Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

PENGERTIAN REWARD,BENTUK-BENTUK REWARD

Dosen Pengampu :
Fauzi Nur Ilahi, M.Pd

Disususn Oleh :
Nabila Saputri (1807015200)
Toby Zoelami (1807015132)
Shinta Rizky Safitri ( 1807015060)
Ilham Fadillah (1807015207)
Reza Pratama (1507015062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Pengertian Reward, Bentuk-bentuk
Reward dan sebagainya” ini tanpa ada halangan suatu apapun.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini ialah untuk dapat memenuhi tugas
kelompok di dalam mata kuliah “Bimbingan Konseling” semester IV Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka Jakarta.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak, maka
dari itu kami mengucapkan terimakasih banyak kepada pembimbing, Dosen mata kuliah
Bimbingan Konseling bapak Fauzi Nur Ilahi. yang telah membimbing kami semua serta
kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang membantu kami dalam menyusun
makalah ini.
Kami berharap atas selesainya makalah ini, makalah ini dapat bermanfaat untuk
mendapatkan informasi mengenai “Pengertian Reward, Bentuk-bentuk Reward dan
sebagainya” bagi siapapun yang membacanya.
Kami menyadari sepenuhnya karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran membangun dari para pembaca.
Kami mohon maaf jika ada kata-kata atau kalimat yang kurang tepat. Semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 12 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian Reward........................................................................................................2
B. Alasan Pemberian Reward...........................................................................................3
C. Waktu yang tepat untuk pemberian reward..............................................................3
D. Bentuk-bentuk reward dalam mendidik.....................................................................3
E. Reward dalam islam.....................................................................................................4
F. Bentuk-Bentuk Reward................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..............................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Reward dan punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi seseorang
untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua metode ini sudah cukup
lama dikenal dalam dunia kerja. Tidak hanya dalam dunia kerja, dalam dunia penidikan
pun kedua ini kerap kali digunakan. Namun selalu terjadi perbedaan pandangan, mana
yang lebih diprioritaskan antara reward denganpunishment ,Reward artinya ganjaran,
hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah
satu alat untuk peningkatan motivasi para pegawai. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan
perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan
membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain
motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk
memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.
Sementara punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika reward
merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka punishment sebagai bentuk
reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang
supaya mereka jangan membuat sesuatu yang jahat. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti
bersifat pedagogies, yaitu untuk memperbaiki dan mendidikkearahyanglebihbaik.
Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi seseorang,
termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Keduanya
merupakan reaksi dari seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah
ditunjukkan oleh bawahannya; hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk
perbuatan baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya berlawanan, tetapi pada
hakekatnya sama-sama bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam
memotivasi para pegawai dalam bekerja.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari reward?


2. Apa alasan pemberian reward?
3. Kapan Waktu yang tepat untuk pemberian reward?
4. Apa bentuk-bentuk reward dalam mendidik?
5. Apa reward dalam islam?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Agar para pembaca mengetahui bagaimana pemberian reward


2. Untuk mempelajarai bagaimana bentuk bentuk reward
3. Dan mengetahui reward dalam islam

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Reward

Reward berasal dari Bahasa inggris yang artinya hadiah, ganjaran, penghargaan atau
imbalan. Reward sebagai alat Pendidikan. Diberikan Ketika siswa melakukan sesuatu
yang baik. Menurut Djamarah (2008 : 182), reward (hadiah) adalah memberikan sesuatu
kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan cenderamata. Hadiah
yang diberikan kepada orang lain berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi.
Bentuk reward yang lain juga bisa disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh
seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif
tertentu. Menurut Sulameto (2010:171), Reward merupakan suatu penghargaan yang
diberikan guru kepada siswa sebagai hadiah karena siswa tersebut telah berperilaku baik
dan sudah berhasil melaksanakan tugas yang diberikan guru dengan baik. Purwanto
(2011:182) mengatakan Reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak
merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Sejalan
denga itu hamalik ( 2009:184) mengatakan bahwa Reward memiliki tujuan untuk
membangkitkan atau mengemban minat, reward ini hanya berupa alat untuk
membangkitkan minat saja bukanlah sebagai tujuan. Tujuan pemberian penghargaan
dalam belajar adalah bahwa seseorang akan menrima penghargaan setelah melakukan
pembelajaran dengan baik dan akan melakukan pembelajaran sendiri di luar kelas.
Reward juga bisa dikatakan sebagai motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswanya
( Sardiman, 2007: 92).

Reward dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan ganjaran dan hadiah,upah
dan pahala, membalas dan memberi penghargaan. Reward dalam Pendidikan yakni
memberi penghargaan, memberi hadiah pada anak-anak untuk prestasinya. Reward juga
bisa dikatakan sebagai alat Pendidikan refresif yang bersifat menyenangkan dan
membangkitkan atau mendorong anak untuk berbuat sesuatu yang lebih baik terutama
anak yang malas. Reward bisa diberikan kepada anak yang mempunyai prestasi-prestasi
dalam Pendidikan, memiliki kerajinan dan tingkah laku yang baik sehingga dapat
dijadikan contoh teladan bagi kawan-kawannya.

Dalam memberikan reward, seorang pendidik harus menyesuaikan dengan


perbuatan-perbuatan atau pekerjaan anak didik dan jangan sampai menebalkan sifat
materialis pada anak didik, kemudian pendidik juga harus menghilangkan anggapan
anak didik terhadap upah atau balas jasa atas perbuatan yang dilakukan. Reward juga
harus diberikan pada saat yang tepat, yaitu segera sesudah anak didik berhasil (jangan
ditunda), jangan diberikan janji, karena akan dijadikan sebagai tujuan kegiatan. Reward
diberikan pada anak dengan maksud sebagai penghargaan dan rasa bangga atas
pekerjaan dan prestasi anak, sekaligus dengan niat agar anak melakukannya dengan terus
menerus, meningkatkan semangat dan motivasi serta minatnya dalam bekerja dan
belajar.

2
B. Alasan Pemberian Reward

Adanya pemberian reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu hubungan
yang positif antara guru dan siswa karena reward adalah bagian dari pada rasa
penjelmaan dari rasa sayang guru kepada siswanya. Dan tujuan pemberian reward juga
untuk lebih meningkatkan motivasi intrinsic dan motivasi ektrinsik, dalam artian siswa
harus melakukan suatu perbuatan maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu
sendiri.

C. Waktu yang tepat untuk pemberian reward

Adapun hal hal yang berkaitan dalam waktu pemberian reward pun biasanya di
berikan kepada peserta didik yang telah melakukan hal yang baik atau berprestasi dan
juga peserta didik yang sebelum melakukan pelanggaran jika ia melakukan kebaikan
setelah itu wajib bagi pendidik memberikan reward kepada nya dalam bentuk apapun
yang akan kita bahas di bab setelah ini, adapun yang harus diperhatikan sebelum
memberikan reward adalah sebagai berikut:
1. Pendidik harus memastikan bahwa ia mengenal seluruh peserta didiknya dengan
baik sehingga pendidik dapat memberikan reward yang tepat. Sebab penghargaan
yang salah atau tidak tepat malah akan membawa akibat yang tidak diharapkan.
2. Penghargaan harus diberikan karena alasan obyektif, bukan subyetif. Maksudnya,
penghargaan diberikan kepada peserta didik yang memang benar-benar
melakukan sesuatu yang benar dalam arti sesungguhnya bukan atas penilaian
subyektif pendidik atau bukan karena faktor like or dislike.
3. Penghargaan haruslah bersifat hemat dalam arti tidak terlalu sering. Sebab dapat
menghilangkan makna penghargaan sebagai alat pendidikan untuk meningkatkan
motivasi dan memberi penguatan.
4. Jangan menjanjikan penghargaan kepada peserta didik. Penghargaan yang
dijanjikan akan menyulitkan bagi peserta didik yang kurang memiliki minat.
5. Pendidik perlu berhati-hati agar penghargaan yang diberikan tidak menimbulkan
kesan sebagai upah atas jerih lelah peserta didik.
6. Penghargaan tidak boleh dilakukan secara berlebihan sebab dapat menimbulkan
sikap hati yang kurang baik pada peserta didik. Peserta didik akan merasa
angkuh.

D. Bentuk-bentuk reward dalam mendidik

Adapun disini bentuk bentuk reward Pada prakteknya, penghargaan dapat diberikan
dalam dua bentuk yaitu:
1. Verbal. Penghargaan verbal mengacu pada suatu tindakan spontan berupa pujian
atas capaian peserta didik.
2. Nonverbal. Bisa berupa simbol atau gerakan anggota tubuh pendidik pada saat
melihat perilaku positif peserta didik. Misalnya, menunjukkan ibu jari atau
jempol, menepuk bahu peserta didik, tepuk tangan, dsb. Bisa juga berupa tulisan

3
di lembar kerja peserta didik. Dan juga berupa pemberian benda, seperti pin
bintang, kalung medali, dan sebagainya. Ada juga penghargaan khusus, yaitu
penghargaan yang diberikan sebagai improvisasi pemberian penghargaan,
misalnya dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengerjakan hal lain apabila berhasil mencapai sesuatu hal lebih dahulu dari
teman-temannya.
Macam-macam Reward
Secara umum, penghargaan dapat diberikan dengan beberapa macam, yaitu:
1. Pujian. Kita tahu, pujian merupakan tindakan mengungkapkan persetujuan atau
kekaguman. Pujian dapat meningkatkan harga diri, kemandirian, minat belajar,
dan prestasi belajar peserta didik. Pujian merupakan penghargaan yang paling
mudah dilakukan. Biasanya dilakukan dengan kata-kata seperti yes, bagus,
tingkatkan, dsb.
2. Penghormatan. Penghargaan ini mengacu pada dua bentuk yaitu penobatan,
dimana peserta didik diumumkan kepada seluruh teman-temannya secara
terbuka sebagai peserta didik yang mencapai sesuatu hal yang baik. Bisa
dilakukan didepan teman-teman kelas saja atau didepan seluruh peserta didik di
sekolah. Pengormatan juga mengacu pada pemberian kuasa untuk melakukan
sesuatu hal. Misalnya, peserta didik diberikan kesempatan untuk menunjukkan
caranya menyelesaikan soal suatu mata pelajaran atau tugas lain.
3. Hadiah. Penghargaan dengan cara ini bisa berdampak kurang baik pada motivasi
belajar peserta didik. Peserta didik belajar bukan untuk menjadi tahu melainkan
untuk mendapatkan hadiah. Manakala tidak mendapatkan hadiah, peserta didik
menjadi malas belajar. Karena itu, hadiah harus diberikan secara tepat dalam
tepat waktu dan tepat karena perlu. Misalnya pada saat hari raya keagamaan,
dsb.
4. Tanda Penghargaan. Ini merupakan penghargaan yang bersifat simbolis.
Biasanya berupa surat-surat tanda penghargaan, piala, dsb.

E. Reward dalam Islam

Penghargaan dalam proses pelaksanaan pendidikan sebagai bentuk bagian dari


metode pembelajaran merupakan bagian terpenting untuk motivasi bagi peserta didik.
Melihat hal ini maka beberapa ahli memaknai “penghargaan” ini bervariatif sesuai
dengan pengalaman dan bidang masing-masing para ahli. Purwanto (2006) arti
penghargaan adalah untuk setiap anak yang berhasil melakukan
kebaikan/prestasi/keberhasilan di setiap aktifitasnya sehari-hari, baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Setiap penghargaan yang diberikan oleh anak
tidak harus berwujud materi, namun nilai-nilai moral yang bersifat positif seperti pujian
dan apresiasi juga merupakan penghargaan untuk anak sehingga anak mengetahui
hakikat kebaikan. Pendidikan yang dilakukan terhadap anak mencakup wilayah yang
komprehensif sehingga anak merasakan kenyamanan dalam belajar secara akademik
maupun memahami arti kehidupan. Maslow seperti yang dikutip oleh Maria J. Wantah
menjelaskan bahwa penghargaan menjadi motor penggerak utama manusia untuk

4
mampu melakukan sesuatu dalam rangka mengaktualisasikan diri sebagai makhluk yang
sempurna. Melalui berbagai media dan proses yang ada manusia terus berusaha
mencapai kesempurnaan hidup sebagai bagian dari naluri manusia. Melalui penghargaan
yang positif, baik berupa materi maupun non materi, jika hal ini dilakukan secara
konsisten, maka akan mamberikan kontribusi positif terhadap manusia untuk melakukan
tindakan yang lebih baik dalam dirinya. Bisa dipastikan bahwa penghargaan yang positif
akan mampu meningkatkan produktivitas manusia dalam berkarya, sekaligus diharapkan
hal ini mampu mencegah berbagai bentuk pelanggaran yang dimungkinkan akan terjadi.
Manusia sebagai makhluk biologis sekaligus berperasaan, ia membutuhkan banyak
penghargaan untuk menguatkan dirinya dalam menjalani proses kehidupan. Manusia
akan menjadi sempurna disaat ia mampu menghasilkan karya terbaiknya dan
berdampingan dengan perilaku positif yang muncul dari dalam diri. Penghargaan
merupakan bentuk apresiasi terhadap pelaku kebaikan, siapapun itu. Bentuk
penghargaan sendiri sangat variatif, bisa dalam bentuk materi atau non materi,
prinsipnya adalah untuk membangkitkan semangat anak yang telah berhasil melakukan
kebaikan. Karena secara naluri siapapun yang telah melakukan kebaikan selalu ingin
diberikan penghargaan, dan ini adalah bagian dari psikologi manusia sebagai makhluk.
Maka dari itu Allah melalui Al-Qur’an juga memberikan apresiasi kepada manusia atas
kebaikan yang telah mereka lakukan

‫فَ َم ۡن ي َّۡع َم ۡل ِم ۡثقَا َل َذ َّر ٍة خ َۡيرًا ي ََّر ٗٗه َو َم ۡن ي َّۡع َم ۡل ِم ۡثقَا َل َذ َّر ٍة َش ًّرا يَّ َر ٗه‬

"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya." ( QS. Al - zalzalah : 7 - 8 )

Pendidikan Islam menggunakan “penghargaan” sebagai bagian dalam proses


pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan, melalui pembelajaran dalam bentuk
formal, informal dan non formal. Hal ini karena Islam sendiri mengajarkannya melalui
dua dasar utama yaitu Al-Quran dan Hadist nabi yang banyak memuat tentang
“penghargaan” dan “hukuman”. Al-Qur’an menjelaskan bahwa hadiah disebut dalam
berbagai bentuk uslub, diantaranya ada yang mempergunakan lafadz ‘ajr dan tsawab
seperti yang dijelaskan didalam ayat berikut :

َ ‫م اآْل ِخ ِر َو َع ِم َل‬oِ ْ‫ى َوالصَّابِئِينَ َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَو‬oٰ ‫ار‬


‫صالِحًا فَلَهُ ْم‬ َ ‫ص‬ َ َّ‫إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوالَّ ِذينَ هَادُوا َوالن‬
oٌ ْ‫أَجْ ُرهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم َواَل خَ و‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُون‬
“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan
orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada
Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan

5
mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati
(Q.S. Al-Baqarah, 2:62)”

Banyak pula para ahli yang mendefinisikan hadiah atau penghargaan sebagai
bentuk motivasi dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, baik dari kalangan barat
maupun Islam. Hadiah menurut Dafid L. Sills didefinisikan sebagai: “reward is one
educationstools with given to the pupil as appreciation toward accomplish men was he
reached”. Hadiah merupakan media pendidikan yang digunakan sebagai alat pemberi
penghargaan terhadap siswa yang berprestasi, baik akademik maupun moral yang
berhasil ia lakukan. Al-Ghazali menjelaskan bahwa hadiah merupakan penghargaan
seperti berikut: “Sewaktu-waktu anak telah nyata budi pekerti yang baik dan perbuatan
yang terpuji, maka seyogyanya ia dihargai dan dibalas dengan sesuatu yang
menggembirakan dan dipuji di depan orang banyak (diberi hadiah)”. Hadiah atau
penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi para pelaku pendidikan atau siapapun yang
sedang belajar, secara formal, informal, maupun non formal. Belajar disini adalah belajar
selama proses kehidupan manusia yang terus berjalan, bukanlah makna belajar dalam
makna yang sempit yaitu diusia anak maupun remaja dalam pendidikan formal. Konteks
motivasi yang terdapat dalam “penghargaan” ini adalah esensi dari jiwa manusia itu
sendiri yang ingin diberikan apresiasi atau penghargaan dalam mencapai kesempurnaan
hidup. Dalam beberapa kajian yang telah dilakukan dalam lingkup pendidikan
menunjukkan hasil bahwa melalui pemberian penghargaan kepada siswa dalam bentuk
hadiah ternyata sangat efektif dalam meningkatkan motivasi belajar. Pemberian hadiah
lebih efektif dari pada marah kepada siswa, memberikan hukuman, atau bahkan hanya
membiarkan siswa disaat siswa mendapatkan prestasi. Disisi lain banyak juga yang tidak
setuju dengan metode pemberian hadiah atau penghargaan yang terlalu sering. Hal ini
dikarenakan mereka khawatir jika pemberian hadiah ini akan memunculkan persepsi
dalam diri siswa bahwa tidak akan melakukan sesuatu jika tidak mendapatkan hadiah.
Melihat dua hal berbeda ini maka hal yang tepat adalah dengan memberikan hadiah
secara proporsionalitas secara wajar. Perkara yang berlebihan dalam hal apapun tentunya
akan mengakibatkan hal negatif dalam diri siswa.

F. Bentuk-Bentuk Reward
Reward yang diberikan kepada siswa bentuknya bermacam- macam, secara garis
besar reward dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

A. Pujian
Pujian merupakan salah satu bentuk reward yang paling mudah dilakukan. Pujian
dapat berupa kata-kata, seperti: bagus, baik, bagus sekali, dan sebagainya. Selain
pujian berupa kata-kata, pujian dapatjuga berupa isyarat atau pertanda, misalnya
dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu siswa, dengan tepuk
tangan, dan sabagainya.
B. Penghormatan
Reward berupa penghormatan ada dua macam, yang pertama berbentuk semacam
penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan
dihadapan teman sekelas, temas satu sekolah atau mungkin dihadapan orang tua

6
murid. Penghormatan kedua berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan
sesuatu, misalnya siswa yang mendapat nilai tertinggi saat mengerjakan soal latihan
dipilih sebagai ketua kelompok diskusi
C. Hadiah
Hadiah yang dimaksud disini adalah reward yang berbentuk barang. Hadiah yang
diberikan dapat berupa alat-alat keperluan sekolah, seperti pensil, penggaris, buku,
penghapus, dan sebagainya. Reward berupa hadiah disebut juga reward materiil.
D. Tanda Penghargaan
Reward yang berupa tanda penghargaan disebut juga dengan reward simbolis.
Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang
tersebut, melainkan tanda penghargaan yang dinilai dari segi kesan atau nilai
kegunaannya.
Dari keempat macam reward tersebut di atas, dalam penerapannya seorang guru dapat
memilih bentuk macam-macam reward yang cocok dengan siswa, dan disesuaikan dengan
kondisi dan situasi, baik situasi dan kondisi siswa atau situasi dan kondisi keuangan, jika
hal itu menyangkut masalah keuangan. Dalam memberikan reward seorang guru
hendaknya dapat mengetahui siapa yang berhak mendapatkan.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Reward berasal dari Bahasa inggris yang artinya hadiah, ganjaran, penghargaan atau
imbalan. Reward sebagai alat Pendidikan. Diberikan Ketika siswa melakukan sesuatu
yang baik.
Reward dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan ganjaran dan hadiah,upah
dan pahala, membalas dan memberi penghargaan. Reward dalam Pendidikan yakni
memberi penghargaan, memberi hadiah pada anak-anak untuk prestasinya.
Dalam memberikan reward, seorang pendidik harus menyesuaikan dengan perbuatan-
perbuatan atau pekerjaan anak didik dan jangan sampai menebalkan sifat materialis pada
anak didik, kemudian pendidik juga harus menghilangkan anggapan anak didik terhadap
upah atau balas jasa atas perbuatan yang dilakukan.
Adanya pemberian reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu hubungan
yang positif antara guru dan siswa karena reward adalah bagian dari pada rasa penjelmaan
dari rasa sayang guru kepada siswanya.
Reward dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

A. Pujian
B. Penghormatan
C. Hadiah
D. Tanda Penghargaan
Dari keempat macam reward tersebut di atas, dalam penerapannya seorang guru
dapat memilih bentuk macam-macam reward yang cocok dengan siswa, dan disesuaikan
dengan kondisi dan situasi, baik situasi dan kondisi siswa atau situasi dan kondisi
keuangan, jika hal itu menyangkut masalah keuangan. Dalam memberikan reward
seorang guru hendaknya dapat mengetahui siapa yang berhak mendapatkan.

8
DAFTAR PUSAKA
Abdullah Nashih Ulwan, Terj. Jamaludin Miri. Tarbiyatul Aulad Fil Islam,
Pustaka Amini, Jakarta, 1999
A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakurta, 2005
Djaka es, Rangkuman lmu Menlidik, Mutiara, Jakarta, 1976
Haris Clemes dan reynooll Bean, Cara Mendipsilinkan Anak Tanpu Merusa
Bersalah, Binarupa, Aksara, Jakarta, 1995
HM. Hafi Anshari, Pengantar limu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1993
MAthiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidiken Islam. Bulan Bintang,
Jakarta, 1970
Muhammad lameel Zeeno, Resep Menjadi Pendidik Sukses, Kelompok Mizan,
2005
Ngalim Purwanta, Ilmu Pendidikan Teoriris dan Praktis. Renuja Kurya CV.
Bandung. 1986
Suwarno, Pengantar lmu Pendidikan, Usaha Baru, Surabaya, 1985
Wens, Tantain dkk, Dusar-dasar imu Pentidikan, PT.Gramedia, Jakarta, 1989

Anda mungkin juga menyukai