Dosen Pengampu :
Disusun Oleh
Kelas 1D, Kelompok 3
Ni Luh Dhea Sherlita Utami, I Nengah Dedy pratama, Ni Luh Vira Liustika Dewi,
Kadek Ayu Dwika Ananda Astari, Ni Luh Widya Ayodya Putri
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali
ABSTRAK
Keberhasilan guru dalam pendidikan akan diukur melalui tingginya tingkat keberhasilan
dan kegagalan seorang siswa. Maka seorang guru diharapkan mampu memberikan
motivasi untuk seorang siswa, sehingga sering kali guru memberikan reward maupun
punishment kepada seorang siswa untuk bisa menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa.
Reward merupakan sebuah penghargaan, hadiah, maupun imbalan. Di dalam pendidikan,
reward merupakan sebuah alat yang digunakan untuk meningkatkan motivasi yang
dimiliki oleh para peserta didik. Ada beberapa bentuk pemberian reward yaitu berupa
pujian, penghormatan, hadiah, maupun tanda penghargaan. Dalam membentuk karakter
peserta didik, selain melalui metode pemberian reward, metode lain yang bisa diterapkan
adalah punishment. Punishment merupakan punishment diartikan sebagai hukuman atau
sanksi. Ada beberapa bentuk punishment yaitu pengurangan skor atau penurunan
peringkat, pengurangan hak, maupun hukuman berupa denda.
Kata Kunci : Reward dan Punishment, Bentuk pemberian reward dan punishme
PEMBAHASAN
1. Definisi Reward
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berperan penting dalam
kehidupan. Pendidikan memberi sebuah ruang bagi generasi muda untuk
menentukan arah hidupnya di masa depan. Dalam proses pembelajaran seorang
guru merupakan komponen terpenting yang diharapkan mampu memberi
motivasi kepada siswa dalam hal memberi semangat belajar agar mampu
mendapatkan hasil yang lebih baik. Motivasi merupakan serangkaian usaha yang
menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga mengakibatkan seseorang mau
dan ingin melakukan sesuatu, serta bila terdapat hal yang ia tidak suka, maka ia
akan berusaha mengelakkan rasa tidak suka itu. Reward merupakan sebuah
gancaran, hadiah, penghargaan, atau pun imbalan. Pemberian reward merupakan
prilaku yang bersifat positif yang dapat menumbuhkan motivasi dan dalam hal
penerapan disiplin bagi anak. Reward sebagai metode pembelajaran akan sangat
ideal dan strategis bila digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip belajar untuk
merangsang belajar bagi pengembangan potensi anak. Sehingga dalam hal ini,
seorag guru harus menguasai metode ini agar tidak berimplikasi buruk.
2. Definisi Punishment
Punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Punishment biasanya
dilakukan ketika apa yang dijadikan sebuah target tertentu tidak dapat tercapai,
atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-norma atau tata tertib yang
ditetapkan oleh sekolah. Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang
positif maka punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika
diberikan secara tepat dan bijak punishment ini mampu menjadi alat motivasi bagi
anak untuk belajar. Punishment sebagai metode dalam pendidikan akan
mengisolasi perkataan dan perbuatan peserta didik ke arah yang lebih baik.
Punishment diberikan kepada seseorang karena melakukan suatu kesalahan
perlawanan atau melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh guru atau bahkan
tata tertib yang ada.
Tujuan Reward dan Punishment
1. Tujuan Reward
Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih
mengembangkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam
artian siswa melakukan perbuatan, maka perbuatan yang dilakukan timbul dari
kesadaran siswa itu sendiri. Dengan pemberian reward, diharapkan dapat
membangun suatu hubungan yang positif antara guru dan siswa, karena reward
itu adalah bagian daripada wujud lain dari kasih sayang seorang pendidik kepada
peserta didik. Pemberian hadiah adalah bentuk reinforcemen atau penguatan
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi berprestasi, maka pemberiannya
harus tepat dan disesuaikan dengan kondisi anak.
2. Tujuan Punishment
1. Syarat Reward
2) Jangan sampai menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi peserta didik
yang lain yang merasa pekerjaannya juga lebih baik, tetapi ia tidak
mendapat reward.
3) Reward lebih baik diberikan setelah anak didik menunjukkan prestasi
kerjanya. Jika diberitahukan terlebih dahulu akan berpotensi untuk
memancing mereka mengerjakan tugasnya terburu-buru.
2. Syarat Punishment
2) Hukuman harus adil,yaitu hukuman yang diberikan guru harus adil tidak
memihak antara satu siswa dengan siswa yang lain. Contoh, dalam ujian
yang sedang dilakukan apabila ada siswa yang saling menyontoh
temannya sebagai hukuman guru mengurangi nilai siswa yang
menyontoh temannya dan memberi jawaban.
3) Hukuman harus diberikan agar anak didik mengerti benar apa sebabnya
ia dihukum dan apa maksud hukuman, maksudnya dalam memberikan
hukuman guru harus menjelaskan apa kesalahan yang sudah dilakukan
peserta didik sehingga peserta didik tidak akan mengulangi
kesalahannya.
1. Macam-macam Reward
1) Reward Verbal
Reward verbal yaitu reward yang disampaikan dengan cara tertulis tau
lisan. Pemberian reward secara verbal menempati posisi besar, karena
kata-kata atau kalimat lebih mudah disampaikan secara verbal daripada
non verbal. Pengahargaan verbal mengacu pada tindakan spontan berupa
pujian atas pencapaian peserta didik. Bentuk reward secara verbal yaitu:
a) Pujian
b) Sugesti
a) Penghormatan
Reward yang berbentuk penghormatan ada dua macam.
Pertama, reward berbentuk penobatan, yaitu anak mendapat
penghormatan diumumkan dihadapan teman- teman sekelas,
teman-teman sekolah atau mungkin juga dihadapan orang tua
siswa. Misalnya, pada acara perpisahan atau pembagian raport
kemudian ditampilkan dan diumumkan murid-murid yang telah
berhasil menjadi bintang-bintang kelas. Kedua, reward yang
berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu.
Misalnya, siswa yang berhasil menyelesaikan soal yang sulit
dan pendidik menyuruh mengerjakan di papan tulis untuk
dicontoh teman-temanya.
b) Hadiah
c) Tanda Penghargaan
2. Macam-macam Punishment
2) Pengurangan Hak
Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang paling efektif karena dapat
digunakan sebagai selera siswa. Dalam hukuman ini memang harus ada
pengawasan yang ketat dari pendidik atau guru sehingga dapat memilih
pengurangan yang tepat bagi setiap siswa. Contoh, jika ada siswa yang
selalu bicara dikelas tanpa ada ijin sebelumnya dari guru maka anak
tersebut diisolasikan tempat duduknya agar tidak memiliki hak sama
sekali untuk berbicara dengan teman-temanya.
Dalam hukuman ini bukan hukuman yang berupa uang namun hukuman
ini lebih memberikan makna “pembayaran”. Contoh, jika siswa yang
melanggar peraturan atau tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) lebih
dari dua kali, maka hukuman denda yang diberikan berupa menghafal
pelajaran besok atau menulis sebanyak 2 lembar.
4) Pemberian Celaan
Dalam hukuman ini digabungkan dengan hukuman yang lainnya siswa
langgar peraturan penting yang diperuntukkan bagi siswa akan mendapat
celaan. Hukuman ini, guru menuliskan kesalahan siswa dalam buku
catatan khusus (mecdotal record). Contoh, jika dalam proses
pembelajaran ada siswa yang berbicara dengan temanya dan sudah diberi
tahu tetapi tidak dihiraukan, maka guru berhak mencatat nama anak
tersebut dalam catata buku khusus guru yaitu berupa jenis kesalahan yang
dilakukan siswa.
6) Bentuk Isyarat
Usaha pembetulan kita lakukan dalam bentuk isyarat muka dan isyarat
anggota badan lainnya. Contoh, saat guru masuk kelas dan kelas dalam
keadaan kotor, maka guru bisa memberikan punishment isyarat dengan
cara tidak masuk kedalam kelas sambil berdiri didepan pintu menatap
lantai yang berserakan dengan sampah. Bermuka masam dihadapan anak
sisiknya jika berbuat kegaduhan, atau anak yang melakukan kesalahan
dan melanggar peraturan. Dengan cemberut atau bermuka masam secara
psikologis sudah memukul perasaannya dan malu dengan kawan-kawan
yang lain.
7) Bentuk kata
Isyarat dalam bentuk kata dapat berisi kata- kata peringatan, kata-kata
teguran dan akhirnya keta-kata keras disertai ancaman. Contoh, saat
salah satu siswa mengganggu temannya yang belajar, maka guru bisa
memanggil nama anak itu dengan nada keras misalnya “Amir!.”
a) Keunggulan Reward
b) Kelemahan Reward
a) Keunggulan Punishment
b) Kelemahan Punishment
• Anak didik akan selalu merasa sempit hati, bersifat pemalas, serta
akan menyebabkan ia suka berdusta (karena takut dihukum).
Pengaruh pemberian reward dalam perilaku peserta didik tergantung pada berbagai
factor diantaranya reward diberikan ketika peserta didik telah mampu memecahkan soal-
soal yang diberikan oleh guru, contoh pemberian reward dalam materi ini adalah ketika
guru memberikan beberapa soal yang berkaitan dengan matematika kemudian guru
mengatakan kepada peserta didik bagi siapa saja yang dapat menyelesaikan soal-soal
matematika tersebut dengan cepat dan benar maka peserta didik boleh pulang labih
dahulu. Maka dengan begitu seluruh peserta didik akan berlomba-lomba dalam
menyelesaikan soal- soal tersebut dengan cepat dan benar. Disini guru tidak hanya dapat
melihat apakah soal-soal tersebut dapat diselesaikan dengan cepat dan benar, tetapi guru
juga dapat melihat kemajuan- kemajuan yang diperoleh oleh peserta didik pada tahap-
tahap menyelesaikan tugas tersebut. Selain hadiah berupa ucapan guru juga memberikan
penghargaan berupa alat-alat tulis guna memotivasi peserta didik untuk aktif dalam
belajar. Selain reward (hadiah) guru juga dapat menggunakan punishment (hukuman)
sebagai media atau alat bantu dalam pendidikan demi kelancaran kegiatan belajar
mengajar. Hukuman dimaksudkan disini tidak seperti hukuman penjara atau siksaan.
Tetapi adalah hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman mendidik inilah yang
diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan peserta didik yang melanggar dispilin dapat
diperlukan hukuman berupa sanksi untuk mengerjakan soal di depan kelas serta
mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam materi matematika ini guru dapat
memberikan hukuman pada peserta didik yang tidak patuh terhadap peraturan yang
berlaku ketika proses belajar mengajar di kelas tersebut sedang berlangsung, dengan
cara menyuruh peserta didik yang tidak disiplin tersebut untuk menjelaskan kembali
bahan pelajaran yang baru saja dijelaskan oleh guru, atau peserta didik yang tidak
mengerjakan tugas atau PR, maka peserta didik akan diberi hukuman mempresentasikan
PR yang telah di berikan guru kepada peserta didik lainnya. Dengan demikian, peserta
didik yang merasa mendapat hukuman tersebut sadar atas kesalahan yang ia lakukan dan
tentu saja dia tidak akan mengulangi kembali perbuatannya itu, karena khawatir akan
mendapat hukuman untuk kedua kalinya dan tentu akan mendapat malu. Dengan upaya
tersebut peserta didik akan berusaha untuk bersikap disiplin dengan memfokuskan
perhatiannya pada bahan pelajaran yang dijelaskan kembali oleh guru.
KESIMPULAN
Zamzami, M.R, 2015, Penerapan Reward And Punishment Dalam Teori Belajar
Behaviorisme, Ta’limuna, Volume 4
Teori, L., & Teori, A. (nd). BAB II . Diakses pada 11 April 2021, dari
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8580/5/BAB%20II.pdf