PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan Presiden Republik Indonesia (KEPPRES) Nomor
64 Tahun 1983 tentang Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional
Presiden
Republik
Indonesia,
menyebutkan
bahwa
diharapkan
penguatan,
mampu
menentukan
memahami
alternatif
keterampilan
solusi,
serta
penguatan,
menentukan
alternatif
solusi,
serta
D. Standar Kompetensi
1. Kompetensi dasar
Setelah selesai pelatihan peserta diklat diharapkan mampu
memahami keterampilan penguatan, menentukan alternatif solusi,
serta merangkum dan mengakhiri konseling.
2. Indikator keberhasilan
Setelah selesai pelatihan peserta diklat dapat memahami
keterampilan penguatan, menentukan alternatif solusi, serta
merangkum dan mengakhiri konseling dengan baik.
a. Menjelaskan keterampilan penguatan
b. Menjelaskan keterampilan menentukan alternatif solusi
c. Menjelaskan
keterampilan
merangkum
dan
mengakhiri
konseling.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Keterampilan penguatan
2. Keterampilan menentukan alternatif solusi
3. Keterampilan merangkum dan mengakhiri konseling.
F. Petunjuk Pelatihan
Untuk mencapai hasil pelatihan, peserta diklat perlu mengikuti
beberapa petunjuk antara lain sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan
pelatihan 1 (satu) dan seterusnya. Sebelum Anda benar-benar
paham tentang materi pada tahap awal, jangan membaca materi
pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada halaman
tersebut sampai Anda benar-benar memahaminya.
BAB II
KETERAMPILAN PENGUATAN
A. Pengertian Keterampilan Penguatan (Reinforcement)
Wahid Murni, dkk (2010 : 116) mengatakan bahwa penguatan
(reinforcement) adalah respon positif yang dilakukan konselor atas
perilaku positif yang dicapai konseli dalam proses pelatihannya, dengan
tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku tersebut.
Selain itu dijelaskan pula bahwa penguatan sebagai respon terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut.
Menurut Mulyasa (2011 : 77) menjelaskan bahwa penguatan
(reinforcement) merupakan respon terhadap sesuatu perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku
tersebut.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penguatan
(reinforcement) dapat membuat perilaku seperti apa yang diharapkan
oleh pemberi penguatan (reinforcement) itu sendiri. Seorang konselor
yang memberikan penguatan berarti mengharapkan konselinya
melakukan tingkah laku seperti yang ia harapkan. Misalnya, seoarang
konselor memberikan hadiah atau pujian kepada konseli atas upaya
konseli yang telah berhasil melakukan pekerjaannya dengan baik.
B. Tujuan Pemberian Penguatan (Reinforcement)
Menurut Wahid Murni (2010: 117) menjelaskan beberapa tujuan
penguatan (reinforcement) dalam pelatihan. adapun tujuan penggunaan
penguatan adalah : 1. meningkatkan perhatian konseli dalam proses
pelatihan, 2. membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi
pelatihan konseli, 3. mengarahkan pengembangan berfikir konseli ke
Murni
(2010:119-122)
menjelaskan
prinsip-prinsip
dipengaruhi
oleh
apakah
kegiatan
pelatihan
yang
kegiatan
pelatihan
yang
disenangi
konseli
dapat
penggunaan.
Untuk
menghindari
ketidakbermaknaan,
BAB III
KETERAMPILAN MENENTUKAN ALTERNATIF SOLUSI
A. Pengertian Keterampilan Alternatif Solusi
Keterampilan alternatif solusi dalam konseling adalah
keterampilan untuk membantu konseli mengentaskan dan memandu
konseli mengeksplorasi alternatif solusinya. Alternatif solusi adalah
suatu alat, keahlian, dan suatu proses. Alternatif solusi sebagai alat
yang membantu mengentaskan masalah atau mencapai tujuan.
Alternatif solusi sebagai keterampilan, artinya keterampilan ini dapat
digunakan berulang kali dan perlu diasah dan alternatif solusi sebagai
proses melibatkan sejumlah langkah yanga harus dilalui.
B. Tujuan Keterampilan Alternatif Solusi
Keterampilan alternatif solusi diharapkan peserta pelatihan
dapat :
1. Memahami strategi-strategi Keterampilan Alternatif Solusi
2. Memahami prosedur-prosedur Keterampilan Alternatif Solusi
3.
Dalam
memberikan
alternatif
solusi,
konselor
hanya
mengeksplorasi
masalah,
dibutuhkan
keterampilan
munculnya
masalah.
Pemahaman
biasanya
dengan
masalah
telah
dieksplorasi.
Setelah
dapat
tanggung
jawab
masing-masing
fihak
untuk
dengan
berbagai
alternatif
Keterampilan
Alternatif
masalah,
sangat
berpengaruh
terhadap
proses
solusi,
kemungkinan
keberhasilan
Keterampilan
serta
kekuatan-kekuatan
yang
akan
paling
mempermudah
solusi
dipertimbangkan
dan
dibandingkan.
BAB IV
KETERAMPILAN MERANGKUM DAN MENGAKHIRI KONSELING
A. Merangkum/Meringkas (Summary)
1. Pengertian Merangkum/Meringkas (Summary)
Supriyo dan Mulawarman (2006: 38) mengemukakan bahwa
merangkum/meringkas (summary) adalah teknik yang digunakan
konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai berbagai
apa yang telah dikemukakan konseli pada proses komunikasi
konseling.
Sedangkan
Fauzan
dkk
(2008:
59)
menjelaskan
keduanya.
Selain
bagian
berikutnya
dan
juga
memberikan
tujuan
keterampilan
Merangkum/Meringkas
berbagai
unsur-unsur
dalam
pesan
konseli.
catatan-catatan
seperlunya
untuk
merangkum
pembicaraan.
d. Sesudah klien menyampaikan ungkapannya, konselor memberikan
respon dalam bentuk menyampaikan rangkuman pembicaraan.
Adapun Menurut Sugiharto dalam Sugiyo (2005:150),
panduan umum meringkas adalah sebagai berikut :
perasaan
dan
ide
kunci
kedalam
membuat
ringkasan
yang
baik
disarankan
pada
permulaan
situasi
hangat
terhadap
klien
wawancara.
b. Memfokuskan pemikiran dan perasaan klien yang bertebaran.
c. Mendiskusikan hal-hal yang tidak keluar dari tema.
5. Contoh Merangkum/Meringkas (Summary)
a. Merangkum/Meringkas (Summary)Bagian:
Konselor: Sejauh ini dari pembicaraan yang telah kita
lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa kita telah membahas
masalah mengenai masalah Anda dengan orang tua Anda. Jadi
sekarang marilah kita cari cara-cara yang dapat membantu Anda
untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Merangkum/Meringkas (Summary) Akhir:
Konselor: Dari awal hingga akhir pembicaraan kita, Anda
berbicara mengenai masalah kos Anda yang tidak kondusif untuk
kegiatan belajar. Oleh sebab itu, mulai besok Anda dapat belajar
dengan menggunakan beberapa keterampilan belajar yang tadi
telah kita bicarakan.
B. Mengakhiri Konseling (Termination)
1. Pengertian Mengakhiri Konseling (Termination)
Keterampilan
konselor
untuk
mengakhiri
komunikasi
pernyataan
tersebut,
jelaslah
bahwa
pengakhiran
pengakhiran
bertujuan
mengakhiri
komunikasi
Mencapai
pemahaman antara
konselor
dan konseli
verbal,
(teknik
perangkuman
akhir)
dengan
dilakukan
secara
langsung,
misalnya
konselor
kegiatan belajar. Oleh sebab itu, mulai besok Anda dapat belajar
dengan menggunakan beberapa keterampilan belajar yang tadi telah
kita bicarakan. (menata meja)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling KB merupakan hubungan timbak balik antara dua
individu di mana konselor membantu konseli membuat keputusan
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Konselor perlu
memahami dan berlatih konsep dasar konseling, keterampilan dasar
konseling dan langkah-langkah dalam konseling KB. Hal ini
bertujuan agar konselor dapat melaksanakan konseling yang efisien,
bermanfaat, dan bermakna bagi konseli.
B. Rekomendasi
Rekomendasi berisi uraian rekomendasi yang ditujukan ke
berbagai pihak, antara lain:
1. Calon peserta atau peserta KB (konseli)
Setiap individu berpotensi memiliki suatu permasalahan
dalam lingkungan keluarga. Calon peserta atau peserta KB
(konseli) seyogyanya terbuka dan sukarela datang pada konselor
untuk mendapatkan layanan konseling dengan tujuan untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
2. Petugas Lapangan Keluarga Berencana (konselor)
Konseli datang kepada konselor dengan harapan konselor
dapat membantu permasalahan dalam lingkungan keluarga yang
dihadapi. Petugas Lapangan Keluarga Berencana (konselor)
seyogyanya dapat memahami konsep dasar konseling dengan
baik dan mampu menerapkan konseling yang bermakna bagi
akan
konselor
dalam
BKKBN
sangat
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas
Ilmu
Pendidikan..
Yogayakarta: