Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

TENTANG PENULISAN KATA

PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN

PEMAKAIAN TANDA BACA

DOSEN PENGAMPU :

FATMAWATI, Dr. S. Pd., M. Pd.

Makalah ini disusun sebagai bukti hasil tugas kelompok

Disusun oleh :

1. M AGUNG RAMADHAN (215210371)


2. ANDIKA ILHAMDI (215210540)
3. NOVANDIS ZAI (215210156)
4. VALLIA NUR MAIRISTIKA (215210510)
5. NURUL ATHIYA ILAHI (215210562)

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


Jl. Kaharuddin Nst No.113, Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau
28284
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis Dapat menyusun dan

Menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu teratasi. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuannya

mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruksi dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Pekanbaru, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 2

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Tujuan 4

1.3 Rumusan Masalah 5

1.4 Manfaat 6

BAB II PEMBAHASAN 7

2.1 Penulisan Kata 8

2.2 Penulisan Unsur Serapan 9

2.3 Pemakain Tanda Baca Yang Benar 10

BAB III PENUTUP 11

3.1 Simpulan 12

3.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa adalah yang paling baik dalam menunjukkan identitas kultural suatu
bangsa.Dengan kata lain bahasa menunjukkan bangsa. Itu sebabnya penting bagi
bangsa Melanesia melestarikan sekitar 250 bahasa etnisnya dari arus besar dominasi
‘bahasa Indonesia’. Sejauh mana dominasi itu? Apa dampaknya? Bagaimana proses
historisnya? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, penting sebagai upaya
melestarikan identitas bangsa Melanesia, yang selama ini ‘lebur’ dalam “NKRI” dan
dalam banyak hal justru mengalami Jawanisasi. Ini kontradiktif dengan gagasan
Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh
lebih panjang dari pada Republik ini sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan
sebagai bahasa nasional sejak tahun 1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu
bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa
Indonesia sebagai perekat bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa
pergaulan antar etnis (lingua franca) yang mampu merekatkan suku-suku di
Indonesia. Dalam perdagangan dan penyebaran agama pun bahasa Indonesia
mempunyai posisi yang penting. Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat
menggunakan bahasa Indonesia semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan
untuk dipakai sebagai bahasa dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak.
Semangat nasionalisme yang tinggi membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat
pesat karena semua orang ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa. Maka
dalam makalah ini kami mencoba untuk mensajikan pembahasan tentang sumber
bahasa Indonesia, peresmian nama bahasa Indonesia dan peristiwa-peristiwa penting
yang berkaitan dengan bahasa Indonesia.

2
1.2 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bahasa apa yang menjadi sumber bahasa Indonesia
2. Mengetahui proses peresmian nama bahasa Indonesia
3. Mengetahui alasan bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia
4. Mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan bahasa
Indonesia
1.3 RUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai
dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Bahasa apa yang menjadi sumber bahasa Indonesia
2. Bagaimana proses peresmian nama bahasa Indonesia?
3. Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia
4. Peristiwa-peristiwa penting apakah yang berkaitan dengan bahasa
Indonesia?
3

1.4 MANFAAT
Berdasarkan tujuan Makalah yang hendak dicapai, maka Makalah ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidik baik secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun manfaat Makalah ini sebagai berikut :

a. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan langsung tentang cara meningkatkan

kemampuan Berbahasa Indonesia, mengetahui Penggunaan Kata, Penulisan Serapan,

dan Penggunaan tanda baca yang benar.

b. Bagi pendidik dan calon pendidik

Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara

mengembangkan pengetahuan Bahasa Indonesia


4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENULISAN KATA

Penulisan kata terdiri dari dua kata yaitu “ Penulisan “ dan “Kata”.
Penulisan adalah proses, cara perbuatan menulis atau menulis, sedangkan kata adalah
unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
Dari pengertian penulisan kata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan
kata adalah proses atau cara menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan.
A. KATA DASAR
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan misalnya :
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal
B. KATA BERIMBUHAN
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya :
Suku isme
Seni man
Kamera wan
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata mengikutinya.
Misalnya :
Semiprofesional transmigrasi
Subbagian tunakarya
Telewicara prasejarah
5
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda
hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI.
(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama
atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun .
(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama
atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

C. BENTUK ULANG
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.

anak-anak
biri-biri
buku-buku
cumi-cumi
hati-hati
kupu-kupu
kuda-kuda
kura-kura

Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Misalnya:
1. Surat kabar = surat-surat kabar
2. Kapal barang = kapal-kapal barang
3. Rak buku = rak-rak buku

D. GABUNGAN KATA
1. Unsur unsur gabungan kata yang lazim di sebut kata majemuk di
tulis tepisah. Misalnya :
Duta besar
Kambing hitam
Rumah sakit umum
Persegi panjang
Orang tua
2. Gabungan kata yang dapat di menimbulkan kesalahan pengertian
dapat di tulis dengam menambahkan tanda hubung di antara unsur
unsur nya untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya: Ibu bapak kami
Buku sejarah baru
3. Gabungan kata yang di rasakan sudah padu benar di tulis
serangkai. Misalnya:
Adakalanya
Alhamdulillah
Barangkali
Beasiswa
Daripada
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus
ditulis serangkai Misalnya:
Dilipatgandakan
Menggarisbawahi
Menyebarkanluaskan

7
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalkan:
acapkali
olahraga
saripati
E. PEMENGGALAN KATA
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
Misalnya :
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu’
Misalnya :
Bu-ah
Ma-in
b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya:
Pan-dai
Au-la
Sau-da-ra
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk
gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya :
Ba-pak
La-wan
De-ngan
Ke-nyang
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.
Misalnya :
Man-di
Swas-ta

8
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Misalnya :
Ul-tra
In-fra
Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak
dipenggal.
Misalnya :
Ber-jalan
Mem-bantu
Makan-nan
Pergi-lah
Kekuat-an
Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya
mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya :
Me-nu-tup
Me-ma-kai
Me-nya-pu
(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata
dasar.
Misalnya :
Ge-le-mbung
Ge-mu-ruh
Si-nam-bung
(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu
huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.

(4) Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah
satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain,
pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap
unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
Biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
Biodata bio-data bi-o-da-ta
Fotografi foto-grafi
fo-to-gra-fifotokopi foto-kopi fo-to-ko-
Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di
antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.
4. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. Ng.RanggaWarsita.
F. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
5
10
6
G. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apakah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya
dengan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih
tersedia. Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah
berkunjung ke rumahku
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Dia
tetap bersemangat walaupun lelah. Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. Harga
kain itu Rp50.000,00 per meter. Karyawan itu mendapat kenaikan gaji
per 1 Januari. 1

H. Singkatan dan Akronim


1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs Suman Hasibuan
WR. Supratman Wage Rudolf Supratman
S.E Sarjana Ekonomi

11
2. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya:
Hlm. Halaman
Dll. Dan lain-lain
Tsb. Dan sebagainya
4. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
5. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta sembilan


ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran satu unit televisi.

G. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya


Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.

12

K. Kata Sandang si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur
nama Tuhan. Misalnya: Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.

13

2.2 PENULISAN UNSUR SERAPAN


Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta,
Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga
macam kata serapan, yaitu: (1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam
bahasa Indonesia, misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar,
botol, sekolah, dan ember. (2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat
keinternasionalannya, penulisan dan pengucapan masih mengikuti cara asing.
Misalnya shuttle cock, knock out, time out, check in, built up, complete knock down,
fitnes, chip, server, web, linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain. (3) Kata asing
yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan EYD. Misalnya
komputer (computer), kalkulasi (calculation), matematika (mathematic), infiltrasi
(infil-trasio), influensa (influenza), bisnis (bussines), dan karakter (character). A.
Penyesuaian Ejaan Kata Serapan Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan
kaidah yang sudah baku. Kurang lebih terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan.
Berikut ini beberapa kasus penulisan yang perlu mendapat perhatian. Kata Asing
Kata Baku Kata Asing Kata Baku acceleration akselerasi hydraulic hidraulik acceptor
akseptor iatrogenic iatrogenik acculturation akulturasi iota iota aerodynamics
aerodinamika materiaal material aquarium akuarium orthography ortografi athlete
atlet orthopne ortopne barrier barier orthosthatic ortostatik carrier karier
pharmachology farmakologi caustic kaustik physiology fisiologi cavalry kavaleri
psycologhy psikologi Makalah Bahasa Indonesia Penulisan Unsur Serapan &
Pemakaian Tanda Baca 2.
14
2.3 PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar

kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami orang persis seperti yang kita

maksudkan (Chaer, 2006: 71-72).

Menurut Wijayanti (2015: 30) tanda baca adalah tanda yang dipakai

dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat

membantu pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan jika

tulisan tanpa tanda baca. Pasti tulisan tersebut membingungkan pembaca.

Tanda baca sangat penting dalam penulisan. Tidak seperti ketika

berbicara, lawan bicara dapat memahami maksud pembicara karena pembicara dapat

menggunakan intonasi, gerak tubuh, atau unsur-unsur nonbahasa lainnya. Bahkan

lawan bicara dapar bertanya langsung kepada pembicara jika kurang memahami

tuturannya. Hal ini tidak terjadi dalam interaksi penulis-pembaca. Oleh karena itulah,

penulis perlu menguasai tanda baca sebagai peranti yang dapat mewakili maksud dan

pemikirannya (Wijayanti, 2015: 30).

Sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Telah Disempurnahkan

(EYD), ada lima belas tanda baca yang lazim digunakan dalam penulisan, antara lain

tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah,
tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung,

tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkat atau apostrof.

15

B. Jenis-jenis dan Aturan Penggunaan Tanda Baca

Sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakah (EYD),


tanda baca terbagi menjadi lima belas jenis (Wijaya, 2012: 41). Adapun jenis dan
aturan penggunaannya sebagai berikut:
1) Tanda titik (.)
a. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan dan seruan
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar atau daftar.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu.
d. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis,
judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru dan tempat terbit
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuaan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
f. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan.
g. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan.
h. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang
sudah dianggap umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih, hanya dipakai satu tanda titik.
i. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
2) Tanda koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.

16
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti, tetapi, melainkan.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.
d. Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata
penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat,
seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun begitu
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti, o,
ya, wah, aduh, dan kasiahan, atau kata-kata yang digunakan
sebagai sapaan seperti, Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang
terdapat di dalam sapaan.
f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dalam kalimat.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
h. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian
alamat, tempat dan tinggal, nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
i. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
j. Tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama
penerbit, dan tahun penerbitan.

17
3) Titik koma (;)
a. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat
majemuk setara.
b. Tanda titik koma digunakan untuk akhiri pertanyaan perincian
dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam
hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan
kata dan.
c. Tanda titk koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat
setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah
oleh tanda baca dan kata penghubung.
4) Tanda Titik dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
uang diikuti rangkaian atau pemerian.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
5) Tanda hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang
terpisah oleh pergantian baris.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang
mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang
mendahuluinya pada pergatian baris.
c. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata
ulang
d. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian
tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

18
6) Tanda pisah ( __ )
a. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama
kalimat.
b. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan
aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau sampai ke’.
7) Tanda seru (!)
a. Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
emosi yang kuat.
8) Tanda Elipis (…)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
b. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu
kalimat atau naska ada bagian yang dihilangkan.
9) Tanda petik (“…”)
a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat.
c. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau
bab buku yang dipakai dalam kalimat.

19
10) Tanda petik tunggal (‘…’)
a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan-petikan
yang terdapat di dalam petikan lain.
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau
ungkapan.
c. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau
ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
11) Tanda kurung ( () )
a. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
b. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
12) Tanda kurung siku ( [ ] )
a. Tanda garis miring di dalam nomor surat, nomor pada alamat,
dan penadaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim atau tahun ajaran.
b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
13) Tanda garis miring ( / )
a. Tanda garis miring di dalam nomor surat, nomor pada alamat,
dan penadaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim atau tahun ajaran.
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan
ataupun.

20
14) Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
a. Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan yang tertera dalam pedoman ejaan bahasa indonesia yang
disempurnakan yang termasuk dalam penulisan kata yaitu:
Kata dasar, turunan, ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, kata si dan sang, 
partikel kata, singkatan, dan angka lambang bilangan. Yang dimana memiliki fungsi
dan cara-cara untuk menjadikan penulisan kata yang benar dan baik.
Untuk penulisan kata yang benar, kita dapat berpedoman pada EYD bahasa
Indonesia.
Dengan adanya teori pembelajaran tentang ejaan, diharapkan dapat
menggunakan ejaan sesuai dengan kaidah morfologi, fonologi, semantic dan
sintaksis. Penulisan kata digunakan untuk membentuk suatu kata atau kalimat yang
benar, sehingga penggunaannya jika digunakan dalam penulisan kata/kalimat polanya
akan sesuai dengan unsur-unsur penulisan kata/kalimat.
Penulisan unsur serapan merupakan unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia.Kata-kata bahasa Indonesia banyak menyerap dari bahasa
asing.Penyerapan kata tersebut diambil dan diubah sesuai dengan karakteristik
pengucapan masyarakat Indonesia.
3.2 SARAN
1. Dengan adanya kesalahan-kesalahan dalam penulisan yang ditemukan, guru
dan siswa hendaknya lebih meperhatikan kaidah-kaidah penggunaan tanda
baca dalam menulis, terkhusus dalam menulis karangan argumentasi.
2. Bagi guru, sebaiknya memberikan waktu yang cukup dalam mengajarkan
Penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan kaidah penggunaan tanda baca,
meskipun pembelajaran tersebut menjadi satu bagian dengan pembelajaran
menulis karangan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1987. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnaklan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta:
Depdikbud.
Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.. Jakarta: Departemen
Pendidkan dan Kebudayaan. Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang.
Yogyakarta: ANDI.

23

Anda mungkin juga menyukai