perilaku yang memerlukan prosedur penghapusan seperti
tindakan mengacaukan kelas, tindakan agresif, amarah yang
berlebihan, perilaku bukan belajar, dan membual. Contoh
sederhananya adalah Andi selalu melompat-lompat di atas tempat
duduknya sambil berteriak-teriak ketika ia ingin menjawab
pertanyaan dari gurunya. Hal itu ia lakukan supaya mendapatkan
perhatian semua orang di kelas. Gurunya ingin merubah perilaku

24
Handout Modifikasi Perilaku…

Andi dengan cara tidak memberi perhatian kepada Andi ketika ia


bersikap berlebihan. Justru gurunya meminta Andi menjawab
pertanyaan ketika ia sedang duduk diam. Perilaku ribut Andi tidak
mendapat penguatanan gurunya, sehingga diharapkan perilaku
tersebut tidak berulang.
Kita tahu bahwa dalam reinforcement ada dua prosedur, yaitu
positive dan negative reinforcement. Begitu juga dengan extinction,
Sebuah perilaku dapat mengalami pengurangan terlepas dari apakah
karena diberi reinforcement positif atau negatif. Intinya,
baikreinforcement maupun extinction adalah untuk mengurangi atau
menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Namun ada dua hal
yang membedakannya. Yang pertama yaitu apabila sebuah perilaku
secara positif diberi penguatan, maka konsekuensinya akan
dimunculkan atau ditambahkan setelah perilaku tersebut dilakuka.
Oleh karena itu, pengurangan perilaku karena diberi reinforcement
positif melibatkan pengurangan perilaku yang sebelumnya sudah
diberikan setelah perilaku tersebut dilakukan. Dengan kata lain, ketika
sebuah perilaku menghasilkan konsekuensi penguatan, maka perilaku
yang diinginkan pun tidak lama kemudian dapat terjadi.
Sedangkan jika dalam kasus reinforcement negative, perilaku
dihilangkan atau dikurangi karena adanya stimulus aversive. Oleh
karena itu extinction karena reinforcement negative mengakibatkan
perilaku yang tadinya sudah ada penguatan bisa jadi berkurang atau
bahkan musnah karena dihilangkannya penguat tersebut. Dengan kata
lain, ketika sebuah perilaku mengakibatkannya menghindar dari
aversive stimulus maka secara otomatis perilaku tersebut akan
berhenti. Contohnya katakan saja seseorang memakai sejenis penutup
telinga sewaktu bekerja di pabrik untuk mengurangi suara bising dari
berbagai peralatan perusahaan. Ketika penutup telinga itu tidak
dipakai ternyata setelah itu merasa bunyi bising berkurang maka
otomatis orang tersebut akan berhenti memakai penutup telinga

25
Handout Modifikasi Perilaku…

tersebut. Perilaku memakai penutup telinga menjadi berkurang


karena hal tersebut menjadi jalan keluar dari kebisingan suara di
pabrik. Jadi, kesimpulan dari prosedur extinction adalah:
1). Reinforcer positif diberikan tidak lama setelah perilaku.
2). Aversive stimulus dihilangkan tidak lama setelah perilaku.

Atau bisa juga kami simpulkan Hukum Extinction tersebut


adalah seperti di bawah ini:
Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang
dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan
reinforcer, maka kekuatannya akan menurun. yaitu jika timbulnya
perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu
tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut
akan menurun bahkan musnah.
Penelitian oleh brian Iwata dan rekan-rekannya (Iwata, kecepatan,
Cowdery, & milten Berger, 1994) telah menunjukkan bahwa secara
prosedural kepunahan adalah suatu perilaku yang berbeda ketika
telah maintened oleh penguatan positif dan penguatan negatif.
Iwata dan koleganya mempelajari perilaku yang merugikan diri
sendiri (seperti memukul diri sendiri) yang ditunjukkan oleh anak-
anak yang mengalami keterbelakangan mental. Ketika mereka
menemukan bahwa diri-cedera itu positif diperkuat oleh perhatian
dari orang dewasa, mereka dilaksanakan kepunahan dengan
menghapus perhatian dewasa setelah perilaku Bagi beberapa anak,
bagaimanapun, melukai diri itu negatif diperkuat: merugikan diri
perilaku mengakibatkan melarikan diri dari tugas akademis.
Dengan kata lain, seorang guru berhenti membuat permintaan pada
seorang anak (dihapus oleh permintaan akademis) sekali anak
strated untuk terlibat dalam merugikan diri behavior.in kasus ini
penguatan negatif, kepunahan yang diperlukan guru untuk tidak

26
Handout Modifikasi Perilaku…

menghapus permintaan akademik setelah melukai diri Oleh karena


itu, perilaku yang merugikan diri mengakibatkan tidak lagi
melarikan diri dari situasi pengajaran Iwata dan rekan-rekannya
dengan jelas menunjukkan bahwa jika kepunahan tersebut terjadi,
reinforcer bagi tingkah laku harus diidentifikasi dan dihapuskan,
proses tidak berfungsi sebagai kepunahan.
Edward Carr dan koleganya (Carr, Newsom, & binkoff, 1980)
mengamati perilaku anak-anak dengan kelainan mental reatardation
Mereka menunjukkan bahwa perilaku agresif di dua anak terjadi
hanya dalam situasi permintaan dan berfungsi sebagai perilaku
melarikan diri Dengan kata lain, perilaku agresif negatif diperkuat
oleh permintaan penghentian.
Bagaimana kepunahan digunakan dengan perilaku agresif dua anak
ini? Carr dan koleganya menunjukkan bahwa ketika anak tidak bisa
lari dari situasi permintaan dengan terlibat dalam perilaku agresif,
perilaku agresif menurun drastis. Karena melarikan diri adalah
memperkuat perilaku agresif, mencegah melarikan diri berfungsi
sebagai kepunahan.

b. Sifat-sifat Prosedur Penghapusan


Pola berkurangnya perilaku setelah dihentikannya
pemberian penguatan tergantung pada beberapa faktor, antara
lain:
1. Jadwal pemberian penguatan
Pola berkurangnya perilaku setelah dihentikannya
penguatan tergantung pada jadwal pemberian penguatan
sebelum prosedur penghapusan ini. Jadwal penguatan
terus-menerus lebih cepat proses hapusnya daripada
jadwal berselang. Jadwal bervariasi lebih resistan daripada
jadwal berjangka sama.

27
Handout Modifikasi Perilaku…

2. Banyaknya penguatan yang telah diterima


Makin banyak berulang pemberian penguatan pada masa
lampau, makin resisten perilaku terhadap penghapusan.
Demikian juga semakin besar kuantitas penguatan yang telah
dinikmati, makin resisten perilaku.
3. Deprivasi
Makin besar deprivasi subjek terhadap penguatan dan
makin vital penguatan yang dideprivasikan, makin sulit perilaku
dihapus.
4. Usaha
Makin besar usaha yang dibutuhkan untuk melaksanakan
perilaku yang mendapat penguatanan, makin cepat
penghapusan tercapai. Contoh: Prapto meminjam uang ke
kakaknya. Kakaknya tidak mau meminjami lagi karena ternyata
digunakan untuk berjudi. Sering tidaknya dia meminjam lagi
juga dipengaruhi jarak rumah Parto dengan kakaknya, makin
jauh perilaku makin cepat hilang, dan sebaliknya.
Selain sifat-sifat di atas, sifat lain yang perlu dipahami
adalah adanya peristiwa kambuh (spontaneous recovery). Bila
terjadi peristiwa kambuh dan penguatan lama diberikan, maka
perilaku akan terus berulang, bahkan makin sukar untuk
dihapuskan (makin resisten). Ini seakan-akan meyakinkan
bahwa apabila orang cukup gigih, tujuan akan tercapai juga.

3. Penerapan Efektif Prosedur Penghapusan


Dalam menerapkan prosedur penghapusan, memerlukan
adanya persiapan, antara lain :
a) Menghalangi lolos dari Hukuman. Melarikan diri dari
hukuman, atau menghindarkan diri dari hukuman adalah suatu
reaksi yang wajar. Karena itu lingkungan harus diatur sedemikian
rupa sehingga hukuman merupakan konsekuensi perilaku yang
tidak dikehendaki. Misalnya lolos dari hukuman terjadi bila nilai
ujian keluar meskipun praktikum belum selesai, hanya dengan

28
Handout Modifikasi Perilaku…

memberi laporan verbal bahwa praktikum sudah diselesaikan


dengan asisten. Kecurangan semacam ini cenderung dikukuhkan.

b) Konsisten dan diberikan seketika. Seperti pada pengukuhan,


hukuman juga paling efektif bila diberikan seketika setelah
perilaku timbul, atau seketika setelah pelanggaran terjadi.
Manfaat lain pemberian seketika adalah subyek dapat
membedakan pada situasi mana perilaku tertentu mendapat
hukuman. Bila anak ingin berlari-lari ditengah jalan, ia cablek
seketika, bukan sesudah diseret ketrotoar. Dengan demikian anak
mendapat asosiasi : tempat mana yang membahayakan. Asosiasi
ini juga dapat ditekankan dengan menambah komunikasi verbal
dan informasi yang rasional. Hukuman yang tidak dapat
dijalankan seketika harus diberi isyarat adanya penundaan
hukuman. Disamping cara ini kurang efektif, cara ini juga
menimbulkan efek samping lainnya. Misalnya, biasa dilakukan
oleh seorang ibu, mengancam anaknya yang nakal, “Tunggu,
sampai ayah pulang nanti !”.

c) Penyajian dengan intensitas kuat. Hukuman kuramg efektif bila


pemberian stimulus aversif meningkat sedikit demi sedikit,
daripada bila langsung dengan stimulus aversif yang intens.
Pemberian stimulus lemah dapat juga berhasil asal ada kombinasi
prosedur lain. Bila tidak, stimulus akan kehilangan daya
aversifnya, sebab subyek cepat mengadaptasikan diri atau subyek
cepat menemukan defens untuk mempertahankan diri.

d) Mengkombinasi dengan Prosedur Lain. Prosedur hukuman


dikombinasikan dengan prosedur penghapusan menghilangkan
perilaku lebih cepat daripada prosedur hukuman atau
penghapusan sendiri-sendiri. Prosedur kombinasi ini lebih cepat
lagi bila sekaligus juga ada pengukuhan perilaku lain yang dapat
menjadi sarana memperoleh pemenuhan kebutuhan semula.

29
Handout Modifikasi Perilaku…

e) Kombinasi dengan pengaturan lingkungan. Seperti penerapan


prosedur-prosedur lain, penggunaan hukuman akan lebih
efektif bila ada peringatan yang jelas. Adanya jembatan
timbang dibanyak jalur transportasi, akan memperingatkan
para sopir agar tidak mengambil resiko membawa muatan
lebih berat dari aturan.

Program ini hanya berhasil bila hukuman dilakukan secara


konsisten (tidak dimungkinkan lolos). Jadi perlu dikembangkan
subprogram ialah mengontrol perilaku petugas agar tidak meloloskan
perilaku terhukum.
Program modifikasi perilaku apapun akan lebih berhasil bila
didukung oleh komunikasi yang jelas mengenai aturan-aturan dan
rasionalnya, baik bgi subyek maupun bagi pengontrol konsekuensi. Hal ini
merupakan keharusan bagi prosedur hukuman, karena resiko efek
sampingan negatifnya cukup berat.
Penerapan punishment dalam modifikasi perilaku bertujuan untuk
mengubah perilaku yang kurang baik dan menyadarkan individu akan
kesalahannya. Dalam penerapannya terdapat berbagai bentuk, antara lain :
Menarik kejadian-kejadian yang menimbulkan kepuasan. Pendekatan ini
berupa menjauhkan stimulus atau rangsang-rangsang yang diinginkan
individu. Pendekatan ini dibagi menjadi dua yaitu :
1) Response cost, yakni menarik stimulus yang diinginkan seperti
makanan, mainan, uang diukur berdasarkan respon sasaran.
2) Exclusion and nonexclusion time-out, yakni semua sumber
kepuasan ditarik dari dekat individu. Menghentikan penguataan
positif meliputi memindahkan individu dari semua sumber
penguatan yang menyertai tingkah laku yang tidak tepat.

30
Handout Modifikasi Perilaku…

Ada dua jenis time-out yaitu time outnon-eksklusi dan time-out


ekslusi.
*Time-out non–eksklusi. Time-out ini menghilangkan semua
sumber yang menimbulkan kepuasan bagi siswa tanpa membatasi
lingkungannya. Cara ini meliputi kombinasi tiga pendekatan yaitu: siswa
dicegah dari semua media dan material yang dapat member
kepuasan(misalnya: radio, tape, krayon, kertas, pensil, buku); siswa
dijauhkan dari aktifitas yang menimbulkan kepuasan (seperti; bermain,
berpartisipasi dalam diskusi ); siswa dihambat dari sumber-sumber
perhatian orang dewasa atau temannya.
*Time-out eksklusi. Time-out ini mencakup menarik siswa secara
fisik dari lingkungan yang secara potensial me-reinforce. Ruang yang
digunakan untuk mengisolasi siswa tidak perlu dirancang secara khusus,
namun demikian disarankan memakai ruang yang tepat menjamin
keamanan. Kriteria ruang: harus memiliki luas dan penerangan yang
memadai, memiliki penerangan dan ventilasi yang memadai, ruang
hendaknya tidak terkunci dengan berbagai alat mekanik yang dapat
menghambat kemungkinan orang dewasa melakukan supervise, dan ruang
harus memungkinkan guru/konselor memonitor siswa tanpa perlu hadir di
ruang itu, ruang harus bebas dari obyek-obyek yang membahayakan, jika
siswa senang berperilaku agresif, sebaiknya lantai dan dinding diberi
karpet, pintu ruang harus cukup lebar untuk mengantisipasi keamanan
kalau sewaktu-waktu siswa agresif dimasukkan ke dalam ruang itu; dan
siswa tidak ditarik dari kebutuhan fisik dasar seperti makanan kecil, air,
dan ruang untuk membasuh diri.

1. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN


 Adapun kelebihan prosedur pengukuhan ini, antara lain:
a. Sangat efektif diterapkan dalam berbagai situasi
Prosedur ini dikombinasikan dengan prosedur lain telah terbukti
efektif diterapkan dalam berbagai macam situasi. Berlangsung cepat

31
Handout Modifikasi Perilaku…

apabila dikombinasikan dengan penguatanan perilaku yang


diingini. Contohnya adalah Mengajari anak yang rewel jika minta
sesuatu.Bila ia masih meminta dengan cara rewel, ia tidak mendapat yang
diminta, kalau ia meminta dengan cara yang diajarkan baru dikasih.
b. Prosedur penghapusan menimbulkan efek yang tahan lama.
Contoh perilaku rewel diatas tidak akan kambuh bila tidak mendapat
penguatan.
c. Prosedur penghapusan tidak menimbulkan efek sampingan se-
negatif prosedur-prosedur yang menggunakan stimuli aversif.

 Kekurangan prosedur penghapusan antara lain :


a. Efek tidak terjadi dengan segera.
Efek penghapusan biasanya tidak seketika terjadi. Setelah
konsekuensi yang mengukuhkan dihilangkan, perilaku-sasaran
tetap berlangsung sampai waktu tertentu. Ini dapat menimbulkan
masalah dalam penerapannya. Contoh: perilaku yang
membahayakan diri sendiri (misal anak-anak mengejar layang-
layang ke jalan raya) maupun yang membahayakan orang lain
(misal desdruktif dan agresif) harus dihentikan segera
b. Frekuensi dan intensitas sementara meningkat.
Pada saat-saat permulaan penguatan tidak diberikan, frekuensi
dan intensitas perilaku sasaran cenderung bertambah. Oleh karena
itu, memilih saat yang tepat menghentikan pemberian penguatan
sangat penting. Contoh: anak rewel dilayani ketika ada tamu agar
diam.
c. Perilaku-perilaku lain, termasuk perilaku agresif, sering timbul.
Kenaikan dan frekuensi dan intensitas sementara diikuti oleh
perilaku-perilaku lain sebagai usaha mendapat penguatan, termasuk
perilaku agresif. Perilaku agresif disebabkan oleh kekecewaan
tidak diperolehnya penguatan yang biasa diperoleh.

32
Handout Modifikasi Perilaku…

d. Imitasi perilaku oleh orang lain.


Pada permulaan penghapusan, perilaku yang berulang-ulang
timbul dan tidak mendapat perhatian yang berwenang, oleh orang
lain yang melihatnya disangka mendapat persetujuan, akibatnya
perilakunya cenderung ditiru. Anak-anak mencari perhatian guru
dengan mengusuli teman. Guru melakukan ekstinsi. Ia hanya
memperhatikan siswa yang tenang. Karena guru tidak mengambil
tindakan yang menyolok, pada anak2 tersebut, maka mereka
mengira guru tidak keberatan. Mereka mulai meniru perilaku
tersebut.Kesukaran menemukan penguatan yang mengontrol.
Kadang-kadang terlihat jelas penguatan apa yang menimbulkan
perilaku yang berulang. Kadang-kadang sulit sekali untuk
menemukan, terutama bila penguatan terjadi pada jadwal yang
sangat jarang. Begitu jarangnya konsekuensi penguatan ditemukan,
sampai seorang pengamat gagal mengendalikannya.
e. Kesukaran menghentikan penguatan
Kadang-kadang ditemukan penguatan yang tidak mungkin
dipisahkan dari perilaku sasaran, karena sudah terpadu atau
alamiah merupakan konsekuensi perilaku tersebut.Contoh: ujian –
nilai baik, ngemil – tenang, kecanduan narkoba – lari dari masalah,
punya teman, nikmat, dll

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EXTINCTION


Ada dua faktor penting yang dapat mempengaruhi proses
Extinction, yaitu:
a. Rencana penguatan (reinforcement) sebelum extinction
b. Peristiwa penguatan setelah extinction
Sebagian rencana penguatan (Reinforcement) akan menentukan
apakah hasil-hasilextinction perilaku dapat berkurang dengan cepat
ataupun secara berangsur-angsur. Munculnya peristiwa dari sebuah
perilaku diikuti oleh adanya penguat. Dalam penguatan yang sesaat,

33
Handout Modifikasi Perilaku…

tidak semua perilaku-perilaku yang dihasilkan berasal dari sebuah


penguat. Akan tetapi terkadang perilaku juga di beri penguatan. Ketika
sebuah perilaku secara terus menerus diberi penguatan, pengurangan
secara cepat diakhiri hanya dengan satu kali penguatan. Ketika sebuah
perilaku diberi penguatan sesaat, maka secara berangsur-angsur selalu
lebih berkurang dari sekali penguatan telah berakhir. Namun perubahan
dari penguatan untuk pengurangan akan lebih berbeda ketika sebuah
perilaku diperkuat sepanjang waktu daripada hanya diberikan beberapa
kali.
Misalnya, jika kita mengambil uang dalam mesin dan menekan
tombol, kita akan mendapatkan pilihan-pilihan yang kita inginkan. Ini
adalah sebuah kasus penguatan secara berulang-ulang, dan penurunan
perilaku selama pengurangan akan cepat. Kita tidak akan melanjutkan
untuk mengambil uang dalam mesin jika kita tidak terlalu lama
mendapatkan uangnya. Berkurangnya penguatan akan segera terlihat.
Itu akan sama dengan apa yang terjadi ketika kita mengambil uang di
tempat mesin atau mesin video spekulasi. Itu adalah sebuah kasus
tentang penguatan yang sesaat. Mengambil uang dalam slot mesin
sesekali hanya diperkuat dari sukses mendapatkan jakpot dan
memenangkan uang dari mesin. Jika mesin telah rusak dan tidak dapat
kembali memproduksi jakpot (bukan penguatan), kita mungkin
mengambil lebih banyak koin ke dalam mesin sebelum akhirnya
menyerah. Dari itulah kita mengambil berspekulasi untuk berhenti
karena itu adalah paling sulit untuk menentukan itu semua bukanlah
penguatan yang panjang untuk perilaku.
Penguatan yang sebentar-sebentar sebelum pengurangan
menghasilkan perlawanan terhadap pengurangan, perilaku pengurangan
tetap dilaksakan. Penguatanyang berlanjut sebelum pengurangan
menghasilkan lebih sedikit perlawanan terhadap pengurangan dan
perilaku yang tekun. Karena perlawanan pada pengurangan, daftar

34
Handout Modifikasi Perilaku…

penguatan sebelum pengurangan menghasilkan pada keberhasilan


penggunaan pengurangan dalam sebuah program modifikasi perilaku.
Faktor yang kedua adalah peristiwa penguatan setelah
pengurangan. Jika penguatan terjadi dalam bagian dari pengurangan,
akan lama dalam perilaku untuk mengurangi perilaku. Ini karena
penguatan dari perilaku pengurangan telah dimulai, jumlah pada
penguatan yang sebentar-sebentar, dan membuat perilaku lebih
melawan terhadap pengurangan. Faktanya, jika perilaku diperkuat
selama satu episode sembuh secara tiba-tiba, mungkin perilaku
selanjutnya meningkat pada level ini sebelum pengurangan.
(Sumber:http://sketsacompangcamping.blogspot.co.id/2010/05/modifika
si-perilaku-extinction.html)

A. PENGERTIAN PUNISHMENT (HUKUMAN)


Punishment seringkali tanpa sadar digunakan oleh orang dewasa, dengan
alasan untuk kebaikan, namun seringkali punishment mengurangi perilaku
dengan segera sehingga si pemberi hukuman mendapat pengukuh. Penggunaan
punishment seringkali menyebabkan terjadinya kontroversi sehingga penerapan
prosedur tergantung pada tujuan dan kondisi situasionalnya, termasuk
pertimbangan-pertimbangan dari segi kepraktisan, hukum, moral, dan etika.
Penggunaan punishment yang diiringi dengan aversive event mungkin
akan melanggar hak-hak individu yang sedang dikenai prosedur tersebut.
Prosedur punishment yang digunakan dengan aversif seringkali menyakitkan atau
kurang nyaman sehingga banyak individu meyakini bahwa prosedur punishment
menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman yang seharusnya tidak perlu dirasakan
oleh individu. Sehingga punishment bukanlah pilihan pertama pada intervensi
yang dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan masalah perilaku.
Punishment merupakan suatu prosedur yang umunya dicadangkan untuk
perilaku-perilaku yang tidak adaptif, seperti perilaku destruktif terhadap diri
sendiri maupun terhadap lingkungan dan perilaku-perilaku negatif lain yang terus
menerus mengganggu fungsi adaptif seseorang atau orang-orang lain
disekitarnya.

35
Handout Modifikasi Perilaku…

Menurut konsep modifikasi perilaku, punishment adalah suatu prosedur


dimana pemberian stimulus yang mengikuti suatu perilaku mengurangi
kemungkinan berulangnya perilaku tersebut. Punishment didefinisikan dari efek
terhadap perilaku yang diikutinya.
Sebagai contoh, seorang anak yang kurang mendapatkan perhatian dari
dosennya di kelas, maka ia datang terlambat agar dosen lebih mengenal dan
memperhatikannya. Datang terlambat dosen membentak. Jika pertemuan
selanjutnya ia tidak datang terlambat maka bentakan merupakan punishment, jika
bentakan tetap menimbulkan perilaku terlambat berulang maka bentakan
merupakan reinforcement / pengukuh.
Kathy, sebuah perguruan tinggi senior, pindah ke 2 apartemen baru
di dekat kampus. . Pada dirinya dengan cara 10 kelas, ia melewati
berpagar-di halaman dengan Hig ketika anjing mendekati pagar, Kathy
mencapai lebih dari 10 pel anjing Sekaligus, anjing menggeram,
memamerkan gigi-nya, dan menggigit tangannya. Setelah ini, dia tidak
pernah lagi mencoba untuk hewan peliharaan anjing.
Pada Hari Ibu, Otis memutuskan untuk bangun pagi dan membuat
sarapan untuk ibunya. Dia menempatkan besi cor wajan di atas kompor
dan menyalakan kompor yang tinggi. Lalu ia dicampur beberapa telur
dalam mangkuk dengan susu untuk membuat orak-arik telur. Setelah
sekitar 5 menit, ia menuangkan telur dari mangkuk ke dalam wajan. Im
mediately. telur mulai bersenandung dan asap naik dari let skil. Otis
meraih pegangan wajan untuk memindahkannya off dari kompor. Begitu
menyentuh pegangan, nyeri menembak melalui tangannya; ia menjerit dan
menjatuhkan wajan. Setelah episode itu, Otis tidak pernah meraih
pegangan dari besi cor wajan panas lagi. Dia selalu menggunakan pad
panas untuk menghindari pembakaran dirinya.
Kedua examoles menggambarkan prinsip perilaku hukuman.
Dalam setiap contoh, seseorang terlibat dalam perilaku dan ada
konsekuensi langsung yang membuatnya kurang kemungkinan bahwa
orang tersebut akan mengulangi perilaku dalam situasi serupa di masa
mendatang. Kathyreached pagar untuk hewan peliharaan anjing, dan

36
Handout Modifikasi Perilaku…

anjing segera menggigit. Karena adanya pengaruh, Kathy kurang


kemungkinan untuk mencapai pagar untuk hewan peliharaan anjing atau
anjing asing lainnya.
Otis meraih gagang panas dari wajan besi cor, yang mengakibatkan
segera ir: stimulasi yang menyakitkan seperti ia membakar habis
tangannya. Akibatnya, Otis jauh lebih kecil kemungkinannya untuk meraih
pegangan wajan besi cor atau. kompor panas (setidaknya tidak tanpa pad
panas).
Kathy mencapai lebih dari pagar dan mentega gigitan anjing nya.
Kathy kurang pagar di masa depan. Tanggapan Ot adalah menyentuh
wajan panas dan imrnediatelv dia ternyata tangannya (stimulus nyeri).
Hasil: Otis kurang seperti untuk mengambil panas, Contoh : besi di masa
depan. Seperti yang dapat Anda lihat dari contoh-contoh ini, ada tiga
bagian untuk definisi hukuman.
1. Sebuah perilaku tertentu terjadi.
2. Konsekuensi segera mengikuti perilaku.
3. Akibatnya, perilaku kurang mungkin terjadi lagi di masa depan. (Tile
Behavior melemah).
Masalah umum kesalahpahaman tentang hukuman dalam
modifikasi perilaku, hukuman adalah istilah teknis dengan makna tertentu
Setiap kali analis behavior berbicara tentang hukuman, mereka reierring.
untuk dimana konsekuensi dari hasil perilaku penurunan masa depan
dalam terjadinya perilaku yang diana1isis sangat berbeda dari apa yang
kebanyakan orang pikirkan sebagai hukuman dalam penggunaan umum,
punishmen:. dapat berarti banyak hal yang berbeda. Banyak orang
mendefinisikan hukuman sebagai sesuatu yang dijatuhkan kepada orang
yang memiliki com mitted kejahatan atau perilaku lainnya yang tidak
pantas.
Dalam konteks ini, hukuman memanggil tidak hanya harapan
bahwa perialaku akan berhenti, tetapi juga unsur retribusi atau retaliation;
bagian dari tujuannya adalah untuk menyakiti orang yang melakukan

37
Handout Modifikasi Perilaku…

kejahatan. Peramal! karena beberapa Thil ~ g bahwa pelaku yang layak,


hukuman memiliki konotasi moral atau etika. tokoh thorityau seperti
govemments, polisi, gereja, atau orang tua memaksakan punisment untuk
menghambat perilaku yang pantas adalah, untuk menjaga orang-orang dari
melanggar hukum: atau aturan, punishment mungkin melibatkan waktu
penjara, kursi listrik, denda. ancaman akan 10 neraka, memukul; -ur
omelan. Namun, sehari-hari punisment adalah definisi teknis hukuman
digunakan dalam modification. People perilaku yang -Apakah terbiasa
dengan definisi teknis hukuman percaya bahwa penggunaan hukuman di
modifikasi perilaku yang salah atau berbahaya.

1. PROSEDUR HUKUMAN
Prosedur hukuman adalah suatu prosedur yang umumnya dicadangkan
perilaku-perilaku yang tak-adaptif, seperti perilaku destruktif terhadap diri
sendiri mupun terhadap lingkungan, dan perilaku-perilaku negatif lain
yang terus menerus mengganggu fungsi adaptif seseorang atau orang-
orang lain disekitarnya.
Seperti pada prosedur pengukuhan, hukuman didefinisikan dari efek
terhadap perilaku yang diikutinya. Contoh : Bila bentakan ayah
menghentikan berulangnya perilaku rewel anak, maka bentakan tersebut
adalah hukuman. Bila bentakan ini menimbulkan perilaku rewel berulang,
maka bentakan ini adalah pengukuh.
Hukuman diberikan untuk menyadarkan individu bahwa perbuatan
yang dilakukan salah, membentuk pribadi yang baik dan menanamkan
tanggung jawab kepada individu atas konsekuensi dari kesalahan atau pun
pelanggaran yang dilakukan. Dalam teori Skinner hukuman dibagi menjadi
dua yaitu
a. Hukuman positif (positif punishment)
Adalah berkurangnya perilaku ketika diikuti dengan rangsangan yang
tidak menyenangkan. Contoh : seorang anak sekolah dasar yang ketahuan
menyontek oleh gurunya diberi hukuman dengan menyuruh untuk berdiri di

38
Handout Modifikasi Perilaku…

depan kelas dengan mengangkat kaki satu dan tangannya memegang telinga
secara menyilang.

1) Prosedur Hukuman positif dan Etika Punislimeni


Dibahas prosedur hukuman negatif. tune-out ~ biaya respon lllci,
yang melibatkan menghapus memperkuat peristiwa bergantung pada
terjadinya dari masalah perilaku. Bab ini menjelaskan penggunaan
hukuman positif cedures pro untuk mengurangi masalah perilaku. Dalam
positif. Peristiwa vcrsivc arc ap menghujani bergantung pada terjadinya
hcliavior masalah dan hasilnya adalah penurunan .a.b prob masa depan.
ility perilaku. Seperti dijelaskan dalam Bab 17. lise dari punishment,
hukuman terutama positif,; 5 kontroversial. Functioual nonavc-sive
memperlakukan pendekatan pemerintah haruslah digunakan sebelum
hukuman dianggap.
• Apa aplikasi dari permusuhan kegiatan?
• Apakah lima prosedur hukuman positif yang melibatkan appiication
kegiatan permusuhan?
• Apa aplikasi dari rangsangan permusuhan?
• Isu apa yang harus Anda pertimbangkan sebelum menggunakan prosedur
hukuman positif?
• Isu apa yang etis yang terlibat dalam menggunakan prosedur hukuman?
Dua kategori utama dari peristiwa tidak menyenangkan yang
digunakan dalam prosedur hukuman positif: penerapan kegiatan
permusuhan dan penerapan rangsangan permusuhan (Sulzer-Azaroff (,:.
Mayer, 1991).

Application Kegiatan Permusuhan


Jne Sabtu pagi, 5-year.o. ld Allison adalah menggunakan krayon
di buku mewarnai nya. Ayahnya sibuk di bagian lain dari rumah. Ali
marah ayahnya karena tidak akan mengambilnya ke taman. Dia punya
krayon dan mulai mencoret-coret di besar lingkaran di dinding dapur
whire. Ketika ia berwarna sebagian besar salah satu dinding, ayahnya
berjalan di dalam ruangan dan melihat w'tat dia telah melakukan. Albon
dibintangi menangis dan mengatakan ing dia sony_ Ayahnya tenang

39
Handout Modifikasi Perilaku…

berjalan bibir padanya dan berkata dengan suara tegas, "Kamu tidak
menulis di dinding. Sekarang j'OU harus membersihkan ini." Dia Punya
bucker deterjen dan air, mengambil Allison ke tempat yang ia ditandai
pada dinding, memberinya kain sabun, dan menyuruhnya dekan dinding.
Dia stooc dan mengawasinya bersih tapi tidak mengatakan apapun hal
lagi padanya .
Dia mengabaikan mengeluh dan fisik mendorong dia untuk con
tinue jika dia berhenti membersihkan. Setelah Allison telah dibersihkan
tanda krayon dari dinding, ia membawanya ke dinding lain di dapur dan
menyuruhnya membersihkan dinding yang juga. Lagi dia tidak
berinteraksi dengan dia kecuali untuk menyediakan guidalice fisik jika
dia berhenti", sekitar 15 menit dari membersihkan, dia mengatakan
kepada AIison dia melakukan dan bahwa dia lagi sebagai hasil dari
prosedur ini, Allison kurang kemungkinan untuk menandai pada awal,
ketika dia marah. IIzzer sebelah tempat tidur Simon membangunkannya.
mengompol. buzzer diaktifkan oleh sensor di sebuah pada ditempatkan
tempat tidurnya; sensor mendeteksi cairan (urine). Juga ketukan bel,
Simon datang ke kamarnya dan menyuruhnya untuk mengubah piyama
dan lembar nya membawa mereka ke ruang cuci, menyeka dan
menempatkan lembar bersih di tempat tidur. Setelah Si boneka " ini, "ibu
mengatakan kepadanya, ia harus berlatih bangun tidur di malam hari dan
pergi ke kamar mandi.
Menurut 10 instruksi nya, Simon tiba di tempat tidur di bawah
caver 'kemudian melepas selimut nya, punya bibir, berjalan ke kamar
mandi, dan berdiri di depan LUI biarkan. Meskipun Simon campi
berbaris, ibunya membuatnya menyelesaikan perilaku Lell ini kali
sebelum kembali ke meresap. Setelah dia selesai berlatih, katanya nighl
baik dan mengingatkannya untuk mendapatkan TTL 'dan pergi ke kamar
mandi waktu berikutnya ia harus pergi di setelah beberapa minggu dari
prosedur ini, Simon jarang membasahi tempat tidurnya. Di masing-
masing dua kasus ini, masalah perilaku menurun dengan lipatan April
kontingen kegiatan permusuhan. Bergantung pada masalah perilaku, anak
wasmade untuk crlgage dalam suatu kegiatan tidak menyenangkan.
Akibatnya, masalah perilaku kurang mungkin terjadi di masa depan.

40
Handout Modifikasi Perilaku…

Sebuah kegiatan permusuhan adalah perilaku-probabilitas rendah


orang tidak tipekal ini memilih untuk memakai pakaiannya, bersih bibir,
menempatkan lembar bersih di tempat tidur, carre ini saya dampak
lingkungan dari perilaku prcblem tetapi tidak melibatkan overcorrection.
Dari pembahasan sebelumnya dari berbagai kegiatan
permusuhan yang dapat ia terapkan. Dalam prosedur hukuman positif,
jelas bahwa kontak fisik antara agen perubahan dan klien sering
diperlukan saat melaksanakan prosedur ini. Recull sering e agen
perubahan harus secara fisik memandu klien melalui permusuhan "lty,
sejumlah memperingatkan adalah urutan sakit.
• Penerapan kegiatan permusuhan harus digunakan hanya ketika agen
perubahan dapat memberikan bimbingan fisik.
• Agen perubahan harus mengantisipasi tha 'klien P.1 :: 1thn menahan
gtlid fisik. Ance, paling tidak pada awalnya, dan harus yakin bahwa ia
dapat setiap prosedur itu klien tidak menolak secara fisik, Agen perubahan
harus yakin bahwa bimbingan fisik yang terlibat sakit prosedur ini tidak
memperkuat ke klien saya kontak fisik tersebut memperkuat, prosedur
tidak akan berfungsi sebagai hukuman.
• Agen Perubahan harus yakin bahwa prosedur dapat dilakukan tanpa
membahayakan klien atau agen perubahan. Hal ini sangat penting ketika
klien menolak dan berjuang dengan agen perubahan selama pelaksanaan
procedure, dengan risiko cedera keduanya.

b. Hukuman negative (negative punishment)


Adalah berkurangnya perilaku ketika rangsangan positif dihilangkan atau
diambil. Contoh : seorang anak yang tidak mau belajar maka uang sakunya
akan dikurangi.
Menurut waktu pemberian hukuman, hukuman dibagi menjadi dua
yaitu hukuman langsung dan hukuman yang tertunda. Hukuman
langsung adalah hukuman yang diberikan segera setelah melakukan
perbuatan yang salah. Hukuman ini lebih efektif untuk menurunkan
tingkat kemunculan perilaku yang kurang baik. Kedua, hukuman yang

41
Handout Modifikasi Perilaku…

tertunda yang diberikan secara langsung dengan jeda waktu yang tidak
lama setelah melakukan suatu kesalahan.
Menurut Sumber (Miltenberger.2012.Behavior Modification:
Principle and Prosedures 5th Ed. USA: Wadsworth, Cengage
Learning). Positive dan negatif hukuman, Ada dua vuriations
prosedural dasar hukuman: positif dan negative. Perbedaan antara
positif < '' hukuman negative ditentukan oleh konsekuensinya perilaku.
Hukuman positif didefinisikan sebagai berikut. : Terjadinya perilaku
diikuti oleh presentasi dari sebuah stimulus menghasilkan, perilaku
sakit masa depan. hukuman negatif didefinisikan sebagai Terjadinya
behavior2 diikuti oleh penghapusan stimulus Hukuman memperkuat
dan hasil dari perilaku kurang terjadi di masa depan.

2. MACAM- MACAM PUNISHMENT.


Dalam buku ilmu pendidikan teoritis dan praktis oleh M. Ngalim
Purwanto terdapat beberapa jenis punishment, antara lain :
1. Punishment prefentif
Penushment yang dimaksudkan agar suatu pelanggaran atau
perilaku maladaptive tidak terjadi atau dengan kata lain mencegah
pelanggaran.
Punishment prefentif memiliki berbagai bentuk seperti :
a. Tata tertib yang harus dipatuhi misalnya siswa dalam sekolah dan bila
melanggar maka ia akan diberi punishment.
b. Anjuran dan perintah dengan memberikan saran aktivitas yang baik untuk
dilakukan seperti belajar setiap hari, menepati janji dan menabung.
c. Larangan yang merupakan kebalikan dari perintah. Larangan manyuruh
individu agar tidak melakukan hal yang buruk, misalnya pulang malam,
menyontek, mencuri, dll.
d. Paksaan yang berupa perintah dengan kekerasan kepada individu untuk
melakukan tugas yang seharusnya dilakukan. Paksaan bertujuan agar
dalam proses belajar misalnya, tidak terhambat dan terganggu.

42
Handout Modifikasi Perilaku…

e. Disiplin adalah hukuman prefentif dengan mematuhi perintah dan


menjauhi larangan atas dasar kesadaran dalam diri individu.
2. Punishment represif.
Punishment represif adalah hukuman yang diberika
setelah pelanggaran dilakukan. Punishment represif bertujuan
menyadarkan kesalahan individu agar kembali melakukan hal yang
baik lagi. Bentuk dari punishment represif adalah sebagai berikut :
a. Perberitahuan kepada individu yang telah melakukan kesalahan
karena ia belum tahu aturan yang harus dipatuhi.
b. Teguran. Teguran adalah pemberitahuan kepada siswa tentang
kesalahan yang telah dilakukan dan ia telah tahu aturan yang
seharusnya dipatuhi.
c. Peringatan. Peringatan diberikan kepada siswa yang telah berulang
kali melakukan kesalahan dan telah ditegur berulang kali.
d. Hukuman diberikan kepada seseorang yang tetap melakukan
pelanggaran walaupun sudah ditegur dan diperingatkan berkali-kali.

3. STIMULUS AVERSIF
Stimulus aversif adalah stimulus yang tidak menyenangkan, tidak
diharapkan dan selalu dihindari oleh organisme. Perilaku yang di ikuti
dengan stimulus aversif akan memperkecil kemungkinan di ulanginya
perilaku tersebut pada masa-masa selanjutnya. Skinner menyebutkan bahwa
ada dua metode yang berbeda sehubungan dengan penggunaan stimulus
aversif ini, yakni pemberian hukuman (punishment) dan perkuatan negative.
Contoh : Seorang anak kecil yang menangis dan mengamuk karena
menginginkan mainan, lalu orang tuanya memukul anak kecil tersebut,
sehingga ia berhenti menangis karena takut akan dipukul orang tuanya.
Stimulus : ia dipukul orang tuanya. Perilaku yang diulang : ia tidak lagi
menangis dan mengamuk karena takut dipukul orang tuanya.
Stimulus dapat berfungsi sebagai hukuman biasanya bila stimulus
ini aversif (tidak menyenangkan). Ada dua macam stimulus aversif :
yang tak bersyarat dan yang bersyarat.

43
Handout Modifikasi Perilaku…

a. Stimulus Aversif tak Bersyarat


Beberapa stimuli menimbulkan efek aversif pada manusia
umumnya. Pukulan keras, kejutan listrik, tersengat bend panas,
cahaya yang menyilaukan, suara yang terlampau keras, dan
stimuli-stimuli lain yang berlebihan (terlalu kenyang, terlalu
dingin, dsb.) umumnya aversif, kecuali bila subyek telah terbiasa
menyesuaikan diri pada kondisi aversif tersebut. Stimuli yang
aversif bukan karena hasil belajar disebut stimuli aversif tak
bersyarat.
b. Stimulus Aversif Bersyarat
Stimuli netral dapat menjadikan stimuli aversif sebagai
akibat disajikan sebelum atau bersama-sama stimuli aversif tak
bersyarat. “Penularan” sifat aversif ini dapat karen stimulus aversif
tak bersyaratnya sangat kuat, atau karena stimulus tak bersyarat
lemah tetapi berpasangannya terjadi berulang-ulang. Kata “Jangan
!” yang tegas dan keras begitu anak akan menyetuh panci panas,
membuat kata “Jangan !” ini menjadi stimulus aversif bersyarat.

4. KEUNGGULAN PROSEDUR HUKUMAN


a. Menghentikan dengan cepat
Penggunaan hukuman yang efektif dapat mengurangi perilaku
secara drastis dan cepat, dan menghindari kambuhnya perilaku.
Efektivitas sering tergantung pada besarnya hukuman. Dibentak dengan
keras atau ditampar/dipukul sampai schok akan menghentikan seketika
perilaku yang berbahaya. Misalnya : pada anak yang akan
menjerumuskan temannya dari atas tangga.
b. Memudahkan diskriminasi
Hukuman yang bersifat spesifik memudahkan subyek
membedakan dalam situasi mana perilakunya harus dihilangkan. Karena
manusia dapat diajak komunikasi, maka kekhususan situasi ini dapat
dikomunikasikan pada subyek. Ini dapat mengurangi penderitaan karena
hukuman.

44
Handout Modifikasi Perilaku…

c. Merupakan pelajaran bagi orang lain


Hukuman mati bagi pemilik senjata api gelap di Malaysia, tidak
mendidik terhukum untuk jera meskipun menghilangkan sama sekali
perilaku itu (dan sekaligus subyeknya), tetapi merupakan pelajaran bagi
orang lain agar tidak menyimpan / memiliki senjata api gelap.

5. KELEMAHAN PROSEDUR HUKUMAN


a. Reaksi Subyek dapat Berbentuk Mengundurkan Diri
Pengunduran diri dapat dalam berbagai bentuk, seperti : anak
mogok makan, melarikan diri, atau membolos sekolah karena dimarahi.
Pengunduran diri dapat juga berbentuk psikis, misalnya : melamun,
memikirkan hal-hal lain, tertidur, dsb. Dengan pengunduran diri ini maka
komunikasi sosial terputus.
b. Reaksi Subyek dapat Berbentuk Agresi
Hukuman menimbulkan ketidaksenangan, karena itu sering
menimbulkan keinginan membalas. Pemabalasan dapat terlaksana bila
penghukum dalam posisi lemah. Bila penghukum posisi kuat, pembalasan
dapat berbentuk gresi verbal, seperti : ancaman, sabotase, fitnah,
vandalisme, atau displacement.
c. Reaksi Subyek dapat Tergeneralisasi
Generalisasi dapat terjadi baik pada pengukuhan maupun pada
hukuman. Hukuman dapat membut jera perilaku-perilaku yang mirip
bentuknya maupun mirip suasananya dengn perilaku yang mendapat
hukuman, tetapi yang tidak seharusnya. Misalnya : hukuman dikenakan
terhadap murid yang banyak bicara dalam kelas : ternyata hukuman ini
tergeneralisasi : murid tersebut lalu ngambek, tidak mau bicara, tidak mu
membaca, bahkan tidak berbuat apa-apa agar tidak kena hukuman.
Generalisasi efek samping terjadi bila murid tidak hanya membenci guru
yang memberi hukuman, tetapi juga membenci pelajarnnya, dn
membenci sekolah pada umumnya.
Karena adanya generalisasi ini, prosedur hukuman hendaknya
dilaksanakan secara sistemtis, bukan diikuti emosi negatif, atau karena

45
Handout Modifikasi Perilaku…

emosi. Subyek hendaknya diberikan kesempatan memperoleh pengukuh


positif bagi perilaku lain yang konstruktif.
d. Reaksi Subyek dapat Diskriminatif
Diskriminasi yang diinginkan adalah bila subyek menanggap
perilaku harus disupres hanya bila ada tukang penghukumnya. Untuk
menghindari hal semacam ini, aturan dan rasionalnya perlu
dikombinasikan dengan jelas.
e. Tindakan Menghukum Dijadikan Contoh
Perilaku yang mendapat hukuman cenderung tidak dicontoh
langsung oleh orang lain. Yang sering dicontoh adalah tindakan
menghukum.
f. Perilaku Terhukum Dicontoh
Perilaku yang mendapat hukuman cenderung tidak ditiru
oleh orang lain secara langsung. Tetapi tindakan yang dikenai
hukuman cenderung dicontoh karena menjadi pusat perhatian.
Perilaku yang semula tidak pernah dibayangkan atau tidak pernah
mendapat perhatian, lalu menambah perbendaharaan perilaku.

6. PENERAPAN EFEKTIF PROSEDUR PENGHAPUSAN


Dalam menerapkan prosedur penghapusan, memerlukan
adanya persiapan,
antara lain :
a. Menemukan Pengukuh yang Memelihara Perilaku
Agar prosedur penghapusan efektif, semua sumber pengukuh
harus ditemukan dan dikendalikan. Membiarkan pengukuh sekali-sekali
selama prosedur penghapusan maupun pada saat kambuh berarti
memberikan jadwal pengukuhan berselang dan semakin sulit dihapus
perilaku ini.
b. Komunikasi Jelas dan Tegas
Tidak semua perilaku dihapus tetapi beberapa perilaku yang
harus tetap dikontrol pada saat-saat tertentu. Subyek juga seharusnya
diberi tahu dengan jelas dan tegas jenis perilaku dan persyaratan kapan
perilaku tersebut boleh dimunculkan atau tidak.

46
Handout Modifikasi Perilaku…

c. Menjalankan Prosedur yang lama


Peningkatan perilaku pada permulaan prosedur penghapusan
diterapkan, sering membuat pengontrol pengukuh menyerah. Demikian
juga berkurangnya perilaku yang perlahan-lahan membuat orang tidak
sabar, hal semacam ini dapat dihindari bila ada pencatatan dari hari ke
hari.
d. Mengkombinasi dengan Prosedur Lain
Prosedur penghapusan lebih efektif bila dikombinasikan dengan
prosedur lain, sehingga mendapat pengukuh yang dibutuhkan sebagai
konsekuensi perilaku yang lebih konstruktif, sehingga mendukung
tercapainya penghapusan karena subyek telah mendapatkan cukup
pengukuh dengan cara baru, sehingga cara lama tidak digunakan lagi.

7. PERINGATAN AKHIR
Peringatan akhir dikembangkan oleh Foxx dan Azrin (1972,
1973) untuk mengurangi agresivitas dan perilaku mengganggu. Diatur
dengan situasi orang-orang dengan mental yang lemah. Prosedur
hukuman cenderung efektif seketika, sehingga dikukuhkan dan
berualang, bahkan sering terlalu banyak diterapkan. Efek samping
negative prosedur pemberian hukuman cenderung terbentuk lebih
lambat dari pada efek positifnya. Karena pembentukan negatif ini
tertunda, orang lalu tidak menghubungkannya dengan hukuman.
Pada peneraoan prosedur hukuman yang perlu dimonitor tidak
hanya perilaku sasaran yang akan dikurangi atau dihilangkan, tetapi
juga perilaku-perilaku sampingan yang timbul. Menghindarkan subjek
atau menjaga subyek jangan sampai terkena hukuman, yaitu dengan
memberi peringatan dengan menyesuaikan tugas dengan kemampuan
dan memberi jalan keluar yang wajar bagi kebutuhan-kebutuhan dari
pada menerapkan hukuman.
Penelitian telah memiliki dokumen yang menyatakan
kefektivan dari pemberian peringatan akhir untuk mengurangi perilaku

47
Handout Modifikasi Perilaku…

bermasalah pada orang-orang retradasi mental (Foxx & Bechtel, 1983;


Miltenberger &Fuqua 1981).
Sebagai contoh seorang anak mencoret dinding ruang tamu
dengan crayonnya, lalu sang ayah memberikan peringatan agar si anak
tidak mengulangi perbuatannya, akan tetapi saat pergi kedapur sang
ayah melihat sang anak mencoret-coret dinding dapur maka sang ayah
pun memberikan hukuman dengan menyuruh sang anak membersihkan
coretan-coratan pada dinding dapur.

8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN


HUKUMAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan hukuman, antara lain :
a. Immediacy/Kesegeraan
Waktu antara munculnya perilaku dan konsekuensi yang
menguatkan adalah faktor yang penting. Konsekuensi akan lebih
efektif jika diberikan segera setelah munculnya perilaku. Contoh:
saat seorang siswa berkata kasar di kelas, maka guru yang sedang
mengajar segera menunjukkan wajah marah kepada siswa tersebut.
Hal ini akan menjadi lebih efektif jika dilakukan segera pada saat
anak mengeluarkan kata-kata kasar dibandingkan dengan
menundanya hingga 30 menit kemudian atau beberapa menit
kemudian.
b. Contingency
Ketika respon secara terus menerus diikuti oleh konsekuensi
yang segera, akibatnya akan lebih efektif untuk menghentikan respon
yang ingin dihilangkan. Punishment akan lebih efektif jika
dipasangkan secara konsisten.
c. Establishing Operations
Establishing operations adalah kejadian yang mengubah nilai
sebuah stimulus menjadi sebuah penguat. Contoh: orang tua
memberitahukan kepada anak-anaknya yang berbuat nakal saat

48
Handout Modifikasi Perilaku…

makan malam maka ia tidak akan mendapatkan makanan penutup


(dessert), menjadi kurang efektif jika saat itu anak sudah menikmati
dua atau lebih makanan penutup.
d. Individual Differences
Perbedaan Individual dan Magnitude/Kwantitas dari
penghukum. Keefktifan pemberian hukuman berbeda untuk setiap
individu karena memang setiap individu memang berbeda dalam
merespon stimulus yang ia terima. Selain itu, penghukum akan lebih
efektif jika kwantitasnya banyak . Contoh: digigit nyamuk adalah
sesuatu yang dinilai sebagai stimulus yang sedikit tidak
menyenangkan untuk kebanyakan orang; perilaku memakai celana
pendek di dalam hutan mungkin menjadi punishment karena nyamuk
menggigit kaki, dan merindukan memakai celana panjang pada
situasi ini diperkuat secara negatif (negatively reinforced) untuk
menghindari gigitan nyamuk. Contoh lainnya, sebagai pembanding,
adalah sakit yang sangat dirasakan akibat sengatan lebah
merupakan punisment bagi kebanyakkan orang. Orang akan
menghentikan perilaku yang akan mengakibatkannya disengat lebah
dan meningkatkan perilaku mereka yang dapat menghindarkan
mereka dari sengatan lebah. Karena disengat lebah lebih
menyakitkan bila dibandingkan dengan digigit nyamuak, maka
sengatan lebah menjadi lebih efektif sebagai punisher.

49
Handout Modifikasi Perilaku…

TOPIK III

Memahami teknik pembiasaan dan imitasi.

Teori ini berfokus pada jenis prosedur pengobatan yang


diimplementasikan kepada orang yang memiliki perilaku kebiasaan.Perlakukan ini
disebut prosedur pembalikan pembiasaan yang digunakan untuk mengurangi
frekuensi perilaku kebiasaan yang tidak diinginkan.Perilaku kebiasaan sering
tidak mengganggu untuk sebagian besar fungsi sosial seseorang. Mereka lebih
cenderung mengganggu orang lain di kehidupannya. Namun, dalam beberapa
kasus frekuensi atau intensitas perilaku kebiasaan dapat menjadi ekstrim dan
menyebabkan persepsi negatif pada orang tersebut dan bahkan mengurangi
penerimaan sosial seseorang. (Boudiouk, Woods, Miltenberger, & Long,
2000:Friedrich, Morgan, & Devine, 1996:Friman, McPherson, Warzak, & Evans,
1993:Long, Woods, Miltenberger, Fuqua, & Boudjouk, 1999).
Ketika perilaku kebiasaan sering terjadi atau dengan intensitas tinggi,
orang mungkin mencari pengobatan untuk masalah tersebut.Dalam kasus tersebut,
perilaku kebiasaan dapat dilihat sebagai perilaku gangguan kebiasaan.(Hansen,
Tishelman, Hawkins, & Doepke, 1990).
Prosedur meneladani berlangsung wajar dalam kehidupan sehari-
hari.Berbagai perilaku, baik maupun buruk telah dipelajari manusia dengan
prosedur ini. Karena itu banyak manfaat yang akan diperoleh dengan memahami
prosedur ini. Dalam modifikasi perilaku, prosedur meneladani ini dapat digunakan
untuk melatih anak-anak cacat (fisik maupun mental), anak-anak normal, dan
pekerja-pekerja, terutama bila instruksi verbal gagal.

A. PEMBIASAAN
1. Pengertian
Perilaku kebiasaan sering tidak mengganggu untuk sebagian besar
fungsi sosial seseorang. Mereka lebih cenderung mengganggu orang lain di
kehidupannya. Namun, dalam beberapa kasus frekuensi atau intensitas

50
Handout Modifikasi Perilaku…

perilaku kebiasaan dapat menjadi ekstrim dan menyebabkan persepsi negatif


pada orang tersebut dan bahkan mengurangi penerimaan sosial seseorang.
(Boudiouk, Woods, Miltenberger, & Long, 2000:Friedrich, Morgan, &
Devine, 1996:Friman, McPherson, Warzak, & Evans, 1993:Long, Woods,
Miltenberger, Fuqua, & Boudjouk, 1999).
Berikut adalah tiga jenis perilaku kebiasaan; kebiasaan gugup, tics
motorik, dan gagap (Woods & Miltenberger, 1995).

Kebiasaan Gugup
Perilaku menggigit kuku, adalah jenis umum dari kebiasaan gugup.
Contoh lain dari kebiasaan gugup termasuk memutar-mutar atau membelai
rambut (atau kumis atau jenggot), menekan pensil, mengunyah pena atau
pensil, mengisap ibu jari, berulang-ulang memanipulasi klip kertas atau item
serupa, gemerincing uang di saku , lipat atau merobek kertas (seperti serbet di
sebuah restoran), dan manipulasi berulang lainnya dari benda (Woods,
Miltenberger, & Flach, 1996). Kebiasaan gugup melibatkan pengulangan,
perilaku manipulatif yang diyakini paling mungkin terjadi ketika pengalaman
orang meningkatkan ketegangan saraf.Kebiasaan gugup biasanya tidak
melayani setiap fungsi sosial bagi orang; misalnya, mereka tidak diperkuat
oleh orang lain dalam kehidupan seseorang. Sebaliknya, diyakini bahwa
mereka mengurangi ketegangan saraf. Dalam beberapa kasus, kebiasaan
gugup dapat melayani fungsi stimulasi diri (Ellingson, Miltenberger, Stricker,
Garlinghouse, et al, 2000;. Rapp, Miltenberger, Galensky, Ellingson & Long,
1999; Woods & Miltenberger, 1996b). Kebiasaan gugup dapat terjadi saat
aktivitas fungsional sukarela lainnya yang terjadi. Dalam kebanyakan kasus,
kebiasaan gugup melibatkan penggunaan tangan. Mereka mungkin juga
melibatkan perilaku oral seperti menggigit bibir, di mana seseorang
menggiling atau mengepalkan gigi atas dan bawah bersama-sama.
Banyak kebiasaan gugup tidak menimbulkan masalah bagi orang
kecuali frekuensi atau intensitas perilaku menjadi ekstrim. Misalnya, sesekali
mengunyah pena tidak ada masalah, tapi jika mengunyah pena sepanjang hari

51
Handout Modifikasi Perilaku…

atau berlangsung ratusan dalam sehari adalah masalah karena frekuensi yang
berlebihan dari perilaku. Demikian juga, sesekali menggigit kukumungkin
tidak menjadi masalah bagi kebanyakan orang, tapi jika menggigit kuku
terlalu sering akan menjadi suatu masalah. Ketika frekuensi atau intensitas
kebiasaan gugup menjadi ekstrim, orang sering mencari bantuan untuk
menghilangkannya. Teng, Woods, Twohig, dan Marcks (2002) telah
menggunakan fokus masalah perilaku yang berulang untuk merujuk ke
kebiasaan gugup (seperti menggigit kuku, memetik kulit,menggigit kulit, kulit
menggaruk, danmenggigit kulit) yang mengakibatkan kerusakan fisik atau
evaluasi sosial yang negatif.

Motor dan Vocal Tic


Tics motorik melibatkan leher mungkin termasuk gerakan kepala maju,
mundur, atau ke samping, gerakan yang melibatkan memutar leher, atau
beberapa kombinasi berputar. Tics wajah mungkin termasuk menyipitkan
mata, berkedip, mengerutkan alis, meringis di mana sudut mulut ditarik
kembali, atau beberapa kombinasi. Jenis lain dari tics motorik yang mungkin
termasuk menaik-turunkan bahu, menyentak lengan ke samping, tubuh-
memutar, atau gerakan tubuh berulang lainnya.
Tics motor diyakini terkait dengan ketegangan otot yang meningkat
(Evers & Van de Wetering, 1994). Kadang-kadang pengembangan tic adalah
terkait dengan cedera atau suatu peristiwa yang meningkatkan ketegangan
dalam kelompok otot tertentu, tetapi gerakan tic terus terjadi setelah cedera
asli atau peristiwa telah berlalu (Azrin & Nunn, 1973). Misalnya, seseorang
dengan ketegangan di punggung bawah-mungkin mendapatkan bantuan
dengan memutar batang tubuh dengan cara tertentu. Namun, orang terus
terlibat dalam memutar batang tubuh dengan lama setelah masalah punggung
teratasi. Ini akan menjadi contoh tic. Tics motoric akan menjadi masalah
ketika mereka melakukan kebiasaan itu dalam frekuensi atau intensitas yang
terlalu sering. Dalam kasus tersebut, orang sering mencari pengobatan.

52
Handout Modifikasi Perilaku…

Selain tics motorik, beberapa orang mengalami tics vokal. Sebuah tic
vokal adalah suara vokal berulang yang tidak melayani fungsi sosial. Contoh
tics vokal adalah membersihkan tenggorokan ketika tidak ada alasan untuk
membersihkan tenggorokan dan batuk ketika orang itu tidak sakit. Tics vokal
juga dapat melibatkan suara atau kata-kata. Dalam satu kasus, seorang anak
sekolah dasar yang telah merasakan dingin untuk jangka waktu yang lama
terus batuk dan sering berdeham meskipun rasa dinginnya telah pergi.
(Wagaman, Miltenberger, & Williams, 1995).
Gangguan Tourette adalah gangguan tic yang melibatkan beberapa
motorik dan gangguan vokal tics.Tourette dan gangguan tic lainnya saat ini
diyakini disebabkan oleh interaksi yang kompleks dari faktor genetik dan
neurobiologis serta peristiwa lingkungan (Lechman & Cohen, 1999). Seorang
anak didiagnosis dengan gangguan Tourette ketika dua atau lebih tics
(termasuk setidaknya satu tic vokal) terjadi selama minimal 1 tahun.
Gangguan Tourette dianggap sebagai gangguan seumur hidup karena serangan
di masa kecil.

Gagap
Di contoh ketiga, Barbara menunjukkan gagap, sebuah tipe gangguan
berbicara yang mana seseorang mengulang kata-kata atau suku kata,
memperpanjang suara dari kata atau suku kata, atau berhenti pada satu kata
(membuat tidak ada suara untuk waktu yang lama ketika mencoba untuk
mengatakan sebuah kata). Gagap sering terjadi pada anak kecil ketika mereka
belajar menggunakan bahasa untuk pertama kalinya.Namun banyak anak
tumbuh tanpa suatu masalah.Gagap seringkali berlanjut dari masa anak dan
dewasa dalam berbagai tingkat keparahan.Dalam beberapa kasus, itu hampir
tak terlihat; yang lainnya, mengganggu produksi bicara.Orang sering mencari
pengobatan ketika gagap mereka cukup parah untuk menggambarkan
perhatian kepada mereka ketika mereka berbicara.
Masing-masing gangguan kebiasaan diatas telah diobati dengan sukses
dengan prosedur modifikasi perilaku yang disebut dengan prosedur

53
Handout Modifikasi Perilaku…

pembalikan kebiasaan (Miltenberger, Fuqua, & Woods, 1998; Miltenberger &


Woods, 1998; Woods & Miltenberger, 1995, 2001).

2. Prosedur Pelaksanaan
Azrin dan Nunn (1973) mengembangkan program pengobatan untuk
menghilangkan kebiasaan kecemasan and tics.Mereka disebut pengobatan
pembalikan kebiasaan yang multi komponen. Dalam pencarian berikutnya,
Azrin dan Nunn dan banyak peneliti lain menunjukkan efektivitas dari
prosedur pembalikan kebiasaan untuk mengobati berbagai gangguan
kebiasaan termasuk kebiasaan kecemasan, tics dan gagap. (Azrin, & Nunn,
1974, 1977 : Azrin, Nunn, & Frantz, 1980a ; Finney, Rapoff, Hall, &
Christopherson, 1983 : Miltenberger & Fuqua, 1985a ; Wagaman,
Miltenberger, & Arndorfer, 1993).
Prosedur pembalikan kebiasaan diimplementasikan dalam sesi terapi
dengan klien yang menunjukkan gangguan kebiasaan.Klien kemudian
mengimplementasikan prosedur yang diajarkan dalam sesi untuk mengontrol
kebiasaan yang terjadi diluar sesi.Dalam prosedur pembalikan kebiasaan,
orang dengan kebiasaan (tic atau gagap) yang pertama diajarkan untuk
menggambarkan perilaku-perilaku yang terlibat dalam kebiasaan.Setelah
mempelajari definisi dari perilaku kebiasaan, klien belajar untuk
mengidentifikasi ketika kebiasaan terjadi atau ketika semua yang berhubungan
dengan itu terjadi.Prosedur ini merupakan komponen pelatihan kesadaran dari
pembalikan kebiasaan.Klien kemudian belajar sebuah respon bersaing (sebuah
perilaku yang tidak sesuai dengan perilaku kebiasaan) dan mempraktikkan
respon bersaing di sesi setelah masing-masing kebiasaan terjadi. Selanjutnya,
klien akan mengimajinasikan situasi dimana ia akan menggunakan respon
bersaing diluar sesi untuk menghambat kebiasaan. Akhirnya, klien
diinstruksikan untuk menggunakan respon bersaing diluar sesi setiap kali
kebiasaan terjadi atau ketika semua yang berhubungan dengan itu
terjadi.Prosedur ini merupakan pelatihan respon bersaing. Orang lain (seperti
orang tua atau pasangan) diperintahkan meminta klien untuk menggunaka

54
Handout Modifikasi Perilaku…

respon bersaing ketika kebiasaaan terjadi diluar sesi. Mereka juga


diperintahkan untuk memuji klien untuk tidak terlibat dalam kebiasaan dan
untuk menggunakan respon bersaing dengan sukses. Keterlibatan orang lain
yang signifikan disebut sebagai dukungan sosial. Akhirnya, terapis
menyimpulkan dengan klien semua situasi di mana kebiasaan terjadi dan
bagaimana kebiasaan dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau
malu.Kesimpulan ini adalah strategi motivasi, yang meningkatkan
kemungkinan bahwa klien akan menggunakan respon bersaing di luar sesi
pengobatan untuk mengontrol kebiasaan.
Dalam sesi terapi pembalikan kebiasaan, klien belajar dua
keterampilan dasar; membedakan setiap kemunculan kebiasaan (kesadaran
pelatihan) dan menggunakan respon bersaing yang bergantung pada terjadinya
kebiasaan atau mengantisipasi terjadinya kebiasaan (pelatihan respon
bersaing).Kesadaran kebiasaan adalah kondisi yang diperlukan untuk
penggunaan respon bersaing. Klien harus dilatih untuk menyadari setiap
contoh kebiasaan sehingga ia dapat belajar respon bersaing dengan segera.
Respon bersaing biasanya adalah perilaku tidak mengganggu (tidak mudah
diidentifikasi oleh orang lain). Orang lain terus membantu klien untuk
menggunakan keterampilan ini melalui pengingat dan penguatan di luar sesi
terapi (dukungan sosial).

3. Penerapan
Perbedaan utama antara prosedur pembalikan kebiasaan untuk berbagai
jenis kebiasaan yang menyimpang adalah respon bersaing yang alami.
Perbedaan dari respon bersaing harus dipilih secara specifik dari bagian
kebiasaan, tic,atau gagap yang ditunjukkan oleh klien. Kita sekarang
mempertimbangkan perbedaan cara kebiasaan pembalikan yang diterapkan
pada berbagai jenis gangguan berikut :
Kebiasaan gugup
Sejumlah peneliti telah mengevaluasi kebiasaan pembalikan untuk
mengobati kebiasaan gugup (Azrin, Nunn, & Frantz-Renshaaw, 1980, 1982;

55
Handout Modifikasi Perilaku…

Miltenberger & Fuqua, 1985a; Nunn & Azrin, 1976; Rapp, Miltenberger,
Long, Ellioutt, & Lumley, 1998; Rosenbaum & Ayllon, 1981a, 1981b;
Twohig & Woods, 2002; Woods, Milterberger, & Lumley, 1996; Woods et
al., 1999). Kebiasaan gugup diperlakukan dengan prosedur pembalikan
kebiasaan termasuk menggigit kuku jari tangan, menarik rambut, mengisap
jempol, dan kebiasaan mulut dan bibir seperti menggigit.Dalam setiap kasus,
respon bersaing adalah perilaku yang subjek bisa lakukan dengan mudah tapi
itu secara fisik tidak sesuai dengan kebiasaan gugup. Misalnya, respon
bersaing untuk murid yang menggigit kukunya di ruang kelas bisa diganti
dengan pensil untuk 1-3 menit atau mengepalkan jari seperti meninju, selama
1-3 menit siswa pertama akan belajar untuk mengidentifikasi setiap kali ia
mulai menggigit kukunya. Segera setelah ia mendeteksi perilaku menggigit
kuku (ketika jarinya menyentuh giginya, saat tangannya bergerak ke arah
mulutnya) dia akan segera mengakhiri perilaku dan menggenggam pensil.
Karena memegang pensil adalah aktivitas alami di kelas, respon bersaing tidak
menarik perhatian murid lainnya. Respon bersaing yang sama dapat digunakan
untuk rambut, atau kebiasaan saraf yang melibatkan penggunaan tangan. Jika
orang itu tidak di ruang kelas atau jika pensil atau pena tidak tersedia, respon
bersaing atau menggigit kuku atau menarik rambut bisa diganti dengan
mengepalkan tangan dan ditahan selama 1-3 menit atau meletakkan tangannya
di sakunya selama 1-3 menit . Cara lain, murid bisa menduduki tangannya
dengan cara apapun yang secara fisik bisa mencegah murid tersebut untuk
tidak menggigit kuku.
Untuk kebiasaan oral seperti menggigit bibir, respon bersaing yang
mungkin dilakukan untuk menahan gigi atas dan bawah bersama-sama selama
beberapa menit, yang akan bertentangan dengan salah satu perilaku.
Ketika digunakanpada anak-anak, orang tua mungkin menggunakan
bimbingan fisik agar anak terlibat langsung dalam respon bersaing. Sebagai
contoh, dalam satu kasus, seorang gadis berusia 5 tahun terlibat dalam
menarik rambut dan menggigit kuku, biasanya ketika dia tidak aktif
(menonton TV atau duduk dan menunggu).Respon bersaing adalah melipat

56
Handout Modifikasi Perilaku…

kedua tangannya secara bersamaan dan meletakkan kedua tangannya di


pangkuannya.Ibunya menyuruhnya dengan berkata, "tangan di pangku”, dan
secara langsung membimbing tangan putrinya untuk selalu dipangkuan ketika
dia melihat putrinya memunculkan kebiasaan oral seperti menggigit bibir dan
menarik rambutnya atau menggigit kukunya. Sebelum lama, putrinya akan
memulai meletakkan tangannya dia pangkuannya segera setelah ibunya
berkata, “tangan dipangku”. Ketika dia sedang duduk dengan tangan di
pangkuannya ibunya memujinya.Kedua kebiasaan perilaku tersebut berkurang
dengan pengobatan respon bersaing, yang diimplementasikan dengan bantuan
orang tuanya (dukungan sosial).

Motor and vocal tic


Prosedur pembalikan kebiasaan telah dievaluasi untuk mengatasi
motor and vocal tics (Azrin & Nunn, 1973; Azrin, Nunn, & Frantz, 1980b;
Azrin & Peterson, 1989, 1990; Finney et al., 1983; Milterberger, Fuqua, &
McKinley, 1985; Sharenow, Fuqua & Miltenberger, 1989; Woods,
Miltenberger, & Lumley, 1996a; Woods & Twohig, 2002). Respon bersaing
digunakan dalam prosedur pembalikan kebiasaan dengan motor tics yang
melibatkan ketegangan otot pada tic sehingga bagian tubuh yang terlibat
diadakan bergerak (Carr, 1995). Misalnya, Jose seorang pemain baseball yang
sering menggertakkan kepala, akan menegangkan otot lehernya ke tingkat
yang lebih sering karena ia memegang kawanan di posisi depan. Pertama dia
akan belajar untuk membedakan setiap waktu saat dia memperlihatkan tic atau
mengantisipasi ketika ia hendak menunjukkan tic nya tersebut.Kemudian,
mungkin pada kejadian tic atau antisipasi dari tic itu, dia akan menyertakan
dalam respon bersaing selama beberapa menit. Cukup menegangkan otot-otot
leher dan memegang kepala lurus bukanlah perilaku yang menonjol, jadi
harusnya tidak menarik perhatian padanya.Azrin and Peterson (1990, halaman
310) menjelaskan suatu respon bersaing untuk vokal tic seperti batuk,
membersihkan tenggorokan, suara menggonggong “ ritme pelan napas dalam
melalui hidung sementara mulut tertutup. Penghembusan harusnya lebih

57
Handout Modifikasi Perilaku…

sedikit panjang daripada penghirupan ( 5 detik penghirupan, 7 detik


penghembusan)”. Azrin dan Peterson mmperlihatkan bahwa prosedur
pembalikan kebiasaan bisa digunakan dengan suksesuntuk melatih motor tic
dan vocal tic seperti masyarakat dengan gangguan Tourette, yang di duga
memiliki penyebab neurologis dan kadang diatasi dengan bantuaan medis
(Shapiro, Shapiro, Bruun, & Sweet, 1978). Tic diperlihatkan oleh kebanyakan
orang yang bukan masyarakat dengan gangguan Tourette dan efektif di atasi
dengan prosedur pembalikan kebiasaan.

Gagap
Banyak penelitian telah mendokumentasi prosedur pembalikan
kebiasaan dengan gagap.Respon bersaing yang digunakan oleh gagap berbeda
dari respon bersaing digunakan dengan kebiasaan gugup atau tic.Karena gagap
melibatkan aliran udara terganggu melalui pita suara yang mengganggu
produksi bicara yang fasih. Sebuah respon bersaing akan melibatkan relaksasi
dan aliran udara tidak terganggu atas pita suara saat bicara. Respon bersaing
dalam kebiasaan prosedur bersaing dengan gagap juga disebut pernafasan
yang diatur. Klien yang diajarkan pertama kali untuk mendeteksi contoh lain
dari gagap. Klien belajar untuk mendeskripsikan tipe gagap yang mereka
perlihatkan dan dengan bantuan terapis mereka mengidentifikasi contoh lain
dari gagap yang mereka bicarakan dalam sesi. Salah satu klien sadar akan
sebagian besar kejadian gagap, terapis akan mengajari cara mengatur
pernapasan.
Komponen pertama merupakan prosedur relaksasi cepat yang disebut
dengan pernapasan diafragma.Klien belajar bernafas pada dalam pola
berirama menggunakan otot diafragma untuk menarik udara kedalam paru-
paru.Sebagai klien bernapas dengan lancar dan berirama. Terapis
menginstruksikan klien untuk mengucapkan sepatah kata karena ia mulai
menghembuskan napas. Karena klien santai dan mengalir udara yang lebih
laring dalam napas klien tidak gagap kata.Pola yang diucapkan dalam
kompatibel dengan pola yang terlibat dalam gagap.Klien melatih pola ini

58
Handout Modifikasi Perilaku…

dengan satu kata, kemudian dua kata, kemudian kalimat pendek dan
seterusnya.Jika klien mulai gagap pada poin tertentu, klien berhenti berbicara
segera, bernafas dengan diafragma, mulai bernafas, dan melanjutkan
pembicaraannya.Klien kemudian diinstruksi untuk melatih metode ini
berbicara diluar sesi. Orang lain, seperti orang tua atau pasangan yang
memberikan dengan mendorong klien untuk berlatih dan memuji klien untuk
berbicara dengan lancar. Kesuksesan pengobatan tergantung pada apakah
praktek klien dilakukan setiap hari, mendeteksi kebanyakan kasus gagap, dan
menggunakan metode pernapasan yang diatur dengan handal. (Elliott et al.,
1998; Miltenberger et al., 1996; Wagaman, Miltenberger, & Woods, 1995;
Woods, Twohig, Fuqua, & Hanley, 2000).

4. Keunggulan dan Kelemahan


a. Keunggulan
 Sebagai penghukum (untuk kebiasaan dan tics) atau sebagai
perilaku alternatif untuk menggantikan perilaku kebiasaan (dalam
kasus gagap)

b. Kelemahan
 Prosedur pembalikan kebiasaan dapat mengurangi kebiasaan
(gugup, tic, gagap) namun membutuhkan waktu yang lama.

B. IMITASI
1. Pengertian
Prosedur dasar meneladani (modeling) atau memberi contoh ini
sebenarnya sangat sederhana: ialah memamerkan perilaku seseorang atau
perilaku beberapa orang kepada subyek. Namun demikian, ada subyek yang
karena beberapa sebab, tidak dapat mencontoh teladan yang ada.Misalnya
anak-anak lemah mental yang parah, penderita autisme atau penderita psikosa.
Prosedur meneladani adalah prosedur yang memanfaatkan proses
belajar melalui pengamatan, dimana perilaku seseorang atau beberapa orang

59
Handout Modifikasi Perilaku…

teladan, berperan sebagai perangsang terhadap pikiran, sikap, atau perilaku


pengamat tindakan teladan atau para teladan ini. Beberapa orang lebih
trainable daripada educable, artinya nalar tidak begitu jalan, tetapi
pengamatan dan meniru lebih unggul.
Seringkali, prosedur ini jauh lebih efektif daripada instruksi atau
perintah.Orang cenderung berbuat seperti yang dilakukan teladan, bukan
seperti yang dikhotbahkan teladan. Contoh “sudah kukatakan berulang-ulang,
jangan suka menipu Emak !” Uvi tetap saja suka menipu emaknya, sebab ia
tahu emaknya pun penipu ulung.

2. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur meneladani berlangsung dalam dua tahap.Kegagalan prosedur
ini dapat disebabkan oleh kegagalan salah satu atau kedua tahap tersebut.
Tahap-tahap ini adalah :
a. Tahap pemilikan
Ini adalah tahap masuknya perilaku dalam perbendaharaan perilaku
subyek, ialah subyek memperoleh dan mempelajari perilaku teladan yang
diamati.Pengamatan intensif dan mengesankan, mempercepat pemilikan
perilaku ini.Namun pengamatan tidak intensif pun bila berulang-ulang
dapat menimbulkan perilaku meniru.Karena itu orang-orang dalam suatu
kelompok pergaulan cenderung berperilaku serupa, salah satu sebab ialah
karena mereka saling meniru, sengaja atau tidak sengaja. Murid meniru
guru (misalnya dalam gairah terhadap suatu bidang studi), anak meniru
orangtua (dalam gaya bicara, gaya bahasa, dan lain-lain) umum terjadi.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini subyek melakukan perilaku yang telah dipelajari
dari teladan.Pada tahap pemilikan, subyek sudah memiliki perilaku yang
dicontoh, tetapi belum melaksanakan sebagai perilakunya
sendiri.Pelaksanaan baru dapat diwujudkan bila faktor-faktor penunjang
ada.

60
Handout Modifikasi Perilaku…

Mamad akan meniru gaya bambang ngetril dengan sepeda mini,


kalau Mamad bisa naik sepeda mini, dan ada sepeda mini untuk ngetril.

Faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan ialah faktor


pengukuhan, baik yang dialami subyek sendiri, maupun yang diperoleh
lewat pengamatan, ialah melihat orang lain yang melaksanakan perilaku
teladan mendapat pengukuh (vicarious reinforcement).

Doni melihat orang bertengkar yang memaki-maki dengan


ucapan “bodoh”.Kata ini asing, aneh, dan menarik bagi si Doni.
Pada suatu hari, ia dimarahi ibunya, dan tanpa sengaja ia
mengucapkan “bodoh”. Ternyata ucapan ini membuat ibunya
semakin marah.Doni berkesimpulan, bahwa ucapan ini dapat
digunakan sebagai pembalasan terhadap kemarahan ibu (suatu
pengukuh positif bagi Doni). Maka Doni akan selalu
memanfaatkan ucapan ini.

Dari contoh-contoh yang telah dikemukakan di atas, tampak bahwa


perilaku yang dapat diteladani tidak hanya berupa tindakan, tetapi juga
dapat berupa ketrampilan, teknik, gaya, dan ucapan, bahkan sikap, emosi,
pikiran dan peran pun dapat diteladani.
Ayah dan ibu Yuki yang menunjukkan sikap negative
terhadap keluarga Harjo (sering berdiskusi mengenai kejelekan-
kejelekan keluarga Harjo), akan menyebabkan Yuki dan
saudaranya bersikap negative terhadap keluarga Harjo.

Dari ketegangan otot-otot ibunya, Tri yang sedang


digendong ibunya merasakan bahwa ibunya takut terhadap lipan,
ketakutan ini dapat “menurun” kepada Tri.

61
Handout Modifikasi Perilaku…

Muka ayahnya menunjukka jijik menghadapi kecoak.Tidak


mengherankan, bahwa Didut juga jijik terhadap kecoak.

“Lebih murah interlokal daripada surat kilat. Bukankah


instansi masih cukup kaya membiayai interlokal ?” Pikiran begini
diperoleh Yuyun dari ibunya, yang suka berbincang-bincang lewat
telepon dinas dengan adiknya yang tinggal di luar kota.

3. Penerapan
Meskipun prosedur meneladani itu sederhana, ada baiknya bila dipersiapkan
agar efesien.
a. Memusatkan perhatian subyek
Tahap pertama, ialah tahap memperoleh dan mempelajari perilaku
hanya dimungkinkan tercapai bila subyek mau mengamati perilaku
teladan. Bagi subyek normal, perhatian akan lebih sepenuhnya bila
perilaku yang harus diamati ini dibicarakan, diartikan, diberi nama atau
label, dan dibuat menarik perhatian.

Misalnya meneladani memindahkan versnelling mobil :


“Beginilah kita memindahkan versnelling (diberi nama). Letakkan
telapak tangan menghadap ke kiri bila akan memindahkannya ke
sebelah kiri, atau bila perpindahan kea rah kiri. (Dibicarakan agar
perhatian pengamat tertuju pada posisi telapak tangan). Jadi dalam
keadaan tergesa-gesa secara otomatis tidak akan salah masuk.
(Diartikan atau diterangkan dasar pikirannya)”. Seandainya kuku
tangan teladan dicat merah menyala, atau ia mengenakan cincin
berlian, maka pengamat akan terbagi perhatiannya.

Bagi subyek tidak normal, seperti anak-anak yang autistic, perlu


ada paksaan sehingga mereka mau memperhatikan.

62
Handout Modifikasi Perilaku…

“Lihat ! Katakan „Ma”‟. Bila ia belum mengarahkan


perhatiannya, maka ia dipegangi kepalanya, diarahkan supaya
melihat kearah mulut terapis. “Katakan „Ma‟ !”.

b. Memilih Media Pameran


Media penyajian yang tepat, dapat membantu memusatkan
perhatian subyek pada perilaku yang dipamerkan.Seringkali penyajian
audiovisual lebih efektif daripada penyajian in person, penyajian
audiovisual dapat dipersiapkan dengan cermat jauh sebelumnya, dapat
diatur agar yang tampak hanya perilaku yang dipamerkan, dapat diedit,
diulang-ulang, atau diperlambat untuk melihat perincian langkah demi
langkah.

“Beginilah ibu-ibu, cara menguli adonan”, kata Bu Ainun


sambil memamerkan adonan yang sedang diulinya. Bila Bu Ainun
muncul in person, mungkin ibu-ibu pengamat lebih tertarik
memperhatikan gaya kelincahan badan ke Bu Ainun yang megal-
megol selagi menguli. Pada rekaman audiovisual gaya Bu Ainun
ini tidak ditampakkan. Kamera diarahkan pada adonan dan tangan
yang menguli.

Media lain ialah dalam bentuk verbal, dengan teladan simbolis


(bukan orang yang sebenarnya), misalnya cerita, bacaan, dan sebagainya.
Contoh yang disajikan oleh George Kelley (Rimm & Masters, 1974) bagi
seorang remaja yang merasa canggung bergaul : cerita yang diberikan
ialah gambaran seorang remaja, KN namanya, yang mampu bergaul
dengan baik. Dalam cerita itu digambarkan cara KN bertindak, berfikir,
bersikap, dengan harapan ini dapat menjadi teladan bagi remaja tersebut.

“….pikiran KN sama sekali tercurah pada orang yang


diajaknya berbicara, sehingga tidak ada kesempatan memikirkan

63
Handout Modifikasi Perilaku…

diri sendiri, tidak sempat merasa canggung. Bila ia masih juga


sempat canggung, ini hanya perasaan kedua setelah perasaan ingin
memahami dunia melalui pandangan orang lain, ialah orang yang
sedang dihadapinya…”.

c. Memillih Teladan
Pada umumnya orang yang dianggap ahli, berpengalaman, sukses,
berkuasa, popular, atau memiliki sesuatu yang dikagumi, dijadikan teladan
atau panutan oleh banyak orang. Sedang pada saat-saat tertentu orang lain
yang sama atau mirip keadaannya dijadikan panutan (misalnya teman
sebaya, sekerja, seperjalanan, dalam situasi yang sama).

Ninik tidak mau makan pagi.Ia minta uang untuk jajan


disekolah saja. Sebab sahabatnya, Ambar, suka jajan waktu
istirahat.

Teladan dapat dipilih orang yang benar-benar hidup, atau orang-


orang simbolik (seperti tokoh/ pelaku cerita, wayang, film.Sandiwara,
komik atau kartun).Teladan (simbolik ataupun nyata) yang jauh berbeda
keadaannya dari subyek, sering tidak efektif.Subyek menganggap perilaku
yang dipamerkan teladan jauh dari jangkauan kemampuan atau situasi
dirinya.

Film seri “A Little House” menggambarkan komunikasi


terbuka, keakraban, dan saling pengertian antar anggota keluarga.
Ini tidak ada efeknya sebagai teladan terhadap acara TVRI lain,
seperti sandiwara atau lawak, yang actingnya biasa ditonjolkan
melalui debat, pertengkaran, dan permusuhan. Ada kemungkinan
ini disebabkan bahasa yang kurang dipahami, tetapi juga
disebabkan pandangan bahwa hubungan antar keluarga yang
dipamerkan ini milik budaya yang jauh berbeda.

64
Handout Modifikasi Perilaku…

Digunakannya beberapa teladan, adakalanya lebih efektif, sebab


menimbulkan efek generalisasi, dalam arti perilaku yang dipamerkan
bukan cocok khusus untuk teladan saja, tetapi cocok untuk semua orang.

Ami yang takut anjing lebih cepat hilang ketakutannya, bila


selain Susi, Tuti dan Aisyah juga meneladani senang bermain
dengan anjing Susi.

d. Memamerkan secara Mengesankan atau Berulang-ulang


Pameran yang mengesankan selain menarik perhatian, juga
menyebabkan perilaku yang dipamerkan tertanam dalam ingatan.Kesan ini
bisa dari medianya, teladan yang digunakan, atau dari pengukuh yang
didapat teladan.Bila pameran kurang mengesankan, perilaku dibuat
berulang-ulang secara wajar (menghindari kejenuhan). Dalam kehidupan
sehari-hari banyak hal tidak mengesankan, tetapi karena sering berulang
maka sering ditiru.

e. Meminta Menirukan dengan segera dan Berulang-ulang


Ingatan terhadap perilaku sasaran akan lebih tertanam bila subyek
secara aktif meniru dan latihan selama perilaku itu dipamerkan atau segera
setelah pameran berakhir.
Mengulang dan berlatih juga membantu subyek menjabarkan
perilaku sasaran dan mengembangkan ketrampilan motoric atau
ketrampilan verbal yang dibutuhkan. Dengan demikian, pelaksanaan
perilaku akan lancar dan efisien, dan seterusnya dapat merupakan
pengukuh positif bagi subyek (perasaan puas bahwa telah dapat menguasai
sesuatu).

Wiwiek sulit menolak permintaan orang lain, sehingga


keluarganya selalu mengalami kesukaran keuangan. Wiwiek perlu

65
Handout Modifikasi Perilaku…

berulang-ulang latihan mengucapkan penolakan sampai ia dapat


mengucapkan dengan lancar, tegas, tanpa ragu-ragu, dan tanpa
perasaan bersalah. “sayang, saya tidak dapat membantu anda”.
“tidak !kami tidak memberi sokongan lewat perseorangan seperti
ini”. Latihan ini lebih baik lagi bila dilakukan dengan cara role
playing.

Kadang-kadang latihan menirukan ini perlu merupakan paksaan


bagi anak-anak autistic :

“Katakan „Ma‟, ayo katakan „Ma‟ !” bila pasein tidak


menirukan, terapis mencablek pupu pasein : “Ma !”, cablek lagi,
“Ma !”. Cablek sampai pasein mulai berbunyi (dan berikan
pengukuh dengan menjejalkan permen kecil ke dalam mulutnya.

f. Melakukan Bertahap Bila Perlu


Urutan perilaku yang kompleks hendaknya dibagi atas tahap-tahap
sederhana dan disajikan tahap demi tahap.Sajikan dahulu langkah-langkah
paling dasar sebelum menyajikan seluruh urutan perilaku.

Untuk meneladani menyetir mobil, pamerkan dan latih dulu


cara menyetater dan mematikan mesin. Kemudian latih gerakan
paling dasar : beregrak maju dan berhenti. Setelah ini dikuasai,
baru pamerkan gerakan dasar berpindah ke fersnelling yang lebih
tinggi selagi mobil berhenti dan selagi mobil berjalan.Dan
seterusnya.

Kegagalan mencontoh model sering terjadi karena perilaku yang


harus ditirukan terlalu kompleks, sehingga sukar dijabarkan dan sukar
diingat urutannya.

66
Handout Modifikasi Perilaku…

Setelah satu jam belajar menyetir mobil, Nani meyerah. Ia


merasa kurang cekatan, dan terlalu pencemas menghadapi lalu
lintas. (Tidak mengherankan, sebab pikriannya terlalu tersita oleh
mencari keputusan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
menghindari kesalahan agar tidak dikritik suaminya). Sebenarnya,
inilah yang dikehendaki suami Nani.

g. Mengikuti Pelaksanaan Perilaku bila Diperlukan


Beberapa program memerlukan teladan berpartisipasi dalam
pelaksanaan (partisipan modeling) :

Ami ikut mengelus-elus anjing Susi, selagi Susi memangku


anjing kesayangannya.Tangan Susi ditempelkan diatas tangan Ami
untuk membimbing gerakan mengelus dan melindunginya.

Beberapa program memerlukan dukungan verbal, umpan balik,


penilaian, bimbingan, atau saran-saran tambahan dalam pelaksanaannya.

“Nah, itu masuk fresnelling 3, bukan 5.Kecepatan anda


masih kurang. Mari kita coba lagi…. Kecepatan anda sudah cukup,
tetapi gerakan anda terlalu cepat. Tunggu sesaat didaerah netral
sebelum mendorong fresnelling kedepan…. Begitulah yang tepat”.

h. Memamerkan Konsekuensi Positif


Perilaku teladan yang berakibat positif atau yang berasosiasi positif
cenderung ditiru. Karena itu dalam memamerkan perilaku, teladan harus
tampak percaya diri, tidak tegang, serta menunjukkan penampilan fisik,
vocal dan emosional yang bahagia :

Iklan obat menyuburkan rambut, atau melangsingkan


tubuh, tidak hanya memamerkan perubahan rambut atau bentuk

67
Handout Modifikasi Perilaku…

tubuh, tetapi juga memamerkan penampilan yang menjanjikan


kebahagiaan setelah rambut subur atau tubuh langsing.

Pengamatan diperolehnya pengukuh bagi perilaku teladan dapat


merupakan proses pengukuhan yang diwakilkan (vicarious reinforcement)
: pengamat ikut merasakan perilaku tersebut mendapat pengukuh.
Sebaliknya, bila pengamat merasakan perilaku tersebut mendapat
hukuman, ia cenderung tidak akan mengulanginya :

Narso mengamati Didut yang meluncur dengan nikmatnya


diatas sepatu roda. Begitu ada kesempatan, Narso memasang
sepatu roda Didut dikedua kakinya, dan meluncurlah ia untuk jatuh
terlentang. Yoto melihat kejadian ini.Ia tidak mengulagi perilaku
Narso yang konsekuensinya tidak menyenangkan ini.

Ada orang tua yang keliru menyangka mereka adalah


memanfaatkan prosedur meneladani.

Ibu Yati selalu membenahi pakaian kotor yang menumpuk


dikamar Yati, sebab Yati enggan meletakkan pakaian kotornya
ditempat yang telah disediakan.Ibu Yati heran, mengapa
perbuatannya tidak dapat menjadi teladan bagi Yati. Padahal setiap
kali ia membenahi pakaian kotor, tidak lupa “memberi
pengarahan”. Apanya yang terlewatkan ?.

i. Memberi Pengukuh Segera


Perilaku yang diperoleh dari mencontoh tidak berbeda dengan
perilaku-perilaku lain. Bila perilaku ini mendapat pengukuhan dengan
segera, maka perilaku ini cenderung berulang.Karena itu perilaku yang
tidak dapat dipisahkan dari konsekuensi positifnya, cenderung cepat
terkukuhkan, segera setelah dicoba dilaksanakan.

68
Handout Modifikasi Perilaku…

Budiarto ditipu 750 ribu rupiah waktu ia mencari pekerjaan


disebuah kantor Dipenda. Ide penipuan ini contohnya.Ternyata
usaha ini sukses besar sebab banyak pencari kerja “menunggu”
untuk ditipu. Seandainya ia tidak kebobolan karena salah seorang
yang ditipunya menanyakan seragam ke kantor Dipenda, Budiarto
tentu belum menghentikan prakteknya.

4. Keunggulan dan Kelemahan


a. Keunggulan
 Lebih menekankan pada pembiasaan merespon dan peniruan (imitasi)
 Menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari
perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang
menjelaskan perkembangan anak-anak, faktor sosial dan kognitif.
b. Kelemahan
 Prosedur meneladani (imitasi/ modeling/ meniru) memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru
 Jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya
melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu
yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku
yang negative, termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam
masyarakat.

69
Handout Modifikasi Perilaku…

TOPIK IV

Self management…

A. PENGANTAR SELF-MANAGEMENT
Manajemen diri (Self-Management) merupakan istilah yang sangat populer
saat ini.Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap
pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada
penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan
yang baik dan benar. Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan
keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan
sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang
diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri. Sebelum bisa
memiliki pikiran, ucapan, perbuatan baik, terlebih dahulu seseorang harus
memiliki pemahaman dan pengertian yang benar.
Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan
ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus
terhadap kebaikan.Dan walaupun seandainya pikiran seseorang sudah didominasi
oleh kebaikan, belum menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran
baik ini.Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya secara fisik
merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini.Untuk mendefinisikan bagaimana
manajemen diri itu dilakukan, ada dua contoh kasus sebagai berikut:
a) Murray telah berjalan 3 - 5 mil sekitar lima hari dalam seminggu selama
beberapa tahun. Latihan ini membantunya menjaga berat badan dan tekanan
darahnya menurun yang membuatnya merasa lebih baik. Murray
merencanakan untuk tetap sehat dalam menjalankan seluruh hidupnya.
Setelah Murray lulus dari Perguruan Tinggi dan mulai bekerja secara penuh,
ia mulai lebih banyak berjalan setiap minggunya. Ketika dia pulang kerja,
dia lelah dan lapar dan biasanya duduk di depan TV dan makan beberapa
makanan ringan. Setelah itu, ia sering melewatkan untuk berlari tiap harinya.
Murray memutuskan bahwa ia perlu membuat beberapa perubahan. Dia

70
Handout Modifikasi Perilaku…

ingat beberapa prosedur pengelolaan diri dari kelas modifikasi perilaku dan
memutuskan sudah waktunya untuk melaksanakannya.
Hal pertama yang Murray lakukan adalah untuk mengembangkan lembar
data di komputernya. Lembar data digunakan untuk mencatat waktu dan
jarak yang ia tempuh saat berlari setiap hari dalam seminggu dan ruang lain
untuk merekam berapa banyak waktu yang digunakannya untuk hari. Pada
awal setiap minggu, Murray menuliskan berapa jumlah mil yang ia tempuh
saat berjalan pada setiap hari minggu itu. Tujuan utamanya adalah untuk
menjalankan 5 mil di lima hari dalam seminggu. Dia mulai dengan 3 mil
pada tiga hari setiap minggu dan peningkatan jumlah mil setiap hari dan
kemudian jumlah berjalan setiap minggu sampai ia mencapai tujuannya.
Setelah berjalan, Murray mencatat waktu dan jarak larinya pada lembar data.
Dia terus engisi data pada lembar data di tempat yang menonjol di meja di
ruang kerjanya, sehingga Murray dapat melihat dan melakukan perhitungan
sampai ia dapat mencapai tujuannya.
Murray juga membuat grafik di mana ia melakukan plot jumlah mil yang ia
tempuh setiap minggu. Pada grafik, ia membuat tanda untuk menunjukkan
golnya untuk minggu itu. Pada akhir setiap minggu, Murray memplot
jumlah mil pada grafik nya.Dia meletakkan grafik di papan pengumuman di
ruang kerjanya. Grafik diletakkan di sana sebagai pengingat baginya untuk
terus berjalan.
Hal berikutnya Murray meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan berjalan
setelah bekerja dan untuk makan camilan pada istirahat di tempat kerja
sekitar 15:00. Dia melakukan ini sehingga ia tidak akan benar begitu lapar
setelah bekerja. Jika dia tidak lapar, ia akan cenderung untuk makan setelah
bekerja dan lebih mungkin untuk mengalihkannya.
Bagian lain dari rencana Murray adalah untuk menemukan beberapa teman
untuk menjalankannya tujuannya tersebut.Ia bergabung dengan klub berjalan
lokal dan harus tahu beberapa orang dari kelompok tersebut yang juga
berlari setelah bekerja. Murray merencanakan berapa banyak larinya dengan
beberapa pelari lainnya. Dengan perencanaan berjalan dengan orang lain,

71
Handout Modifikasi Perilaku…

Murray dapat membuat komitmen publik untuk dijalankan pada waktu


tertentu dan menghasilkan dukungan sosial dari sesama pelari lainnya. Dia
juga membuat berjalan lebih menyenangkan karena ia harus menghabiskan
waktu dengan teman-teman baru saat ia berlari.

b) Annette tinggal dengan temannya Shannon di sebuah apartemen dekat


kampus. Annette dan Shannon sudah berteman sejak mereka bertemu di
tahun pertama mereka kuliah. Mereka pindah ke apartemen pada awal tahun
pertama mereka. Setelah satu semester di apartemen, Shannon
membicarakan tentang Annette yang sering membuat kekacauan. Annette
jarang membersihkan rumah. Dia meninggalkan piring tergeletak di sekitar,
tidak menaruh makanan kembali ke refigerator atau lemari, tidak mencuci
piring, dan meninggalkan barang-barangnya tergeletak di kamar mandi.
Ruangan Annette juga berantakan. Annette akhirnya menyadari bahwa
kekacauannya menyebabkan masalah dengan Shannon dan memutuskan
untuk mengubah perilakunya. Dia menerapkan sejumlah strategi manajemen
diri.
Pertama, ia memposting catatan sendiri di dapur dan kamar mandi sebagai
pengingat untuk membersihkan semua barang setelah ia pakai. Satu catatan
itu di cermin batroom dan yang lain adalah di kulkas. Catatan itu
mengatakan "Annette, membersihkan sekarang!"
Kedua, Annette membeli piring kertas dan cangkir untuk membuatnya lebih
mudah untuk membersihkannya setelah dipakai. Dia membagi banyak
makanan ke dalam satu bagian sehingga tidak ada makanan untuk
dimasukkan kembali ke dalam lemari es atau lemari setelah ia telah
menyiapkan makan. Dia juga membeli keranjang untuk semua
perlengkapannya, sehingga ia bisa membawanya keluar dan
menempatkannya kembali ke dalam lemari kamar mandi lebih mudah.
Ketiga, Annette menandatangani kontak dengan Shannon di mana ia akan
kehilangan $ 2 setiap kali dia meninggalkan dapur yang berantakan, kamar
mandi, atau ruang tamu. Annette menempatkan lembar data di dapur untuk

72
Handout Modifikasi Perilaku…

memantau perilakunya.Setiap kali Annette meninggalkan hal yang


berantakan, dia harus merekam kekacauan pada lembar data.Jika dia
kemudian membersihkan kekacauan, dia mendapat $ 1 kembali.Jika
Shannon menemukan barang berantakan, Shannon merekamnya dan Annette
kehilangan penuh $ 2. Dengan kontrak ini, Annette kehilangan uang ketika
ia meninggalkan barang dalam keadaan berantakan, tapi dia kehilangan
sedikit uang jika dia akhirnya membersihkan kekacauannya tersebut.
Akhirnya, Annette meminta Shannon untuk membuat komentar positif
ketika ia melihat bahwa Annette telah membersihkan barang-barangnya
tersebut. Dengan cara ini, Annettte berharap untuk mengatur perilakunya.

Dua contoh menggambarkan masalah manajemen diri dan strategi


pengelolaan diri dilaksanakan oleh dua orang yang berbeda.Dalam setiap kasus,
orang-orang yang menunjukkan defisit perilaku, yaitu, mereka gagal untuk terlibat
dalam perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan karena mereka akan
memiliki dampak positif pada kehidupan masyarakat di masa depan. Namun,
meskipun hasil di masa depan perilaku akan positif, perilaku tidak terjadi karena
tidak diperkuat segera ketika itu terjadi atau karena gesekan perilaku yang segera
diperkuat mengganggu kejadian tersebut. Karena hasil positif di masa depan, itu
tidak memberikan pengaruh pada terjadinya perilaku yang diinginkan saat ini.
Murray tidak berjalan seperti yang sering atau sejauh yang dia inginkan, dan
Annette tidak membersihkan setelah dirinya membuat kekacauan. Berjalan
memiliki dampak positif di masa depan dalam hal peningkatan kesehatan bagi
Murray, tetapi perilaku tersebut bersaing dengan makan-makanan ringan dan
menonton TV. Membersihkan apartement memiliki dampak positif pada
persahabatan Annette dengan Shannon di masa depan, tetapi perilaku bersaing
berjalan menjauh dari kekacauan dan terlibat dalam kegiatan yang disukai segera
diperkuat. Tujuan dari strategi manajemen diri adalah untuk meningkatkan
perilaku yang positif sehingga hasil yang baik dapat dicapai olehseseorang di
masa depan.

73
Handout Modifikasi Perilaku…

Tipe lain dari masalah manajemen diri adalah kelebihan dari perilaku yang
tidak diinginkan. Perilaku dalam yang tidak diinginkan karena akan berdampak
negatif pada kehidupan seseorang di masa depan. Contoh ekses perilaku termasuk
overating, merokok, penyalahgunaan alkohol, dan perjudian. Meskipun akan
memiliki hasil yang negatif pada kehidupan seseorang di masa depan, perilaku
yang tidak diinginkan terus terjadi karena diperkuat ketika terjadi atau karena
perilaku alternatif yang tidak hadir untuk bersaing dengan kejadian tersebut.
Karena hasil negatif di masa depan, itu tidak mempengaruhi terjadinya perilaku
yang tidak diinginkan di masa sekarang. Tujuan dari manajemen diri adalah untuk
mengurangi atau menghilangkan kelebihan perilaku sehingga hasil negatif tidak
terjadi di masa depan.
Untuk setiap perilaku, yang contigency saat mempengaruhi terjadinya, dan
hasil tertunda masa depan tidak dipengaruhi kejadian tersebut. Banyak masalah
manajemen diri mencerminkan konflik antara kontinjensi jangka pendek dan hasil
jangka panjang (Mallot, 1989; Watson & Thrap, 1993)

B. DEFINISI SELF-MANAGEMENT (MANAJEMEN DIRI)


Perilaku pengendalian melibatkan strategi manajemen diri di mana
mendahului dan konsekuensi dari perilaku target atau modifikasi perilaku
alternatif; strategi ini membuat perilaku dikendalikan (perilaku sasaran) lebih
mungkin. Dalam contoh kita, Murray terlibat dalam sejumlah mengendalikan
perilaku seperti menetapkan tujuan, pemantauan diri, makan cemilan di tempat
kerja, dan mengatur untuk berjalan dengan orang lain yang membuatnya lebih
mungkin bahwa iadapat berjalan lebih sering (perilaku dikendalikan). Annette
juga terlibat dalam mengendalikan perilaku untuk meningkatkan kemungkinan dia
akan membersihkan apartementnya. Perilaku mengendalikan termasuk postingan
pengingat, menggunakan piring kertas dan gelas, mengatur penguatan sosial, self-
monitoring, dan menulis kontrak dengan temannya. Kita sekarang
mempertimbangkan jenis strategi manajemen diri yang dapat diimplementasikan
sebagai pengendali perilaku untuk mempengaruhi kejadian masa depan dari
perilaku sasaran (Karoly & Kanfer, 1982; Thoreson & Mahoney, 1974).

74
Handout Modifikasi Perilaku…

Edelson mengungkapkan “self-management is a psychological term used


to describe the process of achieving personal autonomy”. Pada dasarnya self-
management adalah sebuah terminologi psikologis untuk menggambarkan proses
pencapaian otonomi diri.Pengelolahan diri adalah prosedur dimana individu
mengeatur prilakunya sendiri (Gantina 2011:180). Selanjutnya menurut Gie
(1996:95) manajemen diri adalah dimana setelah seseorang menetapkan tujuan
hidup bagi dirinya, ia harus mengatur dan mengelola dirinya sebaik-baiknya untuk
membawanya ke arah tercapainya tujuan hidup dan itu juga segenap kegiatan dan
langkah mengatur dan mengelola dirinya.
Menurut Cormier & Nurius, 2002; Watson & Tharp, 2001 dalam Richard
Nelson Jones (2011:476) strategi self-management adalah melibatakan membantu
klien untuk mengamati perilakunya, menetapkan tujuan bagi dirinya sendiri,
mengidentifikasi penguat yang cocok, merencanakan graded steps (langkah-
langkah yang diberi nilai) untuk mencapai tujuannya, dan menetapkan kapan
menerapkan konsekuensi.

C. TUJUAN SELF-MANAGEMENT
Tujuan modifikasi perilaku menggunakan Teknik Self-Manajement adalah
agar individu secara teliti dapat menempatkan diri dalam situasi-situasi yang
menghambat tingkah laku yang mereka ingin hilangkan dan belajar untuk
mencegah timbulnya perilaku atau masalah yang tidak diinginkan.Dalam arti
individu dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka sehingga
mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan
hal-hal yang baik dan benar.

D. JENIS-JENIS STATEGI SELF-MANAGEMENT


Dalam self-management, seseorang mengidentifikasi dan mendefinisikan
perilaku sasaran dan mengatur untuk satu atau lebih prosedur modifikasi perilaku
untuk mempengaruhi terjadinya perilaku itu. Berikut ini jenis prosedur yang biasa
digunakan dalam lakukan self-management.

75
Handout Modifikasi Perilaku…

1. Menetapkan Tujuan dan Self Monitoring


Anda dapat mempengaruhi kemungkinan bahwa Anda akan terlibat
dalam perilaku sasaran di masa depan dengan membentuk tujuan untuk diri
sendiri. Penetapan tujuan melibatkan penulisan tingkat kriteria perilaku target
dan kerangka waktu untuk terjadinya perilaku. Misalnya, Murray menetapkan
tujuan untuk berapa hari ia akan pergi untuk berjalan dan berapa mil ia akan
menjalankan setiap hari untuk beberapa minggu yang akan datang. Tujuan
untuk setiap hari, ditulis pada lembar data, bertindak sebagai isyarat baginya
untuk berjalan pada setiap harinya. Seperti yang Anda ingat, Murray juga
menerapkan sejumlah strategi manajemen diri lainnya. Meskipun penetapan
tujuan tidak selalu strategi manajemen diri yang afektif, itu adalah efektif bila
diterapkan pada pemantauan diri dan strategi pengelolaan diri lainnya (Doemer,
Miltenberger, & Bakken, 1989; Suda & Miltenberger, 1993).
Anda harus menetapkan tujuan yang dapat dicapai. Ketika tujuan
dicapai, Anda lebih mungkin untuk menjadi sukses, menunjukkan tingkat yang
diinginkan dari perilaku sasaran. Mencapai tujuan sangat penting dalam
program manajemen diri, karena sering kriteria kontingensi penguatan untuk
dilaksanakan, dan penguatan awal umumnya meningkatkan kemungkinan
bahwa orang tersebut akan bertahan dalam program.
Penetapan tujuan dilaksanakan paling sering bersamaan dengan
pemantauan diri. Dengan pemantauan diri Anda merekam setiap contoh dari
perilaku sasaran yang akan terjadi. Hal ini memungkinkan Anda untuk
mengevaluasi kemajuan ke arah tujuan yang ditetapkan. Selain itu, pemantauan
diri sering reaktif; yaitu, tindakan diri pemantauan hasil yang di ubah
bermanfaat dalam perilaku sasaran yang sedang direkam (dalam, Latner &
Wilson, 2002). Sebagai contoh, jika Annette mulai melakukan perilaku
pembersihan, dia lebih mungkin untuk meningkatkan perilaku ini, bahkan
sebelum strategi manajemen diri lainnya dilaksanakan.

76
Handout Modifikasi Perilaku…

2. Manipulasi Pendahuluan
Sebuah manipulasi yang digunakan untuk meningkatkan atau
menurunkan perilaku. Manipulasi Pendahuluan sering digunakan oleh orang-
orang dalam program pengelolaan diri untuk mempengaruhi perilaku mereka
sendiri. Ingat bahwa dalam manipulasi Anda mengubah lingkungan dalam
beberapa cara sebelum perilaku sasaran terjadi untuk mempengaruhi terjadinya
masa depan perilaku sasaran (Eps'ein, 1996). Enam jenis manipulasi yg untuk
meningkatkan kemungkinan dari perilaku sasaran:
a. Menyajikan stimulus diskriminatif(SD) atau isyarat untuk perilaku
sasaran yang diinginkan.
b. Melepaskan stimulus diskriminatif(SD) atau isyarat untuk bersaing
perilaku yang tidak diinginkan.
c. Mengatur operasi pengaturan untuk perilaku sasaran yang diinginkan.
d. Menghapus operasi pengaturan untuk perilaku bersaing.
e. Penurunan upaya respon untuk perilaku sasaran yang diinginkan.
f. Meningkatkan upaya respon untuk perilaku bersaing.
Mengidentifikasi manipulasi Annette yang digunakan untuk meningkatkan
kemungkinan bahwa ia akan membersihkan barangnya setelah ia pakai.
Pertama, Annette diberikan isyarat untuk perilaku sasaran dengan
posting pengingat untuk dirinya sendiri di dapur dan kamar mandi dan
menampilkan lembar data. Kedua, dia menurun upaya respons untuk perilaku
sasaran dengan membeli piring kertas dan cangkir untuk membuatnya lebih
mudah untuk membersihkannya setelah dipakai. Dengan cara ini, ia lebih
efisien dalam memebersihkan barang-barangnya. Dia juga memiliki respons
positif untuk membersihkan kamar mandi dengan membeli keranjang di mana
dia lebih mudah untuk menyimpan barangnya di dalam keranjang. Ketiga, ia
menandatangani kontrak dengan teman sekamarnya. Ini manipulasi yg
meningkatkan kemungkinan bahwa Annette akan segera membersihkan
barangnya setelah dipakai.
Manipulasi yg menurunkan kemungkinan dari perilaku sasaran adalah
kebalikan dari yang digunakan untuk meningkatkan kemungkinan dari perilaku

77
Handout Modifikasi Perilaku…

sasaran. Mereka termasuk menghapus stimulus diskriminatif(SD) atau isyarat


untuk perilaku sasaran dan penyajian stimulus diskriminatif(SD) atau isyarat
untuk perilaku alternatif yang diinginkan, menghapus operasiuntuk
membangun perilaku sasaran dan menyajikan operasi untuk membangun
perilaku alternatif, dan meningkatkan upaya respons untuk perilaku sasaran dan
mengurangi upaya respons untuk perilaku alternative.
Perhatikan bahwa semua prosedur manajemen diri melibatkan
manipulasi yangdimana orang tersebut terlibat dalam beberapa perilaku
pengendali di muka dari perilaku sasaran yang akan dikendalikan. Dengan kata
lain, orang berencana untuk melakukan strategi manajemen diri dan
mengaturterjadinya manajemen diri sebelum terjadinya perilaku sasaran.
Bahkan dalam strategi manajemen diri yang melibatkan memanipulasi
konsekuensi respon daripada memanipulasi anteseden, pelaksanaan
konsekuensi respon diatur terlebih dahulu dari perilaku sasaran, sehingga
seperti strategi manajemen diri secara teknis merupakan manipulasi.

3. Persetujuan Perilaku
Sebuah kontrak perilaku adalah dokumen tertulis yang mengidentifikasi
perilaku sasaran dan mengatur konsekuensi bergantung pada tingkat tertentu
dari perilaku sasaran dalam periode waktu tertentu. Meskipun orang lain
(manajer kontrak) berlaku konsekuensi, kontrak perilaku dianggap jenis
strategi manajemen diri karena perilaku masuk ke dalam kontrak dimana
perilaku pengendali yang dirancang untuk mempengaruhi terjadinya masa
depan perilaku sasaran. Dalam kontrak perilaku, Anda mengidentifikasi dan
menentukan perilaku sasaran harus diubah, membangun metode pengumpulan
data, menentukan tingkat kriteria perilaku target untuk kita dapatkan dalam
jangka waktu kontrak, dan mengatur kontinjensi dan mengatur seseorang untuk
melaksanakan kontinjensi untuk mempengaruhi perilaku sasaran. Ini adalah
perilaku mengendalikan yang Anda lakukan dalam strategi manajemen diri
berdasarkan kontrak perilaku.

78
Handout Modifikasi Perilaku…

Salah satu variasi kontrak perilaku yang dapat digunakan dalam rencana
manajemen diri adalah kontrak yang ditulis oleh orang tanpa bantuan dari
seorang manajer kontrak. Dalam variasi ini, Anda akan menulis kontrak dengan
cara yang dijelaskan, tapi Anda akan menerapkan kontrak kontinjensi sendiri.
Meskipun kontrak tersebut mungkin efektif dalam membantu Anda mengubah
perilaku sasaran, kemungkinan menjadi kurang efektif daripada kontrak
dilakukan dengan bantuan seorang manajer kontrak.
Apa masalah mungkin timbul ketika Anda menerapkan kemungkinan dalam
kontrak perilaku Anda sendiri tanpa bantuan seorang manajer kontrak?
Masalahnya adalah bahwa Anda, mungkin tidak melaksanakan
kemungkinan seperti yang tertulis. Misalnya, anggaplah bahwa Anda menulis
kontrak di mana Anda menyatakan bahwa Anda dapat menonton satu jam TV
di malam hari sebagai penguat untuk menyelesaikan 3 jam pekerjaan rumah.
Jika Anda tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, Anda mungkin masih
menonton TV malam itu. Anda kemudian akan gagal untuk melaksanakan
kontinjensi seperti yang tertulis dalam kontrak Anda. Martin dan Pear (1992)
menyebutnya arus pendek kontinjensi. Arus pendek terjadi ketika seseorang
mengatur penguat untuk perilaku sasaran tapi kemudian mengambil penguat
tanpaterlibat dalam perilaku sasaran. Atau, hubungan arus pendek dapat terjadi
ketika seseorang mengatur sebuah Punisher untuk perilaku sasaran tapi tidak
melaksanakan penghukuman setelah terlibat dalam perilaku sasaran. Ini tidak
selalu terjadi ketika Anda menulis kontrak sendiri, tetapi penting untuk
menyadari kemungkinan.Keuntungan memiliki kontrak manajer adalah bahwa
manajer kontrak akan melaksanakan kontinjensi.

4. Mengatur Reinforcers dan Punishers


Sebuah strategi manajemen diri yang sama melibatkan mengatur
kepentingan penguatan atau hukuman tanpa menulis mereka ke dalam kontrak.
Anda mungkin mengatur penguatan atau hukuman kepentingan dengan diri
sendiri, seperti rencana anda akan sarapan omlet setelah Anda belajar selama
satu jam di pagi hari. Makan sarapan adalah menjadi penguat untuk belajar.

79
Handout Modifikasi Perilaku…

Namun, karena Anda menerapkan penguatan kepentingan sendiri, anda dapat


arus pendek kontinjensi. Anda bisa makan sarapan bahkan jika anda tidak
menyelesaikan satu jam pekerjaan rumah pertama. Meskipun hubungan arus
pendek adalah kerugian yang mungkin, keuntungan mengatur kontinjensi
dengan diri sendiri adalah bahwa anda tidak harus bergantung pada orang lain
untuk bantuan.
Anda juga dapat mengatur reinforcers atau punishers untuk
dilaksanakan oleh orang lain. Jika orang lain menerapkan kontinjensi,
hubungan arus pendek kurang menjadi suatu masalah dalam menetapkan self
management. Misalnya, seorang mahasiswa yang tinggal dengan ibunya
mungkin menyuruhnya untuk tidak memperbaiki dia sarapan apapun sampai ia
melihat bahwa ia telah mempelajari selama satu jam. Ibunya lebih mungkin
untuk melaksanakan kontingensi penguatan benar untuk memberinya sarapan
hanya setelah ia telah belajar selama satu jam, dibandingkan dia sendiri.
Masalah apa yang mungkin timbul jika Anda meminta orang lain untuk
melaksanakan Anda penguatan atau punishmen kontinjensi?
Suatu masalah adalah ketika anda tidak memiliki teman atau anggota
keluarga yang bersedia untuk terlibat dalam program modifikasi perilaku. Lain
adalah bahwa Anda mungkin marah dengan teman atau anggota keluarga yang
menahan penguat atau mengimplementasikan contingency hukuman, meskipun
anda setuju untuk itu di muka. Masalah-masalah ini potensial samping,
mendaftar orang lain untuk melaksanakan penguatan atau hukuman kontinjensi
akan meningkatkan kemungkinan bahwa upaya pengelolaan diri anda akan
berhasil. Tanpa bantuan orang lain, anda lebih mungkin untuk mengabaikan
penguatan atau hukuman kontinjensi anda telah mengatur untuk perilaku target
anda.
Selain positif penguatan kontinjensi, Anda juga dapat mengatur
hukuman atau kontinjensi penguatan negatif. Hukuman umum atau penguatan
negatif kontinjensi melibatkan biaya respon atau aplikasi atau penghapusan
kegiatan permusuhan. Misalnya, seorang mahasiswa yang tinggal di sebuah
rumah dengan dua teman sekamar mengatakan bahwa dia akan membayar

80
Handout Modifikasi Perilaku…

Rp.130.000 ke teman sekamarnya jika dia merokok hari itu. Dia mengatur
untuk kehilangan uang (biaya respon) untuk melayani sebagai Punisher untuk
merokok untuk menurunkan angka nya merokok di masa depan. Dia mungkin
juga setuju untuk membersihkan rumah sendirian jika merokok rokok hari.
Membersihkan rumah akan bertindak sebagai aktivitas permusuhan yang
menurunkan kemungkinan bahwa dia akan merokok. Siswa mungkin mengatur
kontingensi penguatan negatif yang menyatakan bahwa jika dia tidak belajar
selama 3 jam pada hari tertentu, dia harus mencuci semua hidangan malam itu
(atau membayar teman sekamarnya senilai Rp. 130.000). Melengkapi 3 jam
dari hasil pekerjaan dalam menghindari mencuci piring (atau kehilangan Rp.
130.000); dengan demikian, perilaku atau melakukan pekerjaan rumah secara
negatif diperkuat.

5. Dukungan sosial
Dukungan sosial terjadi ketika orang lain yang signifikan dalam
kehidupan seseorang memberikan konteks alam atau isyarat untuk terjadinya
perilaku target atau ketika mereka secara alami memberikan memperkuat
konsekuensi terjadinya perilaku sasaran. Dukungan sosial adalah strategi
manajemen diri ketika anda secara khusus mengatur dukungan sosial untuk
mempengaruhi perilaku sasaran.
Bagaimana Muray mengatur dukungan sosial untuk meningkatkan
kemungkinan bahwa ia akan berjalan lebih efisien?
Murray membuat pengaturan untuk menjalankan beberapa hari
seminggu dengan orang lain dari klub berjalan lokal. Ketika Murray
dijadwalkan berjalan dengan teman-temannya dari klub berjalan, ia
menciptakan konteks alami untuk terjadinya perilaku sasaran. Salah satu hari-
hari yang ia dijadwalkan berjalan ini dengan teman-temannya, dia lebih
mungkin untuk menjalankan. Ada juga penguatan alami untuk berjalan dengan
teman-temannya. Menghabiskan waktu dengan teman-temannya sedang
penguat positif yang terjadi bergantung pada berjalanya mereka. Penjadwalan

81
Handout Modifikasi Perilaku…

berjalan dengan teman-temannya menciptakan anteseden alami dan


konsekuensi untuk menjalankan Murray.
Perhatikan beberapa contoh lain dari bagaimana orang kita bersosial.
ketika Martha ingin menurunkan kebiasaan minum, dia dijadwalkan lebih acara
sosial dengan teman-teman nondrinking dan tidak jadwal kegiatan dengan
teman-temannya yang minum. Sebagai Hasilnya, ia cenderung untuk minum
bir di social Peristiwa karena kontinjensi alami ketika dia dengan teman-teman
nondrinking dia dipromosikan konsumsi minuman non-alkohol. Roger
diperlukan untuk mendapatkan banyak Belajar dilakukan dalam empat minggu
terakhir semester. Dia memiliki satu kelompok dari teman-teman yang jarang
dipelajari. Mereka biasanya menonton TV, bermain video game, atau duduk di
sekitar dan berbicara. kelompok lain, menghabiskan sebagian besar waktu
mereka belajar pada acara malam hari. Roger pergi ke rumah mereka setiap
malam selama seminggu dan, sebagai akibat dari kontinjensi sosial alami itu
lebih mungkin untuk belajar.
Bila mungkin, itu adalah ide yang baik untuk menyertakan social
komponen pendukung dalam program manajemen diri. Itu keterlibatan orang
lain meningkatkan kemungkinan sukses dengan membantu untuk mencegah
hubungan arus pendek dari kontinjensi. Hubungan arus pendek kurang
mungkin terjadi ketika orang lain melaksanakan kontinjensi atau menonton
orang melaksanakan kontinjensi sebagai bagian dari program manajemen diri.

6. Self-Itructionsdan Self-Praise
Anda sering dapat mempengaruhi perilaku Anda sendiri dengan
berbicara ke diri Anda dalam cara-cara tertentu (Malott, 1989). Anda dapat
mempengaruhi perilaku Anda sendiri dengan membaca petunjuk diri yang
isyarat yang sesuai perilaku pada waktu yang tepat. Pada intinya, dengan self-
petunjuk anda mengatakan kepada diri sendiri apa yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukannya, anda dapat membaca diri pernyataan pujian yang
anda berikan positif evaluasi dari perilaku Anda sendiri. Misalnya, sebagai
Rolanda berjalan ke kantor bosnya, ia berkata pada dirinya sendiri, "Jangan

82
Handout Modifikasi Perilaku…

lupa untuk membuat kontak mata, menggunakan nada tegas suara, dan
mengajukan pertanyaan langsung." Setelah Rolanda terlibat dalam perilaku
tegas, ia berkata pada dirinya sendiri, "Pergi! Saya tegas dan mengatakan apa
yang ingin saya katakan." Rolanda petunjuk diri dan statemens diri pujian
membuatnya lebih mungkin bahwa ia akan berperilaku tegas dalam kantor
bosnya. Namun, untuk Rolanda untuk dapat membaca petunjuk diri dan
pernyataan diri pujian di kantor bosnya, ia harus berlatih mereka di muka.
petunjuk diri dan pujian diri adalah perilaku sendiri, dan mereka harus
dipelajari sebelum mereka akan terjadi dalam situasi kriteria untuk
mempengaruhi sasaran lainnya
Seseorang biasanya belajar self-instrucion dan self-praise oleh pelatih
mereka di situasi bermain peran yang mensimulasikan masalah nyata situasi.
Untuk menggunakan self-instrucion dan self-praisepernyataan dalam program
manajemen diri, anda harus mengidentifikasi diri pernyataan, menentukan
waktu dan tempat yang tepat untuk menggunakannya dan dalam peran bermain
atau seperti yang anda bayangkan situasi masalah, dan berencana untuk
menggunakannya hanya setelah mereka belajar dengan baik.

E. LANGKAH-LANGKAH DALAM PELAKSANAAN SELF


MANAGEMENT
Perencanaan Management Diri memiliki strategis yang terdiri dari
sembilan langkah seperti tertera dibawah ini :
1. Memutuskan Untuk Mengambil Langkah Untuk Menerapkan Managemen Diri.
Kita biasanya memutuskan untuk menerapkan managemen diri setelah
mengalami suatu periode dimana mereka mengalami ketidakpuasan terhadap
beberapa aspek dari perilakunya sendiri. Ketika kita mulai memikirkan
mengenai ketidakpuasan terhadap beberapa perilaku kitadan bagaimana kita
dapat melakukan perbaikan terhadapnya,maka anda akan termotivasi untuk
mengambil beberapa tindakan (Kanfer & Gaelick Buys,1991). Bila anda
mempelajari bagaimana melaksanakan program managemen diri baik sebagai
hasil mempelajari buku atau mengikuti suatu kelas pembelajaran maka anda

83
Handout Modifikasi Perilaku…

akan merasakan sekarang adalah waktu yang tepat. Kegiatan proses manajemen
diri dimulai dengan mengantisipasi perubahan yang bermanfata dari sasaran
prilaku yang ingin diubah. Anda akan lebih memilih mengambil langklah
antisipasi terhadap hasil positif dari hasil usaha yang anda lakukan.

2. Mendefinisikan Prilaku Yang Menjadi Target Dan Prilaku Yang Kompeten


Tujuan dari program managemen diri adalah : untuk meningkatkan dan
menurumkan intensitas level dari perilaku yang menjadi target. Anda pertama
kali harus mendefinisikan target perilaku yang akan dirubah sehingga anda
dapat melakukan pencatatan secara akurat dan menginplementasikan strategi
managemen diri secara benar. Sangatlah penting untuk mengidentifikasi dan
mendifinisikan perilaku yang menjadi kompetensi dari sasaran perilaku.Jika
sasaran perilaku yang ingin dirubah itu merupakan kurang intensitasnya dan
harus ditingkatkan maka anda akan mencari perilaku yang diharapkan untuk
dikurangi agar perilaku sasaran menjadi meningkat. Bila, sasaran perilaku itu
ingin diturunkan level intensitasnya maka anda harus mencari perilaku yang
akan ditingkatkan sebagai lawannya.

3. Menentukan Tujuan
Tujuan anda adalah mencapai level perilaku sasaran yang ingin dicapai
dalam proyek manajemen diri. Dalam menetapkan tujuan, anda harus
menentukan level yang harus dicapai dari sasaran perilaku dimana hal tersebut
mencerminkan peningkatan dari beberapa aspek hidup anda, sekali anda
menetapkan tujuan maka anda harus menulisnya sehingga itu menjadi suatu
ketetapan buat tujuan anda itu diketahui orang banyak sehingga orang lain ikut
memperhatikan nilai-nilai yang akan anda capai. Anda juga mungkin harus
menuliskan beberapa tujuan lanjutan dari keseluruhan tujuan yang ingin anda
capai secara berjenjang. Kadang kala tujuan lanjutan baru dapat dibangun
setelah beberapa waktu dari pengawasan peribadi terhadap pencapaiam dari
level dasar sasaran perilaku. Tujuan yang lebih tinggi dibangun berdasarkan
level dasar perilaku yang telah mendekati tujuan akhir

84
Handout Modifikasi Perilaku…

4. Monitoring Diri
Setelah mendifinisikan sasaran perilaku, anda harus membangun dan
menginplementasikan rencana monitoring diri dengan menggunakan lembar
pencatatan atau alat rekam (Bab II), rekaman data monitoring diri anda akan
muncul secara otomatis ketika perilaku itu muncul. Lakukan pencatatan
perilaku sasaran tersebut selama beberapa waktu untuk menentukan level dasar
perilaku sebelum menginmplementasikan prosedur manajemen dir. Sangatkan
mungkin bahwa perilaku akan berubah sesuai dengan arah dari monitoring diri
dan seting tujuan. Anda seharusnya tidak menginplementasikan strategi
manajemen diri sampai level dari perilaku sasaran itu menjadi stabil, jika
sasaran perilaku mencpai tujuan sebagai hasil dari perencanaan tujuan dan
prosedur monitoring diri, anda bisa menghentikan strategi manajemen diri
tersebut dan melanjutkan untuk menetapkan tujuam dan monitoring diri. Jika
perilaku sasaran tidak mampu tercapai sesuai dengan level tujuan dengan
menggunakan monitoring diri makan langkah selanjutnya adalah menetapkan
kembali stategi manajemen diri yang bisa di implementasikan. Monitoring diri
berlanjut untuk dilakukan dalam program untuk menilai efektifitas dari
program dan bagaimana memelihara perubahan yang diperlukan seiring
berjalannya waktu.

5. Assesment secara fungsional


Ketika implementasi dari monitoring diri sudah mencapai ambang batas,
anda harus menyusun assesment fungsional untuk menentukan antisipasi dan
konsekuensi dari sasaran perilaku dan alternatif perilaku sebagai
kompetensinya. Dalam bab 13 digambarkan bagaimana membangun sebuah
assesment fungsional, tujuan dari assesment fungsional itu adalah untuk
memahami variabel-variabel yang berkontribusi terhadap munculnya atau tidak
munculnya sasaran perilaku dan anternatid perilaku lainnya.. Strategi
manejemen diri yang spesifik selalu memperhitungkan antisipasi dan
konsekuensi variabel-varibel yang teridentifikasi yang akan muncul pada
assesment fungsional yang dipilih.

85
Handout Modifikasi Perilaku…

6. Memilih Strategi Diri Yang Sesuai


Ketika point-point diatas dilakukan anda harus memilih strategi
manejemen diri untuk merubah atau memodifikasi sasaran perilaku anda.
Pertama-tama, pilih strategi yang akan memanipulasi antisipasi dari sasaran
perilaku atau memanipulasi antisipasi dari perilaku alternatif yang merupakan
pesaing dari sasaran perilaku. Antisipasi yang akan anda pilih untuk
dimanipulasi tersebut didasarkan kepada informasi yang diperoleh dari
assesment fungsional. Tipe dari manipulasi antisipasi digambarkan secara jelas
dalam bab ini dan detailnya pada bab 16, kedua strategi yang telah dipilih dan
alternatif konsekuensi dari sasaran perilaku yang dipilih atau alternatif perilaku
lainnya, jika anda ingin mengurangi sasaran perilaku yang diinginkan anda
harus melakukan satu atau lebih dari langkah-langkah berikut ini : melakukan
eliminasi dari faktor-faktor penguat perilaku sasaran, memberi hukuman pada
sasaran perilaku yang muncul dan menyiapkan penguat untuk perilaku
alternatifnya, mengeliminasi hukuman pada perilaku alternatif, atau
menggunakan keahlian dalam melatih perilaku alternatif. Jika kamu ingin
meningkatkan sasaran perilaku yang di inginkan anda harus mengeliminasi
hukuman pada sasaran perilaku yang mungkin muncul, mengeliminasi faktor
penguat perilaku alternatif, atau menyediakan hukuman bagi perilaku alternatif
tersebut.
Seperti anda lihat, dalam rencana menejemen anda harus memilih
antisipasi dan konsekuensi manipulasi yang berakibat langsung pada sasaran
perilaku atau antisipasi dan konsekuensi manipulasi yang memiliki dampak
pada perilaku alternatif sebagai cara untuk mempengaruhi sasaran perilaku
secara tidak langsung.

7. Evaluasi Perubahan
Ketika anda telah menerapkan strategi menejemen diri, lanjutkan dengan
mengumpulkan data dengan melalui monitoring diri dan evaluasi apakah
perilaku sasaran telah mengalami perubahan yang diharapkan.Jika sasaran
perilaku berubah sesuia harapan maka, lanjutkan dengan inplementasi prosedur

86
Handout Modifikasi Perilaku…

monitoring diri dan strategi menejemen diri untuk melihat apakah anda telah
mencapai tujuan yang diinginkan.Ketika anda telah mencapai tujuan, pada saat
itulah anda harus menerapkan strategi pemeliharaan, jika sasaran perilaku tidak
mengalami perubahan adalah saatnya anda melakukan evaluasi kembali
terhadap strategi menejemen diri dan melakukan perubahan yang dibutuhkan.

8. Evaluasi Strategi Menejemen Diri


Jika sasaran perilaku tidak mengalami perubahan sesuai dengan arah yang
diharapkan setelah anda menginlpementasikan strategi menejemen diri, maka
anda harus mempertimbangkan dua jenis masalah yang mengkin mempunyai
kontribusi terhadap ketidak efektifan strategi menejemen diri tersebut.Pertama,
anda mungkin tidak menginplementasikan prosedur menejemen diri secara
benar. Dalam kasus inplementasi yang tidak benar akan menyebabkan
perubahan sasaran perilaku tidak sesuai dengan arah yang diharapkan secara
efektif. Jika anda menemukan bahwa anda tidak menginplementasikan
menejemen diri secara benar, maka anda harus mengambil setiap langkah yang
diperlukan untuk menentukan inplementsai koreksi sesegera mungkin. Jika
anda menemukan bahwa tidak mungkin menginplentasikan prosedur secara
benar anda harus memilih prosedur manajemen diri lainnya yang mampu untuk
anda implementasikan, contohnya : jika andamenulis sebuah kontak dengan
diri anda sendiri tetapi anda selalu melanggarnya maka anda harus
mempertimbangkan untuk menulis kontrak tersebut dengan orang lain agar
dalam implementasinya anda selalu diingatkan.
Kedua, mungkin anda telah memilih strategi manajemen diri yang tidak
sesuai. Jika anda menemukan bahwa implementasi tersebut benar tetapi dia
tidak menghasilkan perubahan yang diinginkan, anda harus melakukan evaluasi
terhadap manipulasi rencana menejemen diri yng anda pilih, anda harus
meninjau kembali informasi dari asesmen fungsional atau membuat asesmen
fungsidonal baru yang lebih relevan dan sesuai dengan antisipasi dan
konsekuensi yang anda pilih.

87
Handout Modifikasi Perilaku…

9. Implementasi Srategi Pemeliharaan


Ketika anda telah mencapai tujuan dari program menejemen diri, sudah
waktunya anda mengimplementasikan strategi pemeliharaan pada perilaku
sasaran sesuai dengan level yang diinginkan. Pada situasi ideal anda dapat
menggunakan strategi manajemen diri dan membiarkan penguat-penguat atau
hukuman yang timbul secara natural untuk memlihar perilaku sasaran atau
perilau alternatifnaya.Sebagai contoh ketia Annete memberihkan diri secara
rutin dia mendapatkan bahwa semua orang berterimakasih kepadanya dan
berinteraksi secara positif.Ini adalah penguat alami untuk membersihkan diri,
sebagai tambahan membersihkan dapur, ruangtamu, dan kamar mandi menjadi
kondisi penguat yang disebabkan oleh kondisi terbentuknya sikap menyukai
kegiatan kebersihan dalam program manajemen diri. Untuk Murray, penguat
alami adalah kegiatan berlarinya, ia mendapat dukungan sosial dari teman-
temannya untuk tetap berlatih berlari dan menemaninya akibatnya ia menjadi
suka berlari lebih lama, dia jadi memiliki bentuk tubuh yang baik dan suka
melakukan aktivitas berlari. Bagi kebanyak orang tidak semua reinforcement
alami dapat memelihara sasaran dalam waktu yang lama pada beberapa kasus
penguat alami tersebut malah menjadi masalah sebagai contohnya upaya untuk
memgurangi berat badan sering kali pendukung alami seperti teman-teman
justru membuat individu semakin menyukaqi pizza atau burger bahkan
menyukai pesta yang menyebabkan nafsu makan meningkat melebihi
normal.Itulah sebabnya sangat penting untuk menginplementasikan prosedur
manajemen diri secara periodik.Sangat berguna bagi orang-orang untuk selalu
menetapkan tujuan dan menerapkan monitoring diri.Strategi manajemen diri
bukanlah sesuatu yang bersifat menetap dan mudah untuk dilakukan, kadang-
kadang penetapan tujuan dan monitoring diri secara berlanjut membantu untuk
memlihara perilaku sasaran agar tidak berubah. Minitoring diri sangat
diperlukan karena ia mmeberikan informasi bagaimana sasaran perilaku
muncul dari waktu ke waktu dengan cara ini anda dapat dengan segera
mendeteksi masalah-masalah yang muncul dalam memelihara sasaran perilaku,
dan anda dapat menerapkan prosedur manajemen diri jika diperlukan.

88
Handout Modifikasi Perilaku…

F. DORONGAN DAN PENGIRIMAN STIMULUS KONTROL


Kamu telah belajar tentang shaping, sebuah prosedur untuk membangun
tingkah laku yang di inginkan. Bab ini membahas tentang dorongan dan
pemindahan dari kontrol stimulus. Dimana yang digunakan untuk
mengembangkan kontrol stimulus yang sesuai melebihi tingkah laku tertentu
(Billingsley & Romer, 1983). Berikut contoh dari mendorong dan menghidari
dimana mengajari sedikit anggota liga untuk memukul bola:
Pelatih McCall telah mengajari tingkat pertama bagaimana untuk
memukul bola baseball yang dilemparkan oleh pelempar. Sebelumnya pemain
hanya bisa memukul bola baseball tanpa teknik. Luke adalah pemain baseball
terbaik dan mudah belajar. Pelatih Mccall memberitahu luke untuk berdiri di
kotak pemukul dan bersiap untuk memulai ayunan kecil sebelum bola
mengenainya dan untuk menonton bola ke semua jalan kelelawar. Asisten pelatih,
Dave, melemparkan beberapa lapangan untuk Luke, sementara pelatih McCall
berdiri di dekatnya. Pelatih McCall memuji Luke setiap kali ia memukul bola dan
terus memberikan instruksi kepada Luke ketika ia membutuhkan untuk
meningkatkan penampilannya. Sebagaian Luke memukul bola dengan berhasil,
pelatih tidak lagi memberikan instruksi tapi terus memuji dia untuk setiap
penampilannya.
Selanjutnya Torn. Dia mendengarkan instruksi yang sama bahwa Luke
berhasil tapi tidak bisa memukul bola. Untuk membantunya, pelatih McCall
bersedia memberikan lebih banyak bantuan. Ia menunjuk ke mana Torn harus
berdiri dan memberi isyarat bagaimana bola akan datang di atas piring dan di
mana Torn harus menggunakan ayunan kelelawar. Dengan bantuan yang lebih
banyak, Torn memulai untuk memukul bola dan pelatih McCall memuji dia setiap
saat. Akhirnya, Torn berhasil memukul bola tanpa banyak bantuan atau intruksi.
Matt melihat dan mendengarkan pelatih McCall tapi tetap tidak bisa
memukul bola. Untuk membantu Matt, pelatih McCall memutuskan untuk
menunjukkan padanya bagaiamana persisnya memukul bola. Dave melemparkan
beberapa pitches pada pelatih McCall yang menggambarkan aspek penting dari

89
Handout Modifikasi Perilaku…

perilaku sendiri sambil memukul. Setelah Matt mendengarkan intruksi dan


melihat para pelatih memukul bola, ia dapat memukul bola sendiri. Saat Matt
memulai untuk memukul bola, pelatih McCall tidak memberikan bantuan lebih
lanjut (instruksi atau peragaan) tapi ia tetap memuji Matt sepanjang waktu karena
Matt dapat mengkoreksi bagian memukul bola.
Akhirnya ada Trevor. Trevor Melihat dan mendengarkan semua ucapan
pelatih McCall dan mengerjakannya, tapi ia sedikit tidak paham. Karena Trevor
membutuhkan lebih banyak bantuan. Pelatih McCally berdiri di belakangnya
selama ia memukul. Pelatih memegang tangan Trevor pada ayunan kelelawar dan
membantu Trevor menggerakan ayunan kelelawar dan berhasil memukul bolanya
(Angka 10-1). Setelah melakukan beberapa kali, pelatih McCall lalu mundur
sedikit. Ia mendapati posisi Trevor dan memulai ayunan kelelawar dengannya.
Tapi setelah itu membiarkan Trevor menyelesaikan ayunan dengan sendiri. Lalu
para pelatih mulai mundur sedikit: ia mendapati posisi Trevor dan mengajarinya
ketika melakukan ayunan tetapi membiarkan Trevor melakukan ayunan kelelawar
sendiri. Setelah beberapa menit, Trevor memukul bola secara independen, dan
semua para pelatih memberikan pujian kepadanya setiap saat.
Sampai ke titik ini, Dave telah melemparkan pitches dengan mudah bagi
para pemain untuk memukul. Pitches yang lambat dan dilemparkan tepat di atas
piring. Saat mereka bisa memukul dengan satu pukulan, Dave bersiap untuk
melemparkan pitches yang semakin sulit untuk memukul. Pertama ia
melemparkan dengan cepat. Lalu ia melemparkan pitches dalam posisi yang sulit.
ia secara bertahap meningkatkan kesulitan pitches selama empat atau lima praktek
berikutnya, dan para pemain terus memukul bola hingga berhasil.
Contoh ilustrasi ini menggambarkan tentang prosedur modifikasi perilaku
tentang mendorong dan memudar. Semua hal yang dilakukan pelatih McCall
untuk membantu para pemain dapat memukul bola dengan petunjuknya. Dengan
Luke, pelatih McCall memberikan dorongan lisan : ia mengajarkan Luke
bagaimana caranya untuk memukul bola dengan benar. Dengan Tom, ia memberi
dorongan verbal dan bentuk tubuh: ia memberi struktur dan isyarat bagaimana
cara menggunakan ayunan kelelawar. Pelatih McCall memberikan dorongan

90
Handout Modifikasi Perilaku…

verbal dan dodongan bentuk tubuh dan dorongan peragaan untuk Matt :
bagaimana cara memukul bola dan memperlihatkan padanya bagaimana perilaku
yang diinginkan. Ahirnya untuk Trevor pelatih McCally memberikan dorongan
verbal dan dorongan psikis, dengan menggunakan dorongan psikis Trevor
dipandu untuk melalui perilaku yang benar sampai Trevor dapat melakukannya
sendiri.
1. Apa itu Dorongan?
Seperti yang anda lihat, petunjuk dorongan digunakan untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa seseorang akan terlibat dalam perilaku
yang benar pada waktu yang tepat. Mereka digunakan selama pelatihan
diskriminasi untuk membantu orang terlibat dalam perilaku yang benar di
hadapan stimulus diskriminatif (SD). Petunjuk stimulus diberikan sebelum atau
selama kinerja perilaku. Mereka membantu perilaku yang terjadi sehingga guru
dapat memberikan penguatan (Cooper, Heron & Heward, 1987, p, 312).
Di contoh ini SD adalah bola yang mendekati pemain. Respon yang benar
memberikan ayunan kelelawar untuk mengenai bola dan penguatnya adalah
memukul bola dan memberikan pujian dari pelatih.Namun, jika pembentukan
perilaku yang benar tidak terjadi (jika pemain tidak melakukan dengan benar
ayunan kelelawar untuk memukul bola) perilaku tersebut tidak dapat diperkuat.
Fungsi dari petunjuk adalah untuk pembentukan perilaku yang baik secara
cepat sehingga itu bisa menjadi penguat.
Ini merupakan apa yang diajarkan : Guru menyediakan petunjuk
rangsangan tambahan dengan SD sehingga murid menunjukkan perilaku yang
benar. Lalu guru memberikan penguatan perilaku yang benar sehingga pada
akhirnya akan terjadi perubahan setiap kali SP muncul/hadir (Skinner, 1968).
Memilih petunjuk untuk membuat pembelajaran atau pelatihan lebih
efektif. Pelatih McCall bisa saja menunggu pemain memukul bola tanpa
petunjuknya dan memuji mereka saat bisa melakukannya. Tapi Trial-and- Error
akan sangat lambat; bebrapa pemain mungkin tidak pernah membuat respon
yang benar ketika pelatih McCall menggunakan petunjuknya, ia meningkatkan
kemungkinan bahwa pemainnya akan membuat respon yang benar. Untuk

91
Handout Modifikasi Perilaku…

pemain yang berbeda, ia menggunakan petunjuk yang berbeda juga (instruksi,


gerak badan, peragaan dan bantuan fisik) untuk mendapatkan respon yang
benar dihadapan SP (sebuah bola yang dilemparkan oleh pelempar).

2. Apa Itu Fading?


Setelah pemain memukul bola dengan benar, pelatih McCall
menghilangkan petunjuknya. Fading adalah salah satu cara untuk mentransfer
kontrol stimulus dari petunjuk untuk SD. Secara bertahap ia menghapus dengan
cepat sampai perilaku itu yang terjadi di hadapan SD tanpa rangsangan
tambahan. Dengan kata lain, ia berhenti memberi instruksi dan dia tidak lagi
menjadi model perilaku atau memberikan bantuan fisik untuk membantu
pemain memukul bola. Meskipun petunjuknya telah dihapus, perilaku berada di
bawah kendali stimulus dari SD. Ketika pelatih McCall menggunakan Trevor,
Perilaku Benar Trevor berada di bawah kendali stimulus dari perilaku fisik.
Dengan kata lain, dia bisa memukul bola hanya karena pelatih membantunya.
Tapi Trevor tidak dapat memiliki pelatih fisik yang membantu dia ketika dia
memukul dalam permainan; dia harus memukul bola sendiri. Oleh karena itu,
mengajar tidak berhasil sampai petunjuknya benar-benar hilang (bantuan
dihapus) dan perilaku berada di bawah kendali timulus dari SD alami.
Melihat contoh lain tentang dorongan dan fading. Natasha merupakan
imigran baru, ia baru belajar tentang bahasa inggris di kelas pendidikan orang
dewasa. Dikelas terdapat pelajaran tentang menggunakan bahasa/kata kata
sederhana. Guru memegang sebuah kartu bertuliskan CAR, ketika Natasha
tidak merespon, guru berbicara “car” lagi dan Natasha membalas kata kata
“car”. Lalau guru memegang sebuah kartu lagi, ketika Natasha dapat berbicara
“car” guru mengucapkan “bagus” dan guru mengulangi proses tersebut dengan
menggunakan 10 kartu.

3. Tipe Arahan Apa Yang Digunakan Oleh Guru?


Ketika guru menggunakan kata kata sederhana dalam kartu ini merupakan
petunjuk lisan. Dikasus ini petunjuk lisan juga meruapakan petunjuk peraga.

92
Handout Modifikasi Perilaku…

Kata kata yang tertulis pada kartu merupakan SD. Mengucapkan kata kata
(membaca) merupakan respon yang benar untuk Natasha. Petunjuk lisan dapat
membantu Natasha dalam membuat respon yang benar setiap adanya SD. Tapi
Natasha harus bisa membuat respon yang benar ketika ia melihat kata kata
tertulis tanpa adanya petunjuk.untuk mencapai hal ini, guru mulai meurai
petunjuk lisan. Untuk kedua kalinya melalui kartu flashcard, ia menunjukkan
pada Natasha sebuah kartu dan jika ia tidak merespon ia akan mengatakan kata
kata sederhana dengan petunjuk dan Natasha mengatakan semua kata. Guru
memperlihatkan sebuah kartu lagi dan ia dapat membaca kata kata itu tanpa
petunjuk. Guru memberikan pujian setiap jawaban yang benar, lalu har
berikutnya melalui kartu flashcard, jika Natasha tidak bisa membaca kata kata
guru akan membantu membuat suara huruf pertama dalam kata sebagai
petunjuk lisan dan natasha dapat mengatakan semua kata. Lalu, guru
memperlihatkan sebuah kartu lagi dan ia dapat membaca semua kata tanpa
adanya petunjuk. Akhirnya Natasha bisa membaca kata kata dalam kartu
flashcard tanpa adanya petunjuk. Didalam poin ini, perilaku membaca nya
berada di bawah kendali stimulus dari kata-kata tertulis, tidak petunjuknya
lisan (Figure 10-2).
Terlibat dalam perilaku yang benar tanpa petunjuk merupakan tujuan dari
mendorong dan menghilang. akhirnya, SD harus memiliki kontrol stimulus atas
perilaku tersebut. Mendorong dan memudar bantuan membangun kontrol
stimulus yang tepat. Mendorong mendapat perilaku yang benar terjadi;
memudar transfer kontrol stimulus kepada SD alami.
Dalam contoh ini, guru menghilangkan petunjuk dengan 3 langkah.
Pertama, ia menyajikan kartu flashcard dan mengatakan kata kata. Kedua
kalinya, dia mengatakan bagian pertama kata kata. Ketiga kalinya, ia disajikan
flashcard dan tidak berkata apa-apa. Setiap langkah adalah penghapusan
petunjuk secara bertahap. Guru mentransfer kontrol stimulus dari petunjuknya
ke SD (kata-kata tertulis). Sedikit menghilang, transfer kontrol stimulus terjadi
karena SD selalu hadir ketika respon yang benar dibunyikan dan diperkuat,
sedangkan petunjuk dihapus dari waktu ke waktu. Andamelihat, mendorong

93
Handout Modifikasi Perilaku…

dan menghilangkan, memfasilitasi pelatihan diskriminasi stimulus. Mereka


memungkinkan untuk respon bacaan yang benar terjadi di hadapan SD (kata
pada flashcard) dan diperkuat

G. JENIS-JENIS PROMPTING
Prompting adalah stimulus atau suatu peristiwa yang dapat digunakan
untuk memunculkan perilaku yang tepat dalam situasi tertentu. Berbagai jenis
prompting yang digunakan dalam prosedur modifikasi perilaku terbagi ke dalam
dua kategori utama, yaitu respons prompt dan stimulus prompt (Alberto &
Troutman, 1986; Cooper et al., 1987).

1. Response Prompts
Adalah perilaku orang lain yang dapat menimbulkan perilaku yang tepat
dan diinginkan, hanya dengan kehadiran SD. Jenis dari respons prompt
termasuk di antaranya prompting verbal, isyarat, percontohan, dan fisik
(verbal, gestural, modeling, dan physical prompt).
a. Verbal Prompt
Ketika perilaku verbal yang ditunjukkan oleh orang lain dapat
mempengaruhi subyek untuk memunculkan perilaku yang tepat, maka hal
ini disebut sebagai verbal prompt.Contoh dalam kasus, instruksi dari pelatih
Mc Call tentang bagaimana cara memukul bola yang baik, dapat menjadi
verbal prompt untuk Luke, karena dengan instruksi tersebut dia bisa
memukul bolanya dengan benar.
Pernyataan verbal dari orang lain dapat disebut sebagai verbal prompt
jika dapat memunculkan perilaku yang tepat pada subyek. Yang termasuk ke
dalam verbal prompt di antaranya adalah instruksi, aturan, petunjuk,
pengingat, pertanyaan, atau bantuan verbal lainnya.
b. Gestural Prompt
Semua gerakan fisik yang dilakukan oleh orang lain dan dapat
memunculkan perilaku yang tepat pada subyek, maka hal ini bisa disebut
sebagai gestural prompt.Contoh dalam kasus, isyarat memukul bola dan

94
Handout Modifikasi Perilaku…

kapan bola harus dipukul, yang dilakukan oleh Mc Call kepada Tom saat
Tom mengalami kesulitan memukul bola, hingga Tom dapat memukul bola
dengan benar.
c. Modeling Prompt
Setiap demonstrasi yang dilakukan oleh orang lain dan dapat
memunculkan perilaku yang tepat pada subyek, disebut sebagai modeling
prompt.Contoh dalam kasus, ketika pelatih McCall memukul bola untuk
menunjukkan kepada Matt bagaimana cara memukul bola dengan tepat,
sehingga Matt bisa meniru apa yang dilakukan pelatih dan dapat memukul
bola dengan benar.
d. Physical Prompt
Membantu orang lain menggunakan cara-cara fisik, sehingga orang lain
dapat memunculkan perilaku yang tepat dengan sendirinya, disebut sebagai
physical prompt.Contoh dalam kasus, pelatih McCall memegang pemukul
dan berdiri di belakang Trevor untuk membantunya memukul bola secara
langsung, sehingga Trevor bisa memukul bola dengan sendirinya.
Keempat jenis response prompt di atas, semuanya sama-sama dapat
memberikan bantuan pada seseorang untuk dapat berperilaku dengan tepat.
Namun, setiap jenis sebenarnya dapat menimbulkan gangguan tersendiri bagi
pelakunya. Sehingga, perlu diperhatikan pula, jenis yang mana yang mungkin
memiliki tingkat mengganggu yang paling sedikit. Prompting akan lebih baik
digunakan jika diperlukan saja.

2. Stimulus Prompt
Perubahan dalam beberapa aspek dari SD bisa berupa penambahan atau
pengurangan stimulus yang membuat perilaku yang tepat dapat dimunculkan
oleh subyek. Macam dari stimulus prompt adalah within stimulus prompt dan
extrastimulus prompt (Schreibmen,1975)

95
Handout Modifikasi Perilaku…

3. Within Stimulus Prompt


Contoh dalam kasus, Dave selaku asisten pelatih selalu melempar bola
dengan kekuatan yang tidak sama, disesuaikan dengan kesiapan ara pemain.
Pada awal permainan, Dave melempar bola pada tingkat mudah terlebih
dahulu. Baru setelah para pemain mampu memukul bola dengan bagus, Dave
mulai melempar dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Dari sini, terlihat
adanya perubahan intensitas pada stimulus prompt, yaitu perubahan tingkat
kemudahan lemparan bola yang dilakukan oleh Dave. Apa yang dilakukan oleh
Dave ini, termasuk ke dalam within stimulus prompt karena dapat
memunculkan respons memukul bola yang semakin lama semakin tepat pada
para pemain.

4. ExtraStimulus Prompt
Contoh dalam kasus, ketika Matt tidak dapat mencerna petunjuk yang
diberikan oleh pelatih Mc Call untuk memukul bola dengan tepat, pelatih
menambahkan stimulus lain berupa contioh langsung bagaimana cara memukul
bola yang baik. Dalam hal ini, stimulus yang berupa petunjuk, ditambah lagi
dengan stimulus yang berupa permodelan dari pelatih. Penambahan stimulus
seperti contoh tersebut termasuk dalam extrastimulus prompt karena dengan
adanya penambahan stimulus tersebut, memungkinkan Matt memukul bola
besball dengan lebih tepat.

H. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SELF MANAGEMENT


1.Kegunaan Dan Keunggulan Program Self-Management
Self-management memiliki banyak keunggulan dan kegunaan dalam
berbagai hal sebagaimana diungkapkan dalam Fatmawati (2003), Henny
(1994) dan Fauzan (1982). Keunggulan dan keguanaan Self-management
antara lain :
a. Individu dapat terlibat aktif dan dominan dalam pelaksanaan Self-
management.
b. Menciptakan kebebasan dari ketergantungan dan kontrol orang lain.

96
Handout Modifikasi Perilaku…

c. Pengubahan tingkah laku yang diperoleh lebih tahan lama.


d. Keterlibatan guru atau ahli pengubahan perilaku relative sedikit.
e. Dapat meningkatkan generalisasi belajar.
f. Mudah dilaksanakan dan tidak mahal.
g. Rosyidan (Fatmawati, 2003) membuktikan bahwa pengelolaan diri
dapat mengatasi masalah terlalu berat merokok, kebiasaan belajar yang
jelek, tidak dapat tidur dan tidak dapat mengelola waktu dengan baik.
h. Shelton (1983) membuktikan bahwa pengelolaan diri dapat
dipergunakan untuk melatih sikap tegas.
i. Richard (Fauzan, 1992) membuktikan bahwa dengan pengelolaan diri
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Kelemahan Program Self-Management
Self-management sebagai suatu metode selain memiliki keunggulan
juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a. Pelaksanaan program ini sangat tergantung dari kesediaan individu.
b. Untuk tingkah laku sasaran yang bersifat pribadi tidak jarang hal ini
sulit diamati.
c. Penggunaan reinforcement (penguatan) berupa daya imajinasi hanya
dapat disarankan untuk individu yang mempunyai daya khayal yang
cukup baik.
d. Memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang mencukupi untuk
pengubahan diri.
e. Lingkungan sekitar dan keadaan diri individu di masa datang sering
tidak dapat diatur, diprediksikan dan bersifat kompleks.

I. KESIMPULAN
Banyak teknik yang digunakan oleh para ahli dalam melakukan poses
modifikasi perilaku, dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang lebih
adaptif. Salah satu contoh strategi yang sesuai untuk diterapkan adalah strategi
pengelolaan diri (self management).Strategi pengelolaan diri (self management)
merupakan suatu strategi dimana konseli mengarahkan perilakunya

97
Handout Modifikasi Perilaku…

sendiri.Menurut Cormier & Cormier (1985:519), “Self Management is a process


which client direct their own behaviour change with any one therapeutic strategy
or a combination of strategys.” Yang berarti bahwa Pengelolaan Diri (Self
Management) adalah suatu proses dimana individu mengarahkan tingkah lakunya
sendiri dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. Seperti yang
dikemukakan Mahoney dan Thoresen (dalam Cormier, 1985), prosedur
pengelolaan diri (self management) dapat meningkatkan kemampuan individu
untuk mengendalikan perilakunya.Strategi ini sesuai dengan teori Skinner tentang
operan conditioning yang menjelaskan bahwa perilaku individu terbentuk atau
dipertahankan sangat ditentukan oleh konsekuensi yang menyertainya (Latipun,
2008:132).Atas prinsip belajar perilaku operan dapat dipahami bahwa perilaku
destruktif dapat terjadi dan dipertahankan oleh individu diantaranya karena
memperoleh ganjaran dari lingkungannya.
Strategi Pengelolaan Diri (self management) merupakan teknik yang
berakar pada teori pengkondisian operan.Pengelolaan Diri (self management)
sering disebut konseli membuat perubahan dengan cara menumbuhkan
kemampuan mereka untuk memodifikasi aspek-aspek lingkungan dan
memanipulasi atau mengadministrasikan sendiri konsekuensi yang diinginkan
(Eko Darminto, 2007:135). Tujuan dari strategi Pengelolaan Diri (self
management) ini adalah agar individu secara teliti dapat menempatkan diri dalam
situasi-situasi yang menghambat tingkah laku yang mereka hendak hilangkan dan
belajar untuk mencegah timbulnya perilaku atau masalah yang tidak dikehendaki.
Bentuk pelaksananaannya meliputi self monitoring (pemantauan diri), stimulus
control (pengendalian diri), serta self reward (penghargaan diri sendiri).

98
Handout Modifikasi Perilaku…

TOPIK V

Differential reinforcement dan prosedur


pengendalian penguatan…
DIFFERENTIAL REINFORCEMENT
Differential Reinforcement adalah prosedur perubahan perilaku
dengan menaikkan desirable behavior atau perilaku yang diinginkan
dengan menggunakan reinforcement, dan menurunkan undesirable
behavior dengan menggunakan extinction.
Differential reinforcement ini dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
Differential Reinforcement of Alternative Behavior (DRA), Differential
Reinforcement of Other Behavior (DRO), dan Differential Reinforcement
of Low Rates of Respon (DRL).

JENIS-JENIS DIFFERENTIAL REINFORCEMENT


A. Differential Reinforcement of Alternative Behavior (DRA)
Untuk meningkatkan desirable behavior atau perilaku yang
diinginkan.dengan memberikan reinforcement, sekaligus menurunkan
undesirable behavior atau perilaku yang tidak diinginkan dengan memberikan
extinction.
DRA mirip dengan DRI karena dalam mengurangi atau
menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan keduanya menggunakan
prosedur member penguatan pada tingkah laku alternatifnya (yang bertolak
belakang). Hanya pada DRA tingkah laku tingkah laku alternatifnya tidak
bisa dipilih secara khusus, dan kedua tingkah laku itu (yang tidak
menyenangkan dan menyenangkan) bisa muncul bersamaan.
Contoh penggunaan DRA, di dalam suatu kelas pada saat yang
bersamaan ada siswa yang tenang dan ada yang ribut. Pada situasi seperti in,
guru secara rutin memuji siswa yang tenang dan saat yang bersamaan
mengabaikan mereka yang ribut. Misalnya, selvy ditunjuk oleh guru untuk

99
Handout Modifikasi Perilaku…

menjawab pertanyaan karena ia mengangkat tangannya, sementara siswa lain


yang tidak mengangkat tangan tetapi teriak-teriak menjawab pertanyaan
diabaikan oleh gurunya. Dalam konteks seperti ini tingkah laku yang
diinginkan (mengangkat tangan sebelum ditunjuk oleh guru untuk menjawab
pertanyaan) mendapatkan penguatan sedangkan tingkah laku yang tidak
diinginkan (tidak mengangkat tangan tetapi teriak-teriak menjawab
pertanyaan) tidak diberi penguatan atau diabaikan.
Differential Reinforcement of Alternative Behavior digunakan ketika:
a) Ingin meningkatkan perilaku yang diinginkan
b) Saat perilaku yang diinginkan bukan perilaku yang baru muncul,
namun pernah dilakukan sebelumnya
c) Terapis mampu mengidentifikasi reinforcemen dengan tepat, agar
dapat meningkatkan perilaku yang diinginkan segera setelah perilaku
itu muncul.
Penerapan Differential Reinforcement of Alternative Behavior :
a) Definisikan perilaku yang diinginkan
b) Definisikan perilaku yang tidak diinginkan
c) Identifikasi reinforcemen secara tepat
d) Segera perkuat perilaku yang diinginkan setelah muncul, secara
konsisten
e) Eliminasi reinforcemen untuk perilaku yang tidak diinginkan
f) Pakai reinforce sesaat saja atau secara berselang-seling untuk
mempertahankan perilaku yang diinginkan
g) Generalisasi program
Variasi Differential Reinforcement of Alternative Behavior :
a) Differential Reinforcement of an Incompatible Behavior (DRI)
DRI adalah proses pemberian perilaku yang berlawanan secara
fisik dengan perilaku yang tidak diinginkan, jadi klien tidak lagi
melakukan perilaku yang tidak diinginkan. Contohnya perilaku
menampar-nampar kepalanya sendiri, perilaku ini dialihkan dengan
tangannya yang segera disuruh untuk menggarap tugasnya, sehingga

100
Handout Modifikasi Perilaku…

tangannya tidak digunakan untuk memukul-mukul kepalanya sendiri


lagi.
DRI merupakan cara untuk menghindari terjadinya keyakinan
tingkah laku seperti yang terjadi pada DRO. DRI adalah prosedur yang
melibatkan penguatan terhadap tingkah laku yang secara topografis
bertolak belakang dengan tingkah laku yang tidak diinginkan yang
akan dikurangi (Cooper, et.al., 2007: 471). Mialnya, bila out of seat
behavior adalah target yang akan dikurangi, maka in-seat behavior
(duduk dibangku) diberi penguatan. Hal ini dimungkinkan karena
keduanya (out of seat dan in seat behaviors) tidak dapat terjadi secara
bersamaan, karena itu DRI dimungkinkan dalam peningkatan kekuatan
atau kecepatan tingkah laku yang diinginkan. Member penguatan
ppada saat anak bermain dengan mainan, bisa mengurangi gerakan-
gerakan tangan anak yang tanpa tujuan (tingkah laku steriotip).
Ada beberapa pedoman dalam menerapkan DRI: 1. Menentukan
tingkah laku alternative sebagai pengganti tingkah laku yang hendak
dikurangi atau dihilangkan, 2. Menentukan data baseline yakni
sebarapa sering tingkah laku yang tidak diinginkan terjadi dan
seberapa sering tingkah laku alternative yang ipilih terjadi, 3.
Menentukan jadwal penguatan (schedule of reinforcement) terhadap
tingkah laku alternatif
.
b) Differential Reinforcement of Communication (DRC)
DRC adalah proses dimana klien disuruh untuk membicarakan
keinginannya tanpa menimbulkan perilaku bermasalah untuk
mendapatkan hasil yang sama dari keinginan klien (lega). Saat klien
mulai mengutarakan apa masalahnya, segera diberi reinforce, bila
perlu, pancing klien untuk mengutarakan apa masalahnya. Hal ini lebih
efektif daripada pemaksaan secara fisik.

101
Handout Modifikasi Perilaku…

B. Differential Reinforcement of Other Behavior (DRO)


DRO adalah pemberian penguatan (reinforcement) bila tingkah laku
tersebut tidak muncul selama periode tertentu (Cooper, et.al., 2007: 475).
DRO memiliki tiga variasi dalam pelaksanaannya. Pertama, full-session
DRO. Reinforcement diberikan bila tingkah laku yang tidak diinginkan
tidak muncul sepanjang periode aktu yang sudah ditetapkan (Cooper,
et.al., 2007: 475). Misalnya, reinforcement diberikan bila talking-out
(seperti ngobrol) tidak terjadi sepanjang 40 menit pembelajaran (DRO 40
menit). Siswa yang menjadi target akan diberi tahu bila talking-out tidak
muncul sesi 40 menit maka dia akan mendapatkan konsekuensi tertentu
yang menyenangkan.
Kedua, interval DRO. Dalam variasi ini, reinforcement diberikan
bila tingkah laku tersebut tidak muncul selama satu periode waktu yang
telah dipecah-pecah ke dalam interval yang lebih kecil. Prosedur ini
digunakan bila pengurangan tingkah laku secara bertahap Nampak lebih
praktis atau realistic (Cooper, et,al., 2007: 476). Dalam beberapa kasus,
tingkah laku yang tingkat kemunculannya sangat tinggi akan menyulitkan
siswa mendapat reinforcement. Misalnya, sesi 40 menit bisa dibagi
menjadi interval 5 menit sehingga reinforcement diberikan pada akhir
setiap interval 8 menit bila mana siswa tersebut tidak menampilkan
talking-out behavior. Ketiga, DRO dapat digunakan dengan data produk
permanen (Cooper, et.al., 2007: 479). Misalnya, guru memberi bintang
pada setiap tugas yang berhasil dikerjakan oleh siswa dengan benar dan
tepat waktu.
Tiga faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum guru
menerapkan DRO (Cooper, et.al., 2007: 479). Pertama, DRO
mensyaratkan reinforcement diberikan bila tingkah laku yang tidak
diinginkan (misalnya, jalan-jalan di kelas) tidak muncul. Kedua, DRO
memperkuat ketiadaan tingkah laku yang tidak diinginkan, tetapi tidak
mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan. Bagi siswa yang tidak
memiliki banyak pengalaman, maka cara ini akan menciptakan kevakuman

102
Handout Modifikasi Perilaku…

tingkah laku. Oleh karena itu, perlu memperkenalkan tingkah laku baru
yang diinginkan guna mengganti tingkah laku yang akan dikurangi atau
dihilangkan, dan kemudian memberikan reinforcement terhadap tingkah
laku baru tersebut sehingga selalu muncul. Ketiga, keefektifan prosedur
DRO bergantung pada pemilihan reinforce. Stimulus yang digunakan
untuk menguatkan siswa agar tidak melakukan tingkah laku yang tidak
diinginkan harus minimal memiliki tingkah laku yang tidak diinginkan
harus minimal memiliki kekuatan atau nilai pendorong yang sama dengan
stimulus yang mempertahankan tingkah laku selama ini. Misalnya, ada
seorang siswa yang membuat lelucon selama pelajaran karena mendapat
reinforcement (gelak tawa teman-temannya dan perhatian mereka saat
istirahat). Jika guru menggunakan DRO dengan member 5 menit waktu
tambahan (reinforce) bermain dengan computer bagi siswa tersebut agar
tidak membuat lelucon, maka kemungkinan reinforcement itu (memberi 5
menit waktu tambahan bermain dengan computer) tidak seampuh
reinforcement yang diperolehnya dari teman-teman (gelak tawa dan
perhatian saat istirahat).
Yakni sikap tidak memberikan reinforcement saat perilaku
bermasalah muncul (extinction) dan memberi penguat saat perilaku
bermasalah tidak muncul. Disebut juga dengan “differential reinforce of
zero rate behavior”. Contoh DRO, perilaku menghisap jari pada seorang
anak. Apabila anak tidak menghisap jari, ibu akan membacakan dongeng,
namun apabila anak menghisap jari, ibu akan menghentikan membaca
dongeng untuknya.

Penerapan Differential Reinforcement of Other Behavior :


a) Identifikasi reinforcer untuk perilaku bermasalah, jangan
mengulangi memberi reinforcer untuk selanjutnya.
b) Identifikasi reinforcer untuk menerapkan DRO. Cari tahu apa
reinforce mana yang bisa dipakai untuk DRO. Biasanya
konsekuensi fungsi dari reinforcer itu.

103
Handout Modifikasi Perilaku…

c) Memilih waktu DRO permulaan, misalnya dalam 1 jam ada 10


imterval. Kalau problem behaviornya lama, maka reinforcemennya
hanya dapat diberi sebentar, tetapi kalau problem behaviornya
sebentar, maka dapat diberi reinforcemen dengan waktu yang lebih
lama. Tetapi biasanya reinforce kurang dari 6 menit (untuk 1 jam
ada 10 interval), namun dapat naik perlahan apabila problem
behavior menurun.
d) Hilangkan reinforcer saat perilaku bermasalah muncul dan beri
reinforcer saat perilaku bermasalah tidak muncul.
Variasi Differential Reinforcement of Other Behavior:
a) Whole Interval DRO
Reinforcemen diberikan saat perilaku bermasalah sama
sekali tidak muncul pada keseluruhan interval.
b) Momentary DRO
Reinforcemen diberikan apabila problem behavior tidak
muncul di akhir interval.
Contoh Kasus :
Bob adalah seorang murid, Bob selalu berbicara di klas dan
mengganggu murid lainnya. Guru telah mengingatkan kepada Bob bahwa
ia “tidak berbicara” selama minimal 10 menit. Kalau dia bisa bekerja
dengan tenang dan tidak berbicara, Bob akan menerima 2 menit tambahan
waktu luang. Guru itu menunjukkan bahwa dalam 1 jam, Bob bisa
mendapatkan 12 menit waktu luang. Selama 10 menit sementara dia
tenang, guru membuat beberapa komentar positifnya sebagai aturan,
bekerja diam-diam, dan menyelesaikan pekerjaannya. Jika Bob yang
berbicara, dia tidak akan menerima tambahan 2 menit untuk 10 menit dan
diabaikan oleh guru.

C. Differential Reinforcement of Low Rates of Respon (DRL)


DRL merupakan penguatan secara terjadwal (schedule of
reinforcement) yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kemunculan

104
Handout Modifikasi Perilaku…

tingkah laku yang tidak diinginkan bila tingkah laku tersebut sering
muncul (Cooper, et.al., 2007: 480). Misalnya, aktif berbicara dalam
diskusi kelas merupakan tingkah laku yang diinginkan, namun
mendominasi pembicaraan dalam diskusi kelas adalah tingkah laku yang
tidak diharapkan. Pada konteks ini, DRL merupakan prosedur yang tepat
untuk mengurangi secara perlahan tingkah laku mendominasi pembicaraan
dalam diskusi kelas.
DRL memiliki dua variasi: DRL penuh waktu dan DRL interval.
DRL penuh waktu (full-session DRL) dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah total respon dalam periode penuh waktu dengan
kriteria yang ditetapkan (Cooper, et.al., 2007: 480). Misalnya, data awal
(baseline) menunjukkan bahwa Elis berbicara rata-rata 9 kali selama 30
menit dalam diskusi kelas. Guru ingin menguranginya yakni tidak lebih
dari 2 kali selama 30 menit diskusi kelas karena tingkah laku ini tidak
ingin dihilangkan total. Elis lalu diberitahu bahwa diperbolehkan untuk
berbicara dalam diskusi kelas hanya 2 kali, dan jika ia berbicara tidak
melebihi 2 kali, maka ia akan diberi hadiah berupa kesempatan memimpin
diskusi. Bila Elis memenuhi kriterianya (tidak lebih dari 2 kali berbicara
dalam diskusi kelas selama 30 menit) maka reinforcernya (memimpin
diskusi) akan diberikan padanya.
DRL interval membagi periode penuh waktu ke dalam interval-
interval yang lebih kecil (Cooper, etal., 2007:481). Mislanya, waktu
diskusi kelas 30 menit dibagi ke dalam 6 interval, sehingga masing-masing
interval berdurasi 5 menit. Bila Elis memenuhi kriteria berbicara dalam
diskusi kelas tidak melebihi 2 kali selama 5 menit, maka reinforcernya
(memimpin diskusi) diberikan kepadanya. Bila interval 5 menit sudah
terbiasa dicapai oleh Elis, maka panjang interval dapat ditingkatkan.
Misalnya, hanya boleh 2 kali berbicara dalam interval 10 menit. Bila
interval 10 menit sudah berhasil ebebrapa kali maka guru dapat
memperpanjang intervalnya menjadi 15 menit, dan selanjutnya Elis hanya
diperbolehkan 2 kali selama 30 menit dalam diskusi kelas. Guru memilih

105
Handout Modifikasi Perilaku…

format ini bila ia yakin perubahaan secara perlahan akan lebih berhasil dari
pada secara cepat dalam durasi yang panjang.
Selain itu, DRL dapat diterapkan dengan menggunakan rancangan
kriteria yang berubah, dan bukan hanya intervalnya (Cooper, et.al., 2007:
482). Jika level data baseline dari tingkah laku terlalu tinggi, guru bisa
menurunkan kriteria DRL sampai ke tingkatan yang dapat diterima.
Misalnya, rata-rata data baseline dari tingkah laku tidak duduk pada kursi
(out of seat behavior) saat belajar yang ditunjukkan oleh Encik mucul
sebanyak 12 kali 15 menit mengerjakan tugas mandiri. Encik lalu diberi
tahu, bila ia tidak menunjukkan out of seat behavior lebih dari 8 kali sudah
stabil, maka kriterianya dapat diturunkan lagi menjadi 6 kali selama 15
menit, dan seterusnya.
Dari uraian di atas, maka hakikat DRL adalah pemberian
penguatan berupa konsekuensi jika seseorang berhasi memenuhi kriteria
pengurangan tingkah laku tertentu. Prosedur ini memungkinkan siswa atau
anak untuk membiasakan dirinya dalam mengurangi secara perlahan
tingkah laku yang tidak diharapkan. Melalui schedule of reinforcement
yang dipakai dalam DRL maka pengulangan tingkah laku yang bergantung
pada pemberian reinforcement dapat dikurangi.
Suatu penurunan frekuensi perilaku yang tidak diinginkan sampai
pada level terendah yang bisa ditoleransi. Dipakai saat perilaku
bermasalah masih dapat ditoleran saat levelnya rendah atau hanya
bermasalah apabila levelnya tinggi.
Penerapan Differential Reinforcement of Low Rates of Respon:
a) Tentukan tujuan. DRL hanya untuk menurunkan frekuensi
problem behavior atau perilaku bermasalah, bukan untuk
menghilangkannya.
b) Melevelkan perilaku bermasalah yang masih dapat diterima.
c) Informasikan prosedur DRL kepada subyek.
Variasi Differential Reinforcement of Low Rates of Respon :
a) Full Session Differential Reinforcement of Low Rates of Respon

106
Handout Modifikasi Perilaku…

Reinforcer hanya diberikan apabila peilaku bermasalah


kurang dari level yang telah ditentukan dalam 1 sesi (berhubungan
dengan jumlah perilaku).

b) Spaced Responding Differential Reinforcement of Low Rates of


Respon
Reinforcer hanya diberikan apabila perilaku bermasalah
muncul pada interval yang telah ditentukan atauboleh lebih dari
interval atau rentangan waktu yang telah ditentukan. Berhubungan
dengan jarak waktu kemunculan, lebih lama memulai kemuncul
perilaku bermasalahnya, makan akan lebih baik.
Contoh Kasus :
Cathy adalah iswa yang pintar di kelas. Cathy berikir bahwa dia
menetahui semua jawaban yang diberi oleh Guru dan terus mengangkat
tangannya di kelas. Instruktur menginginkan Cathy berkontribusi tetapi
tidak ingin memonopoli kelas. Dia menetapkan batas untuk Cathy
berkontribusi pada pukul 5 sore. Jika Cathy membatasi kontribusi lima
pada periode tersebut, dia akan menjadi guru asisten untuk periode
berikutnya. Jika dia pergi di atas pukul 5, siswa lain adalah memilih untuk
menjadi asisten, dan gurunya menimbulkan mengabaikan tangannya.

PROSEDUR PENGENDALIAN PENGUATAN


Prosedur Kontrol Penyebab (Antecedent Control Procedures) atau yang
lebih dikenal dengan nama Antecedent manipulation adalah prosedur
memanipulasi stimulus yang dapat membangkitkan perilaku yang diinginkan dan
menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.
Contoh:
Marianne, seorang mahasiswa yang sedang berkuliah di universitas X,
mendapatkan nilai D dan E di semua mata kuliah yang ia ambil semester ini. Ia
pergi ke pusat konseling universitas untuk meminta bantuan. Setelah dilakukan
assessment ditemukan permasalahannya yaitu Marianne belajar system SKS

107
Handout Modifikasi Perilaku…

(Sistem Kebut Semalam).Ia memiliki banyak teman sehingga banyak waktu


dihabiskan untuk berpesta, bercengkrama dengan teman, menonton tv. Hasilnya ia
panic saat menjelang ujian dan terpaksa belajar dengan system SKS. Kemudian
konselor memutuskan untuk menggunakan metode Prosedur Kontrol Penyebab
(Antecedent Control Procedures) untuk membantu Marianne untuk belajar lebih
baik lain, sehingga dibuatlah perencanaan sebagai berikut:
 Dua jam dalam setiap hari ia berusaha untuk belajar dan
mencatatannya dalam agenda hariannya.
 Ia memutuskan untuk belajar di perpustakaan. Tempat dimana
temannya jarang berkumpul, sehingga ia bisa belajar.
 Ia memetakan seorang teman belajar setiap harinya, dan merencanakan
belajar bersama beberapa hari dalam seminggu.
 Ia mencatat rencana kerjanya dan menempelkannya di kulkas setiap
awal minggu.
 Ia menyimpan buku di dalam tasnya sehingga ia dapat belajar ketika
memiliki waktu luang.
 Ia menuliskan jadwal ujian di dalam kalender yang ada di kamarnya.
Kemudian menyilangnya setiap hari, sehingga ia bisa mempersiapkan
diri dengan semakin dekatnya jadwal ujian.
 Ia membuat kontrak dengan konselornya dan berjanji menyediakan
waktu untuk belajar yang sudah terjadwal.

A. Analisis Kontingensi Tiga Jangka untuk Perilaku Diinginkan


Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut akan memberikan
informasi tentang perilaku yang diinginkan anteseden dan cousequences.
Mengidentifikasi dan menentukan perilaku yang diinginkan yang ingin
Anda meningkat.Dapatkah Anda mengurangi upaya respons yang terlibat
dalam perilaku ini?Menganalisis situasi yg berkaitan dengan perilaku yang
diinginkan. Apa S untuk perilaku yang diinginkan, dan isyarat apa yang
mungkin membangkitkan perilaku yang diinginkan? Manakah dari Sns ini
dan isyarat yang hadir di lingkungan, dan mana yang tidak?Manakah dari

108
Handout Modifikasi Perilaku…

Sns ini dan isyarat apakah Anda memiliki akses ke dalam strategi
pengendalian pendahuluan.Apakah penguat ini bergantung pada perilaku
yang diinginkan?Apakah penguat yang cukup kuat untuk mempertahankan
perilaku?Dapatkah Anda memanipulasi operasi membangun untuk
meningkatkan efektivitas penguat ini?Apakah ada reinforcers lainnya yang
dapat digunakan bergantung pada perilaku yang diinginkan? Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda memutuskan strategi
pengendalian yang mungkin berguna untuk membangkitkan perilaku yang
diinginkan dan reinforcers dapat digunakan dalam prosedur penguatan
diferensial.

B. Analisis Kontingensi Tiga Jangka untuk Perilaku yang tidak diinginkan.


Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut akan memberikan
informasi tentang perilaku yang tidak diinginkan bersaing dan anteseden
dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Mengidentifikasi dan menentukan
perilaku bersaing yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu perilaku
yang diinginkan.Dapatkah Anda inercase upaya respon dari perilaku
bersaing?Menganalisis rangsangan yg terkait dengan perilaku yang tidak
diinginkan. Apa SDs untuk perilaku bersaing dan isyarat apa yang mungkin
membangkitkan perilaku bersaing? yang ini SD dan isyarat yang hadir
dalam lingkungan dan mana yang tidak? Yang ini S dan isyarat dapat
Anda memanipulasi dalam strategi cuntrol yg dan mana yang berada di
luar kendali Anda?
Mengidentifikasi reinforcers untuk perilaku bersaing yang tidak
diinginkan.Apakah reinforcers ini bergantung pada perilaku bersaing, dan
mereka cukup kuat untuk mempertahankan perilaku? Dapatkah Anda
memanipulasi operasi membangun sehingga dapat mengurangi efektivitas
reinforcers untuk perilaku bersaing? Anda dapat menghilangkan
reinforcers ini untuk menggunakan kepunahan untuk perilaku bersaing?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda
memutuskan strategi pengendalian yg dapat Anda gunakan, dalam

109
Handout Modifikasi Perilaku…

hubungannya kepunahan dan penguatan diferensial untuk mengurangi


kemungkinan perilaku bersaing.

C. FUNGSIONAL, NONAVERSIVE, INTERVERTIONS UNTUK


MASALAH PERILAKU
Tiga pendekatan untuk mengurangi masalah perilaku: kepunahan,
penguatan differtial, dan kontrol yg. pendekatan ini fungsional, intervensi
nonaversive. Mereka fungsional karena mereka mengurangi masalah
perilaku oleh modifying variabel anteseden dan consquent yang
mengendalikan perilaku.Mereka nonaversive karena mereka tidak
bergantung pada penggunaan hukuman.Fungsional, prosedur nonaversive
harus selalu perawatan pertama kali digunakan dalam upaya untuk
mengurangi perilaku masalah karena mereka mengubah kondisi tha
mempertahankan perilaku (mereka mengatasi fungsi perilaku).
Dengan anda mengeluarkan penguat untuk problem tersebut.Ketika
perilaku tidak lagi berfungsiuntuk orang (ketika tidak lagi menghasilkan
hasil yang memperkuat), tidak ada alasan untuk perilaku itu terus terjadi.
Dengan penguatan diferensial, orang tersebut dapat mencapai hasil
yang sama tanpa terlibat dalam masalah perilaku. Jika orang itu
memproduksi konsekuensi fungsional yang sama melalui perilaku
alternatif, tidak adanya masalah perilaku, atau tarif yang lebih rendah dari
masalah perilaku, tidak ada alasan untuk perilaku masalah untuk terus
terjadi.
Dengan manipulasi, kejadian sebelumnya yang membangkitkan
terjadinya masalah perilaku tidak lagi hadir, efektivitas penguat untuk
perilaku masalah berkurang, atau usaha yang terlibat dalam masalah
perilaku meningkat.Ketika kondisi antecedert tidak lagi mendukung
perilaku masalah, tidak ada lagi alasan untuk perilaku masalah terjadi.

110
Handout Modifikasi Perilaku…

BAB II

HASIL PENERAPAN

TEKNIK

MODIFIKASI PERILAKU

DALAM BERBAGAI
SETTING

111
Handout Modifikasi Perilaku…

KASUS I

Hasil penerapan teknik modifikasi perilaku


dalam setting perkembangan anak…
A. MODIFIKASI PERILAKU
Modifikasi perilaku adalah tindakan yang bertujuan untuk mengubah
perilaku, selain itu devinisi modifikasi perilaku yang tepat adalah usaha untuk
menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil
eksperimen pada perilaku manusia itu sendiri (Bootzin, 1975).
Menurut oleh kelompok Behavior Power dan Osborn (1976) memberikan
batasan modifikasi sebagai penggunaan secara sistematis teknik condistoning
pada manusia untuk keberhasilan perubahan frekwensi perilaku social tertentu
Modifikasi perilaku memanfaatkan penelitian-penelitian yang cermat mengenai
cara-cara lingkuangan mempengaruhi perilaku manusia.

B. IDENTITAS KLIEN
Nama : A.A.S
Tempat/tgl lahir : Surabaya, 21 April 2012
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Semampir, Surabaya
Anak ke berapa : Anak ke – 2 dari 3 bersaudara
Hobby : Mewarnai dan main dokter-dokteran
Cita-cita : Dokter
Apa yang tidak disukai : -
Agama : Islam

112
Handout Modifikasi Perilaku…

C. GAMBARAN PERMASALAHAN
Subyek kami memiliki suatu masalah dimana pada usia 5 tahun masih
menggunakan popok disetiap kegiatan diluar rumahnya. Hal ini menjadi tidak
wajar karena pada usia tersebut, seharusnya subyek sudah melalui proses toilet
training. Namun subyek merasa takut berada diluar rumah kalau tidak
menggunkan popok.
Dari keterangan yang telah didapat, subyek merupakan anak yang takut
bila dirinya diketahui mengompol oleh teman-temannya. Sehingga untuk
mengantisipasi rasa malunya tersebut, subyek sering menggunakan popok saat
berada diluar rumah. Karena pengaruh tersebut, sebelum berangkat sekolah
subyek tidak mau sarapan banyak karena takut kalau nantinya subyek buang air.
Selain itu orang tua selalu menuruti apa yang menjadi kemauan subyek,
sehingga subyek dengan leluasa melakukan apa yang menjadi kemauaan tanpa
adanya batasan-batasan yang diajarkan.

D. ANALISIS FUNGSI
Langkah-langkah awal dalm modifikasi perilaku adalah analisis fungsi
dalam analisis fungsi informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan
permasalahan yang akan ditangani. Ada 3 hal dalam analisis fungsi yaitu:
1. A (Antecedent) : Ialah segala hal mencetuskan dan menyebabkan perilaku
dan dipermasalahkan. Dalam kasus perilaku ini muncul diakibatkan
kebiasaan subyek menggunakan popok semenjak subyek masih kecil.
Selain itu kurannya pemahaman orang tua dalam mendidik subyek dan
mengarahkan diri subyek seperti membeikan pelatihan toilet training.
2. B (Behavior) : Ialah akibat-akibat yang diperoleh setelah perilaku yang
dipermasalahkan. Dalam kasus diperlihatkan akibatnya subyek sering
menggunakan popok dibandingkan harus ke toilet saat berada diluar
rumah.
3. C (Consequence) : Subyek merasa nyaman dan tidak harus ketoilet saat
menggunakan popok diluar rumah. Subyek juga tidak dapat menerapkan

113
Handout Modifikasi Perilaku…

toilet training dan tidak dapat membentuk kesabaran dalam


kepribadiannya.

Hasil Analisis Fungsi


a. Poi yang harus dikurangi atau dihilangkan adalah “C”
b. Individu yang perlu dilibatkan dalam pemberian perlakuan adalah orang
tua, guru dan terapis.
c. Perilaku yang merupakan sasaran perubahan lebih dahulu adalah rasa takut
subyek tidak menggunakan popok saat berada dilur rumah.

E. SASARAN/ TARGET MODIFIKASI PERILAKU


Sasaran pada menerapan teknik modifikasi perilaku ini adah untuk
menghilangkan kebiasaan menggunakan popok subyek saat berada diluar
rumah. Hal ini dikarenakan dengan usia subyek yang pada saat ini tidak wajar
masih menggunakan popok. Sehingga perlu untuk dikurangi atau dihilangkan.

F. JENIS DAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU


1. Pengertian
Dalam proses modifikasi perilaku ini, kami menggunakan teknik Shaping
(Pembentukan). Shaping adalah pembentukan perilaku baru atau perilaku yang
belum pernah dilakukan individu, dan sulit atau tidak mungkin untuk
memunculkan perilaku baru yang diinginkan tersebut, dengan cara memberi
pengukuh atau penguat jika telah muncul perilaku-perilaku yang menyerupai
atau mendekati perilaku yang diinginkan, sehingga pada akhirnya
memunculkan perilaku yang sama sekali baru yang diinginkan.
Jadi shaping itu adalah prosedur yang digunakan untuk membentuk
perilaku seorang individu. Karena perilaku memiliki tingkat kejadian, maka
tidak mungkin untuk meningkatkan frekuensi perilaku hanya dengan
menunggu sampai terjadi dan kemudian baru menguatkannya. Oleh karena itu,
untuk memperkuat perilaku harus memperkuat respon mulai dari nol sampai ke
frekuensi yang lebih besar.

114
Handout Modifikasi Perilaku…

Shaping didefinisikan sebagai perkembangan perilaku baru oleh penguatan


berturut-turut dari perilaku yang ingin dikuatkan sebelumnya. Kadang-kadang
perilaku baru terjadi ketika seorang individu menampakkan beberapa perilaku
awal, dan lingkungan (orang lain) memperkuat variasi-variasi kecil dalam
perilaku. Akhirnya bahwa perilaku awal dapat dibentuk sehingga bentuk akhir
tidak lagi menyerupai perilaku awal.
Kebanyakan orang tua menggunakan prosedur pembentukan dalam
mengajar anak-anak mereka untuk berbicara, misalnya saja ketika pertama kali
bayi mulai mengoceh, ia mengikuti bahasa asli orangtua walaupun masih
mereka-reka. Pada saat mulai mengoceh inilah orangtua memperkuat perilaku
misalnya dengan belaian, pelukan atau ciuman pada sang anak. Ada dua cara
untuk membentuk sebuah respon, yaitu :
a. Eksternal shaping
Jika kita menghendaki seseorang melakukan sebuah respon tertentu,
misalnya menekan pengumpil untuk memperoleh makanan, maka
lingkungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga respon ini kemungkinan
besar dilakukan. Dalam bahasa Skinner, respon-respon dalam conditional
klasik dibentuk secara tidak begitu kaku, sedang respon-respon
instrumental dibentuk secara tidak begitu kaku tetapi masih tetap berada
dibawah penguasaan kondisi luar.
b. Internal shaping
Internal shaping dapat terjadi dalam lingkungan yang sangat bebas dan
sangat tidak berstruktur. Diberi nama internal shaping karena tekanan
konstan terhadap tingkah laku datangnya dari dalam organisme, bukan dari
lingkungan fisik. Skinner (1951) bahwa proses internal shaping dapat
dilukiskan dengan cukup obyektif, tetapi pelaksanaannya memerlukan
kecerdasan, akal, dan keahlian yang besar dari orang yang melakukan
shaping.

Proses shaping akan sangat berjalan dengan sangat cepat dan efektif bila
reinforcement tepat bersamaan waktu dengan respon. Dalam shaping ada

115
Handout Modifikasi Perilaku…

tahapan-tahapan dalam menuju perilaku akhir, meskipun belum sampai pada


perilaku akhir yang diharapkan, apabila seseorang itu telah berubah atau
membentuk perilaku baru maka diberikan reinforcement.

2. Prosedur Pengunaan Shaping :


Langkah-langkah berikut penggunaan yang tepat dari pembentukan :
a. Menetukan perilaku target.
Dengan mendefinisikan perilaku target, kita bisa menentukan kapan dan
apakah program pembentukan perilaku yang kita lakukan berhasil atau
tidak.
b. Menentukan apakah shaping merupakan sebuah cara yang tepat.
Jika subyek terikat pada perilaku target yang ditentukan, meskipun pernah
dilakukan sesekali, kita tidak perlu menggunakan shaping. Yang perlu kita
lakukan hanyalah menggunakan differential reinforcement yang lebih
sederhana untuk meningkatkan frekuensi perilaku target.
c. Mengidentifikasi perilaku awal.
Perilaku awal atau perkiraan pertama haruslah perilaku dimana subyek
tersebut pernah melakukan, walaupun hanya sesekali. Ditambah lagi
perilaku awal pasti memiliki relevansi dengan perilaku target.
d. Memilih tahap-tahap shaping
Dalam penerapan shaping, subyek haruslah mnguasai setiap tahap sebelum
berlanjut ke tahap harus memiliki kemajuan mendekati perilaku target
dibandingkan dengan tahap sebelumnya dan perubahan perilaku dari tahap
satu ke tahap selanjutnya tidak boleh memiliki perbedaan yang terlalu
jauh.
e. Memilih reinforcer (penguat)
Anda harus memilih konsekuensi dari penguatan yang akan digunakan
untuk partisipasi seseorang dalam prosedur shaping.
f. Setiap perkiran yang berturut-turut diberikan penguatan yang berbeda.
Dimulai dengan perilaku awal. Menguatkan setip perilaku instan sampai
perilaku yang diinginkan terjadi. Kemudian, saat perkiraan selanjutnya

116
Handout Modifikasi Perilaku…

mulai muncul maka penguatan lebih difokuskan pada perkiraan baru


tersebut dari pada perkiraan perilaku sebelumnya.
g. Bergerak pada tahapan shaping pada langkah yang tepat.
Perlu diingat bahwa setiap perkiraan merupakan batu loncatan bagi
perkiraan selanjutnya. Sekali subyek itu menguasai satu perkiraan, inilah
saatnya untuk melanjutkan melangkah pada perkiraan selanjutnya.
Memperkuat satu perkiraan terlalu lama membuat subyek sulit beralih
pada perkiraan yang berikutnya.

G. PENGUKUHAN YANG DIGUNAKAN


Pada modifikasi perilaku ini, pengukuhan yang digunakan adalah
pengukuhan positif. Bila suatu stimulus (benda atau kejadian) dihadirkan
terjadi sebagai akibat konsekuensi suatu perilaku, dan bila karenanya
keseringan munculnya perilaku tersebut meningkat terpelihara. Selai itu kami
kombinasikan dengan adanya reward dan punishment. Dimana Reward adalah
alat pendidikan refresif yang bersifat menyenangkan dan membangkitkan atau
mendorong anak untuk berbuat sesuatu yang lebih baik terutama anak yang
malas. Sehingga subyek akan berusaha mengikuti perintah demi mendapatkan
hadiah yang diinginkannya.
Sedangkan punishment atau hukuman adalah memberikan atau
mengadakan nestapa atau penderitaan dengan sengaja kepada anak yang
menjadi asuhan kita dengan maksud supaya penderitaan itu betul-betul
dirasakannya, untuk menuju ke arah perbaikan. Hal ini dilakukan guna
mengubah pemikiran subyek untuk menentukan mana tindak yang seharusnya
dilakukan.
Secara perlakan kami akan menerapkan pengukuhan ini untuk mengubah
perilaku subyek yang awalnya tergantung dengan popok menjadi tidak
tergantung dengan popoknya saat berada diluar rumah. Kami juga
menggunakan teori classical conditioning yang di kemukakan oleh Ivan
Pavlov. Conditioning adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan
organisme memberikan respon terhadap suatu rangsang yang sebelumnya tidak

117
Handout Modifikasi Perilaku…

menimbulkan respon itu, atau suatu proses untuk mengintroduksi berbagai


reflek menjadi sebuah tingkah laku. Jadi classical conditioning sebagai
pembentuk tingkah laku melalui proses persyaratan (conditioning process).
Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat dibentuk melalui
pengaturan dan manipulasi lingkungan.

H. RANCANGAN MODIFIKASI PERILAKU


No. Jenis Kegiatan
1. PRE TREATMENT I Pengukuran baseline pertama :
 Subjek tidak diberi treatment. Peneliti hanya
mengumpulkan data keadaan awal perilaku
menggunakan popok subjek.
2. POST TREATMENT I Treatment (Toilet Training) tahap pertama :
 Subjek diberi treatment, dimana subyek diajarkan
untuk menahan keinginannya buang air kecil di
popok dan lebih memilih ke toilet.
3. PRE TREATMENT II Pengukuran baseline kedua :
 Subjek tidak diberi treatment. Peneliti hanya
mengumpulkan data perilaku subjek menggunakan
popok selama tiga hari. Tujuan pengukuran baseline
kedua adalah untuk mengetahui frekuensi penurunan
penggunaan popok efek dari treatment tahap
pertama. Walaupun subjek tidak diberi treatment,
orang tua tetap mengingatkan subyek dalam proses
modifikasi perilaku kepada subyek.
4. POST TREATMENT II Treatment (Toilet Training) tahap kedua :
 Subjek diberi treatment, dimana diusahakan
frekuensi penggunaan popok dihilangkan.

118
Handout Modifikasi Perilaku…

I. PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU


Tanggal Fokus Strategi Hasil Evaluasi
Hari I Identifikasi masalah Mencari informasi kenapa dan Diketahui maslah muncul semenjak subyek  Perlunya pemahaman yang diberikan
24 April „17 bermula dari apa masalah itu kecil dan tidak adanya dorongan atau kepada orang tua subyek.
muncul melalui teknik wawancara pembiasaan dari orang tua. Orang tua  Orang tua diajak kerja sama dalam
ke orang tua subyek sesalalu menuruti keinginan subyek. mengatasi masalah yang dialami oleh
subyek.
Hari II Pengarahan kepada Peneliti memberikan arahan Orang tua mau memahami dan mau diajak -
25 April „17 orang tua. kepada orang tua mengenai bekerja sama dalam proses modifikasi
pentingnya melatih subyek toilet perilaku subyek.
training. Selain itu bagaimana
menghadapi rasa malu sehingga
subyek tidak menggunakan popok
kembali.
Meminta anak untuk  Jika anak merasa ingin kencing, Pada awalnya anak sedikit mengomel, namun Perlunya kekonsistenan dalam mengawasi
kencing setiap ia diminta untuk menunggu dengan diberikan reward subyek mau perubahan perilaku dan mood subyek.
setengah jam lebih lama. mengikuti arahan dan mau buang air di
 Jika anak merasa harus kencing kamar mandi.
pada saat itu juga, maka ia
diminta untuk pergi ke kamar

119
Handout Modifikasi Perilaku…

mandi (orang tua dapat


melakukan role-play sehingga
anak paham bahwa ia juga harus
melakukan hal yang sama pada
saat subyek bermain). Jika anak
mampu melakukan, maka dapat
diberikan reward berupa
minuman mainan kesukaannya
dan pujian.
Memberikan  Kami dan orang tua membahas Subyek mau diajak diskusi dan mengerti Orang tua perlu mengingatkan kepada
pengarahan kepada mengenai akibat yang untuk mengubah perilakunya. Secara subyek mengenai kesepakatan yang telah
subyek untuk tidak ditimbulkan jika mengompol perlahan subyek mau pergi ke toilet jika dibuat dengan subyek.
menggunakan dan penggunaan popok di usia terasa mau buang air kecil. Selain itu terjadi
popok. subyek saat ini. Hal ini penurunan penggunaan popok saat
bertujuan agas subyek beraktivitas di luar rumah.
memahami dan mengerti akan
konsekuensi yang diterimanya.
 Kami memberikan persetujuan
kepada subyek bahwa reward
akan diberikan setelah mampu

120
Handout Modifikasi Perilaku…

tidak menggunakan popok pada


hari pertama dan setelah mampu
memenuhi target tidak
menggunakan popok yang telah
ditentukan.
 Subyek diminta untuk
menyebutkan siapa saja orang
yang akan ia beritahu jika ia
berhasil tidak menggunakan
popok saat bermain atau
beraktivitas di luar rumah.
 Subyek diberikan sebuah chart
atau table untuk diisi sendiri
progress penurunan perilaku
negatifnya.
Hari III Membuat subyek  Ketika subyek berangkat  Subyek jauh lebih berani berkumpul Perlunya pemberitahuan kepada guru
26 April „17 berani tidak sekolah, subyek diingatkan bersama teman-temannya. Subyek tidak pentingnya toilet training. Karena melalui
menggunakan untuk buang air kecil dulu. canggung pergi ke toilet saat merasa metode ini anak kehidupan seperti halnya
popok saat sekolah. Selain itu peneliti dan orang tua buang air kecil. kesabaran dan akan belajar berbagai aspek
bekerjasama dengan guru  Sediki demi sedikit rasa ketergantungan mengolah emosi.

121
Handout Modifikasi Perilaku…

subyek agar setiap siswa yang subyek menggunakan popok berkurang.


menjadi tean subyek juga
diajarkan toilet training. Hal ini
bertujuan agar disekolah juga
timbul rasa untuk saling
mendukung satu sama lain.
Selain itu juga rasa malu subyek
juga dapat berkurang.
Hari IV Pengumpulan data  Peneliti mengumpulkan data  Perubahan perilaku subyek semakin Perlunya peningkatan reatment yang
27 April „17 atau informasi melaui obserasi mendekati tujuan. Dimana subyek diberikan.
dan interview pada orang tua menerapkan treatment yang diberikan
dan guru hasil dari treatment meskipun harus menggunakan reaward.
yang telah diberikan tiga hari  Kebiasaan subyek menggunakan popok
sebelumnya. berkurang saat berada di luar rumah.
 Hal ini digunakan untuk
mengetahui perkembangan
perilaku subyek selama tiga
hari.
Hari V Menghilangkan  Peneliti bekerja sama dengan Awalnya subyek sedikit protes, namun ketika Perlunya mengajak lingkungan sosial
28 April „17 kebiasaan subyek orang tua dan guru disekolah dijelaskan subyek mau mengerti dan mulain subyek untuk mendukung dan memotivasi

122
Handout Modifikasi Perilaku…

menggunakan untuk mendorong subyek ke menjalankan treatment. subyek.


popok. toilet bila mau buang air kecil. Subyek disiplin menjalankan treatment.
Hal ini dilakukan dengan tetap
menggunakan reward tapi lama
kelamaan reward dikurangi.
 Subyek diberi tahu untuk tidak
menggunakan popok lagi dan
menjelaskan dampak-dampak
yang ditimbulkan jika subyek
masih menggunakan popok.
Hari VI Menghilangkan Dalam proses treatment, ketika Subyek sedikit marah ketika reward Dalam proses modifikasi perilaku sedikir
29 April „17 reward subyek melakukan instruksi yang dikurangi. Namun subyek mau melakukan tergesa-gesa. Sehingga hasil tidak terlalu
diberikan reward dikurangi atau treatment meskipun terkesan seperti terpaksa. maksimal.
dihilangkan. Hal ini dilakukan
bertahap dan melihat situasi emosi
subyek. Penhlangan reaward
dilakukan untuk mengurangi
ketergantungan subyek dengan
imbalan ketika ia mau melakukan
perintah.

123
Handout Modifikasi Perilaku…

J. EVALUASI
Berdasarkan tritment didapatkan evaluasi yaitu dimana dalam proses
modifikasi perilaku, subyek merupakan individu yang pemalu. Sehingga dalam
proses relasi kami merasa sedikit kesulitan. Selain itu adanya kendala waktu untuk
kami dikarenakan dalam melakukan tritment tersebut. Kurangnya efisiensi waktu
sehingga proses modifikasi perilaku kurang maksimal dan tergesa-gesa.

124
Handout Modifikasi Perilaku…

KASUS II

Hasil penerapan tekni modifikasi perilaku


dalam setting klinis anak…
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Marcellino Belvin
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 05 November 2004
Usia : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Urutan Kelahiran : Anak ke-3 dari 6 Bersaudara
Kesukaan : Melihatgajah
Cita-Cita : Dokter

B. GAMBARAN PERMASALAHAN
Mempunyai anak yang sehat, aktif dan berkembang sesuai usianya
merupakan karunia yang luar biasa bagi orang tua. Tidak semua anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena berbagai faktor
penyebab.
Di usia sekolah, perilaku anak bermacam-macam. Salah satu
perilakunya adalah anak-anak yang susah diatur, dan tidak bisa diam.
Kadangkala sering tidak memperhatikan gurunya didepan kelas. Dalam
hal ini masyarakat luas menyebutkan bahwa anak tersebut memiliki
gangguan hiperaktif.
Untuk mengurangi perilaku hiperaktif salah satunya adalah dengan
memodifikasi perilaku hiperaktif tersebut. Dalam modifikasi perilaku ini
dibutuhkan beberapa faktor penunjang agar proses modifikasi perilaku ini
berjalan dengan seharusnya, salah satunya adalah dukungan dari orangtua
subyek itu sendiri.
Kami tertarik ingin memodifikasi perilaku subyek, karena subyek
cenderung tidak bisa diam dan memiliki perilaku yang mengganggu orang

125
Handout Modifikasi Perilaku…

lain. Perhatian subyek mudah teralihkan dan bahkan subyek tidak bisa
duduk dengan tenang. Jika dibandingkan dengan anak lain yang diam
karena capek sehabis berlarian, subyek paling cuma minum dan bergerak
lagi. Subyek bergerak kesana kemari tak terarah, tak sesuai dengan situasi
yang dia hadapi. Subyek pun cenderung tidak menyelesaikan
pekerjaannya. Subyek cepat sekali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan
yang lainnya.
Menurut hasil wawancara terhadap guru dan orang pengasuh
subyek. Subyek merupakan anak yang sebelumnya dititipkan oleh orang
tua kandungnya. Namun, orangtua kandungnya tersebut tidak datang
menjemput subyek sampai saat ini. Sehingga subyek ikut dengan
pengasuhnya yang dipanggil ibu oleh subyek. Subyek dititipkan oleh
orangtua kandungnya saat subyek berusia 7 bulan. Saat subyek berusia 2
tahun, dan meskipun jarak rumah orangtua kandung subyek dengan rumah
orang tua asuh berdekatan, namun orangtua kandung subyek tidak pernah
mengunjungi subyek dan bahkan tidak pernah memberikan uang kepada
pengasuh subyek. Ketika subyek berusia 3 tahun, subyek dikembalikan ke
orang tua kandungnya. Namun, subyek tidak betah tinggal bersama
orangtua kandungnya dan akhirnya subyek tinggal bersama dengan
orangtua asuhnya. Menurut ayah asuh subyek, perilaku aneh subyek mulai
muncul sejak subyek kembali dari rumah orang tua kandung subyek.
Perilaku yang aneh itu diantaranya subyek yang suka mengogo-ogoh
mulut dan cenderung semaunya sendiri. Orang tua subyek bercerai saat
subyek berusia 4 tahun. Dan sejak saat itu orangtua kandung subyek
pindah dari Banyu Urip dan sampai sekarang tidak pernah menghubungi
subyek maupun orang tua asuh subyek.

C. ANALISIS FUNGSI
Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut analisis fungsi.
Dalam analisis ini informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan
permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal yang perlu diungkap

126
Handout Modifikasi Perilaku…

dalam analisis fungsi yaitu faktor-faktor penyumbang terjadinya perilaku,


yang memelihara perilaku, dan tuntutan lingkungan terhadap klien
(Sutarlina Soekadji, 1983). Untuk melakukan analisis fungsi dapat
digunakan formula ABC. Formula tersebut adalah :
1. A (Antecedent) ialah segala hal yang mencetuskan atau menyebabkan
perilaku yang dipermasalahkan. Antecedent ini berkaitan dengan
situasi tertentu (bila sendiri, bila bersama teman, saat tertentu, tempat
tertentu, selagi melakukan aktivitas tertentu dan sebagainya).
2. B (Behavior) ialah segala hal yang mengenai perilaku yang
dipermsalahkan. Behavior ini dilihat dari sisi frekuensinya,
intensitasnya dan lamanya.
3. C (Consequence) ialah akibat-akibat yang diperoleh setelah perilaku
itu terjadi. Konsekuensi inilah yang biasanya “memelihara” perilaku
yang menjadi masalah.

Dari kasus diatas dapat diketahui sebagai antecedent (A) adalah


subyek yang kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tua. Subyek
memiliki perilaku yang mengganggu orang lain, perhatian subyek yang
mudah teralihkan dan tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya merupakan perilaku yang tampak (B). Konsekuensinya (C)
adalah mendapatkan perhatian.
Dalam analisis fungsi perolehan informasi diarahkan dalam tiga hal
tersebut. Informasi tersebut mungkin berkenaan dengan antecedentnya,
mungkin berkenaan dengan perilakunya itu sendiri atau mungkin berkaitan
dengan konsekuensinya. Ketiganya mempunyai peran utama dalam
memunculkan masalah dan kelak menentukan teknik pengubahan perilaku
yang akan digunakan dalam mengatasi masalahnya. Kadang-kadang dari
analisis fungsi ditemukan bahwa masalah yang sebenarnya tidak sebesar
seperti yang dilaporkan.

127
Handout Modifikasi Perilaku…

Setelah informasi yang relevan diperoleh, barulah diambil


kesimpulan berkaitan dengan :
1. Siapa yang perlu dikenai perlakuan, dan siapakah yang perlu
diikutsertakan dalam pemberian perlakuan.
2. Perilaku mana yang merupakan sasaran perubahan lebih
dahulu.
3. Teknik apa yang akan digunakan.

D. SASARAN/ TARGET MODIFIKASI PERILAKU


Sasaran kami adalah pengurangan atau penghilangan perilaku
hiperaktif. Karena perilaku hiperaktif merupakan perilaku yang
mengganggu orang lain. Sehingga perlu untuk dikurangi atau dihilangkan.

E. JENIS DAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU


Janis modifikasi perilaku yang digunakan adalah jenis peningkatan
dan pemeliharaan perilaku. Teknik yang digunakan adalah Teknik Token
Economy.

F. PENGUKUHAN YANG DIGUNAKAN


Kami menggunakan pengukuhan positif dan pengukuhan negatif
sebagai penguat untuk mengurangi perilaku hiperaktif. Pengukuh yang
digunakan adalah dengan token economy, yaitu apabila subyek tidak
melakukan kegiatan yang mengganggu orang lain maka akan diberikan
koin. Jika subyek melakukan kegiatan ini secara terus menerus maka koin
yang dimiliki subyek akan bertambah banyak. Tetapi apabila subyek tetap
melakukan kegiatan yang mengganggu orang lain, maka koin tersebut
akan dikurangi. Jadi fungsi dari pemberian koin tersebut adalah untuk
mendapatkan reward.
Pengukuhan negatif diberikan dengan cara memberikan subyek
hukuman atau punishment kepada subyek ketika subyek melakukan
kegiatan yang mengganggu orang lain. Dari kasus diatas, jika subyek

128
Handout Modifikasi Perilaku…

memasukkan tangannya ke mulut berulang kali, maka gurunya akan


mengoleskan balsem ditangan subyek. Hal ini bertujuan agar subyek
berhenti memasukkan tangannya kedalam mulut. Menurut orang tua
subyek, jika subyek melakukan hal yang sama dilingkungan rumah, maka
orang tuanya akan mengoleskan cabai ke mulut subyek.

G. RANCANGAN MODIFIKASI PERILAKU


1. Memberikan pujian apabila subyek diam, seperti “bagus.., pintar…,”.
2. Memberikan hal-hal yang disukai oleh subyek, misalnya hi-five (tos)
atau video binatang (gajah).
3. Menentukan konsekuensi khusus bagi subyek, seperti tidak boleh
istirahat dan kehilangan koin.

H. PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU


Hari / Tanggal Sesi Kegiatan Kebutuhan Time Evaluasi

1 Menyusun puzzle - Puzzle 15 Menit Subyek bisa duduk


dengan tenang,
namun subyek
memasukkan jari-
jarinya kedalam
mulut.

Rabu/ 03 Mei 2 Subyek dapat - Toss / Hi- 15 Menit Subyek bisa berta-
2017 menyusun puzzle Five han untuk diam di
dengan tepat tempat selama 15
menit. Namun
subyek masih
memasukkan jari-
jarinya kedalam
mulutnya.

129
Handout Modifikasi Perilaku…

3 Subyek mampu - Koin 15 Menit Subyek merasa


diam di tempat senang karena
diberi koin.
Perilaku subyek
yang memasukkan
jari-jarinya ke-
dalam mulut mulai
berkurang.

1 Subyek mampu - Pujian (Good 10 Menit Subyek mampu


mewarnai gambar Job) diam di tempat
hanya saat
mewarnai.

2 Diperlihatkan - Smartphone 15 Menit Subyek bisa diam


video gajah ditempat, namun
subyek masih
Jumat/ 05 Mei
memasukkan jari-
2017
jarinya kedalam
mulut

3 Subyek mampu - Koin 25 Menit Subyek merasa


diam ditempat senang karena koin
yang didapat
bertambah.

1 Subyek - Kunci Pintu 30 Menit Subyek tidak


Rabu/ 10 Mei mengganggu diperbolehkan
2017 siswa lain untuk istiharat
karena subyek

130
Handout Modifikasi Perilaku…

tidak bisa diam


ditempat dalam
waktu yang cukup
lama.

2 Diperlihatkan - Smartphone 15 Menit Subyek mampu


video gajah diam di tempat.

3 Subyek mampu - Koin 35 Menit Subyek merasa


diam ditempat senang karena koin
yang didapat
bertambah.

Senin/ 15 Mei 1 Subyek lari-larian - Koin 30 Menit Mengurangi koin


2017 didalam kelas yang diperoleh
subyek (1 Koin)

2 Subyek mampu - Puzzle 15 Menit Subyek mampu


menyusun puzzle diam di tempat,
dengan tepat namun perilaku
subyek yang
memasukkan jari-
jarinya kedalam
mulut masih
dilakukan.

3 Subyek - Air 5 Menit Subyek berhenti


memasukkan jari- memasukkan jari-
jarinya kedalam jarinya kedalam
mulut mulut.

131
Handout Modifikasi Perilaku…

Rabu/ 17 Mei 1 Subyek mampu - Pujian (Good 10 Menit


2017 mewarnai gambar Job)

2 Subyek mampu - Koin 45 Menit


diam ditempat

Senin/ 22 Mei 1 Subyek mampu - Koin 60 Menit


2017 diam di tempat
Rabu/ 24 Mei 1 Diberikan reward - Puzzle Terkumpul
2017 jika subyek 10 Koin
mampu mengum-
pulkan koin

Metode token economy merupakan aplikasi dari operan


kondisioning. Lingkungan disusun dan dikendalikan sedemikian rupa
dalam hal usaha melakukan perubahan perilaku. Untuk mengubah suatu
perilaku yang semula tidak diharapkan menjadi perilaku yang diharapkan,
lingkungan mengatur hubungan perilaku dan akibatnya. Pengaturan
perilaku dan akibatnya ini dilakukan dengan memberi penguat. Token
mempunyai kelebihan diantaranya yakni token dapat menguatkan tingkah
laku target dengan seketika setelah terjadi dan tidak ditunda-tunda dan
token mampu menumbuhkan motivasi di alam bawah sadar sehingga
memberi penguatan yang alami. Token yang diberikan kepada subyek
yaitu berupa koin. Koin yang diberikan akan diganti dengan reward yang
disukai oleh subyek. Adanya kelebihan metode token economy ini dapat
diterapkan dalam perubahan perilaku karena dalam metode ini penguatan
langsung diberikan.

132
Handout Modifikasi Perilaku…

I. EVALUASI
Berdasarkan pelaksanaan modifikasi perilaku yang telah dilakukan,
meskipun perilaku hiperaktif tersebut tidak bisa langsung dihilangkan
namun perilaku hiperaktif subyek tersebut sedikit berkurang. Kendala
dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini adalah karena waktu yang
sangat terbatas, yaitu hanya dilakukan dua kali. Modifikasi perilaku ini
hanya dilakukan di lingkungan sekolah, sehingga hasilnya kurang efektif.
Karena seharusnya orangtua juga ikut berpartisipasi dalam modifikasi
perilaku ini.

133
Handout Modifikasi Perilaku…

KASUS III

Hasil penerapan teknik modifikasi perilaku


dalam setting pendidikan anak…
I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Sye
Tanggal Lahir : Surabaya, 12 November 2011
Umur : 5 Tahun 6 Bulan
Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara
Pendidikan : Taman Kanak-kanak
Alamat : Tringilis,Surabaya.

II. GAMBARAN PERMASALAHAN


Berdasarkan wawancara kami dengan orang tua subyek, subyek
mengalam kesulitan saat hendak dibangunkan untuk pergi sekolah. Hal ini
dibuktikan dengan subyek yang dibangunkan untuk sekolah pada pukul 6:30
namun subyek tampak tidak ingin bangun tidur. Kemudian oleh orang tua
subyek, subyek dibangunkan dengan cara digendong menuju kamar mandi
untuk mandi. Kondisi lain yang membuat subyek tidak mau bangun adalah jika
subyek tidur bersama ibunya. Selain itu kebiasaan subyek yang masih bermain
dimalam hari dan tidur diatas jam 22:00 membuat subyek kurang waktu tidur.
Hal lain yang membuat subyek tidur terlalu malam adalah lingkungan rumah
subyek yang dekat dengan jalan raya, selain itu disamping rumah subyek
terdapat bengkel motor yang selalu diramaikan pemuda di malam hari. Subyek
tinggal bersama ayah, ibu, kakak serta tentangga yang mengasuh subyek saat
ibu subyek bekerja.
Namun pada suatu ketika, saat subyek tidur dengan pengasuhnya, subyek
tidak sulit untuk dibangunkan untuk pergi sekolah. Kami menyimpulkan bahwa
subyek masih memiliki kelekat yang tinggi dengan objek lekatnya (ibu
subyek). Hal tersebut juga terjadi saat subyek di sekolah apabila subyek merasa

134
Handout Modifikasi Perilaku…

ibunya berada didekat subyek, subyek tampak manja. Namun saat bersama
dengan pengasuhnya subyek terlihat tidak manja.

Permasalaah : Sulit untuk dibangunkan


Asumsi penyebab :
1. Tidur terlalu malam.
2. Lingkungan tempat tinggal yang bising.
3. Bermain dimalam hari.

III. ANALISA FUNGSI


1. Masa Kanak-kanak
Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun adalah anak
yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu
periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga
tidak terhambat perkembangannya. Bila kemampuan berbicara anak tidak
dirangsang maka anak akan mengalami kesulitan berbicara pada masa-
masa
selanjutnya.

2. Ciri Masa Kanak-kanak


Moeslichatoen R. (dalam Tim Dosen FIP IKIP Malang:1988)
mengemukakan ciri pertumbuhan kejiwaan anak TK sebagai berikut.
a. Kemampuan melayani kebutuhan fisik secara sederhana sudah
mulai tumbuh.
b. Mulai mengenal kehidupan sosial dan pola sosial yang berlaku yang
manifestasinya nampak: kesenangan untuk berkawan, kesanggupan
mematuhi peraturan, menyadari hak dan tanggungjawab,
kesanggupan bergaul dan bekerjasama dengan orang Alain.
c. Menyadari dirinya berbeda dengan anak lain yang mempunyai
keinginan dan perasaan tertentu.

135
Handout Modifikasi Perilaku…

d. Masih tergantung pada orang lain dan memerlukan perlindungan


dan kasih sayang orang lain.
e. Belum dapat membedakan antara yang nyata dengan khayal
f. Mempunyai kesanggupan imitasi dan identifikasi kesibukan orang
dewasa (dalam bentuk sederhana) di sekitarnya melalui kegiatan
bermain.
g. Kemampuan memecahkan persoalan dengan berpikir berdasarkan
hal-hal kongkrit.
h. Kemampuan menyesuaikan reaksi emosi terhadap kejadian yang
dialami, sehingga anak dapat dilatih untuk menguasai dan
mengarahkan ekspresi perasaan dalam bentuk yang lebih baik.
i. Dorongan untuk mengeksploitasi lingkungan fisik dan sosial mulai
tumbuh dengan ditandai seringnya bertanya tentang segala sesuatu
kepada orang di sekitarnya untuk memperoleh informasi atau
pengalaman.

3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak


Pada tahun keempat dan kelima, anak sudah mencapai kesempurnaan
dalam melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya.
Gerakan-gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya.
Pada akhir masa kanak-kanak, anak bukan saja mencapai kesempurnaan dalam
gerakan-gerak fisik, tetapi juga telah menguasai sejumlah kemampuan kognitif,
sosial bahkan moral. Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus
dikuasai oleh anak pada masa ini adalah:
1. Belajar berjalan
Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat
untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak dari
perkembangan gerak pada masa bayi.
2. Belajar mengambil makanan
Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan
diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan

136
Handout Modifikasi Perilaku…

yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri


kebutuhan hidupnya.
3. Belajar berbicara
Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain.
Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti
dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya.
Melalui penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula
kecakapan sosial dan kognitifnya.
4. Belajar mengontrol cara-cara buang air
Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan,
tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan berdiri sendiri,
pengendalian diri dan sopan santun. Anak yang sudah menguasai cara-
cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan
kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri
dan bersopan santun.
5. Belajar mengetahui jenis kelamin
Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin
pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus
mengenal jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial
kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin
sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk
perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun
berbeda dengan dirinya.
6. Menguasai stabilitas jasmaniah
Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali
berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak, ia
harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu
melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya.
7. Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana
Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup
secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari

137
Handout Modifikasi Perilaku…

lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisik


yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa
itu binatang, manusia, rumah, baik, jahat dan lain-lain.
8. Belajar hubungan social yang baik dengan orang tua, serta orang-orang
dekat lainnya, karena akan selalu berhubungan dengan orang lain, baik
dalam keluarganya maupun di lingkungannya, maka ia dituntut untuk
dapat membina hubungan baik dengan orang-orang tersebut. Anak
dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, bersopan
santun.
9. Belajar membedakan mana yang baik dan tidak baik serta pengembangan
hati nurani.

Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan


kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik
dan mana yang tidak baik. Lebih jauh ia dituntut untuk melakukan perbuatan
yang baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik. Diharapkan
kebaikan-kebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.

4. Pengaturan Waktu tidur


Secara bertahap semakin bertambah usia anak, maka akan semakin
berkurang pula waktu tidur yang dibutuhkan. Berikut adalah daftar
kebutuhan tidur pada anak per hari:
a. Bayi 0-1 tahun : 14-15 jam (8 jam tidur malam dan 6-7 jam
tidur siang)
b. Batita 1-3 tahun: 12-14 jam (11 jam tidur malam dan 2-3 jam tidur
siang)
c. Preschool 4-6 tahun: 11-13jam (10-11jam tidur malam dan 2 jam
tidur siang)
d. Usia sekolah 7-12 tahun : 10-11 jam (8-9 jam tidur malam dan 2
jam tidur siang)

138
Handout Modifikasi Perilaku…

Bila jumlah tidur anak tidak mencapai kebutuhan, dapatdi katakan kualitas
tidur anak akan menurun dan dapat membuat anak bangun pagi harus di
bangunkan dan rewel.

IV. SASARAN / TARGET


1. Anak dapat mengatur pola tidur.
2. Anak dapat nyenyak tidur dalam kondisi lingkungan bising.
3. Anak dapat dengan mudah bangun tidur tanpa harus di bangunkan orang
lain.
4. Anak dapat memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan yang dimikili.

V. JENIS DAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU

1. PENGUKUHAN POSITIF
A. Pengertian Pengukuhan Positif
Bila suatu stimulus (benda atau kejadian) dihadirkan terjadi
sebagai akibat konsekuensi suatu perilaku, dan bila karenanya keseringan
munculnya perilaku tersebut meningkat terpelihara, maka peristiwa
tersebut disebut pengukuhan positif (positive reinforcement).
B. Penerapan Efektif Pengukuhan Positif
Agar penerapan pengukuhan positif elektif, perlu dipertimbangkan
berbagai syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain :
1. Menyajikan pengukuhan seketika
Salah satu prinsip pengukuhan ialah bahwa penyajian pengukuhan
seketika setelah tindakan/perilaku berlangsung, lebih efektif daripada
penyajian tertunda.

2. Memilih pengukuh yang tepat


Tidak semua imbalan bahwa stimulus yang memenuhi kebutuhan
fisiologis (makanan, air, udara, istirahat, seks, dan lain-lain) adalah
pengukuh yang efektif. Hal ini tidak selalu benar. Banyak variabel

139
Handout Modifikasi Perilaku…

berpengaruh. Karena itu pengukuh yang dipilih harus terbukti efektif


bagi subyek tertentu dalam situasi tertentu.

3. Mengatur kondisi situasional


Tidak semua perilaku pelu diulang setiap waktu. Banyak perilaku
yang telah dibentuk, di pelihara atau ditingkatkan, hanya cocok
dilaksanakan pada kondisi situasional( waktu, keadaan, dan tempat
tertentu). Agar perilaku yang mendapat pengukuhan berulang pada
saat dan tempat yang tepat, perlu diatur kondisi situasional pemberian
pengukuhan.

4. Menentukan kuantitas pengukuh


Ialah banyaknya pengukuh yang akan diberikan setiap kali, tergantung
pada pertimbangan. Misalnya: pertimbangan macam pengukuh dan
keadaan deprivasinya, serta pertimbangan usaha yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan satu kali pengukuhan.

a) Memilih kualitas atau kebaruan pengukuh


Bila dibanding-bandingkan, orang cenderung menyukai
sesuatu yang berkualitas tinggi atau menyukai sesuatu yang baru.
Sesuatu yang baru cenderung menghilangkan kebosanan dan
kejenuhan, sehingga dapat menjadi pengukuh yang kuat. Pengukuh
sosial juga tidak dapat cukup kuat ( misalnya anggukan sedikit atau
senyum kecil); dapat terlalu kuat anggukan yang terlalu mantap atau
senyum meringis yang terlalu lebar). Nilai pengukuh sosial juga
tergantung pada siapa pemberi pengukuh tersebut. Bila orang yang
penting dalam kehidupan subyek yang memberikan, nilainya akan
lebih tinggi daripada bila orang sembarangan yang memberikan.

140
Handout Modifikasi Perilaku…

b) Memberikan sampel pengukuh


Bila subyek/ klien/ pasien diberi sampel (diberikan kesempatan
untuk mencicipi) dan subyek telah merasakan lezat/nikmat-nya
pengukuh, stimulus itu dapat mulai dicobakan sebagai pengukuh.
Karena itu tidak jarang suatu program dimulai dengan memberikan
pengukuh secara hampir gratis.

c) Menanggulangi pengaruh saingan


Banyak pengukuh maupun hukuman menimpa perilaku-perilaku
seseorang, yang berupa reaksi-reaksi dari lingkungan maupun dari diri
sendiri terhadap perilaku. Pada umumnya reaksi-reaksi yang
menimbulkan dukungan pada terpenuhinnya kebutuhan hidup
(pangan, sandang dan papan) lebih kuat daripada yang memberi
pengaruh lain.

d) Mengatur jadwal
Jadwal pemebrian pngukuhan ialah aturan yang dianut oleh
pemberi pengukuh dalam menentukan diantara sekian kali suatu
perilaku timbul, kapan atau yang mana yang akan mendapat
pengukuh.
- Jadwal pengukuhan terus-menerus, ialah pengukuhan diberikan
terus-menerus setiap kali perilaku sasaran timbul.
- Jadwal pengukuhan berselang, ialah pengukuh diberikan tidak
terus-menerus setiap kali perilaku sasaran timbul. Jadi hanya
sebagian saja yang mendapat pengukuh.

e) Menanggualngi kontrol kontra


Kontrol kontra ialah kontrol atau pengaruh yang sadar atau tidak
sadar dilakukan oleh subyek terhadap orang yang memberi
pengukuhan atau hukuman

141
Handout Modifikasi Perilaku…

C. Keunggulan Prosedur Pengukuhan Positif


Pengukuhan positif ini adalah cara yang terbaik untuk
memperkuat kecenderungan perilaku berulang. Sehingga pengukuh
yang digunakan dapat beralih ke pengukuh sosial, yang kemudian
dialihkan ke pengukuh intrinstik.
Subyek yang mendapat pengukuh positif cenderung
menggeneralisasikan kepada dirinya, sehingga merasa dirinya
berharga. Hubungan antara penerima dan pemberi pengukuh
diasosiasikan dengan sesuatu yang menyenangkan.

D. Ketentuan pengukuhan
Pengukuhan akan diberikan pada subyek jika terdapat
perubahan perilaku pada subyek yang sesuai dengan perilaku yang
diharapkan. Subyek akan mendapatkan apresiasi berupa “hebat/
bagus”.

2. TOKEN EKONOMI
A. Pengertian Token Ekonomi
Token Ekonomi dalah sebuah program dimana sekelompok
individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang
diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back
up reinforcer. Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku
yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang disukai dan
mengurangkan perilaku yang tidak disukai dengan menggunakan token
atau koin(Ayllon, 1999).
Ada tiga karakteristik dasar yang dimiliki token economy
sebagai suatu program dalam modifikasi perilaku, yaitu :
a. Perilaku yang akan diperkuat dipaparkan dengan jelas.
b. Prosedur yang digunakan adalah dengan memberikan reinforcing
stimuli (token) saat perilaku target muncul.

142
Handout Modifikasi Perilaku…

c. Aturan yang ada direncanakan untuk mengatur pertukaran token


untuk setiap objek atau peristiwa yang akan diperkuat.

B. Langkah-langkah Implementasi Token Ekonomi


1. Menentukan Perilaku Target
Semakin homogen individu kelompok yang akan dikenai token
economy, maka akan semakin mudah menstandardisasikan aturan-
aturan yang berlaku dalam token economy.
2. Mencari Garis Basal
Yakni memperoleh data sebelum melakukan penanganan,
biasanya melalui pengamatan selama dua minggu terhadap perilaku
target. Sesudah program dimulai, kita bisa membandingkan data
dengan data yang diperoleh saat menentukan garis basal, sehingga
dapat menentukan efektivitas program.
3. Memilih Back up Reinforcer
Perlu diperhatikan bagaimana karakteristik peserta program
dan apa saja kira-kira barang yang dibutuhkannya. Barang yang
menjadi pengukuh pendukung haruslah barang yang dapat
digunakan atau consumable. Perlu diperhatikan pula tempat
penyimpanan, dan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program.
4. Memilih Tipe Token Yang Akan Digunakan
Secara umum, tipe token haruslah menarik, ringan, mudah
dipindahkan, tahan lama, mudah dipegang, dan tidak mudah
dipalsukan. Beberapa contoh yaitu stiker, keping logam, koin,
check-mark, poin, poker chip, stempel yang dicap di buku, tanda
bintang, kartu, dll.
5. Mengidentifikasi Sumber-sumber Yang Bisa Membantu
Beberapa sumber yang bisa membantu adalah staf, relawan,
mahasiswa, residen, orang yang akan dikenai token itu sendiri.

143
Handout Modifikasi Perilaku…

6. Memilih Lokasi Yang Tepat.


Token dapat diberikan dimana saja, asal diberikan setelah
perilaku target muncul.
7. Menyiapkan Manual / pedoman Token Economy Pada Klien Dan
Staf.

C. Ada suatu prosedur spesifik dalam penerapan program token


ekonomi
1. Perlu diperhatikan bagaimana cara penyimpanan data, kertas data
yang akan digunakan, siapa dan bagaimana data itu akan dicatat.
2. Siapa yang akan memberikan pengukuh atau agen pengukuh
(reinforcing agent), dan untuk perilaku apa.
3. Menentukan jumlah token yang bisa didapat pada setiap perilaku.
Pemebrian token dapat mulai dikurangi bila perilaku target telah
terbetuk.
4. Menyusun prosedur dan menentukan jumlah token untuk memperoleh
back up reinforcer. Pada awal program, frekuensi penyediaan
pengukuh pendukung harus cukup tinggi, lalu berkurang secara
bertahap.
5. Berhati-hati terhadap kemungkinan munculnya hukuman. Ada
kemungkinan hukuman bersyarat (possible punishment
contingencies). Klien membayar dengan token bila ia melakukan
tindakan kontraproduktif.
6. Memastikan bahwa tugas yang harus dilakukan staf sudah jelas, dan
pemberian pengukuh pada staf.
7. Membuat rencana untuk menghadapi kemungkinan masalah yang
akan timbul. Masalah yang biasa timbul antara lain, kebingungan,
kekurangan staf, peserta merusak token, dan lain-lain.

144
Handout Modifikasi Perilaku…

Token ekonomi bisa juga diterapkan dalam :


a. Membantu murid yang cacat di dalam ruang kelas
b. Menangani anak –anak dengan masalah antisocial
c. Treatment untuk pecandu alkohol
d. Menurunkan tingkat absent dan meningkatkan performa kerja
e. Mengurangi perilaku agresif tahanan.
f. Mengelola perilaku anak dalam keluarga.

D. Keuntungan dan Kelemahan token ekonomi


1. Kelebihan
a. Mereka dapat diberikan segera sesudah suatu perilaku yang
diinginkan terjadi dan dipertukarkan di waktu mendatang
dengan backup reinforcers. Dengan demikian mereka dapat
dipakai untuk menjembatani penundaan yang sangat panjang
antara respon target dengan back up reinforcers, yang sangat
penting ketika situasinya tidak praktis / mustahil untuk
memberikan backup reinforcers sesudah perilaku.
b. Token mempermudah untuk mengatur penguat-penguat yang
konsisten dan efektif ketika menangani sekelompok individu.

2. Kelemahan.
a. Kurangnya pembentukan motivasi renforce, karena token
merupakan dorongan dari luar diri.
b. Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh
pendukung / back up reinforce.
c. Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan dan
menerima token.
d. Bentuk token ekonomi bermacam-macam, tidak harus berupa
token tetapi dapat berupa stiker, tanda bintang dan tanda
penghargaan, point atau item lainnya.

145
Handout Modifikasi Perilaku…

E. Ketentuan token ekonomi yang digunakan


1. Ketika anak berhasil untuk tidur pada pukul 20:00 maka subyek
mendapatkan 1 bintang.
2. Ketika anak berhasil bangun pagi pada pukul 06:00 maka subyek
mendapatkan 1 bintang.
3. Semua bintang yang di dapatkan subyek dapat ditukar dengan :
10 bintang = mendapatkan ice cream.
20 bintang = Jalan- jalan ke kebun binatang.
25 bintang = Mendapatkan tamia.
4. Dan apabila bintang sudah ditukar maka jumlah bintang yang
didapatkan subyek kembali ke nol.
5. Kegiatan akan dilakukan selama 2 minggu.

146
Handout Modifikasi Perilaku…

VI. RANCANGAN MODIFIKASI PERILAKU

Hari Kasus Kegiatan Waktu Dateline Evaluasi


ke- yang perubahan
diperlukan perilaku
1 Subyek tidur Anak tidur jam 10 jam Jadwal Subyek
terlalu malam dan 20:00 kegiatan mengalami
susah Bangun jam dilakukan kemajuan
dibangunkan. 06:00 selama 7 pada perilaku
hari agar bangun tidur.
dapat Subyek dapat
menjadi bangun tidur
habit baru sendiri dan
untuk tidak rewel
subyek. meski sedikit
cemberut.
Namun untuk
penjadwalan
jam tidur di
malam hari
masih belum
menampakkan
adanya
perubahan
perilaku.
2 Subyek tidur Jadwal Subyek
terlalu malam dan Anak tidur jam 10 jam kegiatan mengalami
susah 20:00 dilakukan kemajuan
dibangunkan. Bangun jam selama 7 pada perilaku
06:00 hari agar bangun tidur.
dapat Subyek dapat

147
Handout Modifikasi Perilaku…

menjadi bangun tidur


habit baru sendiri dan
untuk tidak rewel
subyek. meski sedikit
cemberut.
Namun untuk
penjadwalan
jam tidur di
malam hari
masih belum
menampakkan
adanya
perubahan
perilaku.
3 Subyek tidur Jadwal Subyek
terlalu malam dan Anak tidur jam 10 jam kegiatan mengalami
susah 20:00 dilakukan kemajuan
dibangunkan. Bangun jam selama 7 pada perilaku
06:00 hari agar bangun tidur.
dapat Subyek dapat
menjadi bangun tidur
habit baru sendiri dan
untuk tidak rewel
subyek. meski sedikit
cemberut.
Namun untuk
penjadwalan
jam tidur di
malam hari
masih belum
menampakkan

148
Handout Modifikasi Perilaku…

adanya
perubahan
perilaku.
4 Subyek tidur Jadwal Pada hari ke-4
terlalu malam dan Anak tidur jam 10 jam kegiatan subyek
susah 20:00 dilakukan kembali ke
dibangunkan. Bangun jam selama 7 perilaku yang
06:00 hari agar semula tidur
dapat terlalu malam
menjadi dan susah
habit baru untuk
untuk dibangunkan.
subyek.
5 Subyek tidur Jadwal Pada hari ke-5
terlalu malam dan Anak tidur jam 10 jam kegiatan subyek
susah 20:00 dilakukan kembali ke
dibangunkan. Bangun jam selama 7 perilaku yang
06:00 hari agar semula tidur
dapat terlalu malam
menjadi dan susah
habit baru untuk
untuk dibangunkan.
subyek. Utama yang
membuat
subyek belum
dapat tidur
lebih awal
dikarenakan
rumah subyek
yang dekat

149
Handout Modifikasi Perilaku…

dengan
bengkel motor
yang ramai
jika malam.

VII. TABEL TOKEN EKONOMI UNTUK ORANG TUA


SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU JUMLAH

1
1
1

150
Handout Modifikasi Perilaku…

KASUS IV

Hasil penerapan teknik modifikasi perilaku


dalam setting klinis remaja…

A. MODIFIKASI PERILAKU
Modifikasi perilaku adalah tindakan yang bertujuan untuk mengubah
perilaku, selain itu devinisi modifikasi perilaku yang tepat adalah usaha untuk
menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil
eksperimen pada perilaku manusia itu sendiri (Bootzin, 1975).
Menurut oleh kelompok Behavior Power dan Osborn (1976) memberikan
batasan modifikasi sebagai penggunaan secara sistematis teknik condistoning
pada manusia untuk keberhasilan perubahan frekwensi perilaku social tertentu
Modifikasi perilaku memanfaatkan penelitian-penelitian yang cermat mengenai
cara-cara lingkuangan mempengaruhi perilaku manusia.

B. IDENTITAS KLIEN
Nama : D.A.V
Tempat/tgl lahir : Surabaya, 08Februari1995
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Wonorejo, Surabaya
Anak ke berapa : Anak ke – 1 dari 2 bersaudara
Hobby : Jalan-jalan
Cita-cita : Ingin masuk surga
Apa yang tidak disukai : Jalan-jalan sambil makan
Agama : Islam

151
Handout Modifikasi Perilaku…

C. GAMBARAN PERMASALAHAN
Subyek kami memiliki suatu masalah dimana pada usia 22 tahun subyek
memiliki rasa ketakutan terhadap hewan kadal, ketakutan untuk melihat gambar
maupun bertemu dengan kadal.Hal ini di latar belakangi oleh keluarga subyek
yang sejak dulu tidak suka terhadap hewan melata, seperti kadal. Subyek tidak
menyukai kadal dikarenakan kulit kadal licin. Subyek juga mendapatkaninformasi
dari saudara subyek, yang mengatakan bahwa apabila seseorang telah di gigit
kadal, gigitan tersebut tidak akan terlepas sampai ada suara petir, sejak itulah
subyek merasa ketakutan melihat gambar hewan kadal. Hal ini menjadi tidak
wajar karena pada usia tersebut, seharusnya subyek sudah matang dalam hal
emosi dan kognitif.
Suatu ketakutan akan menjadi phobia apabila emosi takut ini terpacu oleh
beberapa faktor yang irasional dan tidak diketahui. Emosi takut ini sedemikian
sering dirasakan sehingga mengganggu kenyamanan hidup seseorang. Orang yang
phobia akan bereaksi secara tidak terkendali, tanpa alasan yang jelas tentang
situasi yang mereka takutkan. Hal ini terjadi karena tidak mengerti bahwa
penyebab reaksi itu adalah konflik yang tertekan di pikiran bawah sadar mereka.
Phobia dapat disembuhkan dengan beberapa cara, diantaranya adalah terapi atau
memodifikasi perilaku.
Dari keterangan yang telah didapat, subyek merupakan anak yang takut bila
dirinya melihat gambar kadal.Sehingga ketika teman-teman subyek sedang
membicarakan masalah hewan kadal, subyek menghidar.

D. PEMBAHASAN ANIMAL PHOBIA


Fobia adalah kekhawatiran yang akut atau ketakutan yang berlebih-
lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak
beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Fobia berasal dari bahasa Yunani,
yaitu phobos, artinya kengerian, takut atau horor. Fobia adalah sutu ketakutan,
kebencian, atau keengganan terutama irasional. Jadi fobia adalah suatu perasaan
ketakutan yang ditimbulkan oleh sesuatu yang tidak memperlihatkan ancaman
yang sejati terhadap keberlangsungan hidup kita. Istilah “phobia” berasal dari

152
Handout Modifikasi Perilaku…

kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional
yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan
yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu
obyek atau situasi tertentu. Menurut Dr.Kartini Kartono fobia adalah kekuatan
atau kecemasasn yang abnormal kuat, tidak rasional, dan tidak bisa dikontrol
terhadap suatu situasi atau obyek tertentu.
Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau
situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamanya. Oleh karena
ketakutan itu begitu irrasional dan tak beralasan, seringkali sulit bagi non-phobic
untuk memahami perasaan orang yang memahami perasaan seseorang penderita
atau memberikan simpati atas problema si penderita. Ketakutan pada phobia
seringkali diciptakan dan diperkuat oleh hokum asosiasi (law of association).
Misalnya, jika seseorang mengalami kejadian yang berbahaya dan menakutkan, ia
mungkin akan sangat takut pada kejadian serupa dan mulai merasakan emosi yang
sama hal-hal atau elemen yang berhubungan dengan kejadian itu.
Dalam bahasa Indonesia arti perasaan takut yang irasional, berlebihan, dan
bersifat terus menerus terhadap sesuatu atau situasi. Emosi takut adalah sesuatu
yang wajar dan pasti dialami oleh setiap orang. Emosi ini sebenarnya positif
karena mempunyai makna antisipatif terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan.
Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak kerena pada masa
ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini membuat mereka
sangat reseptif dalam mengembangkan rasa takut pada hal-hal yang tidak dikenal.
Pada umumnya, orang memiliki berbagai perasaan takut. Persaan takut
yang umum dijumpai dalam diri klien yang meminta terapi adalah takut terbang,
takut ketinggian, takut kehilangan, takut pada darah, takut kepada kontaminasi,
takut air, takut pada kegelapan, takut dengan tempat yang tertputu atau tempat
terbuka, takut pada hewan, takut berbicara didepan publik, dan takut kehilangan
kendali. Perasaan takut akan sangat berguna jika hanya mengakibatkan seseorang
menjadi lebih hati-hati dan waspada dalam menjalani hidup. Perasaan takut akan
sangat merugikan apabila membuat perilaku seseorang berubah dan menjadi
irrasional serta terlampau tegang sehingga mengganggu kehidupanya.

153
Handout Modifikasi Perilaku…

Suatu ketakutan akan menjadi phobia apabila emosi takut ini terpacu oleh
beberapa faktor yang irrasional dan tidak diketahui. Emosi takut ini sedemikian
sering dirasakan sehingga mengganggu kenyamanan hidup seseorang. Orang yang
phobia akan bereaksi secara tidak terkendali, tanpa alasan yang jelas tentang
situasi yang mereka takutkan. Hal ini terjadi karena tidak mengerti bahwa
penyebab reaksi itu adalah konflik yang tertekan di pikiran bawah sadar mereka.
Ketakutan pada phobia seringkali diciptakan dan diperkuat oleh hokum asosiasi
(law of association). Misalnya, jika seseorang mengalami kejadian yang
berbahaya dan menakutkan, ia mungkin akan sangat takut pada kejadian serupa
dan mulai merasakan emosi yang sama hal-hal atau elemen yang berhubungan
dengan kejadian itu.
Ketakutan terhadap binatang dan serangga dapat disebut animal phobia.
Sekali lagi, ketakutan ini sangat wajar tetapi bisa menjadi fobik bila sangat
mengganggu fungsi seseorang. Sebagai contoh, kami pernah menjumpai sejumlah
khusus di klinik kami dimana orang-orang yang memiliki fobia terhadap ular atau
tikus tidak sanggup membaca majalah karena takut secara tak sengaja mempunyai
gambar satu binatang yang ditakutinya tersebut. Ada banyak tempat yang mereka
hindari, sebenarnya mereka sangat ingin kesana misalnya wilayah pedesaan
dimana sodara atau teman dekatnya tinggal. Ketakutan yang dialami para
penderita fobia terhadap binatang ini sangat berbeda dengan revulsi (reaksi
mendadak) ringan biasa. Onset fobia ini, sama seperti fobia terhadap lingkungan
alam lainnya, mencapai pucaknya pada umur sekitar 7 tahun (Antony, 1997 a; Ost
1987).
Fobia sendiri merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu, baik
itu pada benda hidup maupun jenis benda mati. Banyak yang beranggapan bahwa
fobia dapat dihilangkan menggunakan terapi pikiran dengan mensugesti diri
sendiri untuk melenyapkan rasa takut yang berlebihan itu.

154
Handout Modifikasi Perilaku…

E. ANALISIS FUNGSI
Langkah-langkah awal dalm modifikasi perilaku adalah analisis fungsi
dalam analisis fungsi informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan
permasalahan yang akan ditangani. Ada 3 hal dalam analisis fungsi yaitu:

A (Antecedent) : Ialah segala hal mencetuskan dan menyebabkan perilaku


dan dipermasalahkan. Dalam kasus perilaku ini muncul diakibatkan subyek
mendapatkan keasalahan informasi yang mengatakan bahwa apabila
seseorang telah di gigit kadal, gigitan tersebut tidak akan terlepas sampai ada
suara petir.
B (Behavior) : Ialah akibat-akibat yang diperoleh setelah perilaku yang
dipermasalahkan. Subyek mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap
kadal meskipun hanya dalam gambar.
C (Consequence) : Subyek tidak menyukai hewan kadal dalam bentuk asli
maupun bentuk gambar.

Hasil Analisis Fungsi


d. Poinyang harus dikurangi atau dihilangkan adalah “C”
e. Individu yang perlu dilibatkan dalam pemberian perlakuan adalah teman
dan terapis.
f. Perilaku yang merupakan sasaran perubahan lebih dahulu adalah rasa takut
subyek kepada hewan kadal.

F. SASARAN/ TARGET MODIFIKASI PERILAKU


Sasaran pada penerapan teknik modifikasi perilaku ini adah untuk
menghilangkan rasa takut subyek terhadap gambar hewan kadal. Hal ini
dikarenakan dengan usia subyek yang pada saat ini tidak wajar jika masih takut
terhadap gambar kadal.Sehingga perlu untuk dikurangi atau dihilangkan.

155
Handout Modifikasi Perilaku…

G. JENIS DAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU


1. Pengertian
Ada beberapa teknik untuk penyembuhan phobia kadal, diantaranya adalah:
a. Prosedur penghapusan (extinction)
prosedur menghentikan pemberian penguatan pada perilaku yang semula
dikuatkan sampai ke tingkat sebelum perilaku tersebut
dikuatkan.prosedur extinction adalah:
1). Reinforcer positif diberikan tidak lama setelah perilaku.
2). Aversive stimulus dihilangkan tidak lama setelah perilaku.
Hukum Extinction adalah Law of Respondent Extinction yakni
hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat
melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun, yaitu jika
timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu
tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan
menurun bahkan musnah.

b. Cognitiv Behavior Theraphy (CBT)


Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan salah satu
pendekatan psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti
efektif dalam mengtatasi berbagai gangguan, termasuk kecemasan dan
depresi.Asumsi yang mendasari Cognitive Behavioral Therapy CBT,
terutama untuk kasus depresi yaitu bahwa gangguan emosional berasal
dari distorsi (penyimpangan) dalam berpikir. Perbaikan dalam keadaan
emosi hanya dapat berlangsung lama kalau dicapai perubahan pola-pola
berpikir selama proses terapi. Demikian pula pada pasien pola berpikir
yang maladaptive (disfungsi kognitif) dan gangguan perilaku. Dengan
memahami dan merubah pola tersebut, pasien diharapkan mampu
melakukan perubahan cara berpikirnya dan mampu mengendalikan gejala
gejala dari gangguan yang dialami.

156
Handout Modifikasi Perilaku…

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) berorientasi pada pemecahan


masalah dengan terapi yang dipusatkan pada keadaan “disini dan
sekarang”, yang memandang individu sebagai pengambil keputusan
penting tentang tujuan atau masalah yang akan dipecahkan dalam proses
terapi. Dengan cara tersebut, pasien sebagai mitra kerja terapis dalam
mengatasi masalahnya dan dengan pemahaman yang memadai tentang
teknik yang digunakan untuk mengatasi masalahnya.
Aaron T. Beck (1964) mendefinisikan CBT sebagai pendekatan
konseling yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada
saat ini dengan cara melakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang
menyimpang. Pedekatan CBT didasarkan pada formulasi kognitif,
keyakinan dan strategi perilaku yang mengganggu. Proses konseling
didasarkan pada konseptualisasi atau pemahaman konseli atas keyakinan
khusus dan pola perilaku konseli. Harapan dari CBT yaitu munculnya
restrukturisasi kognitif yang menyimpang dan sistem kepercayaan untuk
membawa perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik.
Matson & Ollendick (1988: 44) mengungkapkan definisi
cognitive-behavior therapy yaitu pendekatan dengan sejumlah prosedur
yang secara spesifik menggunakan kognisi sebagai bagian utama
konseling.Fokus konseling yaitu persepsi, kepercayaan dan pikiran. Para
ahli yang tergabung dalam National Association of Cognitive-Behavioral
Therapists (NACBT), mengungkapkan bahwa definisi dari cognitive-
behavior therapy yaitu suatu pendekatan psikoterapi yang menekankan
peran yang penting berpikir bagaimana kita merasakan dan apa yang kita
lakukan. (NACBT, 2007).
1) Tujuan utama dalam teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
adalah :
Membangkitkan pikiran pikiran negative/ berbahaya, dialog
internal atau bicara sendiri (swelf-talk), dan interpretasi terhadap
kejadian kejadian yang dialami. Pikiran pikiran negative tersebut
muncul secara otomatis, sering diluar kesadarann pasien, apabila

157
Handout Modifikasi Perilaku…

menghadapi situasi stress atau mengingat kejadian penting masa lalu.


Distorsi kognitif tersebut perilaku maladaptive yang menambah berat
masalahnya.
Terapis bersama klien mengumpulkan bukti yang mendukung
atau menyanggah interpretasi yang telah diambil.Oleh karena pikiran
otomastis sering didasarkan atas kesalahan logika, maka program
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) diarahkan untuk membantu
pasien mengenali dan mengubah distorsi kognitif.Pasien dilatih
mengenali pikiranya, dan mendorong untuk menggunakan
ketrampilan, menginterpretasikan secara lebih rasional terhadap
struktur kognitif yang maladaptive.
Menyusun desain eksperimen (pekerjaan Rumah) untuk menguji
validitas interpretasi dan menjaring data tambahan unjtuk diskusi di
dalam proses terapi
Dengan demikian Cognitive Behavioral Therapy CBT
diharapkan berperan sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan
depresi tidak mengancam, karena pasien belajar mengatasi factor
factor yang menyebabkan munculnya gangguan.

2) Konsep Dasar Cognitiv Behavior Theraphy (CBT)


a) Actencendent event (Peristiwa, perilaku, sikap orang dll.).
b) Belief keyakinan irasional.
c) Konsekwensi yang didapatkan (perilaku, reaksi emosi, reaksi
biologis, dll).
d) Mengajari klien untuk mencari alternatif-alternatif pemikiran yang
lebih positif atau rasional – (Proses Disputing) – Mengajari klien
hubungan antara pemikiran – emosi – tingkah laku .
e) Mendapatkan pemikiran baru dan pengalaman baru

158
Handout Modifikasi Perilaku…

2. Prosedur penghapusan (extinction):


Langkah-langkah berikut penggunaan yang tepat dari penghapusan :
a. Menemukan Pengukuh yang Memelihara Perilaku
Agar prosedur penghapusan efektif, semua sumber pengukuh harus
ditemukan dan dikendalikan.Membiarkan pengukuh sekali-sekali selama
prosedur penghapusan maupun pada saat kambuh berarti memberikan
jadwal pengukuhan berselang dan semakin sulit dihapus perilaku ini.

b. Komunikasi Jelas dan Tegas


Tidak semua perilaku dihapus tetapi beberapa perilaku yang harus
tetap dikontrol pada saat-saat tertentu.Subyek juga seharusnya diberi tahu
dengan jelas dan tegas jenis perilaku dan persyaratan kapan perilaku
tersebut boleh dimunculkan atau tidak.

c. Menjalankan Prosedur yang lama


Peningkatan perilaku pada permulaan prosedur penghapusan
diterapkan, sering membuat pengontrol pengukuh menyerah.Demikian
juga berkurangnya perilaku yang perlahan-lahan membuat orang tidak
sabar, hal semacam ini dapat dihindari bila ada pencatatan dari hari ke
hari.

d. Mengkombinasi dengan Prosedur Lain


Prosedur penghapusan lebih efektif bila dikombinasikan dengan
prosedur lain, sehingga mendapat pengukuh yang dibutuhkan sebagai
konsekuensi perilaku yang lebih konstruktif, sehingga mendukung
tercapainya penghapusan karena subyek telah mendapatkan cukup
pengukuh dengan cara baru, sehingga cara lama tidak digunakan lagi.

H. PENGUKUHAN YANG DIGUNAKAN


Pada modifikasi perilaku ini, pengukuhan yang digunakan adalah
pengukuhan positif.Bila suatu stimulus (benda atau kejadian) dihadirkan terjadi

159
Handout Modifikasi Perilaku…

sebagai akibat konsekuensi suatu perilaku, dan bila karenanya keseringan


munculnya perilaku tersebut meningkat terpelihara.
Secara perlakan kami akan menerapkan pengukuhan ini untuk mengubah
perilaku subyek yang awalnya takut pada gambar kadal menjadi tidak takut
terhadap gambar kadal. Kami juga menggunakan teori classical conditioning
yang di kemukakan oleh Ivan Pavlov.Conditioning adalah suatu bentuk belajar
yang memungkinkan organisme memberikan respon terhadap suatu rangsang
yang sebelumnya tidak menimbulkan respon itu, atau suatu proses untuk
mengintroduksi berbagai reflek menjadi sebuah tingkah laku. Jadi classical
conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses persyaratan
(conditioning process). Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku organisme
dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi lingkungan.

I. RANCANGAN MODIFIKASI PERILAKU


Perilaku Fobia Hewan “Kadal”
Target Goals : Subyek dapat menceritakan kepada orang lain tentang
kadal dengan melihat gambar kadal
Waktu Terapi : 9 Hari
Tempat Terapi : Di depan Kolam Gedung B UNTAG Surabaya

Hari/Tgl Sesi Kegiatan Kebutuhan Time Evaluasi


Wawancara
Mendengarkan
langsung dengan
informasi tentang
mencari tempat
kadal dengan
Memberikan informasi yang kondusif
menunjukkan ekspresi
Selasa, 23-05-17 1 yang rasional mengenai agar subyek 30 menit
ketakutan serta
kadal lebih fokus dan
menutup telinga
berkonsentrasi
(Subyek masih merasa
dalam menerima
takut dan cemas)
informasi

160
Handout Modifikasi Perilaku…

Memberikan informasi
Berteriak dan keluar
ulang mengenai kadal,
keringat ketika
dengan Gadget / I-Pad
Kamis, 25-05-17 2 30 menit melihat gambar kadal
memperlihatkan
(Subyek masih merasa
gambar kadal melalui
takut)
Gadget / I-Pad
Subyek sudah mulai
Memperlihatkan menerima gambar
gambar kartun dan kartun dan lucu
Sabtu, 27-05-17 3 gambar lucu tentang tentang kadal, namun
Gadget / I-Pad 30 menit
kadal melalui Gadget / masih menunjukkan
I-Pad ekspresi cemas dan
pucat
Subyek melihat
Memperlihatkan gambar kadal, namun
Senin, 29-05-17 4 gambar kadal melalui Gadget / I-Pad 30 menit masih menunjukkan
Gadget / I-Pad ekspresi cemas dan
takut
Memperlihatkan
video kadal sedang
Rabu, 31-05-17 5 Gadget / I-Pad 30 menit Belum terlaksana
bergerak melalui
Gadget / I-Pad
Menunjukkan boneka
Jum‟at, 02-06-17 6 kadal secara langsung Boneka Kadal 30 menit Belum terlaksana
kepada subyek
Meminta subyek untuk
Senin, 05-06-17 7 memegang boneka Boneka Kadal 30 menit Belum terlaksana
kadal secara langsung

Menunjukkan mainan Mainan Karet


Rabu, 07-06-17 8 30 menit Belum terlaksana
karet yang menyerupai menyerupai

161
Handout Modifikasi Perilaku…

binatang binatang kadal


kadal (tekstur kulit
licin dan kenyal) secara
langsung kepada
subyek
Meminta subyek untuk
memegang mainan
karet yang menyerupai
Mainan Karet
binatang
Jum‟at, 09-06-17 9 menyerupai 30 menit Belum terlaksana
kadal (tekstur kulit
binatang kadal
licin dan kenyal) secara
langsung kepada
subyek

K. HASIL PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU


1. Pelaksanaan pada hari 1 :
Mendengarkan informasi tentang kadal dengan menunjukkan ekspresi
ketakutan serta menutup telinga (Subyek masih merasa takut dan cemas).
2. Pelaksanaan pada hari 2 :
Berteriak dan keluar keringat ketika melihat gambar kadal (Subyek masih
merasa takut)
3. Pelaksanaan pada hari 3 :
Subyek sudah mulai menerima gambar kartun dan lucu tentang kadal,
namun masih menunjukkan ekspresi cemas dan pucat
4. Pelaksanaan pada hari 4 :
Subyek melihat gambar kadal, namun masih menunjukkan ekspresi cemas
dan takut.
5. Pelaksanaan pada hari 5 :
Belum terlaksana
6. Pelaksanaan pada hari 6 :
Belum terlaksana

162
Handout Modifikasi Perilaku…

7. Pelaksanaan pada hari 7 :


Belum terlaksana
8. Pelaksanaan pada hari 8 :
Belum terlaksana
9. Pelaksanaan pada hari 9 :
Belum terlaksana

L. EVALUASI
Berdasarkan treatment didapatkan evaluasi yaitu dimana dalam proses
modifikasi perilaku, subyek merupakan individu yang jijik terhadap hewan
kadal, ketika melihat gambar kulit kadal, subyek refleks menutup mata.
Sehingga dalam proses terapi kami merasa sedikit kesulitan. Selain itu adanya
kendala waktu untuk kami dikarenakan kami melakukan tretment tersebut
saat pulang kuliah. Serta kurang efisiensi waktu dalam proses modifikasi
perilaku. Sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.

M. LAMPIRAN

Sesi 2. Memberikan informasi ulang mengenai kadal, dengan memperlihatkan


gambar kadal melalui Gadget / I-Pad.

163
Handout Modifikasi Perilaku…

KASUS V

Hasil penerapan teknik modifikasi perilaku


dalam setting pendidikan remaja…
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku bolos bukan merupakan perilaku yang baru lagi
bagi para pelajar. Sejak dulu hingga sekarang perilaku bolos masih
saja ada di setiap sekolah. Tindakan bolos dilakukan karena
kejenuhan dalam mengikuti mata pelajaran atau tidak menyukai
guru mata pelajaran. Hasilnya, akan berdampak negative
padalembaga persekolahan itu. Perilaku bolos terjadi bukan hanya
di pusat kota saja, tetapi di daerah–daerah juga terdapat siswa yang
suka bolos.Menurut Gunarsa (dalam Oli‟I 2012:9) perilaku
membolos merupakan salah satu dari kenakalan remaja, karena
membolos mencerminkan perilaku yang melanggar aturan sekolah.
Kata bolos sangat popular dikalangan para siswa. Menurut Andesi
(http://www.cyberwomen cbn.net) faktor eksternal yaitu faktor
yang dipengaruhi dari luar diri siswa, misalnya guru yang tidak
professional dalam mengajar, fasilitas penunjang sekolah atau
laboratorium dan perpustakaan yang tidak memadai, bisa juga
kurikulum yang kurang bersahabat sehingga mempengaruhi proses
belajar di sekolah.
Bagi siswa yang ingin dirinya memiliki kebebasan untuk
beraktifitas dan berfikir sangat mengganggu aktifitasnya di
sekolah. Karena masa remaja, masa-masa yang penuh rintangan.
Tentunya sistem pembelajaran yang sangat serius tanpa diimbangi
dengan pola pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa
merasa tidak betah berada di kelas. Di dalam kehidupan sehari-hari
banyak ditemui prilaku salah dan prilaku yang merugikan diri

164
Handout Modifikasi Perilaku…

sendiri maupun orang lain. Dengan adanya prilaku yang seperti


hal-hal tersebut, perlu adanya upaya mencegah dan menyehatkan
kembali prilaku-prilaku yang salah tersebut.Salah satu cara
menangani masalah tersebut perlu dilakukan salah satunya
modifikasi prilaku.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku merupakan usaha untuk menerapkan
prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip psikologis hasil
eksperimen lain pada perilaku manusia. Modifikasi prilaku
beranggaapan bahwa prilaku yang dapat diobservasi dan diamati
dan diukur merupakan target yang bagus untuk dapat berubah.
Batasan modifikasi perilaku adalah penggunaan secara sistematis
teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan
frekuensi prilaku social tertentu atau tindakan mengontrol
lingkungan prilaku tersebut.

B. Definisi Self-Management (Manajemen Diri)


Beberapa definisi dari self management, diantaranya “Self-
management adalah proses dimana kilien mengarahkan sendiri
perubahan tingkah lakunya dengan srategi terepeutik atau beberapa
kombinasi strategi” (Cormier&Cormier, 1985:519). Self
management sebagai kontrol dari respon tertentu melalui stimulus
yang dihasilkan dari respon lain pada individu yang sama yaitu
melalui stimulus yang dibangkitkan oleh diri sendiri (Sydney W.
Bijou, 1984). Mahoney&Thoresen mengatakan self-management
berkenaan dengan kesadaran dan keterampilan untuk mengatur
keadaan sekitarnya yang mempengaruhi tingkah laku individu
(dalam Lutfi Fauzan, 1992:35). Dari beberapa pengertian diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa. Teknik perubahan perilaku self

165
Handout Modifikasi Perilaku…

management merupakan salah satu dari penerapan teori modifikasi


perilaku dan merupakan gabungan teori behavioristik dan
teorikognitif social. hal ini merupakan hal baru dalam membantu
konseli menyelesaikan masalah karena didalam tekhnik ini
menekankan pada konseli untuk mengubah tingkah laku yang
dianggap merugikan yang sebelumnya menekankan pada bantuan
orang lain.

C. Tujuan Self-Management
Tujuan modifikasi perilaku menggunakan Teknik Self-
Manajement adalah agar individu secara teliti dapat menempatkan
diri dalam situasi-situasi yang menghambat tingkah laku yang
mereka ingin hilangkan dan belajar untuk mencegah timbulnya
perilaku atau masalah yang tidak diinginkan.Dalam arti individu
dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka sehingga
mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal yang tidak baik dan
peningkatan hal-hal yang baik dan benar.

D. Kasus
1. Identitas Klien
Nama Klien : Daniel Rahardian
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempat Tanggal Lahir : Surabya, 09 Desember 2001
Usia : 16 Tahun
Urutan Kelahiran : Anak Tunggal
Hobby : Bermain Sepak Bola
Cita – Cita : Menjadi Pemain Bola

166
Handout Modifikasi Perilaku…

2. Gambaran Permasalahan
Pada masa remaja adalah masa peralihan dari masa
anak-anak menuju dewasa. Sehingga di masa ini remaja akan
berusaha untuk menemukan jati dirinya.
Melihat pandangan diatas tentunya dapat dieketahui
bahwa ada berbagai macam perilaku pada masa remaja.
Membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan
remaja. Yang jika tidak diatasi dapat menimbulkan dampak
yang lebih parah.
Oleh karena itu untuk mengurangi atau menghilangkan
perilaku membolos sekolah dengan cara memodifikasi perilaku
tersebut. Sehingga kami tertarik untuk melakukan modifikasi
perilaku pada kasus ini untuk mengurangi atau menghilangkan
perilaku membolos tersebut.
Daniel adalah anak tunggal di keluarganya, sekarang
dia berumur 16 tahun duduk di kelas 1 SMA (Sekolah
Menengah Atas) di Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara
kami dari teman – teman beserta para gurunya disekolah dia
dikenal sebagai anak yang baik tetapi ada kebiasaan buruk
yang dilakukan Daniel, dia sering absen atau bolos sekolah dan
dia sering mendapat teguran dari gurunya. Yang
mengakibatkan Daniel sering tidak masuk sekolah adalah
karena Daniel merasa dirinya terbebani kegiatan sekolah,
padahal menurut teman-teman dan gurunya, Daniel tidak
terlalu sibuk dan kegiatan di sekolah tidak terlalu banyak
karena dia tidak mengikuti ekstrakurikuler sama sekali di
sekolahnya.
Orang tua Daniel adalah terbilang orang yang cukup
sukses, karena dilihat dari hampir semua kebutuhan Daniel
dapat terpenuhi hal itu dapat dilihat dari kebiasan Daniel yang
memiliki fasilitas yang bagus. Akan tetapi kebutuhan hidup

167
Handout Modifikasi Perilaku…

yang selalu terpenuhi tidaklah membuat kebiasaan Daniel yaitu


sering tidak masuk sekolah atau membolos menjadi terkurangi.
Apalagi di tambah dengan Daniel yang lebih mementingkan
hobby nya bermain sepak bola dengan teman-temannya di luar
sekolah dan adanya kemalasan pada diri Daniel untuk pergi
sekolah. Sehingga sekolah bukan merupakan prioritas
utamanya dan Daniel lebih memilih fokus dengan hobby main
bolanya.
Faktor penyebab lainnya dari lingkungan keluarga yaitu
adanya kurang perhatian dari orang tua dan orang tua Daniel
selalu memanjakannya sehingga Daniel melakukan hal apapun
dengan sesuka hatinya. Di kesehariannya saat dirumah Daniel
hanya di temani dengan seorang pembantu sehingga dia merasa
kurang adanya perhatian dari orang tuannya. Sehingga dalam
kegiatan belajarnya di sekolah Daniel menyepelekannya karena
menurut dia tidak ada yang memperhatikan atau mengapresiasi
hasil belajarnya, walaupun dia mendapatkan nilai bagus
maupun mendapatkan nilai jelek, kedua orang tuanya tidak
menanggapi hasil belajar Daniel. Sehingga kemalasan yang
ada pada diri Daniel disebabkan oleh hal itu.

E. Analisis Fungsi
Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut analisis
fungsi. Dalam analisis ini informasi yang relevan dikumpulkan
sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal
yang perlu diungkap dalam analisis fungsi, yaitu faktor-faktor
penyumbang terjadinya perilaku, yang ”memelihara” perilaku,
dan tuntutan melakukan analisis fungsi dapat digunakan
formula ABC. Formula tersebut adalah:
A. (Antecedent) ialah segala hal yang mencetuskan atau
menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecedent

168
Handout Modifikasi Perilaku…

ini berkaitan dengan situasi tertentu (bila sendiri, bila


bersama teman, saat tertentu, tempat tertentu, selagi
melakukan aktivitas tertentu, dan sebagainya). Dalam
kasus diatas, perilaku itu timbul akibat subyek
beranggapan bahawa sekolah atau kegiatan di sekolah
membebani dirinya.
B. (Behavior) ialah segala hal mengenai perilaku yang
dipermasalahkan. Behavior ini dilihat dari sisi
frekuensinya, intensitasnya, dan lamanya. Oleh karena itu
alam kasusnya, karena subyek merasa terbebani oleh
kegiatan. Sehingga subyek memunculkan perilaku
membolos untuk meluapkan emosinya tersebut.
C. (Cosequence) ialah akibat-akibat yang diperoleh setelah
perilaku itu terjadi. Konsekuensi inilah yang biasanya
‟memelihara” perilaku yang menjadi masalah. Dalam kasus
dimunculkan bahwa konsekuensi dari sikap membolos
subyek adalah nilai yang menurun dan dimarahi oleh
gurunya.

E. Dari Kasus di Atas Sebagai Antecedent


(A) Subjek sering tidak masuk sekolah adalah karena
Subjek merasa dirinya terbebani kegiatan sekolah, padahal
menurut teman-teman dan gurunya, Subjek tidak terlalu sibuk
dan kegiatan di sekolah tidak terlalu banyak karena dia tidak
mengikuti ekstrakurikuler sama sekali di sekolahnya. Orang tua
Subjek terbilang orang yang cukup sukses, dilihat dari hampir
semua kebutuhan Subjek dapat terpenuhi. Akan tetapi
kebutuhan hidup yang selalu terpenuhi tidaklah membuat
kebiasaan Subjek yaitu sering tidak masuk sekolah atau
membolos menjadi terkurangi. di tambah dengan Subjek yang
lebih mementingkan hobby nya bermain sepak bola dengan

169
Handout Modifikasi Perilaku…

teman-temannya di luar sekolah dan adanya kemalasan pada


diri Subjek untuk pergi sekolah. Sehingga sekolah bukan
merupakan prioritas utamanya dan Subjek lebih memilih fokus
dengan hobby main bolanya. Faktor penyebab lainnya dari
lingkungan keluarga yaitu adanya kurang perhatian dari orang
tua Subjek selalu memanjakannya sehingga Subjek melakukan
hal apapun dengan sesuka hatinya. Di kesehariannya saat
dirumah subjek hanya di temani dengan seorang pembantu
sehingga dia merasa kurang adanya perhatian dari orang
tuannya. Sehingga dalam kegiatan belajarnya di sekolah Subjek
menyepelekannya karena menurut dia tidak ada yang
memperhatikan atau mengapresiasi hasil belajarnya sekalipun
hasinya bagus.
(B). Membolos adalah perilaku yang tampak, kurang
adanya perhatian dari orang tua, sehingga ketika subjek
membolos tidak ada teguran dan terkesan didiamkan karena
orang tuanya subjek sibuk bekerja, jadi subjek membolos
dengan bermail bola dengan orang yang rata rata lebih dewasa
dari subjek, subjek membolos hampir 2-4 kali dalam seminggu.
(C) Dari membolos dengan bermain sepak bola subjek
mendapatkan kebebasan, kepuasan ketika mencetak goal/ tim
nya menjadi pemenang dan subjek mendapat pengakuan dari
temannya sepak boa ketika subjek berhasil mencetak goal.
Karena jika bersekoah subjek merasa tidak di perhatikan
sekalipun dia mendapat nilai jelek atau bagus sehingga timbul
perasaan malas.

F. Sasaran / Target Modifikasi Perilaku


Sasaran kami dalam melakukan target modifikasi perilaku
terhadap kasus ini adalah dengan pengurangan atau penghilangan
perilaku membolos. Karena perilaku membolos merupakan

170
Handout Modifikasi Perilaku…

perilaku yang dapat merugikan diri subyek sendiri dan orang tua
yang berakibat untuk masa depannya nanti. Sehingga dalam hal
tersebut perlu untuk dilakukan pegurangan atau dihilangkan.

G. Jenis dan Teknik Modifikasi Perilaku


Dalam hal ini jenis modifikasi perilaku yang digunakan
adalah jenis pengelolaan diri. Teknik yang digunakan adalah
Teknik Self Management.

H. Pengukuhan
Pengukuhan yang kami gunakan dalam kasus ini adalah
pengelolaan diri dan hukuman yang bertujuan sebagai penguat
untuk mengurangi perilaku membolos sekolah. Sedangkan
Pengukuh yang digunakan adalah teknik Self Management.
Dalam pengelolaan diri subyek harus mampu mengatur dan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, hal itu dapat dilakukan
dengan cara adanya kesepakatan antara subyek dan pihak pemberi
treatment sebelum dilaksanakannya perlakuan tersebut.
Subyek diminta untuk memberikan pengukuhan kepada
dirinya sendiri berupa hukuman apabila subyek melanggar atau
masih bolos sekolah . Seperti kasus yang diatas, jika subyek lebih
mementingkan hobinya untuk bermain sepak bola dan tidak mau
masuk kelas dan dilakukan berulang kali, maka subyek menerima
konsekuensi tindakannya sendiri dengan denda uang Rp.30.000
yang telah disepakati. Hal tersebut bertujuan supaya subyek
mengatur dirinya sendiri dan bertanggung jawab untuk masuk
sekolah.

I. Rancangan Modifikasi Perilaku


1. Membangun rapport terhadap subjek agar subjek mau jujur
dengan dirinya sendiri dan ketika subyek membolos

171
Handout Modifikasi Perilaku…

harapannya dengan tidak sungkan/ tidak takut / ingin terlihat


berhasil bahwa subyek dengan jujur harus mengakuinya.
2. Membahas Komitmen Self Management terhadap Subjek.
3. Membuat perjanjian dengan subyek untuk menyepakati
berjalannya treatment.
4. Memberikan subyek untuk menentukan hukuman yang pantas
buat dirinya sendiri untuk disepakati
5. Bekerja sama dengan orang tua untuk memantau subyek di
lingkungan rumah.
6. Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memantau subyek
dilingkungan sekolah.

J. Pelaksanaan Modifikasi Perilaku


N Hari/ Kegiatan Pemantauan Evaluasi Keterang Rewasd/Punishm
o Tangg an ent
al
1. Hari Selasa Masuk Bekerjasama - Subyek Diketahui uang
ke 1 / sekolah dengan guru membolos saku subyek
30 namun subjek wali kelas, dikarenakan tidak dalam sehari
Mei setelah untuk mencari suka sebersar
2017 istirahat pergi mencari tahu mendengarkan Rp.30.000,-.
dari sekolah. dari absen. Di guru saat Sesuai dengan
mata pelajaran menjelaskan. hukuman yang
pertama subyek - Bosan karena disepakati dengan
masuk, mengantuk. subyek, subyek
kemudian di - Guru mata tidak akan
mata pelajaran pelajarnnya tidak Gagal mendapatkan
selanjutnya enak. uang saku selama
subyek tidak - Tidak pernah sehari saat subyek
mengikuti dicari oleh guru membolos.
pelajaran atau pihak Dan jika subyek

172
Handout Modifikasi Perilaku…

dikarenakan sekolah saat hanya setengah


subyek bosan subyek hari masuk
dan tidak suka membolos sekolah maka
matapelajarann sehingga subyek besoknya subyek
ya. merasa tenang hanya
meskipun dia mendapatkan
membolos. uang saku
Rp.10.000,-
perharinya dan
berlaku kelipatan
sesuai dengan
berapa kali
subyek tidak
masuk.
2. Hari Rabu/ Subyek tidak - Bekerjasama - Diketahui saat Sesuai dengan
Ke 2 31 masuk sekolah dengan guru, subyek tidak hukuman yang
Mei mencari tahu masuk sekolah, disepakati subyek
2017 dari absen. subyek berada di tidak
Bahwa absen tempat futsal dan mendapatkan
subyek bermain futsal uang saku selama
kosong. disana dengan 1 hari.
teman-temannya.
Gagal
- Saat orang tua
subyek tahu
bahwa subyek
jarang masuk
- Bekerjasama sekolah orang tua
dengan orang subyek kaget dan
tua, langsung
memberitahu berangkat

173
Handout Modifikasi Perilaku…

bahwa ketempat futsal


subyek tidak untuk membawa
masuk subyek pulang.
sekolah. Dan
meminta
memantau
subyek
dirumah dan
Memberikan Setelah diberikan
pengarahan dan pengarahan subyek
pemahaman merasa memahami
kepada subyek setiap tindakan yang
agar mau dilakukan itu salah,
sekolah lagi. berusaha
memperbaiki diri
dan mengurangi
tindakan-tindakan
yang membuat
nilainya disekolah
itu turun seperti
mengurangi hobinya
bermain sepak bola
yang berlebihan
sehingga subyek
suka membolos
sekolah. Subyek juga
berjanji tidak akan
membolos sekolah
lagi dan bahkan dia
telah memahami
situasi yang telah dia

174
Handout Modifikasi Perilaku…

hadapi bahwa orang


tuanya bekerja juga
demi masa
depannya.

3 Hari Kamis Subjek masuk - Bekerjasam - Diketahui saat Subyek tidak


Ke 3 / sekolah dan a dengan disekolah subyek melanggar
01 mengikuti guru, mengikuti proses perjanjian dan
Juni semua mencari belajar dengan subjek berhasil
2017 kegiatan tahu dari baik dan tidak untuk me
belajar di absen. membolos. management
sekolahnya Diketahui - Saat malam dirinya agar tidak
setelah bahwa harinya subyek membolos
mendapatkan absen juga sedang sehingga subyek
pengarahan subyek mengerjakan tidak dikenai
dari kedua penuh dan tugas sekolah Berhasil hukuman.
orang tuanya tidak berupa membuat
dan subjek di membolos. denah lapangan
malam harinya - Bekerja bola untuk tugas
juga membuat sama penjaskes.
denah lap. dengan
Bola untuk orang tua,
tugas meminta
penjaskes. bantuan
untuk
memantau
subyek
dirumah - Setelah orang tua
dan memberi
memberi pemahaman
pengarahan. kepada subyek,

175
Handout Modifikasi Perilaku…

perilaku subyek
dapat berubah
dan di hari ke 3
subyek tidak
membolos lagi.

4. Hari Jumat Subjek masuk - Bekerjasa - Diketahui bahwa Sesuai dengan


Ke 4 / sekolah ma dengan subyek tidak hukuman yang
02 dengan tepat guru, masuk sekolah disepakati subyek
Juni waktu. Tetapi mencari pada jam terakhir tidak
2017 diketahui saat tahu dari karena ada lomba mendapatkan
jam terakhir absen. futsal sehingga uang saku selama
subyek Absen jam subyek memilih 1 hari lagi.
diketahui terakhir untuk membolos. Namun disini
membolos lagi. kosong. Gagal sebenarnya
- Bekerjasa subyek sudah
ma dengan mampu merubah
orang tua perilaku
untuk membolosnya.
mencari - Orang tua Hanya saja karena
keberadaan kembali mencari kecintaannya

176
Handout Modifikasi Perilaku…

subyek. subyek yang terhadap bola


sedang begitu besar,
membolos. subyek lebih
memilih untuk
membolos agar
dapat ikut lomba.

K. Evaluasi
Dari hasil pelaksanaan dilakukannya modifikasi perilaku,
meskipun perilaku membolos tidak bisa langsung di hilangkan
namun perilaku tersebut bisa sedikit berkurang. Anak perlahan-
lahan mulai sadar dengan perbuatannya dan orangtua semakin
sadar dengan masa depan anaknya yang sekarang mulai
diperhatikan. Kendala dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini
karena sibuknya orangtua yang sedikit kurang bisa mendukung
karena terbatasnya waktu untuk anak dan waktu yang sangat
terbatas, subjek sudah mampu untuk tidaak membolos dalam 4
hari, ini tidak menjamin subjek akan bertahan atau tidak, karena
memang modifikasi perilaku untuk tekhnik self management
memerlukan waktu yang relatif lama, dan membutuhkan banyak
dukungan dari lingkungan guru, orang tua, teman dan pihak laian
yang di rasa di butuhkan. Self management merubah pola pikir
subjek agar tersadar, dan meninggalkan perilaku yang lama dengan
perilaku yang lebih baik dengan secara sadar, konsekuen dan
tanggung jawab terhadap diri sendiri.

177
Handout Modifikasi Perilaku…

KASUS VI

Hasil penerapan teknik modifikasi perilaku


dalam setting pendidikan dewasa…
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : AL
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 19 April 1995
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Urutan kelahiran : Anak ke 2 dari 2 bersaudara
Hobby : Bermain game
Cita-cita : Masuk surga
Apa yang tidak disukai : Dibohongi

B. GAMBARAN PERMASALAHAN
AL merupakan seorang mahasiswa semester 6 di Universitas Adi
Buana Surabaya. AL bertempat tinggal di kost putra daerah Menanggal,
Surabaya. Menurut pandangan AL, dirinya merupakan pribadi yang rajin
dan cepat dalam melakukan hal apapun. Namun itu dulu sebelum dirinya
mengenal game online. Pada saat awal semester hingga semester 3 nilai IP
AL selalu mengalami peningkatan. Namun pada semester 4 hingga 5 AL
mengalami penurunan pada nilai IP nya berturut – turut. AL sendiri
menyadari bahwa akibat dari turun nilai IP nya karena dirinya terlalu asik
bermain game online. Pada awal semester 4 AL bertemu dengan BS. BS
merupakan teman yang baru ditemui oleh AL pada awal semeste 4. BS
juga bertempat tinggal di kost putra yang tidak jauh dengan tempat tinggal
AL. Pada awal pertemuan AL dan BS hanya melakukan perberbincangan
mengenai tugas kuliah dan hal biasa pada umumnya. Namun seiring
berjalannya waktu AL dan BS pun sering menghabiskan waktu luang
bersama. AL sendiri mengatakan bahwa BS merupakan seorang gamer.

178
Handout Modifikasi Perilaku…

BS mengajak AL untuk mengenal game online. Awalnya AL merasa


enggan dengan permainan semacam itu. Setiap diajak oleh BS, AL selalu
beralasan untuk menghindari ajakan BS. Namun karena AL sering melihat
BS bermain game online di sekitar kampus, AL pun mulai penasaran dan
tertarik untuk lebih sering mengamatinya. Karena rasa ingin tahu AL,
maka BS pun memperkenalkan permainan tersebut kepada AL. Tanpa
disadari AL mulai menyukai dan menjadi ketergantungan dengan
permainan ini game online. Setiap hari AL mencari warnet yang memiliki
jaringan server khusus untuk game online. Dengan bermain permainan
tersebut tugas - tugas kuliah AL banyak yang terbengkalai. AL sudah
mencoba untuk merubah dirinya sendiri dengan cara berhenti memainkan
game online, namun dirinya merasa gugup dan cemas setiap kali dirinya
tidak memaminkan game online.

C. ANALISIS FUNGSI
1. Antecedent (A)
Analisis ini merupakan segala hal pencetus perilaku yang
dipermasalahkan seperti situasi, tempat, waktu, aktivitas, dan lain
sebagainya. Dalam masalah ini pencetus dari perilaku yang tidak
diinginkan bahwa subjek yang sebelumnya tidak mengenal bagaimana
cara bermain game online kemudian subjek bertemu dengan temannya
yang sangat gemar bermain game online. Sejak saat itu subjek mulai
sering bermain game online tanpa mengenal waktu dan melalaikan
tugasnya sebagai mahasiswa.

2. Behavior (B)
Analisis ini merupakan segala hal mengenai perilaku yang
dipermasalahkan seperti frekuensi, intensitas, dan lamanya perilaku
sering dimunculkan. Ketika subjek merasakan muncul keinginan untuk
bermain game online, subjek cenderung langsung untuk pergi ke
tempat yang tempat tersebut menyediakan jaringan koneksi internet

179
Handout Modifikasi Perilaku…

seperti warnet. Keinginan subjek untuk bermain game online hampir


muncul setiap hari dan sewaktu-sewaktu seperti yang diutarakan oleh
subjek.

3. Consequence (C) :
Analisi merupakan suatu akibat yang didapat dari perilaku yang
tidak diinginkan tersebut muncul. Subjek mengalami penurunan dalam
hasil belajar pada kuliahnya. Subjek sebelumnya merupakan
mahasiswa yang cukup berprestasi, hal ini dapat dijelaskan oleh subjek
dengan nilai-nilai IPK (Indeks Prestasi Komukatif) yang didapatkan
subjek setiap semesternya. Namun sangat disayangkan semenjak
subjek mengenal game online dan bisa dikatakan kecanduan nilai-niilai
subjek menurun jauh dari sebelumnya, hal ini membuat subjek ingin
mengurangi kecanduannya tetapi subjek membutuhkan bantuan orang
lain untuk mengurangi perilaku bermain game online tanpa mengenal
waktu sekaligus melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa.

D. SASARAN MODIFIKASI PERILAKU


Dampak yang terjadi pada subjek yang bermain game online ada
dua, yaitu dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak positif dari
bermain game online yaitu dapat mengaktifkan sistem motorik
seseorang, dengan koordinasi yang tepat antara informasi yang diterima
oleh mata kemudian diteruskan keotak untuk diproses dan diperintahkan
kepada tangan untuk menekan tombol tertentu. Game online dapat
mendorong remaja menjadi cerdas, karena permainan dalam game online
menuntut daya analisa yang kuat dan perencanaan strategi yang tepat
agar bisa menyelesaikan permainan dengan baik. Kelebihan yang
diperoleh remaja dalam bermain game online adalah meningkatkan
konsentrasi. Tetapi dampak positif yang didapatkan ketika bermain game
online akan berakhir sia-sia apabila mengarah pada adiksi tentu akan
memberikan dampak negatif yang menyebabkan ketegangan emosional,

180
Handout Modifikasi Perilaku…

menjadikan subjek tidak memiliki skala prioritas dalam menjalani


kehidupan sehari-hari bahkan melalaikan kewajibannya sebagai
mahasiswa.
Kecanduan internet disebut sebagai Internet Addiction Disorder
(IAD), memiliki tanda-tanda umum kecanduan internet sebagai berikut :
a. Selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di internet,
sehingga akan menguras waktu efektif yang ada.
b. Subjek akan merasakan sangat cemas apabila dalam waktu satu
hari saja tidak bermain game online.
c. Jika subjek sudah telah bermain game online, gejala-gejala
kecemasan yang dirasakan subjek akan berkurang.
d. Mengurangi kegiatan penting, baik dalam perkuliahan atau
kegiatan sosial demi bermain game online.

Manajemen diri adalah suatu strategi pengubahan perilaku subjek


yang dalam prosesnya mengarahkan perubahan perilakunya sendiri dengan
suatu teknik. Perubahan tingkah laku yang didasarkan pada kemauan,
kesadaran dan kemampuan subjek. Dalam menggunakan strategi
manajemen diri untuk mengubah perilaku, subjek berusaha mengarahkan
perubahan perilakunya dengan cara mengadministrasikan konsekuensi-
konsekuensi yang ada.

E. JENIS DAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU


Teknik manajemen diri berasal dari konseling kognitif perilaku.
Karena teknik manajemen diri merupakan teknik yang berakar dari teori
pengkondisian operan (operant conditioning) berarti mengubah atau
mengembangkan perilaku melalu intervensi terhadap proses kognitif.
Dengan kata lain, pendekatan kognitif adalah proses kognisi
merupakan mediasi bagi perilaku, pengalaman, dan perubahan perilaku
yang diharapkan karena aspek kognitif memiliki peranan penting terutama
dalam mempertimbangkan berbagai tindakan yang hendak dilakukan,

181
Handout Modifikasi Perilaku…

menentukan pilihan-pilihan tindakan itu, dan mengambil keputusan


tindakan perilakunya.
Demikian pula dengan perilaku kecanduan game online termasuk
dalam perilaku. Perilaku kecanduan game online dapat diarahkan melalui
pembiasaan diri yang dilakukan oleh kesadaran diri bukan paksaan dari
orang lain, begitu pula dengan teknik manajemen diri yang membiasakan
seseorang agar selalu mengintropeksi diri atau memonitor diri,
menentukan perilaku mana yang hendak dirubah, dan mulai biasa
melakukannya dengan dukungan penghargaan diri dan kkontrak perjanjian
diri.
Maka dalam hal ini teknik manajemen diri dapat membantu subjek
untuk mengurangi kecanduan game online. Teknik manajemen diri dalam
modifikasi perilaku kali ini adalah suatu strategi pengubahan dan
pengembangan yang menekankan pentingnya ikhtiar adn tanggung jawab
pribadi untuk mengubah dan mengembangkan perilakunya sendiri.
Pengubahan perilaku ini dalam prosesnya lebih banyak dilakukan oleh
subjek yang bersangkutan, bukan diarahkan atau bahkan dipaksakan oleh
orang lain.

F. PENGUKUHAN YANG DIGUNAKAN


1. Penghargaan diri
Penghargaan diri digunakan untuk memperkuat atau menambah respon
yang diinginkan dan berfungsi mempercepat target tingkah laku yang
diinginkan muncul. Selain itu dapat membantu subjek mengatur dan
memperkuat perilakunya melalui konsekuensi yang dihasilkannya
sendiri.
2. Perjanjian dengan diri sendiri
Perjanjian dengan diri sendiri merupakan bentuk peneguhan dan
keyakinan diri bahwa diri akan melakukan serangkaian pengubahan
perilaku dengan seranagkaian perencanaan yang akan dilakukan
terhadap diri subjek sendiri.

182
Handout Modifikasi Perilaku…

G. RANCANGAN MODIFIKASI PERILAKU


No. Sasaran Kegiatan
1. I Mengumpulkan data tentang subjek seperti :
a. Identitas subjek
b. Kegiatan subjek
c. Keluhan subjek
2. II Memberikan subjek tugas-tugas untuk
menyusun manajemen diri bagaiaman cara
subjek mengurangi kegiatan bermain game
online.
3. III Monitoring subjek tentang pelaksanaan tugas-
tugas yang harus dikerjakan subjek pada
pertemuan sebelumnya. Mendiskusikan dengan
subjek tentang penghargaan diri apa yang akan
dilakukan oleh subjek ketika subjek telah
berhasil melakukan tugasnya.
4. IV Evaluasi dengan subjek tentang apa yang telah
dilakukan untuk mengurangi kecanduannya
terhadap bermain game online.

H. PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU


08 Mei 2017 Fokus : Mencari data tentang subjek dan identifikasi
masalah subjek.
Strategi : Menggali informasi melalui wawancara
dengan subjek.
Hasil : Diketahui bahwa subjek memiliki kecanduan
bermain game online sehingga bila subjek tidak
memenuhi keinginan untuk bermain game online subjek
merasakan kecemasan pada dirinya.
Evaluasi : Perlu diadakan observasi lanjutan terhadap

183
Handout Modifikasi Perilaku…

subjek, misal :
1. Mengunjungi warnet tempat biasa subjek
bermain
2. Mengunjungi tempat kost subjek
10 Mei 2017 Fokus : Observasi kegiatan subjek ketika bermain game
online.
Strategi :
1. Mengikuti subjek berkunjung ke warnet tempat
biasa subjek bermain game online.
2. Mengikuti subjek berkunjung ke tempat kost
subjek.
Hasil :
1. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan
oleh subjek ketika bermain game online.
2. Mengetahui tempat biasa subjek bermain game
online.
3. Mengetahui alamat kost subjek dan berkenalan
teman sekamar kost subjek.
Evaluasi : Diperlukan pembuatan kontrak diri yang
disusun oleh subjek untuk dirinya sendiri. Perlu
dilakukan kunjungan ke warnet tempat biasa subjek
bermain game online dan kost subjek.
13 Mei 2017 Fokus : Kontrak diri subjek tentang perjanjian
manajemen diri tentang kecanduan subjek terhadap
game online.
Strategi :
1. Mendatangi warnet yang menjadi tempat
bermain game online oleh subjek.
2. Membuat perjanjian dengan penjaga warnet
untuk memantau subjek

184
Handout Modifikasi Perilaku…

3. Membuat perjanjian dengan teman sekamar


(kost) subjek untuk memantau subjek
4. Subjek menyusun komitmen untuk diri sendiri
tentang kecemasan subjek ketika muncul
keinginan bermain game online, sehingga subjek
harus mampu mengendalikannya.
Hasil :
1. Mendapatkan contact person dari penjaga
warnet yang biasa subjek kunjungi
2. Mendapatkan contact person dari teman
sekamar (kost) subjek
3. Mendapatkan pernyataan komitmen dari subjek
Evaluasi : Perlu dilakukan monitoring terhadap
kegiatan subjek terkait bermain game online mulai dari
tanggal 14 – 15 Mei 2017
16 Mei 2017 Fokus : Monitoring kegiatan subjek selama tanggal 14
– 15 Mei 2017
Strategi : Mencari informasi tentang kegiatan subjek
yang berkaitan dengan bermain game online kepada
penjaga warnet dan teman sekamar (kost) subjek.
Hasil :
1. Informasi dari penjaga warnet, subjek hanya
berkunjung untuk bermain game online satu kali
dalam satu hari pada tanggal 15 Mei 2017
2. Informasi dari teman sekamar (kost), pada
tanggal 14 Mei 2017 subjek tidak berada di kost
pada malam hari. Pada tanggal 15 Mei 2017
subjek tidak berada di kost dari siang hari
sampai malam hari.
Evaluasi : Perlu dilakukan monitoring lanjutan pada

185
Handout Modifikasi Perilaku…

tanggal 16 – 17 Mei 2017


18 Mei 2017 Fokus : Monitorin kegiatan subjek selama tanggal 16 –
17 Mei 2017
Strategi : Mencari informasi tentang kegiatan subjek
yang berkaitan dengan bermain game online kepada
penjaga warnet dan teman sekamar (kost) subjek.
Hasil :
1. Informasi dari petugas warnet, subjek
berkunjung pada siang hari di tanggal 16 Mei
2017. Dan pada tanggal 17 Mei 2017 subjek
tidak berkunjung ke warnet.
2. Informasi dari teman sekamar (kost), subjek
pada tanggal 16 Mei 2017 tidak berada di kost.
Pada tanggal 17 Mei 2017 subjek dalam satu
hari penuh berada di kost.
Evaluasi : Perlu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan
subjek selama tanggal 14 – 17 Mei 2017
20 Mei 2017 Fokus : Monitoring dan Evaluasi kegiatan subjek
selama tanggal 14 – 17 Mei 2017
Strategi :
Pencocokan informasi yang telah didapatkan dari
petugas warnet dan teman sekamar (kost) dengan subjek
Hasil : Adanya kesamaan informasi dari petugas warnet
dan teman sekamar (kost) dengan komitmen yang telah
dibuat oleh subjek
Evaluasi :
1. Subjek berhasil melakukan pengendalian
kecemasan apabila tidak bermain game online,
hal ini dapat dikatakan bahwa subjek hanya
berkunjung dan bermain game online di warnet

186
Handout Modifikasi Perilaku…

hanya 1 kali kunjungan bahkan pada tanggal 17


Mei 2017 subjek tidak berkunjung ke warnet
untuk bermain game online.
2. Subjek membeli makanan favorit untuk dirinya
yang digunakan sebagai penghargaan diri.
3. Perlu dilakukan monitoring lanjutan mulai
tanggal 20 – 21 Mei 2017
22 Mei 2017 Fokus : Monitoring kegiatan subjek selama tanggal 20
– 21 Mei 2017
Strategi : Mencari informasi tentang kegiatan subjek
yang berkaitan dengan bermain game online kepada
penjaga warnet dan teman sekamar (kost) subjek.
Hasil :
1. Informasi yang didapatkan dari petugas warnet
bahwa pada siang hari dan malam hari tanggal
20 Mei 2017. Pada tanggal 21 Mei 2017 subjek
hanya berkunjung pada malam hari.
2. Informasi yang didapat dari teman sekamar
(kost), subjek pada tanggal 20 Mei 2017
seharian tidak berada di kost. Pada tanggal 21
Mei 2017 subjek tidak berada di kost dari sore
hari.
Evaluasi : Perlu dilakukan monitoring lanjutan mulai
tanggal 22 – 25 Mei 2017
26 Mei 2017 Fokus : Monitoring kegiatan subjek selama tanggal 22
– 25 Mei 2017
Strategi : Mencari informasi tentang kegiatan subjek
yang berkaitan dengan bermain game online kepada
penjaga warnet dan teman sekamar (kost) subjek.
Hasil :

187
Handout Modifikasi Perilaku…

1. Informasi yang didapatkan dari penjaga warnet


subjek pada tanggal 22 Mei 2017 tidak
berkunjung ke warnet. Pada tanggal 23 Mei
2017 subjek mengunjungi warnet pada malam
hari. Pada tanggal 24 Mei 2017 berkunjung ke
warnet pada malam hari. Pada tanggal 25 Mei
2017 subjek berkunjung dan bermain ke warnet
dari pagi sampai siang hari, namun subjek
kembali ke warnet pada sore hari sampai tengah
malam.
2. Informasi yang didapatkan oleh teman sekamar
(kost) subjek dari tanggal 22 Mei 2017 sampai
tanggal 24 Mei 2017 subybek seharian tidak
berada di kost. Subjek kembali ke kost ketika
sudah larut malam. Pada tanggal 25 Mei 2017,
subjek tidak berada di kost selama sehari pada
hari libur.
Evaluasi : Perlu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan
subjek selama tanggal 20 – 25 Mei 2017
27 Mei 2017 Fokus : Monitoring dan Evaluasi kegiatan subjek
selama tanggal 20 – 25 Mei 2017
Strategi : Pencocokan informasi yang telah didapatkan
dari petugas warnet dan teman sekamar (kost) dengan
subjek
Hasil : Adanya kesamaan informasi dari petugas warnet
dan teman sekamar (kost) dengan komitmen yang telah
dibuat oleh subjek
Evaluasi :
1. Subjek tidak berhasil mengikuti susunan
komitmen yang telah dibuat oleh subjek sendiri.

188
Handout Modifikasi Perilaku…

Hal ini terbukti pada tanggal 20 – 25 Mei 2017


subjek hampir setiap hari bermain game online,
terlebih pada tanggal 25 Mei 2017 subjek satu
hari penuh bermain game online.
2. Perlu diberikan strategi yang baru dan berbeda
agar tujuan yang diinginkan subjek tercapai.

I. KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh baik dari observer maupun dari subjek
untuk awal permulaan subjek melakukan komitmen yang telah dibuat
sendiri oleh subjek dengan baik dan sesuai. Subjek dianggap mampu
melakukan komitmen yang dibuat sendiri, terbukti dari awal pembuatan
komitmen hingga evaluasi pertama dilakukan subjek mampu melakukan
secara baik. Subjek mendapatkan penghargaan diri karena dianggap
mampu melaksanakan komitmen yang dibuat.
Namun setelah evaluasi pertama berlangsung subjek mulai enggan
melakukan komitmen yang telah dibuatnya. Terbukti dari data yang
didapat dari observer dan subjek menunjukkan kecanduan bermain game
online kembali. Subjek dirasa belum siap untuk mengatasi kecemasan diri
subjek dengan strategi yang dibuat dan disarankan. Perlu dikaji ulang
terhadap subjek untuk diberikan strategi baru sebagai cara menangani
kecemasan pada diri subjek.

189
Handout Modifikasi Perilaku…

KASUS VII

Hasil penerapan teknik modifikasi perilaku


dalam setting industri dan organisasi…
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : SN
Tempat, tanggal lahir : Tuban, 25 Januari 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Urutan kelahiran : Anak ke 3 dari 3 bersaudara
Pekerjaan : Administrasi

B. GAMBARAN PERMASALAHAN
SN adalah seorang karyawan bagian administrasi di PT. United
Tracktor cabang di Surabaya yang berada di Rungkut. SN bertempat
tinggal di perumahan Jemur Andayani gang 6. Akhir-akhir ini SN
mengalami beberapa permasalahan salah satu nya stress kerja akibat dari
kurangnya perencaan kerja yang baik, teman kerja yang menurutnya
kurang mendukung dalam pekerjaan, pencapaian belum diraih untuk
menjadi bagian dari karyawan yang tetap, tekanan dari atasan dan
keluarga. Namun SN berusaha agar bekerja semaksimal mungkin. Akibat
dari stress tersebut SN susah tidur dan akhirnya sering terlambat datang ke
kantor sampai-sampai SN mendapat teguran dari atasan mengenai hal itu.

C. JENIS DAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU


Pengelolaan diri merupakan upaya individu untuk
melakukan perencanaan, pemusatan perhatian, dan evaluasi terhadap
aktivitas yang dilakukan. Di dalamnya terdapat kekuatan psikologis yang
memberi arah pada individu untuk mengambil keputusan dan

190
Handout Modifikasi Perilaku…

menentukan pilihannya serta menetapkan cara-cara yang efektif dalam


mencapai tujuannya. Merriam& Caffarella (Knowles, 2003b:48)
Dengan demikian, teknik ini akan membantu subyek untuk
membuat daftar pekerjaan yang ingin diselesaikan, memprioritaskan
kegiatan menurut kepentingan dan urgensinya, menjadwalkan kegiatan
menurut peringkat prioritas, dan mengetahui siklus harian dan menangani
bagian pekerjaan yang paling menuntut untuk dikerjakan.
Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang
untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan
membentuk pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran
yang kacau akibat ketidakberdayaan seseorang dalam mengendalikan ego
yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri,
menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh.
Stres yang dikelola dengan menggunakan pelatihan relaksasi
seperti hipnotis, meditasi, dan biofeedback akan membuat tubuh individu
mencapai keadaan yang rileks, fisik menjadi santai, dan melepaskan
ketegangan akibat tekanan kerja.
Meningkatkan Latihan Fisiksa salah satu teknik pengolahan
stres dengan meningkatkan latihan fisik seperti aerobik, berjalan,
berjoging, berenang, dan bersepeda akan meningkatkan kapasitas
jantung,menurunkan laju detak jantung, memberikan pengalihan mental
dari tekanan kerja, dan menawarkan cara melepaskan energi-energi negatif
akibat tekanan kerja
Selain ketiga teknik tersebut, ternyata kehadiran orang-orang
terdekat bagi individu akan mengurangi ketegangan yang dirasakan
individu dalam hal ini dukungan orang-orang yang berada dilingkungan
sekitar dapat menjadi alternatif untuk mengola stres kerja (Robbins, 2003).

191
Handout Modifikasi Perilaku…

D. PENGUKUHAN YANG DIGUNAKAN


1. Activity
Activity merupakan suatu kegiatan pengalihan dengan cara yang
menyenangkan berupa nonton TV, melihat buku, dibacakan dongeng,
mendengarkan musik kesukaan, melakukan hal-hal yang disukai
seperti olahraga, memainkan alat music dll

E. RANCANGAN MODIFIKASI PERILAKU


NO SASARAN KEGIATAN
1 i Mengumpulkan data tentang subjek seperti :
d. Identitas subjek
e. Kegiatan subjek
f. Keluhan subjek
2 ii Memberi subyek tugas untuk membuat manajemen
waktu, membuat daftar pekerjaan yang ingin
diselesaikan, memprioritaskan kegiatan menurut
kepentingan dan urgensinya, menjadwalkan
kegiatan menurut peringkat prioritas, dan
mengetahui siklus harian dan menangani bagian
pekerjaan yang paling menuntut untuk dikerjakan.
3 iii Memberi subyek tugas untuk membuat jadwal
relaksasi dan relaksasi yang seperti apa yang dipilih.
4 iv Memberi subyek tugas untuk membuat jadwal latian
fisik dan olahraga seperti apa yang di pilih
5 v Monitoring subjek tentang pelaksanaan tugas-tugas
yang harus dikerjakan subjek pada pertemuan
sebelumnya.

192
Handout Modifikasi Perilaku…

F. PELAKSANAAN MODIFIKASI PERILAKU


06 Juni 2017 Fokus : Mencari data tentang subjek dan identifikasi
masalah subjek.
Strategi : Menggali informasi melalui wawancara
dengan subjek.
Hasil : Diketahui bahwa subjek memiliki masalah
dengan pekerjaannya
Evaluasi : Perlu diadakan observasi lanjutan terhadap
subjek, misal :
3. Mengunjungi tempat kost subjek
07 Juni 2017 Fokus : Memberi tugas subyek membuat manajemen
Pagi waktu, menentukan jadwal relaksasi, dan memilih
olahraga yang di pilih
Strategi :
- Datang ke tempat tinggal subyek
Hasil : -
Evaluasi : -
07 Juni 2017 Fokus : Melihat rancangan tugas-tugas yang dibuat
Malam oleh subyek dan membuat jadwal perencaan tugas
dimulai.
Strategi : Mengecek rancangan tugas-tugas yang dibuat
oleh subyek
Hasil :
4. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan
oleh subjek selama dikantor
5. Mengetahui tempat subyek bekerja dan alamat
tempat tinggal subyek
6. Mengetahui olahraga apa saja yang dipilih
subyek dan relaksasi apa
7. Mengetahui jadwal di lakukannnya relaksasi dan

193
Handout Modifikasi Perilaku…

olahraga
Evaluasi : perlu dilakukan monitoring mulai tanggal 9
juni 2017 – 11 juni 2017
09 Juni 2017 Fokus : Melihat hasil pekerjaan subyek dikantor
Strategi : Menyuruh subyek memfotocopy hasil
pekerjaannya di kantor
Hasil :
Subyek menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan
memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting
Evaluasi : subyek merasa lebih tenang, karena tidak
dikejar-kejar deadline pekerjaan kantor
10 Juni 2017 Fokus : Melakukan relaksasi
Strategi : Memutar musik yang menenangkan
Hasil : Subyek mengaku tenang
Evaluasi : Perlu tetap melakukan kegiatab sesuai
rencana meskipun sudah merasa tenang
11 Juni 2017 Fokus : Olahraga
Strategi : Mengajak olahraga subyek di Car Free Day
Hasil : -Subyek datang tepat waktu di tempat yang
sudah di tentukan
- Subyek dengan semangat melakukan
kegiatannya
Evaluasi : Subyek mengaku lebih tenang dan merasa
kegiatannya lebih terarah.

194
Handout Modifikasi Perilaku…

G. KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh subyek melakukan kegiatannya dengan
baik. Subyek merasa lebih tenang, hal ini terlihat dari sikap subyek yang
mengaku lebih tenang ketika selesai kegiatan yang dilakukan,
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasannya tidak molor dan
subyek merasa kegiatanya lebih terarah. Subyek juga mengaku akan terus
melakukan hal ini agar subyek tidak mengalami stress kerja lagi.

195
Handout Modifikasi Perilaku…

DAFTAR PUSTAKA

Durand V Mark. Dkk. 2006. Psikologi abnormal edisi ke empat.USA. Pustaka


Pelajar.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-
ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf diakses
pada tanggal 14 mei 2017 pukul 19.00 wib

Irwanto, Elia, H., Hadisoeparno, A., Priyani, R.MJ., Wismanto, B.Y., dan
Fernandes. C. 1994. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.

Martin, Gery dan Pear, Joseph, 1992, Behavior Modification, Prentice-hall


International Editions.

Modul Modifikasi Perilaku Gabungan Kelompok Kelas

Nevid, Jeffrey s. 2003. Psikologi abnormal. Jakarta. Erlangg

Nurhidayati, Titin. Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov (Classical


Conditioning ) Dalam Pendidikan. Jurnal Falasifa. Vol. 3, No. 2012

Parenting.co.id/usia-sekolah/waktu+tidur+ideal+anak

Purwata, Edi. 2012. Modifikasi perilaku. Yogyakarta.Pustaka Pelajar

Soekaji.S.1983.Modifikasi Perilaku:Penerapan sehari-hari dan Penerapan


Profesional.Liberty,Yogyakarka

196
Handout Modifikasi Perilaku…

Winterstein, A. P. (2009). Athletic training student primer: A foundation for


success. Thorofare, NJ: SLACK Inc.

197

Anda mungkin juga menyukai