Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN PENGUBAHAN TINGKAH LAKU

(TEKNIK REINFORCEMENT)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Analisis Pengubahan Tingkah Laku
Dosen Pengampu : Dr. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi.

Oleh :

Kelompok 2

1. Meita Puspita Marta


NPM : 19.1.01.01.0001
2. Suci Arianti
NPM : 19.1.01.01.0020
3. Linda Novi Rahayu
NPM : 19.1.01.01.0022

TINGKAT III

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku (Teknik Reinforcement)” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Dr. Vivi Ratnawati, S.Pd, M.Psi. pada mata kuliah Analisis Pengubahan
Tingkah Laku. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Analisis Pengubahan Tingkah Laku bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Vivi Ratnawati, S.Pd,
M.Psi. selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kediri, 17 September 2021


Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Reinforcement..............................................................6
B. Faktor yang memengaruhi efektivitas dalam memberikan penguatan.......6
C. Jenis Teknik Reinforcement.........................................................................7
D. Penerapan Teknik Reinforcement................................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara psikologis setiap orang membutuhkan penghargaan
terhadap sesuatu usaha yang telah dilakukannya. Melalui penghargaan
yang diperolehnya, seseorang akan merasakan bahwa hasil perbuatannya
dihargai, mendapatkan tempat dan oleh karenanya akan menjadi pemacu
untuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang lebih baik dalam
melaksanakan tugasnya. Penghargaan yang diberikan terhadap seseorang
yang telah menunjukkan perbuatan baik,  tidak selalu harus dalam bentuk
materi, akan tetapi bisa dilakukan dalam bentuk-bentuk lain seperti
memberikan pujian dengan ucapan misalnya: terima kasih, bagus, sikapmu
sangat baik, pakaianmu rapih atau kata-kata lain yang sejenis, dimana
seseorang yang mendapat pujian atau penghargaan tersebut merasa
dihargai. Sehingga, prestasi atau tingkah laku yang baik itu dapat
dipertahankan dan ditingkatkan serta akan berulang di masa yang akan
datang.
Akan tetapi kenyataan di lapangan masih ada dari sebagian
individu yang masih memberikan penghargaan berupa materi. Hal tersebut
dapat menyebababkan individu itu menjadi ketergantungan pada suatu
materi yang dijadikan sebagai perhargaan baginya. Dan dalam hal ini perlu
adanya peran guru BK dalam penanganan masalah tersebut agar dapat
meminimalisir tingkah laku yang kurang tepat. Oleh karena itu pujian
melalui kata-kata atau memberikan respon positif terhadap perilaku yang
telah ditunjukkan oleh seseorang disebut dengan “penguatan”. Dengan
demikian yang dimaksud dengan penguatan (reinforcement) akan dibahas
didalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Didalam menyusun makalah ini penulis memberikan rumusan masalah
untuk memudahkan penulis dalam hal penyusunan materi, sehingga tidak

4
terjadi kerancauan dalam menyajikan materi. Adapun rumusan masalah
antara lain :
a) Apa pengertian teknik reinforcement?
b) Apa saja factor yang memengaruhi efektivitas dalam memberikan
penguatan?
c) Apa jenis-jenis teknik reinforcement?
d) Bagaimanakah penerapan teknik reinforcement?

C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari bab ini maka diharapkan dapat mengerti dan
memahami wawasan tentang:
a) Mengetahui pengertian teknik reinforcement
b) Mengetahui jenis teknik reinforcement
c) Mengetahui penerapan teknik reinforcement

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Reinforcement


Menurut Jumarin (2005: 88), reinforcement (pengukuhan) adalah
stimulus yang menjadi konskuensi tingkah laku manusia. Apabila suatu
respon atau tingkah laku telah dilakukan, dan sesudah itu dihadirkan suatu
stimulus (benda atau kejadian) sebagai akibat atau konsekuensi dari
tingkah laku tersebut, dan mengakibatkan tingkah laku tersebut sering
muncul, meningkat atau diperkuat, maka peristiwa tersebut dinamai
pengukuhan positif. Senyuman, belaian, perhatian, pelukan, aplaus, uang,
benda, makanan dan sebagainya disebut positive reinforce, apabila
kehadirannya meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku.
Dalam kehidupan sehari-hari peristiwa pengukuhan maupun
penghilangan tingkah laku banyak terjadi secara alamiah, yang
disebut natural consequence. Namun dalam program pengubahan tingkah
laku, pengukuh tidak dibiarkan terjadi secara alamiah, tetapi diatur
sedemikian rupa agar menjadi konskuen bagi tingkah laku yang ingin
ditingkatkan atau dipelihara. Kaidah penguatan tidak selamanya mudah
dilakukan dan kadang rumit. Seringkali suatu penguat positif begitu sangat
ampuh, tetapi seringkali tidak efektif sama sekali. Apa yang menjadi
pengukuh bagi seseorang dalam lingkungan tertentu, mungkin sama sekali
tidak punya arti apa-apa bagi orang lain. Kerumitan dalam memberikan
penguatan tersebut sebenarnya terjadi karena pengubah kurang cermat
dalam mengamati.

B.  Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Dalam Memberikan Penguatan


1.    Immediacy/Kesegeraan
Waktu antara munculnya perilaku dan konsekuensi yang
menguatkan adalah faktor yang penting. Untuk konsekuensi yang lebih
efektif, konsekuensi tersebut harus diberikan segera setelah munculnya
tingkah laku.

6
2.    Contingency

Ketika respon secara konsisten diikuti oleh konsekuensi yang


segera, konsekuensi tersebut akan lebih efektif untuk menguatkan
(reinforce) respon tersebut. Saat respon tersebut menghasilkan
konsekuensi dan konsekuensi tersebut tidak muncul kecuali respon
tersebut hadir terlebih dahulu, kita katakan bahwa contingency hadir
diantara respon dan konsekuensi.

3.    Eshtablishing
Eshtablishing Adalah kejadian yang mengubah nilai sebuah
stimuli menjadi sebuah penguat.
4.    Individual Differences / Perbedaan Individual
Reinforcer (penguat) akan berbeda pada setiap individu. Contoh:
permen mungkin akan menjadi penguat pada anak kecil, namun
(mungkin) tidak pada orang dewasa.
5.     Magnitude/Kwantitas
Dengan establishing operations yang sesuai, biasanya, efectiveness
suatu stimulus sebagai reinforcer adalah lebih besar jika jumlah atau
penting/besar suatu stimulus lebih besar.

C. Jenis Teknik Reinforcement

1.    Reinforcement Positif

Muh Uzer Usman (dalam Jumarin: 2005) mengetengahkan teknik


pemberian pengukuh agar efektif, yaitu:

▪     Penguatan kepada pribadi tertentu yang jelas

▪     Diberikan dengan segera atau langsung, yaitu setelah munculnya


tingkah laku yang diharapkan

▪     Penguatan kepada kelompok

▪     Penggunaan penguatan dengan bervariasi

7
Soetarlinah Soekadji (dalam Jumarin: 2005) mengemukakan
beberapa hal yang harus dilakukan agar pengukuhan positif dapat berjalan
efektif, antara lain:

a.    Menyajikan pengukuh seketika

              Salah satu prinsip pengukuhan yaitu penyajiannya dilakukan


segera setelah tingkah laku berlangsung akan lebih efektif
dibandingkan penyajian yang tertunda.

b.    Memilih pengukuh yang tepat

              Tidak semua stimulus stimulus yang memenuhi kebutuhan


fisiologis dapat menjadi pengukuh yang tepat. Setiap orang
mempunyai selera sendiri-sendiri, dan setiap situasi dapat
menimbulkan perubahan selera.

Soetirlah Soekaji (dalam Jumarin: 2005) menyatakan bentuk


pilihan pengukuhan yang dapat digunakan antara lain:

1)    Makanan, semua orang menyukai makanan atau minuman


yang cocok dengan seleranya.

2)    Benda-benda, setiap orang akan senang jika mendapatkan


suatu benda yang menarik, memiliki kenangan apalagi berharga.
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika menggunakan benda,
yaitu:

       a)  Diberikan hanya pada tingkah laku tertentu, tidak semua


tingkah laku, dan tidak setiap waktu, atau diberikan secara
berkala.

       b)  Benda yang sederhana tetapi menarik dan memiliki nilai,


atau jika benda yang berharga dapat diberikan jika pada
even khusus, misalnya ulang tahun, juara kelas, dan prestasi
gemilang lainnya.

8
       c)  Diberikan pengukuh benda sesuai dengan tingkah laku
yang dilakukan.

       d)  Pasangkan pengukuh benda dengan pengukuh bersyarat


lainnya, seperti pengukuh sosial atau aktivitas yang
berangsur-angsur dapat menggantikannya.

3)    Aktivitas atau acara, setiap orang senang melakukan suatu


aktivitas sesuai dengan minatnya, sehingga acara yang
menyenangkan dapat dijadikan sebagai pengukuh.

4)    Tindakan sosial, dihadirkan oleh orang lain dala konteks


sosial, baik verbal maupun non verbal. Contohnya seperti pujian,
sapaan, komentar positif, senyuman, anggukan, jabat tangan, dan
lain-lain.

c.    Mengatur Kondisi Situasional

              Tidak setiap tingkah laku perlu diulang setiap waktu. Banyak


tingkah laku yang telah terbentuk dipelihara, ditingkatkan hanya
cocok dilaksanakan pada kondisi dan situasi tertentu.

d.    Menentukan Kuantitas Pengukuh

              Suatu pengukuhan akan efektif apabila diberikan dalam kuantitas


yang tepat yang perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1)    Jenis penguat yang akan diberikan

2)    Keadaan deprivasinya (berapa lama penguat tidak diberikan


atau diperoleh)

3)    Usaha yang harus dilakukan untuk mendapatkan satu kali


penguat

4)    Kualitas tingkah laku yang sudah terbentuk. Jika tingkah


lakunya terbentuk relatif kuat, maka kuantitas pengukuhnya
dapat dikurangi

9
5)    Faktor internal subyek yang diubah, seperti pengalaman-
pengalamannya, kesadarannya, dan sebagainya.

e.    Memilih Kualitas dan Kebaruan Pengukuh

              Orang akan cenderung memilih sesuatu yang berkualitas tinggi,


dan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru cenderung menghilangkan
kebosanan atau kejenuhan, sehingga akan menjadi penguat yang baik.

f.     Memberikan Sampel Pengukuh

              Terhadap sesuatu yang baru, belum dikenal atau sesuatu yang


asing, sebagian orang akan menghadapinya dengan senang penuh
perhatian, tetapi ada pula yang menghadapinya dengan keragu-raguan,
kecurigaan bahkan ketakutan.

g.    Menanggulangi Pengaruh Saingan

              Beberapa reaksi yang berupa pengukuh dari lingkungan terhadap


tingkah laku seseorang kadang lebih kuat daripada pengukuh yang
diberikan oleh pengubah, bahkan ada yang saling bertentangan dan
bersaing, sehingga menimbulkan konflik.

h.    Mengatur Jadwal Pengukuh

              Pemberian pengukuh harus diberikan dalam waktu yang tepat,


kapan suatu tingkah laku perlu mendapatkan pengukuhan. Jadwal
pemberian pengukuh dapat dilakukan secara kontinyu.

2.    Teknik Pengukuhan Negatif                

              Pada pengukuhan negatif, meningkatnya atau kemungkinan berulangnya


tingkah laku yang diharapkan, disebabkan oleh terhindarnya atau dihilangkannya
stimulus yang tidak mengenakkan sebagai konskuensi dari tingkah laku tersebut.
Jadi tingkah laku mendapatkan pengukuhan negatif, jika tingkah laku itu
meningkat atau terpelihara karena berkaitan atau dihilangkan suatu stimulus. Jika

10
stimulus dikurangi atau dihilangkan menyebabkan tingkah laku ditingkatkan atau
terpelihara, maka stimulus tersebut menjadi stimulus negatif.

              Pengukuh negatif ini dapat bermacam-macam bentuknya. Segala hal


yang secara potensial tidak menyenangkan dapat menjadi pengukuh negatif.
Namun perlu dicermati bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda
apakah suatu benda atau perlakuan yang dijadikan pengukuh itu menyenangkan
atau tidak. Depriasi atau kekurangan, ketiadaan sarana dan prasarana atau benda-
benda pemenuhan kebutuhan, secara potensial dapat menjadi pengukuh negatif.
Didiamkan, disindir, tidak dihiraukan dan sebagainya dapat menjadi pengukuh
negatif yang sifatnya sosial. Contoh: Pada jam ulangan guru mengatakan bahwa
siapa yang dapat mengerjakan soal 1 sampai 5 dengan benar, maka ia dibebaskan
untuk tidak mengerjakan soal nomor 6 sampai 12.

              Dalam penerapan pengubahan tingkah laku, penggunaan pengukuhan


negatif hendaknya jangan terlalu sering, dan sebaiknya dikombinasikan dengan
pengukuh positif sebagai penggantinya. Diantara keterbatasan pengukuhan negatif
adalah:

a.    Penyajian pengukuh aversif seringkali tidak menyenangkan pengubah


sendiri.

b.    Penyajian stimulus aversi yang berulang-ulang seringkali menjadikan


anak kebal.

c.    Efek pengukuhan negatif seringkali berpengaruh pada tingkah laku


yang bukan menjadi sasarannya. Pada contoh di atas, karena anak tidak
mengerjakan soal no 6 sampai 12, malah mengganggu teman, ramai,
sombong, dan sebagainya.

d.    Untuk menghindari stimulus yang tidak mengenakkan seringkali dapat


meninbulkan kecemasan.

Tidak berbeda dengan penggunaan pengukuhan positif, maka


penggunaan pengukuhan negatif juga memerlukan pengamatan dan

11
mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kuantitas dan kualitas, jenis,
jadwal, dan sebagainya.

D. Penerapan Teknik Reinforcement

1.    Deskripsi Masalah

Ada seorang anak yang mempunyai prestasi rendah di kelasnya.


Setelah diamati dan diteliti,  ia ternyata malas belajar, sering bolos,
jarang masuk sekolah dan kegemarannya hanya bermain.

2.    Upaya Pengubahan Tingkah Laku

       a.     Penguatan positif

1) Guru memberikan pujian dengan segera kepada siswa yang


dapat menjawab soal dengan benar.
2) Guru bersikap ramah, murah senyum, sering menyapa
kepada siswa yang rajin dan berprestasi.
3) Guru memberikan piagam penghargaan kepada siswa yang
berprestasi
4) Guru sering memberikan hadiah yang menarik kepada
siswa yang berprestasi.
5) Guru memberikan janji akan diberikan sesuatu yang
berharga (uang atau benda lain) jika siswa dapat bernilai
bagus/menjadi juara kelas. Uang atau benda pemberian itu
diperlihatkan contohnya kepada siswa.
6) Setiap kali kenaikan kelas, guru memberikan hadiah yang
disukai siswa.
7) Guru mengajak makan-makan, jalan-jalan/berwisata
ketempat yang menyenangkan ketika siswanya bernilai
bagus dan berprestasi.

12
       b.    Penguatan negatif

a) Guru membebas tugaskan untuk tidak ikut piket


membersihkan ruangan bagi juara 10 besar di kelas.
b) Guru tidak pernah menyuruh siswa yang pandai untuk
maju ke depan kelas mengerjakan soal di papan tulis.
c) Pada jam terakhir, guru memperbolehkan siswa yang
dapat mengerjakan soal dengan benar untuk pulang duluan
lebih awal daripada teman-temannya yang tidak bisa
mengerjakan soal.
d) Guru tidak pernah memarahi siswa yang pandai jika tidak
mengerjakan PR.
e) Guru jarang menunjuk siswa yang pandai untuk menjawab
pertanyaan ketika di dalam kelas.

       c.     Perilaku baru yang diharapkan

a. Anak yang berprestasi rendah tersebut akan berubah pikiran


dan terpacu untuk berperilaku baik seperti teman-temannya
yang pandai.
b. Ia akan berusaha untuk belajar menjadi bisa dan berprestasi
karena adanya stimulus berupa pengukuhan dari gurunya,
dan ia berusaha untuk mendapatkannya.
c. Anak yang pandai ternyata lebih nyaman, lebih dihargai
dan diperhatikan oleh gurunya, sehingga ia akan berusaha
tidak bodoh.
d. Ia akan bersemngat belajar, rajin masuk sekolah agar
mendapatkan predikat pandai sehingga disegani dan
diperhatikan oleh gurunya.
e. Pengukuhan yang berupa janji yang menggiurkan akan
memacunya untuk memilikinya, tentunya dengan
konsekuensi perubahan sikap menjadi anak yang rajin dan
berprestasi.

13
f. Diharapkan ia berkemauan untuk bersaing/berkompetisi
dengan teman-temannya dalam hal prestasi sehingga
berdampak positif dalam pengubahan tingkah laku.
g. Guru sebagai pengubah tingkah laku, dapat membiasakan
anak untuk selalu berkompetisi dalam hal pelajaran dan
prestasi, sehingga lama-kelamaan dapat mengurangi
kuantitas pengukuhan tersebut . Anak tetap aktif dan
bersemangat tinggi untuk berlomba meraih prestasi
walaupun tidak mendapatkan pengukuhan yang besar.
h. Anak tersebut akan menjadi sadar mengenai kedisiplinan,
kebiasaan yang baik, menjaga kerajinan, antusias untuk
belajar karena prestasi yang ia dapatkan akan bermanfaat
bagi hidupnya kelak.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1.    Reinforcement (pengukuhan/penguatan) merupakan usaha untuk memberikan
stimulus kepada individu yang menjadi konskuensi tingkah lakunya sehingga
mengakibatkan tingkah laku baru sering muncul, meningkat atau diperkuat.
2.    Pelaksanaan reinforcement dapat dilakukan dengan teknik reinforcement positif
(lebih diutamakan), namun demikian jika kurang efektif maka teknik
reinforcement negatif juga dapat diterapkan sehingga upaya pengubahan
tingkah laku akan berhasil.
3.    Teknik reinforcement dapat diterapkan terhadap siswa yang kurang berprestasi
dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, sehingga siswa tersebut akan
terpacu dengan stimulus pengukuhan dan dapat merubah perilakunya.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaa bagi
pembaca. Apabila terdapat kritik dan saran yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada penulis. Dan jika terdapat pula kesalahan kami mohon maaf
dan sekiranya dapat dimaklumi, karena kami adalah hamba Allah SWT yang tidak
luput dari salah, khilaf, dan lupa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jumarin, 2005. Tingkah Laku Manusia dan Pengubahannya. Yogyakarta: Talenta.

Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Muh Rarozin dan Kartika Nur Fathiyah, 2004. Pemahaman Tingkah Laku.

Jakarta: Rineka Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai