Anda di halaman 1dari 7

Tugas Makalah Modifikasi Perilaku

SHAPING DAN PROMTING

Disusun oleh: 5 (maju ke 3)

Nurhafifah (170213040)

Septiani Zubaida (170213021)

Isratun Nazirah (170213031)

Desi ( 170213054)

Khaira Ummah (170213036)

Dosen Pembimbing: Wanty Khaira, S.Ag., M.Pd.

UNIVERSITAS ISLAM UIN AR-RANIRY

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI BIMBINGAN KONSELING

TAHUN 2020
A. Shaping

1. Pengertian Shaping

Teknik shaping yang dimunculkan oleh terapi behavior dimana terapi ini
berfokus pada tingkah laku yang nampak. Kata shaping dalam kamus psikologis
adalah mengajarkan suatu reaksi yang diinginkan dengan jalan memperkuat seri
langkah yang berturut-turut menuju ke arah reaksi, teknik ini dilakukan dengan
mempelajari tingkah laku baru secara bertahap.

Dijelaskan pula tentang shaping (pembentukan), yaitu pembentukan


tingkah laku baru yang sebelumnya belum ditampilkan dengan memberikan
reinforcement (penguatan) secara sistematis dan langsung setiap kali tingkah laku
ditampilkan. Jadi teknik shaping adalah teknik yang digunakan untuk membentuk
perilaku seorang individu, karena perilaku mempunyai tingkat kejadian, maka tidak
mungkin menigkatkan frekuensi perilaku hanya dengan menunggu sampai terjadi dan
kemudian baru menguatkannya.

2. Penerapan Perencanaan Shaping


a. Konseli harus diberitahu sebelum perencanaan dilakukan
b. Beri peringatan segera pada saat awal perilaku
c. Jangan pindah ketahap berikutnya sebelum konseli menguasai perilaku pada
satu tahap sebelumnya
d.Bila belum yakin dengan pengusaan perilaku konseli, dapat digunakan
perpindahan tahap yang sebelumya sudah dibuat.
e. Jangan terlalu sering memberikan penguatan pada satu tahap dan tidak
memberi penguatan pada tahap lain.
f. Kalau konseli berhenti bekerja, maka konselor dapat berpindah ke tahap
yang berikutnya.
3. Kegunaan Shaping
Dalam shaping terdapat kegunaan dalam membentuk perilaku yang
diinginkan. Menurut Miltenberger (2004: 198) kegunaan shaping yaitu:
a. Membentuk perilaku baru
b. Memunculkan kembali perilaku yang sebelumnya sudah pernah muncul.
Perilaku tersebut sudah pernah muncul, namun karena suatu alasan,
perilaku tersebut tidak dimunculkan lagi oleh orang itu.
c. Mengubah beberapa dimensi perilaku yang dimunculkan seseorang.

4. Contoh Shaping

Tabel Pelaksanaan Program Modifikasi Perilaku Dengan Teknik Shaping

Program Modifikasi
Perilaku

Sesi Ke- Program Setting (waktu dan tempat) Reinforcement

1 Roleplay bersama modifikator. Pada siang hari di rumah Pujian


Partisipan dilatih meminta partisipan.
bantuan secara verbal oleh
modifikator.

2 Ditemani modifikator saat Saat pulang sekolah, di Jalan Pujian dan Stiker
meminta bantuan menyeberang Raya Juanda, Depok.
jalan pada orang lain

3 Ditemani modifikator saat Saat pulang sekolah, di Jalan Pujian

meminta bantuan menyeberang Raya Juanda, Depok.


jalan pada orang lain

4 Modifikator berjarak lebih dari 2 Saat pulang sekolah, di Jalan Pujian dan Stiker
meter dan partisipan meminta Raya Juanda, Depok.

bantuan menyeberang jalan pada


orang lain sendiri

5 Modifikator berjarak lebih dari 2 Saat pulang sekolah, di Jalan Pujian


meter dan partisipan meminta Raya Juanda, Depok.
bantuan menyeberang jalan pada
orang lain sendiri

6 Modifikator berada di seberang Saat jalan-jalan, di jalan -


jalan dan partisipan meminta Margonda Raya, Depok.
bantuan menyeberang jalan pada
orang lain sendiri

7 Modifikator berada di seberang Saat jalan-jalan, di jalan -


jalan dan F meminta bantuan Margonda Raya, Depok.

B. PROMPTING

1. Pengertian Prompting

Prompting Prompt adalah stimulus/petunjuk yang diberikan sebelum


atau selama perilaku muncul. Prompt membantu perilaku terjadi, sehingga guru dapat
memberikan penguatan "(. Cooper, Heron, & Heward, 1987, hal 312).

Prompt adalah penyebab (antecedent) atau event yang bisa membangkitkan perilaku
tertentu dalam situasi tertentu. Tipe dari Prompt ada dua: response prompts dan
stimulus prompts.

a. Response Prompts: perilaku orang lain (individu B) yang menyebabkan


munculnya respon perilaku pada individu A ketika hadirnya stimulus (SD). Response
prompts ada empat hal yaitu: verbal prompts, gestural prompts, modeling prompts,
physical prompts.

1) Verbal Prompts: ketika perilaku verbal dari orang lain menghasilkan respon
perilaku yang tepat ketika stimulus hadir. Verbal behavior adalah ketika kamu
mengatakan sesuatu kepada orang lain yang membantu orang lain untuk melakukan
tindakan/perilaku yang benar. Contoh: Natasha sedang belajar membaca, kemudian
guru menunjukkan flash card dengan kata “mobil” kemudian guru mengatakan
“mobil” (verbal prompt). Dengan verbal prompt tersebut maka Natasha mampu
memberikan respon yang benar dengan mengucapkan “mobil”. Verbal prompt
meliputi instruksi, kata kunci, reminders, pertanyaan dalam bentuk verbal yang bisa
membantu sesorang untuk menunjukkan tindakan/perilaku yang benar.
2) Gestural Prompts: gerakan tubuh atau badan seseorang yang membantu orang
lain membuat tindakan yang benar ketika stimulus hadir (SD). Namun ketika
seseorang memberikan modeling itu bukanlah Gestural Prompts. Contoh dari
Gestural Prompts adalah ketika pelatih menunjukkan kepada anak didiknya dimana
seharusnya si anak berdiri di lapangan ketika bermain base ball. Perilaku menunjuk
adalah Gestural Prompts. Contoh lainny adalah ketika guru menunjukkan dua buah
kartu yang berisi tulisan EXIT dan ENTER, karena siswa tersebut tidak tahu bacaan
dari huruf tersebut kemudian guru menyediakan Gestural Prompts dengan cara
melihat langsung ke kartu dengan tulisan EXIT sehingga siswa akan menunjukkan
kartu EXIT, gerakan melihat langsung dikategorikan sebagai Gestural Prompts.
3) Modeling Prompts: demonstrasi/demo yang ditunjukkan oleh orang lain
sehingga individu A ada kemungkinan untuk melakukan tindakan yang tepat ketika
stimulus hadir. Individu A mengamati dan mengimitasi cara melakukan sesuatu
berdasarkan yang dicontohkan orang lain. Contoh: pelatih menunjukkan cara yang
benar menendang bola, sehingga atlit bisa mengobservasi, mengetahui dan
melakukan dengan benar cara menendang bola. Modeling prompts akan efektif jika
individu A memiliki pengalaman sebelumnya dimana perilaku meniru dengan tepat
mendapat penguatan. Oleh karena itu, modeling prompts menjadi stimulus control
untuk perilaku mengimitasi.
4) Physical Prompts: seseorang membantu secara fisik kepada orang lain.
Contoh: Seorang pelatih membantu atlit cara memegang tongkat pemukul base ball
secara benar, kemudian membantunya mengayunkan tongkat tersebut sehingga bisa
memukul bola. Physical prompt adalah bimbingan dari tangan-ke-tangan, dimana
trainer membantu melalui tangan orang tersebut secara langsung. Contoh lainnya:
guru seni membantu siswanya secara langsung bagaimana mencetak tanah liat.
Response prompts ini sangat mengganggu, karena promts ini seseorang mengontrol
perilaku orang lainnya. Dalam situasi belajar hal tersebut tentu saja dapat diterima.
Namun, sebisa mungkin kamu menggunakan prompt yang tidak begitu mengganggu
sampai yang paling mengganggu sehingga orang tersebut terlibat untu melakukan
tindakan yang benar.
5) Stimulus Prompts: dalam stimulus prompt yang dirubah adalah stimulusnya,
menambah atau mengurangi stimulusnya, sehingga respon yang tepat bisa dilakukan.
Stimulus prompt melibatkan perubahan pada SD atau S-delta (S∆), sehingga SD lebih
kelihatan dan (S∆) tidak begitu kelihat dan individu tersebut melakukan respon yang
tepat ketika muncul SD (individu bisa melakukan diskriminasi ). Merubah SD disebut
within-stimulus prompt dan menambahkan stimulus atau isyarat kepada SD disebut
extra-stimulus prompt. Keterangan sebagai berikut:
6) Within-Stimulus Prompts: kamu bisa mengganti SD atau S∆ dengan berbagai
cara. Dengan mengganti posisi ataupun dimensi dari SD atau S∆, seperti: ukuran,
bentuk, warna, dan intensitas. Contoh: pelatih menggunakan stimulus prompt untuk
melatih para atlitnya memukul bola baseball dengan benar. SD nya adalah
memberikan reinforcement ketika atlit memukul bola dari jarak yang dekat, dan
kemudian mengganti ukuran jaraknya sehingga atlit bisa memukulnya dari jarak yang
normal. Contoh lainnya: ketika guru ingin mengajarkan bacaan flash card kata
KELUAR, maka guru with-in stimulus yang diberikan guru adalah mendekatkan
flash card kata KELUAR dengan siswa tersebut, dan menjauhkan flash card kata
“MASUK”, atau cara lainnya adalah membuat flash card kata “KELUAR” lebih
besar dari pada kata “MASUK”.
7) Extra-stimulus Prompts: memberikan tambahan stimulus dari stimulus
prompts yang sudah ada untuk membantu seseorang membuat “diskriminas” dengna
tepat (membedakan dengan tepat). Wacker dan Berg (1983) menggunakan picture
prompts untuk membantu orang dewasa dengan gangguan intelektual untuk
menyelesaikan pekerjaan yang kompleks secara tepat. Tugas yang dilakukan meliputi
merakit ataupun mengemas barang. picture prompts membantu orang tersebut
melaksanakan tugasnya secara tepat. Alberto dan Toutman (1986) melakukan
eksperimen untuk anak kecil yang belajar mengenali tangan kanan dan tangan kiri.
Gurunya kemudian menggambarkan tanda X pada punggung tangan kanan, sehingga
anak tersebut dapat membedakan/ mendiskriminasikan antara tangan kanan dan kiri.

.
DAFTAR PUSTAKA

Kartini , Lali, (1987). kamus psikologi. Bandung: pionor jaya

Komalasari gantina.2011. teori dan teknik konseling. Jakarta Barat: PT Indeks

Anda mungkin juga menyukai