4882-Article Text-14757-1-10-20200621
4882-Article Text-14757-1-10-20200621
Firdaus*
Abstract: This study aims to determine the essence of a reward and punishment in the
world of education. Mistakes in giving rewards and punishments sometimes make
pedagogical interactions breakdown between teachers and students. The method used
in this study is qualitative research with a library research approach. Because this
research is in the form of library research, the data is taken from book or journal
sources related to this research. The findings in this study are that in using the reward
and punishman methods, they must follow the signs and also the existing rules. Giving
rewards and punishments that do not follow the rules will cause a conflict between
students and students even between students and teachers themselves. In giving
rewards must be purely as motivation for students. Motivation that delivers is far better
in undergoing the process of teaching and learning. Likewise in giving punishment to
students it must be done in an effort to prevent from doing wrong and negligence.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui esensi sebuah reward dan
punishment dalam khazanah pendidikan Islam. Kesalahan dalam memberikan reward
dan punishment terkadang membuat rusaknya interaksi pedagogis antara guru dan juga
siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitain kualitatif dengan
pendekatan library research. Karena penelitian ini dalam bentuk penelitian pustaka,
maka data diambil dari sumber-sumber buku ataupun jurnal yang berkaitan dengan
penelitian ini. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam menggunakan
metode reward dan punishman haruslah mengikuti rambu-rambu dan juga aturan-
aturan yang ada. Pemberian reward dan punishment yang tidak mengikuti aturan akan
menimbulkan suatu konflik antara siswa dan siswa bahkan antara siswa dengan guru
itu sendiri. Dalam pemberian reward haruslah murni sebagai motivasi bagi peserta
didik. Motivasi yang mengantarkan jauh lebih baik dalam menjalani proses belajar
mengajar. Demikian pula dalam pemberian punishment kepada peserta didik haruslah
dilakukan dalam upaya pencegahan dari berbuat salah dan kelalaian.
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 5, No. 1, Januari - Juni 2020
Received: 30 April 2020; Accepted 08 June 2020; Published 21 June 2020
*Corresponding Author: firdausfrida@edu.uir.ac.id
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
20
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
21
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
secara umum. Ataupun buku-buku atau Reward diberikan kepada anak yang
jurnal yang teori-teorinya dapat berhasil dalam melakukan kebaikan
menunjang penelitian ini seperti buku ataupun prestasi dalam kehidupannya
Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis sehari-hari baik prestasi tersebut
karangan Ngalim Purwanto. dilingkungan sekolah, keluarga ataupun
Tahapan dalam penelitian ini adalah masyarakat.
dengan mengumpulkan data dan teori Pentingnya reward kepada peserta
dari data primer dan sekunder tersebut. didik disebabkan penghargaan tersebut
Selanjutnya bahan dan data tersebut menjadi suatu motivasi ataupun
dikaji, dicatat dan diinfentarisir dan penggerak bagi manusia untuk
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Setelah melaksanakan atau mengaktualisasikan
semua tahapannya tuntas barulah data- diri sebagai manusia.
data tersebut dianalisa. Analisa dalam Reward ataupun penghargaan
penelitian ini adalah analisa deskriptif. merupakan suatu bentuk pengapresasian
Dalam analisa deskriptif ini peneliti terhadap kebaikan yang telah diperbuat
memaparkan keterangan-keterangan oleh seseorang. Yang mana tujuannya
yang menjadi objek data. Selanjutnya data adalah sebagai motivasi agar orang yang
tersebut dianalisa dengan mendapatkan penghargaan tersebut akan
menggunalakan analisis sintesis. selalu berbuat kebaikan diwaktu lain.
Pada analisis sintesis ini penulis Reward yang diberikan kepada
berusaha untuk menganalisa suatu teori peserta didik merupakan motivasi
ataupun tulisan dalam rangka ekstrinsik yang berfungsi untuk
mendapatkan jawaban dari suatu merangsang anak yang bersangkutan
permasalahan mengenai asal asal usul ataupun peserta didik yang lainnya agar
dari sesuatu dan apa yang menjadi terbiasa untuk selalu berbuat kebaikan.
penyebabnya dari yang bersifat umum Menurut suatu penelitian
kepada sesuatu yang bersifat khusus. pemberian reward kepada siswa sangat
Selanjutnya peneliti juga efektif dalam rangka meningkatkan hasil
menggunakan heuristik. Heuristik adalah belajar (Setiawan, 2018: 189). Hal ini
merupakan langkah-langkah umum yang disebabkan oleh fitrah manusia itu
digunakan peneliti dalam rangka sendiri yang membutuhkan suatu
menemukan solusi suatu permasalahan penghargaan dari orang lain.
(Lidinillah DAM, 2011: 1). Heuristik ini Selain sebagi motivasi, reward yang
dilakukan secara mendalam terhadap hal- diberikan kepada peserta didik juga dapat
hal yang berkaitan dengan analisis. dijadikan sebagai alat untuk mengasah
Sehingga peneliti menemukan sesutau potensi-potensi kebaikan yang ada pada
yang baru dari apa yang sedang diteliti. peserta didik (Bafadol, 2017).
Seperti yang kita ketahui bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam diri manusia terdapat dua potensi.
Reward dalam Pendidikan Islam potensi untuk beriman kepada Allah yang
Dalam dunia pendidikan kita ditandai dengan giatnya seseorang untuk
mengenal istilah reward, yang mana beramal sholeh dan juga potensi untuk
reward ini termasuk salah satu metode mendurhakai dengan banyaknya orang
dalam pendidikan. Reward merupakan bermaksiat kepada Allah SWT.
suatu yang terpenting dalam rangka Agar potensi untuk beriman kepada
memotivasi peserta didik untuk Allah SWT selalu ada pada diri manusia
memotivasi dalam belajar ataupun maka potensi tersebut perlu untuk
melakukan kebaikan-kebaikan lainnya dikembangkan dan juga dilestarikan pada
(Setiawan., 2018: 186). diri manusia. Agar potensi baik selalu
22
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
23
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
24
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
25
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
26
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
bahwa Allah SWT tidak memberi balasan punishment adalah pencegahan dan
atau ‘iqob yang melebihi dari apa yang sekaligus untuk memberikan efek jera.
diperbuat oleh hambanya. Firman Allah Jika siswa telah menyadari
SWT: kesalahan yang diperbuatnya maka siswa
tersebut akan menjalani hukuman yang
diberikan kepadanya dengan sepenuh
hati. Dia akan menyadari bahwa hukuman
yang dijatuhkan tersebut bukanlah
hukuman yang dilandasi dengan sebuah
kebencian, akan tetapi hukuman tersebut
“Barangsiapa membawa amal yang baik, murni untuk kebaikan dirinya dimasa kini
Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat dan yang akan datang.
amalnya; dan Barangsiapa yang Dalam penjatuhan sebuah sanksi
membawa perbuatan jahat Maka Dia ataupun punishment hendaknya seorang
tidak diberi pembalasan melainkan guru dalam keadaan tenang dan tidak
seimbang dengan kejahatannya, sedang dalam keadaan emosi. pengendalian
mereka sedikitpun tidak dianiaya emosi ini sangat penting dilakukan agar
(dirugikan)”. hukuman yang diberikan kepada siswa
Ayat ini mengisyaratkan kepada kita tersebut tidak diluar batas kewajaran.
bahwa ketika kita memberi reward Guru harus tetap meyakini bahwa
kepada anak didik, maka reward tersebut siswa yang melakukan kesalahan tersebut
boleh kita berikan sesuai ataupun lebih adalah anak didiknya yang masih
dari apa yang telah diperbuat oleh anak membutuhkan bimbingan dan nasehat
didik tersebut. Akan tetapi dalam darinya. Sehingga hal tersebut akan tetap
pemberiam punishment, maka hukuman menimbulkan cinta dan kasih sayang
ataupun punishment tersebut harus guru tersebut kepada anak didiknya
sesuai dengan apa yang telah diperbuat walaupun pada saat yang bersamaan
oleh anak didik tersebut. anak tersebut berbuat sebuah kesalahan.
Pemberian hukuman yang melebihi Penjatuhan hukuman dalam
dari apa yang dilakukan akan keadaan emosi akan menghilangkan nilai-
menimbulkan pemberontakan dalam jiwa nilai pendidikan dalam punishment
peserta didik. Hal tersebut akan tersebut. Pada saat inilah terkadang kita
mengakibatkan pembangkangan yang menemukan sebuah punishment yang
lebih besar lagi dan juga mengakibatkan diberikan guru yang “tidak masuk akal”
tujuan dari punishment tersebut tidak dan juga tidak mendidik. Sehingga
akan tercapai. punishment merupakan suatu yang sangat
Sebelum pelaksaan ataupun menakutkan dan menimbulkan efek
penjatuhan sebuah hukuman, guru harus psikologis yang negatif bagi siswa.
dapat menyadarkan kepada peserta didik Untuk menghindari hal tersebut
bahwa apa yang dilakukannya tersebut diupayakan yang menjatuhkan
adalah sebuah kesalahan dan sebuah punishment kepada anak didik tersebut
pelanggaran (Rusdiana Hamid, 2006: 73). adalah orang yang benar-benar
Jika peserta didik tidak disadarkan mempunyai kelembutan hati yang lebih
akan kesalahan yang diperbuat tersebut, dan sangat mencintai peserta didik. Jika
maka penjatuhan sanksi ataupun punishment tersebut dilakukan oleh orang
punishment tersebut tidak akan yang dalam keadaan emosi yang tinggi,
menimbulkan efek jera pada pelaku. ditakutkan bukanlah punishment yang
Padahal tujuan utama dari sebuah diberikan melainkan karena balas
dendam.
27
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
28
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(1).4882 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
29