Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

KETRAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN PEMBELAJARAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Microteaching

Dosen Pengampu: Laila Puspita, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Anggi Tri Tunggal Dewi (NPM 2111060007)


Aqilah Nur Afifah (NPM 2111060010)
Aydellia Nazira ( NPM 2111060013)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusunan makalah ini disesuaikan berkaitan dengan Ketrampilan Mengajar dari
sumber-sumber yang didapat, sehingga mudah dipahami.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari sumbangsih berupa
pemikiran-pemikiran/ ide/gagasan dari teman-teman untuk menyempurnakan isi
makalah ini. Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
teman-teman tenaga kesehatan khususnya dalam teori Ketrampilan Memberikan
Penguatan Pembelajaran.

Bandar Lampung, 10 Maret 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………...…………… i


KATA PENGANTAR ……………………………...………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………...… iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ……….….…………………….. 4
1.2. Rumusan Masalah ……….….…………………….. 4
1.3. Tujuan Masalah ……….….…………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ...................................................……..……. 6
2.1.1 Pengertian Penguatan.............................................…. 6
2.2 Tujuan pemberian penguatan .............................….... 5
2.3 Jenis dan Prinsip-prinsip Pemberian Penguatan......... 7
2.4 Cara-cara pemberian penguatan................................. 10

2.5 Aplikasi Penguatan..................................................... 11


2.6 Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam
Pembelajaran……………........................................... 12
2.7 Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam
Pembelajaran…………….......................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………… 14
3.2 Saran …………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………… 16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sifat dasar manusia akan merasa senang bila mendapatkan hadiah
dan pujian. Inilah juga yang dirasakan oleh siswa jika mendapat hadiah
atau pujian. Jika hatinya senang, ia akan lebih bersemangat dalam belajar.
Pujian merupakan salah satu bentuk dari penguatan. Penguatan merupakan
penghargaan yang dapat menimbulkan dorongan dan semangat dalam
belajar, siswa akan berbesar hati dan tingkah laku yang sudah baik
(bekerja, belajar, dan berprestasi) itu frekuensinya akan berulang atau
bertambah. Namun pada kenyataannya, guru sangat jarang memuji
perilaku/perbuatan siswa yang positif.
Hal ini akan membuat mereka kurang semangat dalam mengikuti
pembelajaran. Oleh sebab itu keterampilan memberikan penguatan
selama pembelajaran bagi seorang guru adalah sangat penting.
Rendahnya mutu pendidikan selalu menjadi bahan perbincangan
dari berbagai pihak. Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan
manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
sehingga memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Kedudukan
guru sangat penting dalam pendidikan bertolak dari tugas dan tanggung
jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Sikap
guru yang acuh tak acuh terhadap siswa yang telah berusaha untuk
menunjukkan pekerjaan yang baik dapat membuat siswa patah semangat
dan ada kemungkinan hasil belajarnya akan menurun. (Yohanes, 2009)
Guru sangat jarang memuji perilaku/perbuatan siswa yang positif.
Yang sering terjadi adalah guru menegur atau memberi respon negatif
terhadap perbuatan siswa yang negatif. Keterampilan mengajar bagi
seorang guru sebagai penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses
belajar mengajar, maka salah satu usaha yang harus dikuasai guru yaitu
melaksanakan salah satu dari keterampilan dasar mengajar yaitu
keterampilan memberikan penguatan (reinforcement). Berdasarkan

4
pendapat Hasibuan (2008:58) menyatakan bahwa “siswa membutuhkan
penguatan dalam belajar karena penguatan merupakan penghargaan yang
dapat menimbulkan dorongan dan semangat dalam belajar”. Jadi, jika
dijabarkan fungsi penguatan untuk memberikan ganjaran kepada siswa
sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam
setiap proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam pembelajaran?
2. Apakah komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian
penguatan?
3. Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?
4. Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam
5. pembelajaran?
6. Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran?
7. Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari penguatan dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam
pemberian penguatan.
3. Untuk mengetahui prinsip penggunaan penguatan.
4. Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan dalam
pembelajaran.
5. Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran.
6. Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran.

5
BAB 11

PENDAHULUAN

2.1 Penguatan (reinforcement) dalam Pendidikan


2.1.1 Pengertian Penguatan
Sanjaya (2009:37) menyatakan bahwa penguatan (reinforcement)
adalah segala bentuk respon baik verbal ataupun non verbal, yang
diberikan guru terhadap tingkah laku siswa untuk memberikan umpan
balik atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi dan
memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal yang sama seperti siswa
yang diberikan penguatan tadi. Sedangkan menurut Hasibuan (2008:58)
yang menyatakan bahwa memberikan penguatan diartikan dengan tingkah
laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa
yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan
untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat
berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar. (Ibah. 2011)
Penguatan adalah segala bentuk respon positif yang diberikan oleh
guru baik yang bersifat verbal ataupun nonverbal terhadap tingkah laku
siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk
mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut. (Hasibuan,
2008)

2.2 Tujuan pemberian penguatan


Menurut Winataputra (2004:7.30) penguatan bertujuan untuk :
a. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa
Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku
belajar siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya, dengan
demikian perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan
perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya.
Apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya
motivasi belajarnya pun akan semakin baik pula.

6
b. Memudahkan siswa belajar
Tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk
memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus
ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu
dengan memberikan respon-respon (penguatan) yang akan semakin
mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan
terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar.
c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku yang positif
d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan
negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses
pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil
perasaan-perasaan negatif dalam belajar, yaitu melalui pemberian
penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil
apapun perbuatan belajar siswa.
e. Memelihara iklim kelas yang kondusif
Suasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan
mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan
yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis,
sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat,
berbuat, mencoba dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya.
(Kunandar, 2007)

2.3 Jenis dan Prinsip-prinsip Pemberian Penguatan


2.3.1 Jenis penguatan dalam kegiatan
pembelajaran (Winataputra, 2004:7.30-7.33).
a. Penguatan Verbal
Penguatan verbal paling mudah digunakan dalam kegiatan
pembelajaran
dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan.

7
Contoh :
1. Kata-kata : bagus, baik, luar biasa, benar, ya betul, atau tepat
sekali
2. Kalimat :
a). Pekerjaanmu rapi benar.
b). Anak-anak lain perlu meniru cara Tono memecahkan masalah.
c). Wah, belum pernah saya lihat pekerjaan serapi ini.
b. Penguatan Non-Verbal
“Penguatan non verbal adalah penguatan yang diungkapkan
melalui bahasa
isyarat (Sanjaya, 2009:38)”.
1. Mimik dan gerakan badan
Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, mengekspresikan
wajah ceria,
anggukan, tepukan tangan, mengacungkan ibu jari, dan gerakan-
gerakan badan lainnya dapat mengkomunikasikan kepuasan guru
terhadap respon siswa. Secara psikologis, siswa yang menerima
perlakuan guru tersebut tentu saja akan menyenangkan dan akan
memperkuat pengalaman belajar bagi siswa. Mimik dan gerakan
badan dapat dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal.
2. Gerak mendekati
Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara
melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau
kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa
atau kelompok siswa. Tujuan gerak mendekati adalah memberikan
perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan siswa, bahkan
juga memberi rasa aman kepada siswa. Bentuk penguatan ini
biasanya dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal, artinya
ketika guru mendekati siswa, guru mengucapkan kata-kata tertentu
sebagai penguatan.

8
3. Sentuhan
Penguatan dalam bentuk sentuhan yaitu dilakukan dengan
adanya kontak fisik antara guru dengan siswa (gesturing).
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu, atau pundak siswa,
menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang,
mengelus anggota badan tertentu yang dianggap tepat. Jika
sentuhan dilakukan dengan tepat, dapat merupakan penguatan yang
efektif bagi siswa. Namun, jenis penguatan ini harus dipergunakan
dengan penuh kehati-hatian dengan mempertimbangkan berbagai
unsur misalnya, kultur, etika, moral, umur, jenis kelamin, serta latar
belakang siswa.
4. Kegiatan yang menyenangkan
Pada dasarnya siswa akan menjadi senang jika diberikan
kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi
kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi.
Oleh karena itu, kegiatan yang disenangi siswa dapat digunakan
sebagai penguatan.
Misalnya, siswa yang dapat menyelesaikan masalah matematika
lebih dahulu diberi kesempatan untuk membantu temannya yang
kesulitan, dengan demikian, siswa akan merasa dihargai dan akan
semakin menambah keyakinan, kepercayaan diri untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
5. Pemberian simbol atau benda
Penguatan dapat pula diberikan dalam bentuk simbol atau
benda tertentu. Simbol dapat berupa tanda cek (√ ), komentar
tertulis pada buku siswa, tanda bintang, berbagai tanda dengan
warna tertentu misalnya hijau, kuning, ungu, atau merah.
Sedangkan benda yang digunakan sebagai penguatan adalah benda-
benda kecil yang harganya tidak terlalu mahal tetapi berarti bagi
siswa. Misalnya pensil atau buku tulis, bintang, dan benda-benda
kecil lainnya.

9
6. Penguatan tak penuh

Penguatan tak penuh yaitu respon atas sebagian prilaku


belajar siswa yang belum tuntas. Misalnya apabila pekerjaan siswa
belum semuanya benar, atau baru sebagian yang selesai, maka guru
mengatakan “jawaban anda sudah benar, tinggal alasannya coba
dilengkapi”. Melalui penguatan seperti itu, siswa menyadari bahwa
belum sepenuhnya jawaban yang disampaikannya selesai, dan
masih harus berfikir untuk memberikan alasan yang lebih tepat dan
siswa akan memahami kualitas jawabannya, sehingga penguatan
yang diberikan guru benar-benar bermakna. (Nur. 2010)

2.3.2 Prinsip-prinsip pemberian penguatan adalah sebagai berikut


(Winataputra, 2004:7.33-7.34) :
a. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan respon yang
diberikan oleh guru terhadap prilaku belajar siswa harus mencerminkan
perasaan senang dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Misalnya
dengan mimik muka yang gembira, suara yang meyakinkan atau sikap
yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan memang
sungguh-sungguh. Dengan kata lain penguatan harus memberikan kesan
positif, dimana siswa yang menerima penguatan akan merasa senang
dan puas, sehingga akan lebih mendorong siswa untuk belajar lebih giat
lagi. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas
dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan
keantusiasan.
b. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa
yaitu membuat siswa memang merasa bahwa penampilan atau
tindakannya patut diberi penguatan, sehingga siswa terdorong untuk
meningkatkan penampilannya. Misalnya, jika guru mengatakan “model
yang kamu rancang sangat menarik”, karena model yang dibuat siswa
tersebut memang benar-benar menarik hingga siswa benar-benar
merasa bahwa ia memang patut mendapat pujian.

10
c. Menghindari penggunaan respon negatif

Dalam memberikan penguatan sebaiknya guru menghindari dari


respon-respon negatif seperti kata-kata kasar dan tidak mendidik,
cercaan, hinaan dan isyarat yang menyudutkan siswa. Dalam
pembelajaran ada kalanya proses dan hasil yang ditujukan siswa itu
sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan atau sebaliknya.
Kadang-kadang karena guru tidak puas dengan proses dan hasil yang
ditujukan siswa, muncul kainginan untuk membentak dan
mengeluarkan kata-kata menyindir serta penguatan negatif lainnya
walaupun maksudnya mungkin baik yaitu untuk lebih meningkatkan
proses dan hasil pembelajaran secara lebih berkualitas.
Akan tetapi dengan mengeluarkan kata-kata atau isyarat
(penguatan negatif) harus dihindari. Jika siswa memberikan jawaban
atau menunjukkan penampilan yang tak memuaskan, guru hendaknya
menahan diri dari keinginan mencela atau mengejek jawaban atau
penampilan siswa. Apabila jawaban siswa keliru guru dapat
mengalihkan pertanyaan kepada siswa yang lain. Jika siswa
menunjukkan penampilan yang tak sempurna, guru dapat meminta
siswa yang dianggap mampu untuk mendemontrasikan penampilan
tersebut, kemudian siswa pertama diminta perbaiki penampilannya.
Dengan cara-cara tersebut guru akan tetap memberikan balikan kepada
siswa serta sekaligus terhindar dari penggunaan respon negatif.
(Badarudin. 2011)

2.4 Cara-cara pemberian penguatan


Winataputra (2004:7.35) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran
dengan penguatan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya
memberikan penguatan kepada siswa tertentu, kepada kelompok siswa,
ataupun kepada seluruh siswa secara utuh, misalnya : “Wah Ibu bangga
benar dengan kedisiplinan Semester II ini”.

11
b. Penguatan harus diberikan dengan segera
Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan
hilang, penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan
respon yang diharapkan, dengan perkataan lain, tidak ada waktu tunggu
antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan
yang diberikan.
c. Variasi dalam peggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya
hingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Penguatan
verbal dengan kata-kata yang sama, misalnya : bagus, bagus, bagus, akan
kehilangan makna, hingga tidak berarti apa-apa bagi siswa. Oleh karena
itu, guru hendaknya berusaha mencari variasi baru dalam memberi
penguatan. (David. 2011)

2.5 Aplikasi Penguatan


Menurut Djamarah (2000:101) aplikasi atau pemberian penguatan
dapat dilakukan pada saat :
a. Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda
yang menjadi tujuan diskusi,
b. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan
bekerja di papan tulis,
c. Menyelesaikan hasil kerja (selesai penuh, atau menyelesaikan format),
d. Bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian, ketelitian,
keindahan, dan mutu materi),
e. Perbaikan pekerjaan (dalam kualitas, hasil atau penampilan),
f. Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis),
g. Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola
tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).
Memberikan penguatan merupakan tingkah laku yang mudah
diucapkan, tetapi sukar untuk dilakukan. Oleh karena itu latihan-latihan
yang intensif perlu dilakukan oleh guru. Untuk mempermudah mengetahui
sejauhmana perubahan siswa dalam proses belajar mengajar melalui

12
penguatan-penguatan yang diberikan, guru dapat menggunakan format
observasi keterampilan memberikan penguatan. (Mifta. 2009)
Contoh format tersebut sebagai berikut :

FORMAT OBSERVASI
KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
Nama Guru : Hari/Tanggal :
Bidang Studi : Sekolah :
Pokok Bahasan : Kelas :
No Aspek keterampilan yang Nilai Rata-rata keterangan
diamati 1 2 3 4
1. Penguatan verbal
a.kata-kata
- baik
- bagus sekali
- tepat
b.Kalimat
- jawabanmu tepat sekali
- jawabanmu benar
- pendapatmua makin mantap
2. Penguatan non verbal
a.Sentuhan
b.Mendekati
c.Isyarat/Acungan jempol
Pengamat,
...............
(Sofa. 2010)
2.6 Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai
beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat,
antara lain.

1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.


2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.

13
3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara
mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung
pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai
dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai
secara maksimal. (Nashrul. 2009)

2.7 Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran


Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam
pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan
kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang
diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.

Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat


fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus
dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis. (Ika. 2009)

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu.
Komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan, antara
lain penguatan verbal dan penguatan non verbal. Penguatan verbal adalah
respon yang ditunjukkan secara lisan atau ucapan terhadap suatu perilaku.
Penguatan non verbal adalah respon yang ditunjukkan dengan perbuatan-
perbuatan yang berupa mimik, gerak badan, mendekati siswa, menyentuh,
hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, dan penguatan tak
penuh.

Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan


beberapa prinsip pemberian penguatan, antara lain memberikan
kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon negatif,
pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-
macam bentuk penguatan. Ada dua cara dalam menggunakan penguatan,
antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada
kelompok.

Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai


beberapa kelebihan apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain dapat
meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi, dapat
mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif, dapat menumbuhkan
rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri, dapat meningkatkan cara belajar
siswa menjadi aktif, dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan
belajarnya secara mandiri.Pemberian penguatan yang diberikan tidak
sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut akan menyebabkan
siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan
berakibat fatal.

15
3.2 SARAN
a. Saran untuk Pembaca

Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca terutama


untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih mengetahui keterampilan
dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Sehingga
hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana di
dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.

b. Saran untuk Pendidik

Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang


sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan
menjadi tahu bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting
dikarenakan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para
pendidik menghindari respon negatif, karena hal tersebut dapat membuat
siswa tertekan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur. 2010. Keterampilan Memberi Penguatan, (Online),


(http://zanuraini.blogspot.com, diakses tanggal 17 April 2013).
Badarudin. 2011. Keterampilan Dasar Mengajar, (Online),
(http://ayahalby.wordpress.com, diakses tanggal 17 April
2013).Churohman,
David. 2011. Keterampilan Penguatan, (Online),
(http://davidstkipmpl.wordpress.com, diakses tanggal 17 April
2013).
JJ. Hasibuan, 2008. Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kunandar, 2007, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi guru), Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Mifta. 2009. Keterampilan Dasar Mengajar, (Online),


(http://miftachr.blog.uns.ac.id, diakses tanggal 17 April 2013).
Nashrul. 2009. Keterampilan Dasar Mengajar, (Online), (http://nash-
choice.blogspot.com, diakses tanggal 17 April 2013).
Risky, Ika. 2009. Keterampilan Memberi Penguatan, (Online),
(http://manggamudaku.blogspot.com, diakses tanggal 17 April
2013)
Sofa. 2010. Penguatan, Variasi, dan Keterampilan Menjelaskan dalam Mengajar,
(Online), (http://massofa.wordpress.com, diakses tanggal 17
April 2013).
Someday, Ibah. 2011. Keterampilan Dasar Mengajar, (Online),
(http://ibahsomeday.wordpress.com, diakses tanggal 17 April
2013).
Surya, Yohanes. 2009. Keterampilan Memberi Penguatan, (Online),
(http://semangatgasing.blogspot.com,diakses tanggal 17 April
2013).

17

Anda mungkin juga menyukai