KATA PENGATAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah sehingga penyusun dapat
menyelesaikan HAND OUT MODIFIKASI PERILAKU.
Penyusun
i
Handout Modifikasi Perilaku…
DAFTAR ISI
ii
Handout Modifikasi Perilaku…
iii
Handout Modifikasi Perilaku…
BAB I
Teknik-Teknik
Modifikasi Perilaku
1
Handout Modifikasi Perilaku…
TOPIK I
2
Handout Modifikasi Perilaku…
3
Handout Modifikasi Perilaku…
4
Handout Modifikasi Perilaku…
5
Handout Modifikasi Perilaku…
6
Handout Modifikasi Perilaku…
1. SHAPING (Pembentukan)
Shaping digunakan untuk mengembangkan perilaku sasaran bahwa
seseorang saat ini tidak menunjukkannya. Shaping didefenisiskan sebagai
penguat diferensial aproksimasi dari perilaku sasaran sampai orang
menunjukkan perilaku sasaran tersebut. Penguatan diferensial melibatkan
prinsip-prinsip dasar penguatan dan kepunahan. Penguatan diferensial
terjadi ketika salah satu perilaku tertentu diperkuat dan semua perilaku
lainnya tidak diperkuat dalam situasi tertentu. sebagai hasil, perilaku yang
7
Handout Modifikasi Perilaku…
a. Penerapan Shaping
Di dalam penerapannya, Shaping dapat digunakan untuk :
1) Menghasilkan perilaku baru
2) Mengembalikan perilaku sebelumnya
3) Mengubah beberapa dimensi perilaku yang ada
Contoh menarik dari pembentukan perilaku manusia dalam
pengaturan rehabilitasi medis di gambarkan oleh O‟neill dan
Gardner (1983)
1) Mendapati Mrs. F berjalan lagi.
Satu kasus yang melibatkan Mrs. F seorang wanita 75 tahun
yang menjalani operasi penggantian pinggul. Berjalan sendiri lagi,
ia membutuhkan terapi fisik; Khusus , dia harus berjalan diantara
dua palang sejajar mendukung dirinya dengan tangannya pada bar.
Namun Mrs. F menolak untuk berpartisipasi dalam terapi fisik.
Karena Mrs.F saat ini tidak menunjukkan perilaku sasaran, O‟Neill
dan Gardner memutuskan untuk menggunakan shaping. Sasaran
8
Handout Modifikasi Perilaku…
9
Handout Modifikasi Perilaku…
10
Handout Modifikasi Perilaku…
2. CHAINING
Sebagaimana telah kita lihat, dukungan digunakan untuk
membangkitkan suatu perilaku, dan transfer kontrol stimulus digunakan
untuk menghilangkan petunjuk dan mendapatkan perilaku yang terjadi di
dalam kehadiran stimulus diskriminatif yang relevan (SD). Seringkali,
prosedur ini digunakan untuk mengembangkan diskriminasi sederhana, di
mana satu tanggapan terjadi di hadapan satu (SD). Sebagai contoh,
seorang pemain bisbol mengayunkan tongkat untuk memukul bola bisbol.
Seorang siswa membaca kata tersebut dengan benar. Anda menancapkan
kabel listrik ke stopkontak yang tepat. Anda mengatakan "Terima Kasih"
ketika seseorang memberi Anda sesuatu. Masing-masing satu contoh
melibatkan perilaku yang terjadi dalam situasi yang benar. Namun
demikian, banyak situasi memerlukan perilaku kompleks yang memiliki
beberapa komponen tanggapan. Sebuah perilaku kompleks yang terdiri
dari banyak komponen perilaku yang terjadi bersama-sama secara
berurutan disebut rantai perilaku.
1) Rantai Perilaku
Rantai perilaku adalah sebuah perilaku kompleks yang terdiri
dari banyak komponen perilaku yang terjadi bersama-sama secara
berurutan.
Dalam suatu kegiatan terdapat perilaku atau tindakan yang
harus dilakukan secara berurutan. Misalnya saja saat ingin memakan
permen karet, kita harus melakukan tindakan yang secara berurutan.
1) Mengambil permen karet di dalam saku
2) Mengeluarkan 1 pak permen karet
3) Menarik sebungkus permen karet
4) Menyobek bungkusnya
11
Handout Modifikasi Perilaku…
12
Handout Modifikasi Perilaku…
c. Backward Chaining
Backward chaining adalah prosedur pelatihan intensif
pada murid dengan kemampuan rendah. Dengan backward
chaining, anda menggunakan pendorong dan penghilangan untuk
mengajarkan perilaku tadi pada rangkaian pertama. Setelah
perilaku tadi dikuasai dan murid menunjukkan dua perilaku tadi
dalam rangkaian tanpa dorongan, menandai perilaku berikutnya
untuk diajarkan. Keberlanjutan ini berlangsung sampai murid
dapat menunjukkan keseluruhan ketika ditampilkan dengan
stimulus determinan yang pertama dari rangkaian perilaku tanpa
ada dorongan. Sebagai contoh, mengingat penggunaan backward
chaining untuk mengajar Jerry, lelaki muda dengan
keterbelakangan mental berat, bagaimana melepas anak panah
pada papannya.
13
Handout Modifikasi Perilaku…
d. Forward Chaining
Mirip dengan backward chaining dalam mengajarkan
satu komponen dari rangkaian pada suatu waktu dan kemudian
rangkai komponen bersama-sama dorongan dan penghilangan
dalam mengajarkan hubungan dengan SD pada masing-masing
langkah dalam rangkaian. Perbedaan forward chaining dan
backward chaining adalah terletak pada permulaan latihan.
1) Persamaan forward chaining dan backward chaining
a) Keduanya digunakan untuk mengajarkan rangkaian
perilaku.
b) Untuk menggunakan kedua prosedur tersebut. Harus
mengarahkan analisis tugas yang memecahkan
rangkaian dalam stimulus respon komponen.
c) Keduanya mengajarkan satu perilaku pada satu waktu
dan merangkai perilaku secara bersama-sama.
d) Kedua prosedur menggunakan dorongan dan
penghilangan untuk mengajarkanmasing-masing
komponen.
2) Perbedaan forward chaining dengan backward.
a) Forward chaining mengajarkan komponen pertama
terlebih dahulu sedangkan backward chaining
sebaliknya.
b) Dengan backward chaining murid melengkapi
rangkaian pada setiap latihan dan menerima natural
reinforcer dalam setiap latihan pada forward chaining
yang terjadi adalah sebaliknya.
14
Handout Modifikasi Perilaku…
15
Handout Modifikasi Perilaku…
g. Picture Prompts
Strategi lain yang digunakan untuk membantu
mengarahkan penyelesaian pekerjaan kompleks dari Rangkaian
Perilaku dengan tepat adalah dengan menggunakan strategi Picture
Prompts. Dalam menggunakan strategi ini, anda membuat gambar
outcome (bentuk/ hasil akhir yang diinginkan) dari setiap perilaku
atau gambar seseorang yang sedang melakukan setiap perilaku
dalam pekerjaan yang diinginkan. Gambar-gambar ini kemudian
digunakan untuk membantu/mendorong learner untuk melakukan
tindakan/perilaku yang terdapat pada gambar-gambar tersebut
dengan urutan yang benar. Agar metode ini dapat berjalan dengan
efektif, learner harus melihat pada gambar-gambar dengan urutan
yang benar dan setiap gambar harus memiliki kendali stimulus
yang mengalahkan/ melebihi perilaku/ tindakan yang digambarkan.
h. Self-Instructions
Learner juga dapat diarahkan untuk melakukan suatu
pekerjaan kompleks dengan menggunakan self-generated Verbal
Prompts (arahan/dorongan verbal yang berasal dari diri sendiri).
Pada prosedur ini, anda mengajarkan learner untuk memberikan
arahan/dorongan atau instruksi verbal pada diri mereka sendiri
sehingga mereka dapat melakukan serangkaian perilaku dengan
urutan yang benar. Agar prosedur ini dapat berjalan dengan baik,
learner harus mampu untuk mengingat kalimat-kalimat self-
instructions tersebut, menyebutkannya pada waktu yang tepat, dan
secara tepat mengikuti/melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
self-instructions-nya (seperti pada metode Picture Prompts, self-
instructions harus memliki kendali stimulus yang mengalahkan/
16
Handout Modifikasi Perilaku…
i. Prosedur Chaining
a) Bacward chaining : Mengajarkan perilaku pertama dalam
rantai pertama, dan kemud mengajarkan setiap perilaku
sebelumnya secara berantai.
b) Forward chaining : Mengajarkan perilaku pertama pada rantai
pertama, dan kemudian mengajarkan perilaku berikutnya secara
berantai
c) Written task analysis : Menggunakan deskripsi atau tulisan
dalam setiap langkah menganalisis tugas sebagai petunjuk.
d) Picture prompts : Menggunakan gambar dalam setiap langkah
analisis tugas sebagai Petunjuk.
e) Total teks presentation : Meminta seluruh stimulus respon
dalam setiap percobaan belajar.
17
Handout Modifikasi Perilaku…
j. Penerapan
a) Kamu telah disewa oleh sebuah agency yang menyediakan
layanan rehabilitasi untuk orang yang telah menderita
kerusakan otak dari luka di kepala. Orang-orang tersebut
sering belajar tentang kemampuan dasar secara terus
menerus. Salah satu kemampuan yang harus diajarkan adalah
“bed-making”. Langkah pertama adalah mengembangkan
analisa tentang “bed-making”. Menyediakan tugas analisa
untuk “bed-making”. Pastikan untuk memasukkan
komponen-komponen yang bisa merangsang respon.
b) Sekali kamu mendapat perkembangan tugas analisis
kompleks untuk “bed-making”, kamu harus memilih sebuah
rangkaian prosedur dan melaksanakan prosedur tersebut.
Kamu menentukan untuk memakai rangkaian depan. Jelaskan
penggunaan dari rangkaian depan untuk mengajar tugas dari
“bed-making”.
c) Salah satu orang dengan kerusakan otak yang telah
mengalami perusakan yang serius pada memori. Keesokan
harinya setelah dia mempelajari tugas tersebut, dia tidak bisa
mengingat kebiasaan “bed-making”. Kamu memutuskan
bahwa kamu akan menggunakan gambar yang berkaitan
dengan analisa untuk membantunya membuat “bed” nya
setiap hari. Jelaskan bagaimana kamu akan menggunakan
gambar itu dan bagaimana kamu akan menggunakan gambar
itu dengan orang tersebut.
18
Handout Modifikasi Perilaku…
3. TOKEN EKONOMI
Token Ekonomi dalah sebuah program dimana sekelompok
individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan
muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer.
Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku yang
dirancang untuk meningkatkan perilaku yang disukai dan mengurangkan
perilaku yang tidak disukai dengan menggunakan token atau koin(Ayllon,
1999).
Ada tiga karakteristik dasar yang dimiliki token economy sebagai
suatu program dalam modifikasi perilaku, yaitu :
1) Perilaku yang akan diperkuat dipaparkan dengan jelas.
2) Prosedur yang digunakan adalah dengan memberikan reinforcing
stimuli (token) saat perilaku target muncul.
3) Aturan yang ada direncanakan untuk mengatur pertukaran token untuk
setiap objek atau peristiwa yang akan diperkuat.
19
Handout Modifikasi Perilaku…
20
Handout Modifikasi Perilaku…
21
Handout Modifikasi Perilaku…
2) Kelemahan.
a) Kurangnya pembentukan motivasi renforce, karena token
merupakan dorongan dari luar diri.
b) Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh
pendukung / back up reinforce.
c) Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan
dan menerima token.
d) Bentuk token ekonomi bermacam-macam, tidak harus
berupa token tetapi dapat berupa stiker, tanda bintang dan
tanda penghargaan, point atau item lainnya.
22
Handout Modifikasi Perilaku…
TOPIK II
23
Handout Modifikasi Perilaku…
2. Prosedur Penghapusan
a. Pengertian Prosedur Penghapusan
Prosedur penghapusan (extinction) adalah prosedur
menghentikan pemberian penguatan pada perilaku yang semula
dikuatkan sampai ke tingkat sebelum perilaku tersebut dikuatkan.
Beberapa perilaku yang memerlukan prosedur penghapusan seperti
tindakan mengacaukan kelas, tindakan agresif, amarah yang
berlebihan, perilaku bukan belajar, dan membual. Contoh
sederhananya adalah Andi selalu melompat-lompat di atas tempat
duduknya sambil berteriak-teriak ketika ia ingin menjawab
pertanyaan dari gurunya. Hal itu ia lakukan supaya mendapatkan
perhatian semua orang di kelas. Gurunya ingin merubah perilaku
24
Handout Modifikasi Perilaku…
25
Handout Modifikasi Perilaku…
26
Handout Modifikasi Perilaku…
27
Handout Modifikasi Perilaku…
28
Handout Modifikasi Perilaku…
29
Handout Modifikasi Perilaku…
30
Handout Modifikasi Perilaku…
31
Handout Modifikasi Perilaku…
32
Handout Modifikasi Perilaku…
33
Handout Modifikasi Perilaku…
34
Handout Modifikasi Perilaku…
35
Handout Modifikasi Perilaku…
36
Handout Modifikasi Perilaku…
37
Handout Modifikasi Perilaku…
1. PROSEDUR HUKUMAN
Prosedur hukuman adalah suatu prosedur yang umumnya dicadangkan
perilaku-perilaku yang tak-adaptif, seperti perilaku destruktif terhadap diri
sendiri mupun terhadap lingkungan, dan perilaku-perilaku negatif lain
yang terus menerus mengganggu fungsi adaptif seseorang atau orang-
orang lain disekitarnya.
Seperti pada prosedur pengukuhan, hukuman didefinisikan dari efek
terhadap perilaku yang diikutinya. Contoh : Bila bentakan ayah
menghentikan berulangnya perilaku rewel anak, maka bentakan tersebut
adalah hukuman. Bila bentakan ini menimbulkan perilaku rewel berulang,
maka bentakan ini adalah pengukuh.
Hukuman diberikan untuk menyadarkan individu bahwa perbuatan
yang dilakukan salah, membentuk pribadi yang baik dan menanamkan
tanggung jawab kepada individu atas konsekuensi dari kesalahan atau pun
pelanggaran yang dilakukan. Dalam teori Skinner hukuman dibagi menjadi
dua yaitu
a. Hukuman positif (positif punishment)
Adalah berkurangnya perilaku ketika diikuti dengan rangsangan yang
tidak menyenangkan. Contoh : seorang anak sekolah dasar yang ketahuan
menyontek oleh gurunya diberi hukuman dengan menyuruh untuk berdiri di
38
Handout Modifikasi Perilaku…
depan kelas dengan mengangkat kaki satu dan tangannya memegang telinga
secara menyilang.
39
Handout Modifikasi Perilaku…
berjalan bibir padanya dan berkata dengan suara tegas, "Kamu tidak
menulis di dinding. Sekarang j'OU harus membersihkan ini." Dia Punya
bucker deterjen dan air, mengambil Allison ke tempat yang ia ditandai
pada dinding, memberinya kain sabun, dan menyuruhnya dekan dinding.
Dia stooc dan mengawasinya bersih tapi tidak mengatakan apapun hal
lagi padanya .
Dia mengabaikan mengeluh dan fisik mendorong dia untuk con
tinue jika dia berhenti membersihkan. Setelah Allison telah dibersihkan
tanda krayon dari dinding, ia membawanya ke dinding lain di dapur dan
menyuruhnya membersihkan dinding yang juga. Lagi dia tidak
berinteraksi dengan dia kecuali untuk menyediakan guidalice fisik jika
dia berhenti", sekitar 15 menit dari membersihkan, dia mengatakan
kepada AIison dia melakukan dan bahwa dia lagi sebagai hasil dari
prosedur ini, Allison kurang kemungkinan untuk menandai pada awal,
ketika dia marah. IIzzer sebelah tempat tidur Simon membangunkannya.
mengompol. buzzer diaktifkan oleh sensor di sebuah pada ditempatkan
tempat tidurnya; sensor mendeteksi cairan (urine). Juga ketukan bel,
Simon datang ke kamarnya dan menyuruhnya untuk mengubah piyama
dan lembar nya membawa mereka ke ruang cuci, menyeka dan
menempatkan lembar bersih di tempat tidur. Setelah Si boneka " ini, "ibu
mengatakan kepadanya, ia harus berlatih bangun tidur di malam hari dan
pergi ke kamar mandi.
Menurut 10 instruksi nya, Simon tiba di tempat tidur di bawah
caver 'kemudian melepas selimut nya, punya bibir, berjalan ke kamar
mandi, dan berdiri di depan LUI biarkan. Meskipun Simon campi
berbaris, ibunya membuatnya menyelesaikan perilaku Lell ini kali
sebelum kembali ke meresap. Setelah dia selesai berlatih, katanya nighl
baik dan mengingatkannya untuk mendapatkan TTL 'dan pergi ke kamar
mandi waktu berikutnya ia harus pergi di setelah beberapa minggu dari
prosedur ini, Simon jarang membasahi tempat tidurnya. Di masing-
masing dua kasus ini, masalah perilaku menurun dengan lipatan April
kontingen kegiatan permusuhan. Bergantung pada masalah perilaku, anak
wasmade untuk crlgage dalam suatu kegiatan tidak menyenangkan.
Akibatnya, masalah perilaku kurang mungkin terjadi di masa depan.
40
Handout Modifikasi Perilaku…
41
Handout Modifikasi Perilaku…
tertunda yang diberikan secara langsung dengan jeda waktu yang tidak
lama setelah melakukan suatu kesalahan.
Menurut Sumber (Miltenberger.2012.Behavior Modification:
Principle and Prosedures 5th Ed. USA: Wadsworth, Cengage
Learning). Positive dan negatif hukuman, Ada dua vuriations
prosedural dasar hukuman: positif dan negative. Perbedaan antara
positif < '' hukuman negative ditentukan oleh konsekuensinya perilaku.
Hukuman positif didefinisikan sebagai berikut. : Terjadinya perilaku
diikuti oleh presentasi dari sebuah stimulus menghasilkan, perilaku
sakit masa depan. hukuman negatif didefinisikan sebagai Terjadinya
behavior2 diikuti oleh penghapusan stimulus Hukuman memperkuat
dan hasil dari perilaku kurang terjadi di masa depan.
42
Handout Modifikasi Perilaku…
3. STIMULUS AVERSIF
Stimulus aversif adalah stimulus yang tidak menyenangkan, tidak
diharapkan dan selalu dihindari oleh organisme. Perilaku yang di ikuti
dengan stimulus aversif akan memperkecil kemungkinan di ulanginya
perilaku tersebut pada masa-masa selanjutnya. Skinner menyebutkan bahwa
ada dua metode yang berbeda sehubungan dengan penggunaan stimulus
aversif ini, yakni pemberian hukuman (punishment) dan perkuatan negative.
Contoh : Seorang anak kecil yang menangis dan mengamuk karena
menginginkan mainan, lalu orang tuanya memukul anak kecil tersebut,
sehingga ia berhenti menangis karena takut akan dipukul orang tuanya.
Stimulus : ia dipukul orang tuanya. Perilaku yang diulang : ia tidak lagi
menangis dan mengamuk karena takut dipukul orang tuanya.
Stimulus dapat berfungsi sebagai hukuman biasanya bila stimulus
ini aversif (tidak menyenangkan). Ada dua macam stimulus aversif :
yang tak bersyarat dan yang bersyarat.
43
Handout Modifikasi Perilaku…
44
Handout Modifikasi Perilaku…
45
Handout Modifikasi Perilaku…
46
Handout Modifikasi Perilaku…
7. PERINGATAN AKHIR
Peringatan akhir dikembangkan oleh Foxx dan Azrin (1972,
1973) untuk mengurangi agresivitas dan perilaku mengganggu. Diatur
dengan situasi orang-orang dengan mental yang lemah. Prosedur
hukuman cenderung efektif seketika, sehingga dikukuhkan dan
berualang, bahkan sering terlalu banyak diterapkan. Efek samping
negative prosedur pemberian hukuman cenderung terbentuk lebih
lambat dari pada efek positifnya. Karena pembentukan negatif ini
tertunda, orang lalu tidak menghubungkannya dengan hukuman.
Pada peneraoan prosedur hukuman yang perlu dimonitor tidak
hanya perilaku sasaran yang akan dikurangi atau dihilangkan, tetapi
juga perilaku-perilaku sampingan yang timbul. Menghindarkan subjek
atau menjaga subyek jangan sampai terkena hukuman, yaitu dengan
memberi peringatan dengan menyesuaikan tugas dengan kemampuan
dan memberi jalan keluar yang wajar bagi kebutuhan-kebutuhan dari
pada menerapkan hukuman.
Penelitian telah memiliki dokumen yang menyatakan
kefektivan dari pemberian peringatan akhir untuk mengurangi perilaku
47
Handout Modifikasi Perilaku…
48
Handout Modifikasi Perilaku…
49
Handout Modifikasi Perilaku…
TOPIK III
A. PEMBIASAAN
1. Pengertian
Perilaku kebiasaan sering tidak mengganggu untuk sebagian besar
fungsi sosial seseorang. Mereka lebih cenderung mengganggu orang lain di
kehidupannya. Namun, dalam beberapa kasus frekuensi atau intensitas
50
Handout Modifikasi Perilaku…
Kebiasaan Gugup
Perilaku menggigit kuku, adalah jenis umum dari kebiasaan gugup.
Contoh lain dari kebiasaan gugup termasuk memutar-mutar atau membelai
rambut (atau kumis atau jenggot), menekan pensil, mengunyah pena atau
pensil, mengisap ibu jari, berulang-ulang memanipulasi klip kertas atau item
serupa, gemerincing uang di saku , lipat atau merobek kertas (seperti serbet di
sebuah restoran), dan manipulasi berulang lainnya dari benda (Woods,
Miltenberger, & Flach, 1996). Kebiasaan gugup melibatkan pengulangan,
perilaku manipulatif yang diyakini paling mungkin terjadi ketika pengalaman
orang meningkatkan ketegangan saraf.Kebiasaan gugup biasanya tidak
melayani setiap fungsi sosial bagi orang; misalnya, mereka tidak diperkuat
oleh orang lain dalam kehidupan seseorang. Sebaliknya, diyakini bahwa
mereka mengurangi ketegangan saraf. Dalam beberapa kasus, kebiasaan
gugup dapat melayani fungsi stimulasi diri (Ellingson, Miltenberger, Stricker,
Garlinghouse, et al, 2000;. Rapp, Miltenberger, Galensky, Ellingson & Long,
1999; Woods & Miltenberger, 1996b). Kebiasaan gugup dapat terjadi saat
aktivitas fungsional sukarela lainnya yang terjadi. Dalam kebanyakan kasus,
kebiasaan gugup melibatkan penggunaan tangan. Mereka mungkin juga
melibatkan perilaku oral seperti menggigit bibir, di mana seseorang
menggiling atau mengepalkan gigi atas dan bawah bersama-sama.
Banyak kebiasaan gugup tidak menimbulkan masalah bagi orang
kecuali frekuensi atau intensitas perilaku menjadi ekstrim. Misalnya, sesekali
mengunyah pena tidak ada masalah, tapi jika mengunyah pena sepanjang hari
51
Handout Modifikasi Perilaku…
atau berlangsung ratusan dalam sehari adalah masalah karena frekuensi yang
berlebihan dari perilaku. Demikian juga, sesekali menggigit kukumungkin
tidak menjadi masalah bagi kebanyakan orang, tapi jika menggigit kuku
terlalu sering akan menjadi suatu masalah. Ketika frekuensi atau intensitas
kebiasaan gugup menjadi ekstrim, orang sering mencari bantuan untuk
menghilangkannya. Teng, Woods, Twohig, dan Marcks (2002) telah
menggunakan fokus masalah perilaku yang berulang untuk merujuk ke
kebiasaan gugup (seperti menggigit kuku, memetik kulit,menggigit kulit, kulit
menggaruk, danmenggigit kulit) yang mengakibatkan kerusakan fisik atau
evaluasi sosial yang negatif.
52
Handout Modifikasi Perilaku…
Selain tics motorik, beberapa orang mengalami tics vokal. Sebuah tic
vokal adalah suara vokal berulang yang tidak melayani fungsi sosial. Contoh
tics vokal adalah membersihkan tenggorokan ketika tidak ada alasan untuk
membersihkan tenggorokan dan batuk ketika orang itu tidak sakit. Tics vokal
juga dapat melibatkan suara atau kata-kata. Dalam satu kasus, seorang anak
sekolah dasar yang telah merasakan dingin untuk jangka waktu yang lama
terus batuk dan sering berdeham meskipun rasa dinginnya telah pergi.
(Wagaman, Miltenberger, & Williams, 1995).
Gangguan Tourette adalah gangguan tic yang melibatkan beberapa
motorik dan gangguan vokal tics.Tourette dan gangguan tic lainnya saat ini
diyakini disebabkan oleh interaksi yang kompleks dari faktor genetik dan
neurobiologis serta peristiwa lingkungan (Lechman & Cohen, 1999). Seorang
anak didiagnosis dengan gangguan Tourette ketika dua atau lebih tics
(termasuk setidaknya satu tic vokal) terjadi selama minimal 1 tahun.
Gangguan Tourette dianggap sebagai gangguan seumur hidup karena serangan
di masa kecil.
Gagap
Di contoh ketiga, Barbara menunjukkan gagap, sebuah tipe gangguan
berbicara yang mana seseorang mengulang kata-kata atau suku kata,
memperpanjang suara dari kata atau suku kata, atau berhenti pada satu kata
(membuat tidak ada suara untuk waktu yang lama ketika mencoba untuk
mengatakan sebuah kata). Gagap sering terjadi pada anak kecil ketika mereka
belajar menggunakan bahasa untuk pertama kalinya.Namun banyak anak
tumbuh tanpa suatu masalah.Gagap seringkali berlanjut dari masa anak dan
dewasa dalam berbagai tingkat keparahan.Dalam beberapa kasus, itu hampir
tak terlihat; yang lainnya, mengganggu produksi bicara.Orang sering mencari
pengobatan ketika gagap mereka cukup parah untuk menggambarkan
perhatian kepada mereka ketika mereka berbicara.
Masing-masing gangguan kebiasaan diatas telah diobati dengan sukses
dengan prosedur modifikasi perilaku yang disebut dengan prosedur
53
Handout Modifikasi Perilaku…
2. Prosedur Pelaksanaan
Azrin dan Nunn (1973) mengembangkan program pengobatan untuk
menghilangkan kebiasaan kecemasan and tics.Mereka disebut pengobatan
pembalikan kebiasaan yang multi komponen. Dalam pencarian berikutnya,
Azrin dan Nunn dan banyak peneliti lain menunjukkan efektivitas dari
prosedur pembalikan kebiasaan untuk mengobati berbagai gangguan
kebiasaan termasuk kebiasaan kecemasan, tics dan gagap. (Azrin, & Nunn,
1974, 1977 : Azrin, Nunn, & Frantz, 1980a ; Finney, Rapoff, Hall, &
Christopherson, 1983 : Miltenberger & Fuqua, 1985a ; Wagaman,
Miltenberger, & Arndorfer, 1993).
Prosedur pembalikan kebiasaan diimplementasikan dalam sesi terapi
dengan klien yang menunjukkan gangguan kebiasaan.Klien kemudian
mengimplementasikan prosedur yang diajarkan dalam sesi untuk mengontrol
kebiasaan yang terjadi diluar sesi.Dalam prosedur pembalikan kebiasaan,
orang dengan kebiasaan (tic atau gagap) yang pertama diajarkan untuk
menggambarkan perilaku-perilaku yang terlibat dalam kebiasaan.Setelah
mempelajari definisi dari perilaku kebiasaan, klien belajar untuk
mengidentifikasi ketika kebiasaan terjadi atau ketika semua yang berhubungan
dengan itu terjadi.Prosedur ini merupakan komponen pelatihan kesadaran dari
pembalikan kebiasaan.Klien kemudian belajar sebuah respon bersaing (sebuah
perilaku yang tidak sesuai dengan perilaku kebiasaan) dan mempraktikkan
respon bersaing di sesi setelah masing-masing kebiasaan terjadi. Selanjutnya,
klien akan mengimajinasikan situasi dimana ia akan menggunakan respon
bersaing diluar sesi untuk menghambat kebiasaan. Akhirnya, klien
diinstruksikan untuk menggunakan respon bersaing diluar sesi setiap kali
kebiasaan terjadi atau ketika semua yang berhubungan dengan itu
terjadi.Prosedur ini merupakan pelatihan respon bersaing. Orang lain (seperti
orang tua atau pasangan) diperintahkan meminta klien untuk menggunaka
54
Handout Modifikasi Perilaku…
3. Penerapan
Perbedaan utama antara prosedur pembalikan kebiasaan untuk berbagai
jenis kebiasaan yang menyimpang adalah respon bersaing yang alami.
Perbedaan dari respon bersaing harus dipilih secara specifik dari bagian
kebiasaan, tic,atau gagap yang ditunjukkan oleh klien. Kita sekarang
mempertimbangkan perbedaan cara kebiasaan pembalikan yang diterapkan
pada berbagai jenis gangguan berikut :
Kebiasaan gugup
Sejumlah peneliti telah mengevaluasi kebiasaan pembalikan untuk
mengobati kebiasaan gugup (Azrin, Nunn, & Frantz-Renshaaw, 1980, 1982;
55
Handout Modifikasi Perilaku…
Miltenberger & Fuqua, 1985a; Nunn & Azrin, 1976; Rapp, Miltenberger,
Long, Ellioutt, & Lumley, 1998; Rosenbaum & Ayllon, 1981a, 1981b;
Twohig & Woods, 2002; Woods, Milterberger, & Lumley, 1996; Woods et
al., 1999). Kebiasaan gugup diperlakukan dengan prosedur pembalikan
kebiasaan termasuk menggigit kuku jari tangan, menarik rambut, mengisap
jempol, dan kebiasaan mulut dan bibir seperti menggigit.Dalam setiap kasus,
respon bersaing adalah perilaku yang subjek bisa lakukan dengan mudah tapi
itu secara fisik tidak sesuai dengan kebiasaan gugup. Misalnya, respon
bersaing untuk murid yang menggigit kukunya di ruang kelas bisa diganti
dengan pensil untuk 1-3 menit atau mengepalkan jari seperti meninju, selama
1-3 menit siswa pertama akan belajar untuk mengidentifikasi setiap kali ia
mulai menggigit kukunya. Segera setelah ia mendeteksi perilaku menggigit
kuku (ketika jarinya menyentuh giginya, saat tangannya bergerak ke arah
mulutnya) dia akan segera mengakhiri perilaku dan menggenggam pensil.
Karena memegang pensil adalah aktivitas alami di kelas, respon bersaing tidak
menarik perhatian murid lainnya. Respon bersaing yang sama dapat digunakan
untuk rambut, atau kebiasaan saraf yang melibatkan penggunaan tangan. Jika
orang itu tidak di ruang kelas atau jika pensil atau pena tidak tersedia, respon
bersaing atau menggigit kuku atau menarik rambut bisa diganti dengan
mengepalkan tangan dan ditahan selama 1-3 menit atau meletakkan tangannya
di sakunya selama 1-3 menit . Cara lain, murid bisa menduduki tangannya
dengan cara apapun yang secara fisik bisa mencegah murid tersebut untuk
tidak menggigit kuku.
Untuk kebiasaan oral seperti menggigit bibir, respon bersaing yang
mungkin dilakukan untuk menahan gigi atas dan bawah bersama-sama selama
beberapa menit, yang akan bertentangan dengan salah satu perilaku.
Ketika digunakanpada anak-anak, orang tua mungkin menggunakan
bimbingan fisik agar anak terlibat langsung dalam respon bersaing. Sebagai
contoh, dalam satu kasus, seorang gadis berusia 5 tahun terlibat dalam
menarik rambut dan menggigit kuku, biasanya ketika dia tidak aktif
(menonton TV atau duduk dan menunggu).Respon bersaing adalah melipat
56
Handout Modifikasi Perilaku…
57
Handout Modifikasi Perilaku…
Gagap
Banyak penelitian telah mendokumentasi prosedur pembalikan
kebiasaan dengan gagap.Respon bersaing yang digunakan oleh gagap berbeda
dari respon bersaing digunakan dengan kebiasaan gugup atau tic.Karena gagap
melibatkan aliran udara terganggu melalui pita suara yang mengganggu
produksi bicara yang fasih. Sebuah respon bersaing akan melibatkan relaksasi
dan aliran udara tidak terganggu atas pita suara saat bicara. Respon bersaing
dalam kebiasaan prosedur bersaing dengan gagap juga disebut pernafasan
yang diatur. Klien yang diajarkan pertama kali untuk mendeteksi contoh lain
dari gagap. Klien belajar untuk mendeskripsikan tipe gagap yang mereka
perlihatkan dan dengan bantuan terapis mereka mengidentifikasi contoh lain
dari gagap yang mereka bicarakan dalam sesi. Salah satu klien sadar akan
sebagian besar kejadian gagap, terapis akan mengajari cara mengatur
pernapasan.
Komponen pertama merupakan prosedur relaksasi cepat yang disebut
dengan pernapasan diafragma.Klien belajar bernafas pada dalam pola
berirama menggunakan otot diafragma untuk menarik udara kedalam paru-
paru.Sebagai klien bernapas dengan lancar dan berirama. Terapis
menginstruksikan klien untuk mengucapkan sepatah kata karena ia mulai
menghembuskan napas. Karena klien santai dan mengalir udara yang lebih
laring dalam napas klien tidak gagap kata.Pola yang diucapkan dalam
kompatibel dengan pola yang terlibat dalam gagap.Klien melatih pola ini
58
Handout Modifikasi Perilaku…
dengan satu kata, kemudian dua kata, kemudian kalimat pendek dan
seterusnya.Jika klien mulai gagap pada poin tertentu, klien berhenti berbicara
segera, bernafas dengan diafragma, mulai bernafas, dan melanjutkan
pembicaraannya.Klien kemudian diinstruksi untuk melatih metode ini
berbicara diluar sesi. Orang lain, seperti orang tua atau pasangan yang
memberikan dengan mendorong klien untuk berlatih dan memuji klien untuk
berbicara dengan lancar. Kesuksesan pengobatan tergantung pada apakah
praktek klien dilakukan setiap hari, mendeteksi kebanyakan kasus gagap, dan
menggunakan metode pernapasan yang diatur dengan handal. (Elliott et al.,
1998; Miltenberger et al., 1996; Wagaman, Miltenberger, & Woods, 1995;
Woods, Twohig, Fuqua, & Hanley, 2000).
b. Kelemahan
Prosedur pembalikan kebiasaan dapat mengurangi kebiasaan
(gugup, tic, gagap) namun membutuhkan waktu yang lama.
B. IMITASI
1. Pengertian
Prosedur dasar meneladani (modeling) atau memberi contoh ini
sebenarnya sangat sederhana: ialah memamerkan perilaku seseorang atau
perilaku beberapa orang kepada subyek. Namun demikian, ada subyek yang
karena beberapa sebab, tidak dapat mencontoh teladan yang ada.Misalnya
anak-anak lemah mental yang parah, penderita autisme atau penderita psikosa.
Prosedur meneladani adalah prosedur yang memanfaatkan proses
belajar melalui pengamatan, dimana perilaku seseorang atau beberapa orang
59
Handout Modifikasi Perilaku…
2. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur meneladani berlangsung dalam dua tahap.Kegagalan prosedur
ini dapat disebabkan oleh kegagalan salah satu atau kedua tahap tersebut.
Tahap-tahap ini adalah :
a. Tahap pemilikan
Ini adalah tahap masuknya perilaku dalam perbendaharaan perilaku
subyek, ialah subyek memperoleh dan mempelajari perilaku teladan yang
diamati.Pengamatan intensif dan mengesankan, mempercepat pemilikan
perilaku ini.Namun pengamatan tidak intensif pun bila berulang-ulang
dapat menimbulkan perilaku meniru.Karena itu orang-orang dalam suatu
kelompok pergaulan cenderung berperilaku serupa, salah satu sebab ialah
karena mereka saling meniru, sengaja atau tidak sengaja. Murid meniru
guru (misalnya dalam gairah terhadap suatu bidang studi), anak meniru
orangtua (dalam gaya bicara, gaya bahasa, dan lain-lain) umum terjadi.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini subyek melakukan perilaku yang telah dipelajari
dari teladan.Pada tahap pemilikan, subyek sudah memiliki perilaku yang
dicontoh, tetapi belum melaksanakan sebagai perilakunya
sendiri.Pelaksanaan baru dapat diwujudkan bila faktor-faktor penunjang
ada.
60
Handout Modifikasi Perilaku…
61
Handout Modifikasi Perilaku…
3. Penerapan
Meskipun prosedur meneladani itu sederhana, ada baiknya bila dipersiapkan
agar efesien.
a. Memusatkan perhatian subyek
Tahap pertama, ialah tahap memperoleh dan mempelajari perilaku
hanya dimungkinkan tercapai bila subyek mau mengamati perilaku
teladan. Bagi subyek normal, perhatian akan lebih sepenuhnya bila
perilaku yang harus diamati ini dibicarakan, diartikan, diberi nama atau
label, dan dibuat menarik perhatian.
62
Handout Modifikasi Perilaku…
63
Handout Modifikasi Perilaku…
c. Memillih Teladan
Pada umumnya orang yang dianggap ahli, berpengalaman, sukses,
berkuasa, popular, atau memiliki sesuatu yang dikagumi, dijadikan teladan
atau panutan oleh banyak orang. Sedang pada saat-saat tertentu orang lain
yang sama atau mirip keadaannya dijadikan panutan (misalnya teman
sebaya, sekerja, seperjalanan, dalam situasi yang sama).
64
Handout Modifikasi Perilaku…
65
Handout Modifikasi Perilaku…
66
Handout Modifikasi Perilaku…
67
Handout Modifikasi Perilaku…
68
Handout Modifikasi Perilaku…
69
Handout Modifikasi Perilaku…
TOPIK IV
Self management…
A. PENGANTAR SELF-MANAGEMENT
Manajemen diri (Self-Management) merupakan istilah yang sangat populer
saat ini.Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap
pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada
penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan
yang baik dan benar. Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan
keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan
sejalan dengan apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang
diharapkan akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri. Sebelum bisa
memiliki pikiran, ucapan, perbuatan baik, terlebih dahulu seseorang harus
memiliki pemahaman dan pengertian yang benar.
Akan tetapi walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan
ketidakbaikan, belum tentu pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus
terhadap kebaikan.Dan walaupun seandainya pikiran seseorang sudah didominasi
oleh kebaikan, belum menjamin bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran
baik ini.Demikian pula tidak ada garansi bahwa perbuatannya secara fisik
merefleksikan sepenuhnya pikiran yang baik ini.Untuk mendefinisikan bagaimana
manajemen diri itu dilakukan, ada dua contoh kasus sebagai berikut:
a) Murray telah berjalan 3 - 5 mil sekitar lima hari dalam seminggu selama
beberapa tahun. Latihan ini membantunya menjaga berat badan dan tekanan
darahnya menurun yang membuatnya merasa lebih baik. Murray
merencanakan untuk tetap sehat dalam menjalankan seluruh hidupnya.
Setelah Murray lulus dari Perguruan Tinggi dan mulai bekerja secara penuh,
ia mulai lebih banyak berjalan setiap minggunya. Ketika dia pulang kerja,
dia lelah dan lapar dan biasanya duduk di depan TV dan makan beberapa
makanan ringan. Setelah itu, ia sering melewatkan untuk berlari tiap harinya.
Murray memutuskan bahwa ia perlu membuat beberapa perubahan. Dia
70
Handout Modifikasi Perilaku…
ingat beberapa prosedur pengelolaan diri dari kelas modifikasi perilaku dan
memutuskan sudah waktunya untuk melaksanakannya.
Hal pertama yang Murray lakukan adalah untuk mengembangkan lembar
data di komputernya. Lembar data digunakan untuk mencatat waktu dan
jarak yang ia tempuh saat berlari setiap hari dalam seminggu dan ruang lain
untuk merekam berapa banyak waktu yang digunakannya untuk hari. Pada
awal setiap minggu, Murray menuliskan berapa jumlah mil yang ia tempuh
saat berjalan pada setiap hari minggu itu. Tujuan utamanya adalah untuk
menjalankan 5 mil di lima hari dalam seminggu. Dia mulai dengan 3 mil
pada tiga hari setiap minggu dan peningkatan jumlah mil setiap hari dan
kemudian jumlah berjalan setiap minggu sampai ia mencapai tujuannya.
Setelah berjalan, Murray mencatat waktu dan jarak larinya pada lembar data.
Dia terus engisi data pada lembar data di tempat yang menonjol di meja di
ruang kerjanya, sehingga Murray dapat melihat dan melakukan perhitungan
sampai ia dapat mencapai tujuannya.
Murray juga membuat grafik di mana ia melakukan plot jumlah mil yang ia
tempuh setiap minggu. Pada grafik, ia membuat tanda untuk menunjukkan
golnya untuk minggu itu. Pada akhir setiap minggu, Murray memplot
jumlah mil pada grafik nya.Dia meletakkan grafik di papan pengumuman di
ruang kerjanya. Grafik diletakkan di sana sebagai pengingat baginya untuk
terus berjalan.
Hal berikutnya Murray meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan berjalan
setelah bekerja dan untuk makan camilan pada istirahat di tempat kerja
sekitar 15:00. Dia melakukan ini sehingga ia tidak akan benar begitu lapar
setelah bekerja. Jika dia tidak lapar, ia akan cenderung untuk makan setelah
bekerja dan lebih mungkin untuk mengalihkannya.
Bagian lain dari rencana Murray adalah untuk menemukan beberapa teman
untuk menjalankannya tujuannya tersebut.Ia bergabung dengan klub berjalan
lokal dan harus tahu beberapa orang dari kelompok tersebut yang juga
berlari setelah bekerja. Murray merencanakan berapa banyak larinya dengan
beberapa pelari lainnya. Dengan perencanaan berjalan dengan orang lain,
71
Handout Modifikasi Perilaku…
72
Handout Modifikasi Perilaku…
73
Handout Modifikasi Perilaku…
Tipe lain dari masalah manajemen diri adalah kelebihan dari perilaku yang
tidak diinginkan. Perilaku dalam yang tidak diinginkan karena akan berdampak
negatif pada kehidupan seseorang di masa depan. Contoh ekses perilaku termasuk
overating, merokok, penyalahgunaan alkohol, dan perjudian. Meskipun akan
memiliki hasil yang negatif pada kehidupan seseorang di masa depan, perilaku
yang tidak diinginkan terus terjadi karena diperkuat ketika terjadi atau karena
perilaku alternatif yang tidak hadir untuk bersaing dengan kejadian tersebut.
Karena hasil negatif di masa depan, itu tidak mempengaruhi terjadinya perilaku
yang tidak diinginkan di masa sekarang. Tujuan dari manajemen diri adalah untuk
mengurangi atau menghilangkan kelebihan perilaku sehingga hasil negatif tidak
terjadi di masa depan.
Untuk setiap perilaku, yang contigency saat mempengaruhi terjadinya, dan
hasil tertunda masa depan tidak dipengaruhi kejadian tersebut. Banyak masalah
manajemen diri mencerminkan konflik antara kontinjensi jangka pendek dan hasil
jangka panjang (Mallot, 1989; Watson & Thrap, 1993)
74
Handout Modifikasi Perilaku…
C. TUJUAN SELF-MANAGEMENT
Tujuan modifikasi perilaku menggunakan Teknik Self-Manajement adalah
agar individu secara teliti dapat menempatkan diri dalam situasi-situasi yang
menghambat tingkah laku yang mereka ingin hilangkan dan belajar untuk
mencegah timbulnya perilaku atau masalah yang tidak diinginkan.Dalam arti
individu dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka sehingga
mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan
hal-hal yang baik dan benar.
75
Handout Modifikasi Perilaku…
76
Handout Modifikasi Perilaku…
2. Manipulasi Pendahuluan
Sebuah manipulasi yang digunakan untuk meningkatkan atau
menurunkan perilaku. Manipulasi Pendahuluan sering digunakan oleh orang-
orang dalam program pengelolaan diri untuk mempengaruhi perilaku mereka
sendiri. Ingat bahwa dalam manipulasi Anda mengubah lingkungan dalam
beberapa cara sebelum perilaku sasaran terjadi untuk mempengaruhi terjadinya
masa depan perilaku sasaran (Eps'ein, 1996). Enam jenis manipulasi yg untuk
meningkatkan kemungkinan dari perilaku sasaran:
a. Menyajikan stimulus diskriminatif(SD) atau isyarat untuk perilaku
sasaran yang diinginkan.
b. Melepaskan stimulus diskriminatif(SD) atau isyarat untuk bersaing
perilaku yang tidak diinginkan.
c. Mengatur operasi pengaturan untuk perilaku sasaran yang diinginkan.
d. Menghapus operasi pengaturan untuk perilaku bersaing.
e. Penurunan upaya respon untuk perilaku sasaran yang diinginkan.
f. Meningkatkan upaya respon untuk perilaku bersaing.
Mengidentifikasi manipulasi Annette yang digunakan untuk meningkatkan
kemungkinan bahwa ia akan membersihkan barangnya setelah ia pakai.
Pertama, Annette diberikan isyarat untuk perilaku sasaran dengan
posting pengingat untuk dirinya sendiri di dapur dan kamar mandi dan
menampilkan lembar data. Kedua, dia menurun upaya respons untuk perilaku
sasaran dengan membeli piring kertas dan cangkir untuk membuatnya lebih
mudah untuk membersihkannya setelah dipakai. Dengan cara ini, ia lebih
efisien dalam memebersihkan barang-barangnya. Dia juga memiliki respons
positif untuk membersihkan kamar mandi dengan membeli keranjang di mana
dia lebih mudah untuk menyimpan barangnya di dalam keranjang. Ketiga, ia
menandatangani kontrak dengan teman sekamarnya. Ini manipulasi yg
meningkatkan kemungkinan bahwa Annette akan segera membersihkan
barangnya setelah dipakai.
Manipulasi yg menurunkan kemungkinan dari perilaku sasaran adalah
kebalikan dari yang digunakan untuk meningkatkan kemungkinan dari perilaku
77
Handout Modifikasi Perilaku…
3. Persetujuan Perilaku
Sebuah kontrak perilaku adalah dokumen tertulis yang mengidentifikasi
perilaku sasaran dan mengatur konsekuensi bergantung pada tingkat tertentu
dari perilaku sasaran dalam periode waktu tertentu. Meskipun orang lain
(manajer kontrak) berlaku konsekuensi, kontrak perilaku dianggap jenis
strategi manajemen diri karena perilaku masuk ke dalam kontrak dimana
perilaku pengendali yang dirancang untuk mempengaruhi terjadinya masa
depan perilaku sasaran. Dalam kontrak perilaku, Anda mengidentifikasi dan
menentukan perilaku sasaran harus diubah, membangun metode pengumpulan
data, menentukan tingkat kriteria perilaku target untuk kita dapatkan dalam
jangka waktu kontrak, dan mengatur kontinjensi dan mengatur seseorang untuk
melaksanakan kontinjensi untuk mempengaruhi perilaku sasaran. Ini adalah
perilaku mengendalikan yang Anda lakukan dalam strategi manajemen diri
berdasarkan kontrak perilaku.
78
Handout Modifikasi Perilaku…
Salah satu variasi kontrak perilaku yang dapat digunakan dalam rencana
manajemen diri adalah kontrak yang ditulis oleh orang tanpa bantuan dari
seorang manajer kontrak. Dalam variasi ini, Anda akan menulis kontrak dengan
cara yang dijelaskan, tapi Anda akan menerapkan kontrak kontinjensi sendiri.
Meskipun kontrak tersebut mungkin efektif dalam membantu Anda mengubah
perilaku sasaran, kemungkinan menjadi kurang efektif daripada kontrak
dilakukan dengan bantuan seorang manajer kontrak.
Apa masalah mungkin timbul ketika Anda menerapkan kemungkinan dalam
kontrak perilaku Anda sendiri tanpa bantuan seorang manajer kontrak?
Masalahnya adalah bahwa Anda, mungkin tidak melaksanakan
kemungkinan seperti yang tertulis. Misalnya, anggaplah bahwa Anda menulis
kontrak di mana Anda menyatakan bahwa Anda dapat menonton satu jam TV
di malam hari sebagai penguat untuk menyelesaikan 3 jam pekerjaan rumah.
Jika Anda tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, Anda mungkin masih
menonton TV malam itu. Anda kemudian akan gagal untuk melaksanakan
kontinjensi seperti yang tertulis dalam kontrak Anda. Martin dan Pear (1992)
menyebutnya arus pendek kontinjensi. Arus pendek terjadi ketika seseorang
mengatur penguat untuk perilaku sasaran tapi kemudian mengambil penguat
tanpaterlibat dalam perilaku sasaran. Atau, hubungan arus pendek dapat terjadi
ketika seseorang mengatur sebuah Punisher untuk perilaku sasaran tapi tidak
melaksanakan penghukuman setelah terlibat dalam perilaku sasaran. Ini tidak
selalu terjadi ketika Anda menulis kontrak sendiri, tetapi penting untuk
menyadari kemungkinan.Keuntungan memiliki kontrak manajer adalah bahwa
manajer kontrak akan melaksanakan kontinjensi.
79
Handout Modifikasi Perilaku…
80
Handout Modifikasi Perilaku…
Rp.130.000 ke teman sekamarnya jika dia merokok hari itu. Dia mengatur
untuk kehilangan uang (biaya respon) untuk melayani sebagai Punisher untuk
merokok untuk menurunkan angka nya merokok di masa depan. Dia mungkin
juga setuju untuk membersihkan rumah sendirian jika merokok rokok hari.
Membersihkan rumah akan bertindak sebagai aktivitas permusuhan yang
menurunkan kemungkinan bahwa dia akan merokok. Siswa mungkin mengatur
kontingensi penguatan negatif yang menyatakan bahwa jika dia tidak belajar
selama 3 jam pada hari tertentu, dia harus mencuci semua hidangan malam itu
(atau membayar teman sekamarnya senilai Rp. 130.000). Melengkapi 3 jam
dari hasil pekerjaan dalam menghindari mencuci piring (atau kehilangan Rp.
130.000); dengan demikian, perilaku atau melakukan pekerjaan rumah secara
negatif diperkuat.
5. Dukungan sosial
Dukungan sosial terjadi ketika orang lain yang signifikan dalam
kehidupan seseorang memberikan konteks alam atau isyarat untuk terjadinya
perilaku target atau ketika mereka secara alami memberikan memperkuat
konsekuensi terjadinya perilaku sasaran. Dukungan sosial adalah strategi
manajemen diri ketika anda secara khusus mengatur dukungan sosial untuk
mempengaruhi perilaku sasaran.
Bagaimana Muray mengatur dukungan sosial untuk meningkatkan
kemungkinan bahwa ia akan berjalan lebih efisien?
Murray membuat pengaturan untuk menjalankan beberapa hari
seminggu dengan orang lain dari klub berjalan lokal. Ketika Murray
dijadwalkan berjalan dengan teman-temannya dari klub berjalan, ia
menciptakan konteks alami untuk terjadinya perilaku sasaran. Salah satu hari-
hari yang ia dijadwalkan berjalan ini dengan teman-temannya, dia lebih
mungkin untuk menjalankan. Ada juga penguatan alami untuk berjalan dengan
teman-temannya. Menghabiskan waktu dengan teman-temannya sedang
penguat positif yang terjadi bergantung pada berjalanya mereka. Penjadwalan
81
Handout Modifikasi Perilaku…
6. Self-Itructionsdan Self-Praise
Anda sering dapat mempengaruhi perilaku Anda sendiri dengan
berbicara ke diri Anda dalam cara-cara tertentu (Malott, 1989). Anda dapat
mempengaruhi perilaku Anda sendiri dengan membaca petunjuk diri yang
isyarat yang sesuai perilaku pada waktu yang tepat. Pada intinya, dengan self-
petunjuk anda mengatakan kepada diri sendiri apa yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukannya, anda dapat membaca diri pernyataan pujian yang
anda berikan positif evaluasi dari perilaku Anda sendiri. Misalnya, sebagai
Rolanda berjalan ke kantor bosnya, ia berkata pada dirinya sendiri, "Jangan
82
Handout Modifikasi Perilaku…
lupa untuk membuat kontak mata, menggunakan nada tegas suara, dan
mengajukan pertanyaan langsung." Setelah Rolanda terlibat dalam perilaku
tegas, ia berkata pada dirinya sendiri, "Pergi! Saya tegas dan mengatakan apa
yang ingin saya katakan." Rolanda petunjuk diri dan statemens diri pujian
membuatnya lebih mungkin bahwa ia akan berperilaku tegas dalam kantor
bosnya. Namun, untuk Rolanda untuk dapat membaca petunjuk diri dan
pernyataan diri pujian di kantor bosnya, ia harus berlatih mereka di muka.
petunjuk diri dan pujian diri adalah perilaku sendiri, dan mereka harus
dipelajari sebelum mereka akan terjadi dalam situasi kriteria untuk
mempengaruhi sasaran lainnya
Seseorang biasanya belajar self-instrucion dan self-praise oleh pelatih
mereka di situasi bermain peran yang mensimulasikan masalah nyata situasi.
Untuk menggunakan self-instrucion dan self-praisepernyataan dalam program
manajemen diri, anda harus mengidentifikasi diri pernyataan, menentukan
waktu dan tempat yang tepat untuk menggunakannya dan dalam peran bermain
atau seperti yang anda bayangkan situasi masalah, dan berencana untuk
menggunakannya hanya setelah mereka belajar dengan baik.
83
Handout Modifikasi Perilaku…
akan merasakan sekarang adalah waktu yang tepat. Kegiatan proses manajemen
diri dimulai dengan mengantisipasi perubahan yang bermanfata dari sasaran
prilaku yang ingin diubah. Anda akan lebih memilih mengambil langklah
antisipasi terhadap hasil positif dari hasil usaha yang anda lakukan.
3. Menentukan Tujuan
Tujuan anda adalah mencapai level perilaku sasaran yang ingin dicapai
dalam proyek manajemen diri. Dalam menetapkan tujuan, anda harus
menentukan level yang harus dicapai dari sasaran perilaku dimana hal tersebut
mencerminkan peningkatan dari beberapa aspek hidup anda, sekali anda
menetapkan tujuan maka anda harus menulisnya sehingga itu menjadi suatu
ketetapan buat tujuan anda itu diketahui orang banyak sehingga orang lain ikut
memperhatikan nilai-nilai yang akan anda capai. Anda juga mungkin harus
menuliskan beberapa tujuan lanjutan dari keseluruhan tujuan yang ingin anda
capai secara berjenjang. Kadang kala tujuan lanjutan baru dapat dibangun
setelah beberapa waktu dari pengawasan peribadi terhadap pencapaiam dari
level dasar sasaran perilaku. Tujuan yang lebih tinggi dibangun berdasarkan
level dasar perilaku yang telah mendekati tujuan akhir
84
Handout Modifikasi Perilaku…
4. Monitoring Diri
Setelah mendifinisikan sasaran perilaku, anda harus membangun dan
menginplementasikan rencana monitoring diri dengan menggunakan lembar
pencatatan atau alat rekam (Bab II), rekaman data monitoring diri anda akan
muncul secara otomatis ketika perilaku itu muncul. Lakukan pencatatan
perilaku sasaran tersebut selama beberapa waktu untuk menentukan level dasar
perilaku sebelum menginmplementasikan prosedur manajemen dir. Sangatkan
mungkin bahwa perilaku akan berubah sesuai dengan arah dari monitoring diri
dan seting tujuan. Anda seharusnya tidak menginplementasikan strategi
manajemen diri sampai level dari perilaku sasaran itu menjadi stabil, jika
sasaran perilaku mencpai tujuan sebagai hasil dari perencanaan tujuan dan
prosedur monitoring diri, anda bisa menghentikan strategi manajemen diri
tersebut dan melanjutkan untuk menetapkan tujuam dan monitoring diri. Jika
perilaku sasaran tidak mampu tercapai sesuai dengan level tujuan dengan
menggunakan monitoring diri makan langkah selanjutnya adalah menetapkan
kembali stategi manajemen diri yang bisa di implementasikan. Monitoring diri
berlanjut untuk dilakukan dalam program untuk menilai efektifitas dari
program dan bagaimana memelihara perubahan yang diperlukan seiring
berjalannya waktu.
85
Handout Modifikasi Perilaku…
7. Evaluasi Perubahan
Ketika anda telah menerapkan strategi menejemen diri, lanjutkan dengan
mengumpulkan data dengan melalui monitoring diri dan evaluasi apakah
perilaku sasaran telah mengalami perubahan yang diharapkan.Jika sasaran
perilaku berubah sesuia harapan maka, lanjutkan dengan inplementasi prosedur
86
Handout Modifikasi Perilaku…
monitoring diri dan strategi menejemen diri untuk melihat apakah anda telah
mencapai tujuan yang diinginkan.Ketika anda telah mencapai tujuan, pada saat
itulah anda harus menerapkan strategi pemeliharaan, jika sasaran perilaku tidak
mengalami perubahan adalah saatnya anda melakukan evaluasi kembali
terhadap strategi menejemen diri dan melakukan perubahan yang dibutuhkan.
87
Handout Modifikasi Perilaku…
88
Handout Modifikasi Perilaku…
89
Handout Modifikasi Perilaku…
90
Handout Modifikasi Perilaku…
verbal dan dodongan bentuk tubuh dan dorongan peragaan untuk Matt :
bagaimana cara memukul bola dan memperlihatkan padanya bagaimana perilaku
yang diinginkan. Ahirnya untuk Trevor pelatih McCally memberikan dorongan
verbal dan dorongan psikis, dengan menggunakan dorongan psikis Trevor
dipandu untuk melalui perilaku yang benar sampai Trevor dapat melakukannya
sendiri.
1. Apa itu Dorongan?
Seperti yang anda lihat, petunjuk dorongan digunakan untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa seseorang akan terlibat dalam perilaku
yang benar pada waktu yang tepat. Mereka digunakan selama pelatihan
diskriminasi untuk membantu orang terlibat dalam perilaku yang benar di
hadapan stimulus diskriminatif (SD). Petunjuk stimulus diberikan sebelum atau
selama kinerja perilaku. Mereka membantu perilaku yang terjadi sehingga guru
dapat memberikan penguatan (Cooper, Heron & Heward, 1987, p, 312).
Di contoh ini SD adalah bola yang mendekati pemain. Respon yang benar
memberikan ayunan kelelawar untuk mengenai bola dan penguatnya adalah
memukul bola dan memberikan pujian dari pelatih.Namun, jika pembentukan
perilaku yang benar tidak terjadi (jika pemain tidak melakukan dengan benar
ayunan kelelawar untuk memukul bola) perilaku tersebut tidak dapat diperkuat.
Fungsi dari petunjuk adalah untuk pembentukan perilaku yang baik secara
cepat sehingga itu bisa menjadi penguat.
Ini merupakan apa yang diajarkan : Guru menyediakan petunjuk
rangsangan tambahan dengan SD sehingga murid menunjukkan perilaku yang
benar. Lalu guru memberikan penguatan perilaku yang benar sehingga pada
akhirnya akan terjadi perubahan setiap kali SP muncul/hadir (Skinner, 1968).
Memilih petunjuk untuk membuat pembelajaran atau pelatihan lebih
efektif. Pelatih McCall bisa saja menunggu pemain memukul bola tanpa
petunjuknya dan memuji mereka saat bisa melakukannya. Tapi Trial-and- Error
akan sangat lambat; bebrapa pemain mungkin tidak pernah membuat respon
yang benar ketika pelatih McCall menggunakan petunjuknya, ia meningkatkan
kemungkinan bahwa pemainnya akan membuat respon yang benar. Untuk
91
Handout Modifikasi Perilaku…
92
Handout Modifikasi Perilaku…
Kata kata yang tertulis pada kartu merupakan SD. Mengucapkan kata kata
(membaca) merupakan respon yang benar untuk Natasha. Petunjuk lisan dapat
membantu Natasha dalam membuat respon yang benar setiap adanya SD. Tapi
Natasha harus bisa membuat respon yang benar ketika ia melihat kata kata
tertulis tanpa adanya petunjuk.untuk mencapai hal ini, guru mulai meurai
petunjuk lisan. Untuk kedua kalinya melalui kartu flashcard, ia menunjukkan
pada Natasha sebuah kartu dan jika ia tidak merespon ia akan mengatakan kata
kata sederhana dengan petunjuk dan Natasha mengatakan semua kata. Guru
memperlihatkan sebuah kartu lagi dan ia dapat membaca kata kata itu tanpa
petunjuk. Guru memberikan pujian setiap jawaban yang benar, lalu har
berikutnya melalui kartu flashcard, jika Natasha tidak bisa membaca kata kata
guru akan membantu membuat suara huruf pertama dalam kata sebagai
petunjuk lisan dan natasha dapat mengatakan semua kata. Lalu, guru
memperlihatkan sebuah kartu lagi dan ia dapat membaca semua kata tanpa
adanya petunjuk. Akhirnya Natasha bisa membaca kata kata dalam kartu
flashcard tanpa adanya petunjuk. Didalam poin ini, perilaku membaca nya
berada di bawah kendali stimulus dari kata-kata tertulis, tidak petunjuknya
lisan (Figure 10-2).
Terlibat dalam perilaku yang benar tanpa petunjuk merupakan tujuan dari
mendorong dan menghilang. akhirnya, SD harus memiliki kontrol stimulus atas
perilaku tersebut. Mendorong dan memudar bantuan membangun kontrol
stimulus yang tepat. Mendorong mendapat perilaku yang benar terjadi;
memudar transfer kontrol stimulus kepada SD alami.
Dalam contoh ini, guru menghilangkan petunjuk dengan 3 langkah.
Pertama, ia menyajikan kartu flashcard dan mengatakan kata kata. Kedua
kalinya, dia mengatakan bagian pertama kata kata. Ketiga kalinya, ia disajikan
flashcard dan tidak berkata apa-apa. Setiap langkah adalah penghapusan
petunjuk secara bertahap. Guru mentransfer kontrol stimulus dari petunjuknya
ke SD (kata-kata tertulis). Sedikit menghilang, transfer kontrol stimulus terjadi
karena SD selalu hadir ketika respon yang benar dibunyikan dan diperkuat,
sedangkan petunjuk dihapus dari waktu ke waktu. Andamelihat, mendorong
93
Handout Modifikasi Perilaku…
G. JENIS-JENIS PROMPTING
Prompting adalah stimulus atau suatu peristiwa yang dapat digunakan
untuk memunculkan perilaku yang tepat dalam situasi tertentu. Berbagai jenis
prompting yang digunakan dalam prosedur modifikasi perilaku terbagi ke dalam
dua kategori utama, yaitu respons prompt dan stimulus prompt (Alberto &
Troutman, 1986; Cooper et al., 1987).
1. Response Prompts
Adalah perilaku orang lain yang dapat menimbulkan perilaku yang tepat
dan diinginkan, hanya dengan kehadiran SD. Jenis dari respons prompt
termasuk di antaranya prompting verbal, isyarat, percontohan, dan fisik
(verbal, gestural, modeling, dan physical prompt).
a. Verbal Prompt
Ketika perilaku verbal yang ditunjukkan oleh orang lain dapat
mempengaruhi subyek untuk memunculkan perilaku yang tepat, maka hal
ini disebut sebagai verbal prompt.Contoh dalam kasus, instruksi dari pelatih
Mc Call tentang bagaimana cara memukul bola yang baik, dapat menjadi
verbal prompt untuk Luke, karena dengan instruksi tersebut dia bisa
memukul bolanya dengan benar.
Pernyataan verbal dari orang lain dapat disebut sebagai verbal prompt
jika dapat memunculkan perilaku yang tepat pada subyek. Yang termasuk ke
dalam verbal prompt di antaranya adalah instruksi, aturan, petunjuk,
pengingat, pertanyaan, atau bantuan verbal lainnya.
b. Gestural Prompt
Semua gerakan fisik yang dilakukan oleh orang lain dan dapat
memunculkan perilaku yang tepat pada subyek, maka hal ini bisa disebut
sebagai gestural prompt.Contoh dalam kasus, isyarat memukul bola dan
94
Handout Modifikasi Perilaku…
kapan bola harus dipukul, yang dilakukan oleh Mc Call kepada Tom saat
Tom mengalami kesulitan memukul bola, hingga Tom dapat memukul bola
dengan benar.
c. Modeling Prompt
Setiap demonstrasi yang dilakukan oleh orang lain dan dapat
memunculkan perilaku yang tepat pada subyek, disebut sebagai modeling
prompt.Contoh dalam kasus, ketika pelatih McCall memukul bola untuk
menunjukkan kepada Matt bagaimana cara memukul bola dengan tepat,
sehingga Matt bisa meniru apa yang dilakukan pelatih dan dapat memukul
bola dengan benar.
d. Physical Prompt
Membantu orang lain menggunakan cara-cara fisik, sehingga orang lain
dapat memunculkan perilaku yang tepat dengan sendirinya, disebut sebagai
physical prompt.Contoh dalam kasus, pelatih McCall memegang pemukul
dan berdiri di belakang Trevor untuk membantunya memukul bola secara
langsung, sehingga Trevor bisa memukul bola dengan sendirinya.
Keempat jenis response prompt di atas, semuanya sama-sama dapat
memberikan bantuan pada seseorang untuk dapat berperilaku dengan tepat.
Namun, setiap jenis sebenarnya dapat menimbulkan gangguan tersendiri bagi
pelakunya. Sehingga, perlu diperhatikan pula, jenis yang mana yang mungkin
memiliki tingkat mengganggu yang paling sedikit. Prompting akan lebih baik
digunakan jika diperlukan saja.
2. Stimulus Prompt
Perubahan dalam beberapa aspek dari SD bisa berupa penambahan atau
pengurangan stimulus yang membuat perilaku yang tepat dapat dimunculkan
oleh subyek. Macam dari stimulus prompt adalah within stimulus prompt dan
extrastimulus prompt (Schreibmen,1975)
95
Handout Modifikasi Perilaku…
4. ExtraStimulus Prompt
Contoh dalam kasus, ketika Matt tidak dapat mencerna petunjuk yang
diberikan oleh pelatih Mc Call untuk memukul bola dengan tepat, pelatih
menambahkan stimulus lain berupa contioh langsung bagaimana cara memukul
bola yang baik. Dalam hal ini, stimulus yang berupa petunjuk, ditambah lagi
dengan stimulus yang berupa permodelan dari pelatih. Penambahan stimulus
seperti contoh tersebut termasuk dalam extrastimulus prompt karena dengan
adanya penambahan stimulus tersebut, memungkinkan Matt memukul bola
besball dengan lebih tepat.
96
Handout Modifikasi Perilaku…
I. KESIMPULAN
Banyak teknik yang digunakan oleh para ahli dalam melakukan poses
modifikasi perilaku, dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang lebih
adaptif. Salah satu contoh strategi yang sesuai untuk diterapkan adalah strategi
pengelolaan diri (self management).Strategi pengelolaan diri (self management)
merupakan suatu strategi dimana konseli mengarahkan perilakunya
97
Handout Modifikasi Perilaku…
98
Handout Modifikasi Perilaku…
TOPIK V
99
Handout Modifikasi Perilaku…
100
Handout Modifikasi Perilaku…
101
Handout Modifikasi Perilaku…
102
Handout Modifikasi Perilaku…
tingkah laku. Oleh karena itu, perlu memperkenalkan tingkah laku baru
yang diinginkan guna mengganti tingkah laku yang akan dikurangi atau
dihilangkan, dan kemudian memberikan reinforcement terhadap tingkah
laku baru tersebut sehingga selalu muncul. Ketiga, keefektifan prosedur
DRO bergantung pada pemilihan reinforce. Stimulus yang digunakan
untuk menguatkan siswa agar tidak melakukan tingkah laku yang tidak
diinginkan harus minimal memiliki tingkah laku yang tidak diinginkan
harus minimal memiliki kekuatan atau nilai pendorong yang sama dengan
stimulus yang mempertahankan tingkah laku selama ini. Misalnya, ada
seorang siswa yang membuat lelucon selama pelajaran karena mendapat
reinforcement (gelak tawa teman-temannya dan perhatian mereka saat
istirahat). Jika guru menggunakan DRO dengan member 5 menit waktu
tambahan (reinforce) bermain dengan computer bagi siswa tersebut agar
tidak membuat lelucon, maka kemungkinan reinforcement itu (memberi 5
menit waktu tambahan bermain dengan computer) tidak seampuh
reinforcement yang diperolehnya dari teman-teman (gelak tawa dan
perhatian saat istirahat).
Yakni sikap tidak memberikan reinforcement saat perilaku
bermasalah muncul (extinction) dan memberi penguat saat perilaku
bermasalah tidak muncul. Disebut juga dengan “differential reinforce of
zero rate behavior”. Contoh DRO, perilaku menghisap jari pada seorang
anak. Apabila anak tidak menghisap jari, ibu akan membacakan dongeng,
namun apabila anak menghisap jari, ibu akan menghentikan membaca
dongeng untuknya.
103
Handout Modifikasi Perilaku…
104
Handout Modifikasi Perilaku…
tingkah laku yang tidak diinginkan bila tingkah laku tersebut sering
muncul (Cooper, et.al., 2007: 480). Misalnya, aktif berbicara dalam
diskusi kelas merupakan tingkah laku yang diinginkan, namun
mendominasi pembicaraan dalam diskusi kelas adalah tingkah laku yang
tidak diharapkan. Pada konteks ini, DRL merupakan prosedur yang tepat
untuk mengurangi secara perlahan tingkah laku mendominasi pembicaraan
dalam diskusi kelas.
DRL memiliki dua variasi: DRL penuh waktu dan DRL interval.
DRL penuh waktu (full-session DRL) dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah total respon dalam periode penuh waktu dengan
kriteria yang ditetapkan (Cooper, et.al., 2007: 480). Misalnya, data awal
(baseline) menunjukkan bahwa Elis berbicara rata-rata 9 kali selama 30
menit dalam diskusi kelas. Guru ingin menguranginya yakni tidak lebih
dari 2 kali selama 30 menit diskusi kelas karena tingkah laku ini tidak
ingin dihilangkan total. Elis lalu diberitahu bahwa diperbolehkan untuk
berbicara dalam diskusi kelas hanya 2 kali, dan jika ia berbicara tidak
melebihi 2 kali, maka ia akan diberi hadiah berupa kesempatan memimpin
diskusi. Bila Elis memenuhi kriterianya (tidak lebih dari 2 kali berbicara
dalam diskusi kelas selama 30 menit) maka reinforcernya (memimpin
diskusi) akan diberikan padanya.
DRL interval membagi periode penuh waktu ke dalam interval-
interval yang lebih kecil (Cooper, etal., 2007:481). Mislanya, waktu
diskusi kelas 30 menit dibagi ke dalam 6 interval, sehingga masing-masing
interval berdurasi 5 menit. Bila Elis memenuhi kriteria berbicara dalam
diskusi kelas tidak melebihi 2 kali selama 5 menit, maka reinforcernya
(memimpin diskusi) diberikan kepadanya. Bila interval 5 menit sudah
terbiasa dicapai oleh Elis, maka panjang interval dapat ditingkatkan.
Misalnya, hanya boleh 2 kali berbicara dalam interval 10 menit. Bila
interval 10 menit sudah berhasil ebebrapa kali maka guru dapat
memperpanjang intervalnya menjadi 15 menit, dan selanjutnya Elis hanya
diperbolehkan 2 kali selama 30 menit dalam diskusi kelas. Guru memilih
105
Handout Modifikasi Perilaku…
format ini bila ia yakin perubahaan secara perlahan akan lebih berhasil dari
pada secara cepat dalam durasi yang panjang.
Selain itu, DRL dapat diterapkan dengan menggunakan rancangan
kriteria yang berubah, dan bukan hanya intervalnya (Cooper, et.al., 2007:
482). Jika level data baseline dari tingkah laku terlalu tinggi, guru bisa
menurunkan kriteria DRL sampai ke tingkatan yang dapat diterima.
Misalnya, rata-rata data baseline dari tingkah laku tidak duduk pada kursi
(out of seat behavior) saat belajar yang ditunjukkan oleh Encik mucul
sebanyak 12 kali 15 menit mengerjakan tugas mandiri. Encik lalu diberi
tahu, bila ia tidak menunjukkan out of seat behavior lebih dari 8 kali sudah
stabil, maka kriterianya dapat diturunkan lagi menjadi 6 kali selama 15
menit, dan seterusnya.
Dari uraian di atas, maka hakikat DRL adalah pemberian
penguatan berupa konsekuensi jika seseorang berhasi memenuhi kriteria
pengurangan tingkah laku tertentu. Prosedur ini memungkinkan siswa atau
anak untuk membiasakan dirinya dalam mengurangi secara perlahan
tingkah laku yang tidak diharapkan. Melalui schedule of reinforcement
yang dipakai dalam DRL maka pengulangan tingkah laku yang bergantung
pada pemberian reinforcement dapat dikurangi.
Suatu penurunan frekuensi perilaku yang tidak diinginkan sampai
pada level terendah yang bisa ditoleransi. Dipakai saat perilaku
bermasalah masih dapat ditoleran saat levelnya rendah atau hanya
bermasalah apabila levelnya tinggi.
Penerapan Differential Reinforcement of Low Rates of Respon:
a) Tentukan tujuan. DRL hanya untuk menurunkan frekuensi
problem behavior atau perilaku bermasalah, bukan untuk
menghilangkannya.
b) Melevelkan perilaku bermasalah yang masih dapat diterima.
c) Informasikan prosedur DRL kepada subyek.
Variasi Differential Reinforcement of Low Rates of Respon :
a) Full Session Differential Reinforcement of Low Rates of Respon
106
Handout Modifikasi Perilaku…
107
Handout Modifikasi Perilaku…
108
Handout Modifikasi Perilaku…
Sns ini dan isyarat apakah Anda memiliki akses ke dalam strategi
pengendalian pendahuluan.Apakah penguat ini bergantung pada perilaku
yang diinginkan?Apakah penguat yang cukup kuat untuk mempertahankan
perilaku?Dapatkah Anda memanipulasi operasi membangun untuk
meningkatkan efektivitas penguat ini?Apakah ada reinforcers lainnya yang
dapat digunakan bergantung pada perilaku yang diinginkan? Jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda memutuskan strategi
pengendalian yang mungkin berguna untuk membangkitkan perilaku yang
diinginkan dan reinforcers dapat digunakan dalam prosedur penguatan
diferensial.
109
Handout Modifikasi Perilaku…
110
Handout Modifikasi Perilaku…
BAB II
HASIL PENERAPAN
TEKNIK
MODIFIKASI PERILAKU
DALAM BERBAGAI
SETTING
111
Handout Modifikasi Perilaku…
KASUS I
B. IDENTITAS KLIEN
Nama : A.A.S
Tempat/tgl lahir : Surabaya, 21 April 2012
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Semampir, Surabaya
Anak ke berapa : Anak ke – 2 dari 3 bersaudara
Hobby : Mewarnai dan main dokter-dokteran
Cita-cita : Dokter
Apa yang tidak disukai : -
Agama : Islam
112
Handout Modifikasi Perilaku…
C. GAMBARAN PERMASALAHAN
Subyek kami memiliki suatu masalah dimana pada usia 5 tahun masih
menggunakan popok disetiap kegiatan diluar rumahnya. Hal ini menjadi tidak
wajar karena pada usia tersebut, seharusnya subyek sudah melalui proses toilet
training. Namun subyek merasa takut berada diluar rumah kalau tidak
menggunkan popok.
Dari keterangan yang telah didapat, subyek merupakan anak yang takut
bila dirinya diketahui mengompol oleh teman-temannya. Sehingga untuk
mengantisipasi rasa malunya tersebut, subyek sering menggunakan popok saat
berada diluar rumah. Karena pengaruh tersebut, sebelum berangkat sekolah
subyek tidak mau sarapan banyak karena takut kalau nantinya subyek buang air.
Selain itu orang tua selalu menuruti apa yang menjadi kemauan subyek,
sehingga subyek dengan leluasa melakukan apa yang menjadi kemauaan tanpa
adanya batasan-batasan yang diajarkan.
D. ANALISIS FUNGSI
Langkah-langkah awal dalm modifikasi perilaku adalah analisis fungsi
dalam analisis fungsi informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan
permasalahan yang akan ditangani. Ada 3 hal dalam analisis fungsi yaitu:
1. A (Antecedent) : Ialah segala hal mencetuskan dan menyebabkan perilaku
dan dipermasalahkan. Dalam kasus perilaku ini muncul diakibatkan
kebiasaan subyek menggunakan popok semenjak subyek masih kecil.
Selain itu kurannya pemahaman orang tua dalam mendidik subyek dan
mengarahkan diri subyek seperti membeikan pelatihan toilet training.
2. B (Behavior) : Ialah akibat-akibat yang diperoleh setelah perilaku yang
dipermasalahkan. Dalam kasus diperlihatkan akibatnya subyek sering
menggunakan popok dibandingkan harus ke toilet saat berada diluar
rumah.
3. C (Consequence) : Subyek merasa nyaman dan tidak harus ketoilet saat
menggunakan popok diluar rumah. Subyek juga tidak dapat menerapkan
113
Handout Modifikasi Perilaku…
114
Handout Modifikasi Perilaku…
Proses shaping akan sangat berjalan dengan sangat cepat dan efektif bila
reinforcement tepat bersamaan waktu dengan respon. Dalam shaping ada
115
Handout Modifikasi Perilaku…
116
Handout Modifikasi Perilaku…
117
Handout Modifikasi Perilaku…
118
Handout Modifikasi Perilaku…
119
Handout Modifikasi Perilaku…
120
Handout Modifikasi Perilaku…
121
Handout Modifikasi Perilaku…
122
Handout Modifikasi Perilaku…
123
Handout Modifikasi Perilaku…
J. EVALUASI
Berdasarkan tritment didapatkan evaluasi yaitu dimana dalam proses
modifikasi perilaku, subyek merupakan individu yang pemalu. Sehingga dalam
proses relasi kami merasa sedikit kesulitan. Selain itu adanya kendala waktu untuk
kami dikarenakan dalam melakukan tritment tersebut. Kurangnya efisiensi waktu
sehingga proses modifikasi perilaku kurang maksimal dan tergesa-gesa.
124
Handout Modifikasi Perilaku…
KASUS II
B. GAMBARAN PERMASALAHAN
Mempunyai anak yang sehat, aktif dan berkembang sesuai usianya
merupakan karunia yang luar biasa bagi orang tua. Tidak semua anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena berbagai faktor
penyebab.
Di usia sekolah, perilaku anak bermacam-macam. Salah satu
perilakunya adalah anak-anak yang susah diatur, dan tidak bisa diam.
Kadangkala sering tidak memperhatikan gurunya didepan kelas. Dalam
hal ini masyarakat luas menyebutkan bahwa anak tersebut memiliki
gangguan hiperaktif.
Untuk mengurangi perilaku hiperaktif salah satunya adalah dengan
memodifikasi perilaku hiperaktif tersebut. Dalam modifikasi perilaku ini
dibutuhkan beberapa faktor penunjang agar proses modifikasi perilaku ini
berjalan dengan seharusnya, salah satunya adalah dukungan dari orangtua
subyek itu sendiri.
Kami tertarik ingin memodifikasi perilaku subyek, karena subyek
cenderung tidak bisa diam dan memiliki perilaku yang mengganggu orang
125
Handout Modifikasi Perilaku…
lain. Perhatian subyek mudah teralihkan dan bahkan subyek tidak bisa
duduk dengan tenang. Jika dibandingkan dengan anak lain yang diam
karena capek sehabis berlarian, subyek paling cuma minum dan bergerak
lagi. Subyek bergerak kesana kemari tak terarah, tak sesuai dengan situasi
yang dia hadapi. Subyek pun cenderung tidak menyelesaikan
pekerjaannya. Subyek cepat sekali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan
yang lainnya.
Menurut hasil wawancara terhadap guru dan orang pengasuh
subyek. Subyek merupakan anak yang sebelumnya dititipkan oleh orang
tua kandungnya. Namun, orangtua kandungnya tersebut tidak datang
menjemput subyek sampai saat ini. Sehingga subyek ikut dengan
pengasuhnya yang dipanggil ibu oleh subyek. Subyek dititipkan oleh
orangtua kandungnya saat subyek berusia 7 bulan. Saat subyek berusia 2
tahun, dan meskipun jarak rumah orangtua kandung subyek dengan rumah
orang tua asuh berdekatan, namun orangtua kandung subyek tidak pernah
mengunjungi subyek dan bahkan tidak pernah memberikan uang kepada
pengasuh subyek. Ketika subyek berusia 3 tahun, subyek dikembalikan ke
orang tua kandungnya. Namun, subyek tidak betah tinggal bersama
orangtua kandungnya dan akhirnya subyek tinggal bersama dengan
orangtua asuhnya. Menurut ayah asuh subyek, perilaku aneh subyek mulai
muncul sejak subyek kembali dari rumah orang tua kandung subyek.
Perilaku yang aneh itu diantaranya subyek yang suka mengogo-ogoh
mulut dan cenderung semaunya sendiri. Orang tua subyek bercerai saat
subyek berusia 4 tahun. Dan sejak saat itu orangtua kandung subyek
pindah dari Banyu Urip dan sampai sekarang tidak pernah menghubungi
subyek maupun orang tua asuh subyek.
C. ANALISIS FUNGSI
Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut analisis fungsi.
Dalam analisis ini informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan
permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal yang perlu diungkap
126
Handout Modifikasi Perilaku…
127
Handout Modifikasi Perilaku…
128
Handout Modifikasi Perilaku…
Rabu/ 03 Mei 2 Subyek dapat - Toss / Hi- 15 Menit Subyek bisa berta-
2017 menyusun puzzle Five han untuk diam di
dengan tepat tempat selama 15
menit. Namun
subyek masih
memasukkan jari-
jarinya kedalam
mulutnya.
129
Handout Modifikasi Perilaku…
130
Handout Modifikasi Perilaku…
131
Handout Modifikasi Perilaku…
132
Handout Modifikasi Perilaku…
I. EVALUASI
Berdasarkan pelaksanaan modifikasi perilaku yang telah dilakukan,
meskipun perilaku hiperaktif tersebut tidak bisa langsung dihilangkan
namun perilaku hiperaktif subyek tersebut sedikit berkurang. Kendala
dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini adalah karena waktu yang
sangat terbatas, yaitu hanya dilakukan dua kali. Modifikasi perilaku ini
hanya dilakukan di lingkungan sekolah, sehingga hasilnya kurang efektif.
Karena seharusnya orangtua juga ikut berpartisipasi dalam modifikasi
perilaku ini.
133
Handout Modifikasi Perilaku…
KASUS III
134
Handout Modifikasi Perilaku…
ibunya berada didekat subyek, subyek tampak manja. Namun saat bersama
dengan pengasuhnya subyek terlihat tidak manja.
135
Handout Modifikasi Perilaku…
136
Handout Modifikasi Perilaku…
137
Handout Modifikasi Perilaku…
138
Handout Modifikasi Perilaku…
Bila jumlah tidur anak tidak mencapai kebutuhan, dapatdi katakan kualitas
tidur anak akan menurun dan dapat membuat anak bangun pagi harus di
bangunkan dan rewel.
1. PENGUKUHAN POSITIF
A. Pengertian Pengukuhan Positif
Bila suatu stimulus (benda atau kejadian) dihadirkan terjadi
sebagai akibat konsekuensi suatu perilaku, dan bila karenanya keseringan
munculnya perilaku tersebut meningkat terpelihara, maka peristiwa
tersebut disebut pengukuhan positif (positive reinforcement).
B. Penerapan Efektif Pengukuhan Positif
Agar penerapan pengukuhan positif elektif, perlu dipertimbangkan
berbagai syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain :
1. Menyajikan pengukuhan seketika
Salah satu prinsip pengukuhan ialah bahwa penyajian pengukuhan
seketika setelah tindakan/perilaku berlangsung, lebih efektif daripada
penyajian tertunda.
139
Handout Modifikasi Perilaku…
140
Handout Modifikasi Perilaku…
d) Mengatur jadwal
Jadwal pemebrian pngukuhan ialah aturan yang dianut oleh
pemberi pengukuh dalam menentukan diantara sekian kali suatu
perilaku timbul, kapan atau yang mana yang akan mendapat
pengukuh.
- Jadwal pengukuhan terus-menerus, ialah pengukuhan diberikan
terus-menerus setiap kali perilaku sasaran timbul.
- Jadwal pengukuhan berselang, ialah pengukuh diberikan tidak
terus-menerus setiap kali perilaku sasaran timbul. Jadi hanya
sebagian saja yang mendapat pengukuh.
141
Handout Modifikasi Perilaku…
D. Ketentuan pengukuhan
Pengukuhan akan diberikan pada subyek jika terdapat
perubahan perilaku pada subyek yang sesuai dengan perilaku yang
diharapkan. Subyek akan mendapatkan apresiasi berupa “hebat/
bagus”.
2. TOKEN EKONOMI
A. Pengertian Token Ekonomi
Token Ekonomi dalah sebuah program dimana sekelompok
individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang
diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back
up reinforcer. Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku
yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang disukai dan
mengurangkan perilaku yang tidak disukai dengan menggunakan token
atau koin(Ayllon, 1999).
Ada tiga karakteristik dasar yang dimiliki token economy
sebagai suatu program dalam modifikasi perilaku, yaitu :
a. Perilaku yang akan diperkuat dipaparkan dengan jelas.
b. Prosedur yang digunakan adalah dengan memberikan reinforcing
stimuli (token) saat perilaku target muncul.
142
Handout Modifikasi Perilaku…
143
Handout Modifikasi Perilaku…
144
Handout Modifikasi Perilaku…
2. Kelemahan.
a. Kurangnya pembentukan motivasi renforce, karena token
merupakan dorongan dari luar diri.
b. Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh
pendukung / back up reinforce.
c. Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan dan
menerima token.
d. Bentuk token ekonomi bermacam-macam, tidak harus berupa
token tetapi dapat berupa stiker, tanda bintang dan tanda
penghargaan, point atau item lainnya.
145
Handout Modifikasi Perilaku…
146
Handout Modifikasi Perilaku…
147
Handout Modifikasi Perilaku…
148
Handout Modifikasi Perilaku…
adanya
perubahan
perilaku.
4 Subyek tidur Jadwal Pada hari ke-4
terlalu malam dan Anak tidur jam 10 jam kegiatan subyek
susah 20:00 dilakukan kembali ke
dibangunkan. Bangun jam selama 7 perilaku yang
06:00 hari agar semula tidur
dapat terlalu malam
menjadi dan susah
habit baru untuk
untuk dibangunkan.
subyek.
5 Subyek tidur Jadwal Pada hari ke-5
terlalu malam dan Anak tidur jam 10 jam kegiatan subyek
susah 20:00 dilakukan kembali ke
dibangunkan. Bangun jam selama 7 perilaku yang
06:00 hari agar semula tidur
dapat terlalu malam
menjadi dan susah
habit baru untuk
untuk dibangunkan.
subyek. Utama yang
membuat
subyek belum
dapat tidur
lebih awal
dikarenakan
rumah subyek
yang dekat
149
Handout Modifikasi Perilaku…
dengan
bengkel motor
yang ramai
jika malam.
1
1
1
150
Handout Modifikasi Perilaku…
KASUS IV
A. MODIFIKASI PERILAKU
Modifikasi perilaku adalah tindakan yang bertujuan untuk mengubah
perilaku, selain itu devinisi modifikasi perilaku yang tepat adalah usaha untuk
menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil
eksperimen pada perilaku manusia itu sendiri (Bootzin, 1975).
Menurut oleh kelompok Behavior Power dan Osborn (1976) memberikan
batasan modifikasi sebagai penggunaan secara sistematis teknik condistoning
pada manusia untuk keberhasilan perubahan frekwensi perilaku social tertentu
Modifikasi perilaku memanfaatkan penelitian-penelitian yang cermat mengenai
cara-cara lingkuangan mempengaruhi perilaku manusia.
B. IDENTITAS KLIEN
Nama : D.A.V
Tempat/tgl lahir : Surabaya, 08Februari1995
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Wonorejo, Surabaya
Anak ke berapa : Anak ke – 1 dari 2 bersaudara
Hobby : Jalan-jalan
Cita-cita : Ingin masuk surga
Apa yang tidak disukai : Jalan-jalan sambil makan
Agama : Islam
151
Handout Modifikasi Perilaku…
C. GAMBARAN PERMASALAHAN
Subyek kami memiliki suatu masalah dimana pada usia 22 tahun subyek
memiliki rasa ketakutan terhadap hewan kadal, ketakutan untuk melihat gambar
maupun bertemu dengan kadal.Hal ini di latar belakangi oleh keluarga subyek
yang sejak dulu tidak suka terhadap hewan melata, seperti kadal. Subyek tidak
menyukai kadal dikarenakan kulit kadal licin. Subyek juga mendapatkaninformasi
dari saudara subyek, yang mengatakan bahwa apabila seseorang telah di gigit
kadal, gigitan tersebut tidak akan terlepas sampai ada suara petir, sejak itulah
subyek merasa ketakutan melihat gambar hewan kadal. Hal ini menjadi tidak
wajar karena pada usia tersebut, seharusnya subyek sudah matang dalam hal
emosi dan kognitif.
Suatu ketakutan akan menjadi phobia apabila emosi takut ini terpacu oleh
beberapa faktor yang irasional dan tidak diketahui. Emosi takut ini sedemikian
sering dirasakan sehingga mengganggu kenyamanan hidup seseorang. Orang yang
phobia akan bereaksi secara tidak terkendali, tanpa alasan yang jelas tentang
situasi yang mereka takutkan. Hal ini terjadi karena tidak mengerti bahwa
penyebab reaksi itu adalah konflik yang tertekan di pikiran bawah sadar mereka.
Phobia dapat disembuhkan dengan beberapa cara, diantaranya adalah terapi atau
memodifikasi perilaku.
Dari keterangan yang telah didapat, subyek merupakan anak yang takut bila
dirinya melihat gambar kadal.Sehingga ketika teman-teman subyek sedang
membicarakan masalah hewan kadal, subyek menghidar.
152
Handout Modifikasi Perilaku…
kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional
yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan
yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu
obyek atau situasi tertentu. Menurut Dr.Kartini Kartono fobia adalah kekuatan
atau kecemasasn yang abnormal kuat, tidak rasional, dan tidak bisa dikontrol
terhadap suatu situasi atau obyek tertentu.
Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau
situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamanya. Oleh karena
ketakutan itu begitu irrasional dan tak beralasan, seringkali sulit bagi non-phobic
untuk memahami perasaan orang yang memahami perasaan seseorang penderita
atau memberikan simpati atas problema si penderita. Ketakutan pada phobia
seringkali diciptakan dan diperkuat oleh hokum asosiasi (law of association).
Misalnya, jika seseorang mengalami kejadian yang berbahaya dan menakutkan, ia
mungkin akan sangat takut pada kejadian serupa dan mulai merasakan emosi yang
sama hal-hal atau elemen yang berhubungan dengan kejadian itu.
Dalam bahasa Indonesia arti perasaan takut yang irasional, berlebihan, dan
bersifat terus menerus terhadap sesuatu atau situasi. Emosi takut adalah sesuatu
yang wajar dan pasti dialami oleh setiap orang. Emosi ini sebenarnya positif
karena mempunyai makna antisipatif terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan.
Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak kerena pada masa
ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini membuat mereka
sangat reseptif dalam mengembangkan rasa takut pada hal-hal yang tidak dikenal.
Pada umumnya, orang memiliki berbagai perasaan takut. Persaan takut
yang umum dijumpai dalam diri klien yang meminta terapi adalah takut terbang,
takut ketinggian, takut kehilangan, takut pada darah, takut kepada kontaminasi,
takut air, takut pada kegelapan, takut dengan tempat yang tertputu atau tempat
terbuka, takut pada hewan, takut berbicara didepan publik, dan takut kehilangan
kendali. Perasaan takut akan sangat berguna jika hanya mengakibatkan seseorang
menjadi lebih hati-hati dan waspada dalam menjalani hidup. Perasaan takut akan
sangat merugikan apabila membuat perilaku seseorang berubah dan menjadi
irrasional serta terlampau tegang sehingga mengganggu kehidupanya.
153
Handout Modifikasi Perilaku…
Suatu ketakutan akan menjadi phobia apabila emosi takut ini terpacu oleh
beberapa faktor yang irrasional dan tidak diketahui. Emosi takut ini sedemikian
sering dirasakan sehingga mengganggu kenyamanan hidup seseorang. Orang yang
phobia akan bereaksi secara tidak terkendali, tanpa alasan yang jelas tentang
situasi yang mereka takutkan. Hal ini terjadi karena tidak mengerti bahwa
penyebab reaksi itu adalah konflik yang tertekan di pikiran bawah sadar mereka.
Ketakutan pada phobia seringkali diciptakan dan diperkuat oleh hokum asosiasi
(law of association). Misalnya, jika seseorang mengalami kejadian yang
berbahaya dan menakutkan, ia mungkin akan sangat takut pada kejadian serupa
dan mulai merasakan emosi yang sama hal-hal atau elemen yang berhubungan
dengan kejadian itu.
Ketakutan terhadap binatang dan serangga dapat disebut animal phobia.
Sekali lagi, ketakutan ini sangat wajar tetapi bisa menjadi fobik bila sangat
mengganggu fungsi seseorang. Sebagai contoh, kami pernah menjumpai sejumlah
khusus di klinik kami dimana orang-orang yang memiliki fobia terhadap ular atau
tikus tidak sanggup membaca majalah karena takut secara tak sengaja mempunyai
gambar satu binatang yang ditakutinya tersebut. Ada banyak tempat yang mereka
hindari, sebenarnya mereka sangat ingin kesana misalnya wilayah pedesaan
dimana sodara atau teman dekatnya tinggal. Ketakutan yang dialami para
penderita fobia terhadap binatang ini sangat berbeda dengan revulsi (reaksi
mendadak) ringan biasa. Onset fobia ini, sama seperti fobia terhadap lingkungan
alam lainnya, mencapai pucaknya pada umur sekitar 7 tahun (Antony, 1997 a; Ost
1987).
Fobia sendiri merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu, baik
itu pada benda hidup maupun jenis benda mati. Banyak yang beranggapan bahwa
fobia dapat dihilangkan menggunakan terapi pikiran dengan mensugesti diri
sendiri untuk melenyapkan rasa takut yang berlebihan itu.
154
Handout Modifikasi Perilaku…
E. ANALISIS FUNGSI
Langkah-langkah awal dalm modifikasi perilaku adalah analisis fungsi
dalam analisis fungsi informasi yang relevan dikumpulkan sesuai dengan
permasalahan yang akan ditangani. Ada 3 hal dalam analisis fungsi yaitu:
155
Handout Modifikasi Perilaku…
156
Handout Modifikasi Perilaku…
157
Handout Modifikasi Perilaku…
158
Handout Modifikasi Perilaku…
159
Handout Modifikasi Perilaku…
160
Handout Modifikasi Perilaku…
Memberikan informasi
Berteriak dan keluar
ulang mengenai kadal,
keringat ketika
dengan Gadget / I-Pad
Kamis, 25-05-17 2 30 menit melihat gambar kadal
memperlihatkan
(Subyek masih merasa
gambar kadal melalui
takut)
Gadget / I-Pad
Subyek sudah mulai
Memperlihatkan menerima gambar
gambar kartun dan kartun dan lucu
Sabtu, 27-05-17 3 gambar lucu tentang tentang kadal, namun
Gadget / I-Pad 30 menit
kadal melalui Gadget / masih menunjukkan
I-Pad ekspresi cemas dan
pucat
Subyek melihat
Memperlihatkan gambar kadal, namun
Senin, 29-05-17 4 gambar kadal melalui Gadget / I-Pad 30 menit masih menunjukkan
Gadget / I-Pad ekspresi cemas dan
takut
Memperlihatkan
video kadal sedang
Rabu, 31-05-17 5 Gadget / I-Pad 30 menit Belum terlaksana
bergerak melalui
Gadget / I-Pad
Menunjukkan boneka
Jum‟at, 02-06-17 6 kadal secara langsung Boneka Kadal 30 menit Belum terlaksana
kepada subyek
Meminta subyek untuk
Senin, 05-06-17 7 memegang boneka Boneka Kadal 30 menit Belum terlaksana
kadal secara langsung
161
Handout Modifikasi Perilaku…
162
Handout Modifikasi Perilaku…
L. EVALUASI
Berdasarkan treatment didapatkan evaluasi yaitu dimana dalam proses
modifikasi perilaku, subyek merupakan individu yang jijik terhadap hewan
kadal, ketika melihat gambar kulit kadal, subyek refleks menutup mata.
Sehingga dalam proses terapi kami merasa sedikit kesulitan. Selain itu adanya
kendala waktu untuk kami dikarenakan kami melakukan tretment tersebut
saat pulang kuliah. Serta kurang efisiensi waktu dalam proses modifikasi
perilaku. Sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.
M. LAMPIRAN
163
Handout Modifikasi Perilaku…
KASUS V
164
Handout Modifikasi Perilaku…
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku merupakan usaha untuk menerapkan
prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip psikologis hasil
eksperimen lain pada perilaku manusia. Modifikasi prilaku
beranggaapan bahwa prilaku yang dapat diobservasi dan diamati
dan diukur merupakan target yang bagus untuk dapat berubah.
Batasan modifikasi perilaku adalah penggunaan secara sistematis
teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan
frekuensi prilaku social tertentu atau tindakan mengontrol
lingkungan prilaku tersebut.
165
Handout Modifikasi Perilaku…
C. Tujuan Self-Management
Tujuan modifikasi perilaku menggunakan Teknik Self-
Manajement adalah agar individu secara teliti dapat menempatkan
diri dalam situasi-situasi yang menghambat tingkah laku yang
mereka ingin hilangkan dan belajar untuk mencegah timbulnya
perilaku atau masalah yang tidak diinginkan.Dalam arti individu
dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka sehingga
mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal yang tidak baik dan
peningkatan hal-hal yang baik dan benar.
D. Kasus
1. Identitas Klien
Nama Klien : Daniel Rahardian
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempat Tanggal Lahir : Surabya, 09 Desember 2001
Usia : 16 Tahun
Urutan Kelahiran : Anak Tunggal
Hobby : Bermain Sepak Bola
Cita – Cita : Menjadi Pemain Bola
166
Handout Modifikasi Perilaku…
2. Gambaran Permasalahan
Pada masa remaja adalah masa peralihan dari masa
anak-anak menuju dewasa. Sehingga di masa ini remaja akan
berusaha untuk menemukan jati dirinya.
Melihat pandangan diatas tentunya dapat dieketahui
bahwa ada berbagai macam perilaku pada masa remaja.
Membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan
remaja. Yang jika tidak diatasi dapat menimbulkan dampak
yang lebih parah.
Oleh karena itu untuk mengurangi atau menghilangkan
perilaku membolos sekolah dengan cara memodifikasi perilaku
tersebut. Sehingga kami tertarik untuk melakukan modifikasi
perilaku pada kasus ini untuk mengurangi atau menghilangkan
perilaku membolos tersebut.
Daniel adalah anak tunggal di keluarganya, sekarang
dia berumur 16 tahun duduk di kelas 1 SMA (Sekolah
Menengah Atas) di Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara
kami dari teman – teman beserta para gurunya disekolah dia
dikenal sebagai anak yang baik tetapi ada kebiasaan buruk
yang dilakukan Daniel, dia sering absen atau bolos sekolah dan
dia sering mendapat teguran dari gurunya. Yang
mengakibatkan Daniel sering tidak masuk sekolah adalah
karena Daniel merasa dirinya terbebani kegiatan sekolah,
padahal menurut teman-teman dan gurunya, Daniel tidak
terlalu sibuk dan kegiatan di sekolah tidak terlalu banyak
karena dia tidak mengikuti ekstrakurikuler sama sekali di
sekolahnya.
Orang tua Daniel adalah terbilang orang yang cukup
sukses, karena dilihat dari hampir semua kebutuhan Daniel
dapat terpenuhi hal itu dapat dilihat dari kebiasan Daniel yang
memiliki fasilitas yang bagus. Akan tetapi kebutuhan hidup
167
Handout Modifikasi Perilaku…
E. Analisis Fungsi
Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut analisis
fungsi. Dalam analisis ini informasi yang relevan dikumpulkan
sesuai dengan permasalahan yang akan ditangani. Ada tiga hal
yang perlu diungkap dalam analisis fungsi, yaitu faktor-faktor
penyumbang terjadinya perilaku, yang ”memelihara” perilaku,
dan tuntutan melakukan analisis fungsi dapat digunakan
formula ABC. Formula tersebut adalah:
A. (Antecedent) ialah segala hal yang mencetuskan atau
menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecedent
168
Handout Modifikasi Perilaku…
169
Handout Modifikasi Perilaku…
170
Handout Modifikasi Perilaku…
perilaku yang dapat merugikan diri subyek sendiri dan orang tua
yang berakibat untuk masa depannya nanti. Sehingga dalam hal
tersebut perlu untuk dilakukan pegurangan atau dihilangkan.
H. Pengukuhan
Pengukuhan yang kami gunakan dalam kasus ini adalah
pengelolaan diri dan hukuman yang bertujuan sebagai penguat
untuk mengurangi perilaku membolos sekolah. Sedangkan
Pengukuh yang digunakan adalah teknik Self Management.
Dalam pengelolaan diri subyek harus mampu mengatur dan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, hal itu dapat dilakukan
dengan cara adanya kesepakatan antara subyek dan pihak pemberi
treatment sebelum dilaksanakannya perlakuan tersebut.
Subyek diminta untuk memberikan pengukuhan kepada
dirinya sendiri berupa hukuman apabila subyek melanggar atau
masih bolos sekolah . Seperti kasus yang diatas, jika subyek lebih
mementingkan hobinya untuk bermain sepak bola dan tidak mau
masuk kelas dan dilakukan berulang kali, maka subyek menerima
konsekuensi tindakannya sendiri dengan denda uang Rp.30.000
yang telah disepakati. Hal tersebut bertujuan supaya subyek
mengatur dirinya sendiri dan bertanggung jawab untuk masuk
sekolah.
171
Handout Modifikasi Perilaku…
172
Handout Modifikasi Perilaku…
173
Handout Modifikasi Perilaku…
174
Handout Modifikasi Perilaku…
175
Handout Modifikasi Perilaku…
perilaku subyek
dapat berubah
dan di hari ke 3
subyek tidak
membolos lagi.
176
Handout Modifikasi Perilaku…
K. Evaluasi
Dari hasil pelaksanaan dilakukannya modifikasi perilaku,
meskipun perilaku membolos tidak bisa langsung di hilangkan
namun perilaku tersebut bisa sedikit berkurang. Anak perlahan-
lahan mulai sadar dengan perbuatannya dan orangtua semakin
sadar dengan masa depan anaknya yang sekarang mulai
diperhatikan. Kendala dalam pelaksanaan modifikasi perilaku ini
karena sibuknya orangtua yang sedikit kurang bisa mendukung
karena terbatasnya waktu untuk anak dan waktu yang sangat
terbatas, subjek sudah mampu untuk tidaak membolos dalam 4
hari, ini tidak menjamin subjek akan bertahan atau tidak, karena
memang modifikasi perilaku untuk tekhnik self management
memerlukan waktu yang relatif lama, dan membutuhkan banyak
dukungan dari lingkungan guru, orang tua, teman dan pihak laian
yang di rasa di butuhkan. Self management merubah pola pikir
subjek agar tersadar, dan meninggalkan perilaku yang lama dengan
perilaku yang lebih baik dengan secara sadar, konsekuen dan
tanggung jawab terhadap diri sendiri.
177
Handout Modifikasi Perilaku…
KASUS VI
B. GAMBARAN PERMASALAHAN
AL merupakan seorang mahasiswa semester 6 di Universitas Adi
Buana Surabaya. AL bertempat tinggal di kost putra daerah Menanggal,
Surabaya. Menurut pandangan AL, dirinya merupakan pribadi yang rajin
dan cepat dalam melakukan hal apapun. Namun itu dulu sebelum dirinya
mengenal game online. Pada saat awal semester hingga semester 3 nilai IP
AL selalu mengalami peningkatan. Namun pada semester 4 hingga 5 AL
mengalami penurunan pada nilai IP nya berturut – turut. AL sendiri
menyadari bahwa akibat dari turun nilai IP nya karena dirinya terlalu asik
bermain game online. Pada awal semester 4 AL bertemu dengan BS. BS
merupakan teman yang baru ditemui oleh AL pada awal semeste 4. BS
juga bertempat tinggal di kost putra yang tidak jauh dengan tempat tinggal
AL. Pada awal pertemuan AL dan BS hanya melakukan perberbincangan
mengenai tugas kuliah dan hal biasa pada umumnya. Namun seiring
berjalannya waktu AL dan BS pun sering menghabiskan waktu luang
bersama. AL sendiri mengatakan bahwa BS merupakan seorang gamer.
178
Handout Modifikasi Perilaku…
C. ANALISIS FUNGSI
1. Antecedent (A)
Analisis ini merupakan segala hal pencetus perilaku yang
dipermasalahkan seperti situasi, tempat, waktu, aktivitas, dan lain
sebagainya. Dalam masalah ini pencetus dari perilaku yang tidak
diinginkan bahwa subjek yang sebelumnya tidak mengenal bagaimana
cara bermain game online kemudian subjek bertemu dengan temannya
yang sangat gemar bermain game online. Sejak saat itu subjek mulai
sering bermain game online tanpa mengenal waktu dan melalaikan
tugasnya sebagai mahasiswa.
2. Behavior (B)
Analisis ini merupakan segala hal mengenai perilaku yang
dipermasalahkan seperti frekuensi, intensitas, dan lamanya perilaku
sering dimunculkan. Ketika subjek merasakan muncul keinginan untuk
bermain game online, subjek cenderung langsung untuk pergi ke
tempat yang tempat tersebut menyediakan jaringan koneksi internet
179
Handout Modifikasi Perilaku…
3. Consequence (C) :
Analisi merupakan suatu akibat yang didapat dari perilaku yang
tidak diinginkan tersebut muncul. Subjek mengalami penurunan dalam
hasil belajar pada kuliahnya. Subjek sebelumnya merupakan
mahasiswa yang cukup berprestasi, hal ini dapat dijelaskan oleh subjek
dengan nilai-nilai IPK (Indeks Prestasi Komukatif) yang didapatkan
subjek setiap semesternya. Namun sangat disayangkan semenjak
subjek mengenal game online dan bisa dikatakan kecanduan nilai-niilai
subjek menurun jauh dari sebelumnya, hal ini membuat subjek ingin
mengurangi kecanduannya tetapi subjek membutuhkan bantuan orang
lain untuk mengurangi perilaku bermain game online tanpa mengenal
waktu sekaligus melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa.
180
Handout Modifikasi Perilaku…
181
Handout Modifikasi Perilaku…
182
Handout Modifikasi Perilaku…
183
Handout Modifikasi Perilaku…
subjek, misal :
1. Mengunjungi warnet tempat biasa subjek
bermain
2. Mengunjungi tempat kost subjek
10 Mei 2017 Fokus : Observasi kegiatan subjek ketika bermain game
online.
Strategi :
1. Mengikuti subjek berkunjung ke warnet tempat
biasa subjek bermain game online.
2. Mengikuti subjek berkunjung ke tempat kost
subjek.
Hasil :
1. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan
oleh subjek ketika bermain game online.
2. Mengetahui tempat biasa subjek bermain game
online.
3. Mengetahui alamat kost subjek dan berkenalan
teman sekamar kost subjek.
Evaluasi : Diperlukan pembuatan kontrak diri yang
disusun oleh subjek untuk dirinya sendiri. Perlu
dilakukan kunjungan ke warnet tempat biasa subjek
bermain game online dan kost subjek.
13 Mei 2017 Fokus : Kontrak diri subjek tentang perjanjian
manajemen diri tentang kecanduan subjek terhadap
game online.
Strategi :
1. Mendatangi warnet yang menjadi tempat
bermain game online oleh subjek.
2. Membuat perjanjian dengan penjaga warnet
untuk memantau subjek
184
Handout Modifikasi Perilaku…
185
Handout Modifikasi Perilaku…
186
Handout Modifikasi Perilaku…
187
Handout Modifikasi Perilaku…
188
Handout Modifikasi Perilaku…
I. KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh baik dari observer maupun dari subjek
untuk awal permulaan subjek melakukan komitmen yang telah dibuat
sendiri oleh subjek dengan baik dan sesuai. Subjek dianggap mampu
melakukan komitmen yang dibuat sendiri, terbukti dari awal pembuatan
komitmen hingga evaluasi pertama dilakukan subjek mampu melakukan
secara baik. Subjek mendapatkan penghargaan diri karena dianggap
mampu melaksanakan komitmen yang dibuat.
Namun setelah evaluasi pertama berlangsung subjek mulai enggan
melakukan komitmen yang telah dibuatnya. Terbukti dari data yang
didapat dari observer dan subjek menunjukkan kecanduan bermain game
online kembali. Subjek dirasa belum siap untuk mengatasi kecemasan diri
subjek dengan strategi yang dibuat dan disarankan. Perlu dikaji ulang
terhadap subjek untuk diberikan strategi baru sebagai cara menangani
kecemasan pada diri subjek.
189
Handout Modifikasi Perilaku…
KASUS VII
B. GAMBARAN PERMASALAHAN
SN adalah seorang karyawan bagian administrasi di PT. United
Tracktor cabang di Surabaya yang berada di Rungkut. SN bertempat
tinggal di perumahan Jemur Andayani gang 6. Akhir-akhir ini SN
mengalami beberapa permasalahan salah satu nya stress kerja akibat dari
kurangnya perencaan kerja yang baik, teman kerja yang menurutnya
kurang mendukung dalam pekerjaan, pencapaian belum diraih untuk
menjadi bagian dari karyawan yang tetap, tekanan dari atasan dan
keluarga. Namun SN berusaha agar bekerja semaksimal mungkin. Akibat
dari stress tersebut SN susah tidur dan akhirnya sering terlambat datang ke
kantor sampai-sampai SN mendapat teguran dari atasan mengenai hal itu.
190
Handout Modifikasi Perilaku…
191
Handout Modifikasi Perilaku…
192
Handout Modifikasi Perilaku…
193
Handout Modifikasi Perilaku…
olahraga
Evaluasi : perlu dilakukan monitoring mulai tanggal 9
juni 2017 – 11 juni 2017
09 Juni 2017 Fokus : Melihat hasil pekerjaan subyek dikantor
Strategi : Menyuruh subyek memfotocopy hasil
pekerjaannya di kantor
Hasil :
Subyek menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan
memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting
Evaluasi : subyek merasa lebih tenang, karena tidak
dikejar-kejar deadline pekerjaan kantor
10 Juni 2017 Fokus : Melakukan relaksasi
Strategi : Memutar musik yang menenangkan
Hasil : Subyek mengaku tenang
Evaluasi : Perlu tetap melakukan kegiatab sesuai
rencana meskipun sudah merasa tenang
11 Juni 2017 Fokus : Olahraga
Strategi : Mengajak olahraga subyek di Car Free Day
Hasil : -Subyek datang tepat waktu di tempat yang
sudah di tentukan
- Subyek dengan semangat melakukan
kegiatannya
Evaluasi : Subyek mengaku lebih tenang dan merasa
kegiatannya lebih terarah.
194
Handout Modifikasi Perilaku…
G. KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh subyek melakukan kegiatannya dengan
baik. Subyek merasa lebih tenang, hal ini terlihat dari sikap subyek yang
mengaku lebih tenang ketika selesai kegiatan yang dilakukan,
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh atasannya tidak molor dan
subyek merasa kegiatanya lebih terarah. Subyek juga mengaku akan terus
melakukan hal ini agar subyek tidak mengalami stress kerja lagi.
195
Handout Modifikasi Perilaku…
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-
ERNAWULAN_SYAODIH/PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf diakses
pada tanggal 14 mei 2017 pukul 19.00 wib
Irwanto, Elia, H., Hadisoeparno, A., Priyani, R.MJ., Wismanto, B.Y., dan
Fernandes. C. 1994. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Parenting.co.id/usia-sekolah/waktu+tidur+ideal+anak
196
Handout Modifikasi Perilaku…
197