Anda di halaman 1dari 13

PENJELASAN MENGENAI COACHING, MENTORING, COUNSELING

A. COACHING

a. Pengertian
Berdasarkan Harvard Business Review, menyatakan bahwa Coaching
memberikan sebuah kesempatan untuk bertindak sebagai fasilitas guna
melakukan komunikasi kinerja secara dua arah. Coaching di dalam lingkungan
bisnis merupakan sebuah metode pelatihan dimana seorang individu yang
lebih berpengalaman maupun terampil dalam memberikan saran dan juga
bimbingan terhadap karyawan ini dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan, kinerja, dan juga karir dari seorang individu.
Kata kunci dalam Coaching ini yaitu siapa yang menentukan tujuan
yang hendak dicapainya. Dalam hal itulah, seorang coach tidak menetapkan
tujuan namun orang yang dibinanya atau dinamakan coachee. Jadi Coaching
yang dimaksud tersebut tidaklah suatu cara untuk mengajari atau memberikan
petunjuk.
Pada umumnya Coaching melatih seseorang untuk bisa menghasilkan
performa secara lebih baik lagi, sebagai seorang pemimpin untuk diri sendiri,
sebagai manusia pembelajar, menyesuaikan dengan keadaan saat ini agar terus
tumbuh dan berkembang, serta mengaktualisasikan ide dan gagasannya.
Sehingga seseorang itu dapat mengandalkan diri sendiri dalam menghasilkan
sebuah keputusan dan tindakan yang lebih baik lagi.
Coaching dibedakan berdasarkan kompetensi SDM yang sama dengan
pendampingannya dan konselingnya yang menjadi langkah dalam sebuah
sistem disiplin progresif. Akan tetapi, Coaching tidaklah training yang
biasanya berbentuk kelas. Coaching tidak mentoring, dan tidak pula konseling
atau terapi. Coaching ini lebih mengarah pada memfasilitasi lewat bertanya,
memberikan sebuah feedback dan juga berperan menjadi seorang ahli.
b. Prinsip coaching

Tujuan utama pelatih (coach) ialah membantu coaching agar lebih efektif dan
efisien dalam proses pencapaian yang diinginkan atau diharapkan. Seorang
pelatih (coach) akan membantu sang coachee melalui pertanyaan-pertanyaan
yang tujuannya untuk menggali potensi pada diri sendiri sang coachee.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipahami dalam proses coaching :

 Penentuan gol merupakan suatu titik awal untuk mengetahui apa yang
ingin dicapai oleh coachee Seperti halnya untuk menjadi kaya itu
bukan suatu alasan yang benar, akan tetapi menjadi kaya agar tidak
mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan di dunia ini
merupakan alasan yang sebenarnya. Pencapaian seseorang yang
terwujud didasarkan akan adanya suatu alasan yang kuat yang
bertujuan untuk memicu akan kesuksesan seseorang. Pada dasarnya
masyarakat percaya bahwa alasan kuat adalah pondasi utama untuk
proses-proses berikutnya.
 Perencanaan strategi ialah suatu rancangan atau perencanaan untuk
mencapai kemenangan. Dalam hal ini seorang pelatih (coach) bukan
hanya sekedar membantu sang coachee tetapi akan melatih coachee
untuk menemukan strategi yang menurutnya cocok dengan mereka
sendiri. Pada tahapan ini akan memperlihatkan seberapa potensi yang
dimiliki coachee dalam menyusun strategi.
 Monitoring merupakan proses pengawasan, dimana coachee harus
menjalankan rencana yang sudah disusun sedemikian rupa yang selalu
didampingi oleh sang pelatih (coach). Selain itu sang pelatih
mewajibkan bahwa sang coachee membuat sebuah komitmen yang
sering digunakan untuk menentukan rewards and consequences. Hal
tersebut akan membuat sang coachee memperoleh hadiah untuk
dirinya sendiri dan sebaliknya apabila gagal akan menerima
konsekuensinya.
 Kompeten dan mandiri sebenarnya dimiliki oleh semua orang dalam
dirinya sendiri tanpa sadar diketahui oleh orang itu sendiri. Proses
coaching banyak menggunakan teknik bertanya dari pada
memberitahukan secara cuma-cuma. Coaching juga dapat diartikan
sebagai proses menuju untuk mandiri dan kompeten, karena tujuan
utama dalam coaching adalah membantu sang coachee untuk tumbuh
dan berkembang menjadi individu yang lebih mandiri serta kompeten
agar tidak ketergantungan pada sang pelatih (coach).

c. Manfaat yang Dapat Anda Peroleh dari Proses Coaching

1. Memperbaiki Performa Kerja

Apakah Anda mempunyai karyawan yang terlihat luar biasa di atas kertas dan
lulus wawancara secara baik namun tidak berkinerja ke level yang Anda
inginkan? Nah, bila demikian coaching mungkin saja dapat menjadi jawaban
untuk membuka bakatnya dan mengisi kesenjangan dalam kinerjanya. Sebuah
penelitian menyatakan bahwa tingkat kinerja rata-rata meningkat sebesar 17%
pada karyawan yang menerima coaching eksekutif tertentu.

2. Membentuk Komunikasi Positif di dalam Organisasi

Mengadopsi suatu gaya percakapan coaching tempat kerja Anda akan


mendorong komunikasi positif antara semua anggota organisasi. Baik itu
dilakukan dengan cara berdiskusi jujur mengenai masalah apapun di tempat
kerja, atau menyuarakan ide yang ambisius terhadap anggota lainnya.
Coaching ini memudahkan karyawan untuk berbicara dan menangani
masalahnya secara langsung.

Coaching bisa sebagai proses yang berharga untuk para pemimpin dalam
mengidentifikasi area guna perbaikan dan mengambil tindakan positif hari ini
agar dapat menghindari masalah yang semakin hari membesar. Percakapan
dua arah secara jujur ini memungkinkan Anda dalam mengarahkan dengan
tepat masalah pelanggan atau klien serta mengekspresikan hubungan
profesional Anda.

d. Bagaimana cara kerja coaching


Menurut Brenda Corbett dan Justin Kennedy menuliskan bahwasanya
coaching bisa mengubah otak. Sebab cara berpikir klien yang cenderung sama
saat proses coaching inilah yang akan menentukan perilaku dan melakukan
suatu praktek baru.

Maka jaringan saraf yang baru terbentuk oleh lanskap otak berubah dan
praktek yang dahulu susah untuk dilakukannya kini menjadi kebiasaan yang
mudah dilakukan. Menurut Kristin Constable Forbes Councils mengatakan
bahwa terdapat 4 tahap dalam sebuah proses kerja coaching, antara lain:

1. Awareness

Coaching yang menentang cara berpikir seseorang, maka dirinya bisa


dipertanyakan cara menjadi sadar dan tidak sadar untuk berinteraksi dengan
dunia tanpa menggunakan ego.

2. Clarity

Lewat coaching, seorang individu bisa mengatakan dan menggambarkan


masalah nyata secara berfokus pada satu bagian dengan satu waktu dan
memisahkan kenyataan dari perasaan.

3. Choice

Coaching memungkinkan seseorang untuk membatasi keyakinan dan juga


mengeksplorasi kemungkinannya untuk berubah. Sebab coach menciptakan
koneksi saraf baru yang mempromosikan nya cara berpikir baru dan
berperilaku baru.

4. Action

Seseorang bisa berkomitmen pada sebuah rencana maupun latihan guna


memperbaiki cara berpikirnya dan berperilaku. Hal ini mendukung cara hidup
sesuai dengan yang diharapkan.

Akan tetapi, peelu hati-hati tidak sedikit dari cara berpikir para peserta yang
melompat pada action. Dengan cara dirinya melupakan awareness, clary, dan
juga choice. Oleh sebab itu sebum memulai coaching maka Anda perlu untuk
memilih tujuan coaching, menentukan coach, dan tipe coaching yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Berikut adalah pembahasan lengkapnya.
e. Tipe-tipe coaching

Coaching mempunyai tipe yang cukup beragam. Menurut laman Positive


Psychology ada sejumlah tipe coaching yang sering Anda temui nya,
diantaranya:

1. Executive Coaching

Menurut Kilburg tahun 1996, Executive Coaching merupakan sebuah


hubungan yang membantu antara coach dan juga klien dengan wewenang serta
tanggung jawab manajerialnya dalam suatu organisasi. Executive Coaching
terjadi sebab beberapa alasan, termasuk integrasi ke dalam peran baru,
konsultasi mengenai strategi atau masalah kerja

2. Team Coaching

Menurut Traylor, Stahr, dan Salas tahun 2020, menyatakan bahwa team
coaching merupakan keterlibatan coaching dengan semua tim guna membantu
anggota tim dalam mengkoordinasikan upaya dan memakai sumber daya nya
secara lebih efektif.

3. Directive Coaching

Directive Coaching yaitu saat seorang manajer dengan pengalamannya


bertahun-tahun memberitahukan karyawannya yang lebih muda mengenai apa
yang wajib dilakukan.

4. Laissez Faire Coaching

Laissez Faire coaching melibatkan karyawan dalam melakukan pekerjaan.


Gaya ini sesuai saat anggota tim sangat efektif.

5. Non Directive Coaching

Non Directive Coaching menarik wawasan, kebijaksanaan, dan juga


kreativitas dari orang lain lewat mendengarkan, bertanya, serta menilai. Hal
itu tidak bisa datang secara mudah bagi sebagian besar manajer.

6. Situational Coaching

Situational coaching melibatkan mengenai penyeimbangan directive coaching


dan non directive coaching. Seorang penulis akan merekomendasikan supaya
manajer dapat terlebih dahulu mempraktekkan pembinaan non direktif dan
kemudian berganti dengan coaching directive yang bergantung pada
konteksnya.

Bila disimpulkan bahwa coaching adalah salah satu bentuk yang memiliki
fokus pada penetapan dan pelaksanaan tujuan oleh perusahaan sendiri.
Coaching pun berbeda bila dibandingkan dengan mentoring, training, dan
consulting yang masing-masing mempunyai fokus yang berbeda. Lalu, dalam
memutuskan untuk melakukan program coaching ini Anda perlu untuk peka
melihat kondisi perusahaan agar bisa menentukan program coaching mana
yang sesuai sehingga dapat memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan.

B. MENTORING
1. PENGERTIAN
Mentoring adalah sebuah proses pembelajaran dalam bentuk hubungan
saling mendukung dan pengawasan, diantara dua orang atau lebih dimana
seseorang dianggap memiliki kemahiran dan kemampuan lebih dari yang
lain yang disebut mentor menjadi model, guru, sponsor, konsultan dan
pendorong kepada peserta mentoring yang disebut mantee dalam rangka
mentransfer pengetahuan dan pemikiran agar kompetensi mantee menjadi
lebih berkembang.

Istilah mentoring berasal dari bahasa Inggris, yang berarti pembimbingan.


Sedangkan kata bimbingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berarti petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu, tuntunan, pimpinan.
Mentoring memiliki kata dasar mentor, dalam KBBI memiliki arti berperan
sebagai adviser, role model, consellor tutor dan atau guru (Badudu dan Zein,
1994).

Mentoring merupakan sebuah proses interaksi antara seorang yang lebih tua
yang berperan sebagai mentor dengan orang yang lebih muda yang berperan
sebagai mentee yang tidak mempunyai hubungan darah dimana didalamnya
terdapat proses pembinaan dan bimbingan dan memiliki hubungan
emosional yang kuat yang dilandasi atas dasar kepercayaan, saling
menghargai, dan mengasihi dan mentor memberikan dukungan, dorongan,
bimbingan dan semangat yang bertujuan untuk membentuk pertumbuhan,
perkembangan, kompetensi dan karakter mentee ke arah yang positif.

2. FUNGSI
Fungsi kegiatan mentoring adalah sebagai berikut:
a. Fungsi remedial atau rehabilitatif
Secara historis mentoring atau bimbingan lebih memberikan penekanan
pada fungsi remedial karena sangat dipengaruhi oleh psikologi klinik dan
psikis. Peranan remedial berfokus pada masalah; 1) penyesuaian diri, 2)
menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi, dan 3) mengembalikan
kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.

b. Fungsi edukatif atau pengembangan


Fungsi ini berfokus kepada masalah: 1) membantu meningkatkan
ketrampilan-ketrampilan dalam hidup, 2) mengidentifikasi dan memecahkan
masalah-masalah hidup, 3) membantu meningkatkan kemampuan
menghadapi transisi dalam kehidupan, 4) untuk keperluan jangka pendek,
konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi
lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan,
komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian
dan semacamnya.

c. Fungsi preventif atau pencegahan


Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan
pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena
kurangnya perhatian. Upaya preventif meliputi pengembangan strategi-
strategi dan program-program yang dapat digunakan untuk mencoba
mengantisipasi dan mengelakkan resiko-resiko hidup yang tidak perlu
terjadi.

3. UNSUR-UNSUR

Pelaksanaan mentoring terdiri dari dua pelaku utama yaitu mentor dan
mentee. Mentor adalah penasehat utama dalam kelompok mentoring
sedangkan mentee adalah peserta mentoring. Adapun penjelasan mentor dan
mantee adalah sebagai berikut (DuBois dan Karche, 2005):

a. Mentor 
Mentor merupakan seorang yang bijak dan seorang konselor atau guru yang
dapat dipercaya. Mentor adalah seorang dewasa, yang lebih berpengalaman
yang mengetahui lebih jauh perkembangan karakter dan kompetensi remaja
dengan membimbing remaja untuk dapat menguasai bakat dan tugas dimana
mentor sudah menguasainya terlebih dahulu. Mentoring dapat dicapai
melalui demonstrasi, instruksi, tantangan, dan dorongan secara bertahap.

Seorang mentor tidak hanya berperan sebagai seorang pembimbing saja


tetapi ia memiliki multi fungsi yaitu selain sebagai seorang guru (teacher)
bagi mentee-nya, juga seorang pendukung (sponsor), pendorong
(encourage), konselor (counselor), dan sahabat (befriend). Untuk itu seorang
mentor harus memiliki kriteria tertentu guna mencapai tujuan dari
pelaksanaan mentoring.

b. Mentee 
Mentoree atau mentee adalah sebutan untuk seseorang yang mengikuti
kegiatan mentoring. Suksesnya pelaksanaan mentoring tidak hanya
bergantung pada karakteristik mentor saja, tetapi juga karakteristik mentee.
Adapun karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh seorang mentee adalah
mempunyai keinginan untuk belajar, mempunyai keinginan untuk bekerja
sebagai tim, sabar, mampu mengambil resiko dan bersikap positif.

4. ASPEK-ASPEK

Seorang mentor bertujuan untuk menolong, memberi pengalaman yang


positif, memiliki reputasi yang baik untuk mengembangkan orang lain,
waktu dan energi, serta memberi pengetahuan yang up-to-date. Berikut
adalah aspek-aspek mentoring yang membentuk mentoring menjadi program
yang solid dan baik:

 Proses belajar yang terprogram. Tugas mentor adalah untuk


meningkatkan proses belajar yang disengaja (intentional learning),
termasuk membangun kapasitas melalui metode seperti instruksi,
coaching, memberikan pengalaman, modelling dan memberi saran. 
 Kegagalan dan kesuksesan adalah guru yang tangguh. Mentor sebagai
pemimpin dari suatu proses belajar, tentu perlu untuk membagi cerita
bagaimana cara saya melakukannya sehingga berhasil. Mereka juga perlu
untuk membagi pengalaman mereka tentang kegagalan. Kedua
pengalaman ini adalah pelajaran yang kuat yang memberikan kesempatan
yang berharga untuk menganalisa realitas individu dan organisasi. 
 Pemimpin perlu menceritakan pengalaman mereka. Pengalaman
pribadi maupun contoh kasus harus diceritakan karena memberi hikmah
yang bernilai dan sering kali tak terlupakan. Mentor yang bisa bicara
tentang diri mereka sendiri dan tentang pengalaman mereka akan
membentuk suatu rapot yang menjadikan mereka learning leaders.
 Proses pengembangan akan matang sejalan dengan waktu. Mentoring
jika berhasil akan menjadi proses belajar yang berkelanjutan. Yang akan
menjadi pengalaman, observasi, pelajaran dan analisa yang berlangsung
terus menerus.
 Mentoring adalah sebuah kerjasama. Mentoring yang sukses berarti
membagi tanggung jawab untuk belajar, tanpa menghitung fasilitas,
materi, waktu dan semua variabel yang ada. Mentoring yang sukses
dimulai dengan menentukan kontrak untuk belajar, dimana mentor.
Mentee dan manajer lini yang terkait ikut terlibat.

5. JENIS-JENIS

Menurut Martoredjo (2015), terdapat beberapa model atau jenis-jenis


mentoring, yaitu:

a. Mentoring Jarak Jauh 


Menggunakan teknologi sebagai media seperti internet, email, dan
sebagainya. Hal ini akan sangat menarik karena dapat menjangkau tempat-
tempat yang sulit dan praktis dari segi waktu. Meskipun begitu, model ini
membutuhkan prasarana yang cukup memadai dan keterampilan khusus
dalam menggunakan media teknologi. Selain itu, model ini kurang bersifat
spontan dan hubungan interpersonal yang dibangun kurang efektif.

b. Mentoring Lintas Budaya 


Model ini secara luas dimaksudkan sebagai kemitraan yang melibatkan
perbedaan gender, usia, ras/etnik, ataupun kebangsaan. Mentoring lintas
budaya terasa makin dibutuhkan mengingat lingkungan kerja makin
beragam dalam hal gender, usia, etnik atau kebangsaan. Setiap orang harus
dapat bekerja dengan lingkungan yang berbeda dengannya. Menyiapkan
pasangan dalam hubungan lintas budaya yang berhasil menjadi tantangan
bagi pelaksanaan mentoring yang baik.

c. Mentoring Kelompok 
Dalam situasi suatu organisasi memiliki lebih banyak mentee daripada
mentor atau ada ketertarikan mengawali proses mentoring dalam skala yang
lebih besar Ada dua pendekatan mentoring kelompok dalam mencapai
tujuan pembelajaran para anggota, yaitu action-learning dan komunitas
praktik. Dalam action-learning, dibentuk kelompok yang melakukan
pembelajaran secara bersama dalam mengatasi kesulitan dan mencari
pemecahan masalah dengan cara bertemu bersama untuk membahas
kesulitan-kesulitan yang dialami, bereksperimen, dan berefleksi. Kegiatan
ini dilengkapi fasilitator yang kompeten untuk membantu memecahkan
masalah. Sementara itu komunitas praktik dimaksudkan sebagai sekelompok
orang yang ingin mempelajari sesuatu berkolaborasi dengan suatu kelompok
baik secara real maupun virtual. Orang-orang ini memiliki tujuan atau minat
yang sama dan belajar satu sama lain dengan berbagi pengalaman dan
informasi.

d. Mentoring Sesama 
Mentoring sesama adalah posisi atau kedudukan mentor dan mentee berada
pada level yang sama atau kurang lebih sama. Kesulitan mendapatkan
mentor yang lebih berpengalaman, kendala waktu, demografi, serta
banyaknya turnover menjadikan mentoring sesama diperlukan sebagai
alternatif. Mentoring sesama ini terjadi ketika individu pada tingkat
tanggung jawab yang sama dengan kemitraannya ingin meningkatkan
efektivitas satu sama lainnya. Meskipun efektif dalam jangka pendek,
mentoring sesama ini kurang efektif dalam jangka panjang. Mentoring
sesama ini dapat berbalik menjadi konflik apabila organisasi berubah
menjadi makin berkembang.

e. Mentoring Organisasi 
Dalam mentoring organisasi terjadi hubungan antara bisnis ke bisnis,
misalnya dalam kasus lingkungan. Mentoring lingkungan menjadi
pendekatan untuk pengalihan pengetahuan manajemen lingkungan.
Mentoring lingkungan mempunyai fokus pada penanaman kinerja
lingkungan yang makin baik melalui interaksi antara sesama pelaku bisnis.
Aneka model mentoring ini telah berkembang sebagai respons terhadap
beragam kebutuhan yang muncul dalam organisasi

6. TAHAPAN

Kegiatan mentoring terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap persiapan


(preparing), negosiasi (negotiating), kemungkinan (enabling) dan penutupan
(closure). Adapun penjelasan ke empat tahapan mentoring tersebut adalah
sebagai berikut:

1. Tahap persiapan (preparing). Tahap persiapan dalam proses


mentoring adalah tahap yang bersifat kritis untuk membangun dan
mensukseskan kegiatan mentoring. Fase ini meliputi situasi awal
kerja untuk mencapai hubungan baik antara mentor dan mentee dan
focus pada persiapan mentor untuk peran barunya dan persiapan
memulai hubungan dengan mentee.
2. Tahap negosiasi (negotiating). Dalam tahap ini terjadi dialog antara
mentor dan mentee untuk menentukan waktu pelaksanaan
mentoring. 
3. Tahap kemungkinan (enabling). Selama tahap ini mentor harus
mengatur hubungan ini dan belajar aktif mendukung, memelihara
semangat dalam proses pembelajaran dengan monitoring dan proses
evaluasi, dan mendorong dilanjutkannya perkembangan dan
bergerak dengan menggambarkan membantu memelihara serta
menilai kemajuan terhadap tujuan pembelajaran. 
4. Penutup (coming to closure). Penutup adalah bagian yang tak dapat
dihindarkan dalam setiap hubungan mentoring karena mentoring
adalah sebuah tujuan yang berorientasi pada proses, yang mana
didorong oleh tentunya pencapaian kompetensi yang profesional.

C. COUNSELLING
1. PENGERTIAN
Konseling atau penyuluhan adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor/pembimbing)
kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun
1908 saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi
oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan
terapi yang berpusat pada klien (client centered).

2. TUJUAN
Konseling bertujuan untuk membantu semua peserta didik agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental
yang sehat, dan memperoleh dasar keterampilan hidupnya atau
dengan kata lain membantu peserta didik agar mereka dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya.

3. METODE
Secara umum ada dua metode dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, yaitu pertama, metode bimbingan individual, dan
kedua, metode bimbingan kelompok. Metode bimbingan
kelompok di kenal juga dengan bimbingan (group guidance)
sedangkan metode bimbingan individual dikenal dengan individual
konseling.
PERBEDAAN COACHING, MENTORING DAN COUNSELING

1. Proses Pelaksanaan

Jika ditinjau dari proses pelaksanaannya, mentoring adalah kegiatan belajar yang
menghadirkan seorang ahli dalam bidangnya untuk membimbing suatu kelompok
dalam rangka peningkatan soft skill maupun hard skill. Dengan catatan, skill yang
dikembangkan lebih merujuk pada kemampuan kelompok maupun perorangan. 

Berbeda dengan mentoring, definisi coaching dalam proses pelaksanaannya


merupakan pendampingan yang dilakukan hanya pada satu individu tertentu,
dengan tujuan individu tersebut bisa belajar banyak dan mendapatkan inspirasi
dari coach atau pembimbingnya.

Pada proses coaching lebih ditekankan untuk meningkatkan kemampuan


profesionalitas seseorang secara pribadi dalam melakukan suatu pekerjaan, seperti
halnya pada leadership coaching. Pelatihan akan mengantarkan individu dalam
mencapai tujuan dengan menggali ide dan kreativitas.

Sementara counseling adalah sarana konsultasi antara individu yang memiliki


problematika dengan seorang konselor. Pelaksanaannya, bisa jangka panjang
maupun pendek, bergantung pada lama atau cepatnya masalah tersebut
terselesaikan.

2. Fokus dan Orientasi

Orientasi dan fokus dari mentoring lebih ditekankan pada kegiatan pendampingan.
Hubungan ini bisa berlangsung jangka panjang antara sang mentor dan orang-
orang yang tergabung dalam kelompok mentoring tersebut atau mentee. Misalnya
saja pada mentoring bisnis, setelah kegiatan mentoring selesai nantinya pasti ada
tindak lanjut yang memungkinkan hubungan antara mentor dan mentee
berlangsung lebih lama.

Hal ini tentu saja berbeda dengan materi coaching and counseling. Sesi coaching
yang lebih mengedepankan pendampingan daripada hubungan. Orientasi tersebut
menyasar pada hal-hal yang langsung dibutuhkan oleh peserta, seperti
keterampilan dan lain sebagainya. Nantinya, hubungan antara pelatih dan peserta
tidak akan berlangsung dalam jangka panjang. 

Coaching lebih berfokus pada hasil yang mampu dicapai peserta setelah mengikuti
pelatihan. Berbeda juga dengan counseling yang fokus dan orientasinya adalah
memberikan pencerahan atau penjelasan mendalam pada berbagai hal kepada
seseorang yang mempunyai masalah. Tak hanya itu, pada sesi penyuluhan ini,
konselor akan memberi solusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Agar sesi ini berjalan lancar, Anda bisa mempelajarinya dengan mengikuti
pelatihan Tips Sukses Menjalankan Sesi Coaching, Coaching Vs Training, atau
pelatihan lainnya.

3. Manfaat Coaching, Mentoring, dan Counseling

Jika dilihat dari proses pelaksanaan, fokus dan orientasi, mentoring tentu saja
mempunyai manfaat dalam mengawal atau mengawasi progres individu ataupun
kelompok dalam menjalankan suatu pekerjaan secara berkala. Dalam mentoring
terdapat evaluasi, sehingga peserta bisa meningkatkan kemampuan mereka dan
belajar dari kesalahan yang telah lalu. 

Sementara coaching, manfaatnya adalah untuk membantu Anda berpikir kreatif


dalam mengembangkan ide untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tentu
saja, ini bermanfaat bagi Anda yang akan membuka suatu peluang usaha baru
berdasarkan keterampilan yang didapat dari coaching, ataupun pengembangan
karir di kantor. Hasil yang didapatkan dalam performance coaching akan menjadi
lebih lengkap kalau dipadukan antara materi coaching dan counseling. 

Itulah penjelasan mengenai mentoring, coaching, dan counseling. Kesimpulannya


sudah terlihat jelas, bukan? Mentoring adalah sesuatu hal yang memang
berhubungan dengan coaching dan counseling. Akan tetapi, ketiga hal tersebut
memang mempunyai perbedaan yang signifikan. Semoga informasi dalam artikel
edisi kali ini dapat menjawab rasa penasaran Anda tentang perbedaan antara
mentoring, coaching, dan juga counseling.

Anda mungkin juga menyukai